Penelitian Yang Relevan TINJAUAN PUSTAKA

ix Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3 Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, pendidik harus memperhatikan hal-hal berikut. a Bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkumankesimpulan pelajaran. b Melakukan penilaian danatau refleksi terhadap kegiatan yanng sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. c Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling danatau memberikan tugas, baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. e Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Scaffolding Practices that Enhance Mathematics Learning oleh Anghileri. J dalam Journal of Mathematics Teacher Education 9: 33 –52 tahun 2006. Hasil penelitian ini membahas mengenai pengidentifikasian dan pengklarifikasi kelas yang efektif untuk pembelajaran matematika apabila dalam pembelajaran pendidik mampu memberikan scaffolding dengan berbagai pendekatan sehingga hal yang demikian dapat mendorong keterlibatan aktif peserta didik. 2. Scaffolding Instruction for English Language Learners: A Conceptual Framework oleh Walqui. A dalam The International Journal of Bilingual Education and Bilingualism. Vol 9. No. 2. Hal: 159-180 tahun 2006. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan atau pemberian bantuan yang dilakukan oleh pendidik dapat memberikan instruksi akademis kepada peserta didik yang membutuhkan untuk mengembangkan konseptual pada anak dan dapat membantu proses pembelajaran. commit to user 3. Scaffolding Strategi Applied by Student Teacher to Teach Mathematics oleh Bikmaz et al dalam The International Journal of Research in Teacher Education. 1special issue:25-36. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mengundang atau mengajak partisipasi peserta didik dengan memberikan kesempatan untuk mengisi atau membuat keputusan mengenai langkah- langkah dalam memilih bagian yang mereka tahu atau mengerti untuk menyelesaikan permasalahannya merupakan salah satu pemberian bantuan yang umum dilakukan oleh pendidik. 4. Knowledge Needed by a Teacher to Provide Analytic Scaffolding During Undergraduate Mathematics Classroom Discussions oleh Speer et al dalam Journal for Research in Mathematics Education. Vol 40. No. 5, 530 –562 tahun 2009. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki pendidik yang berpengalaman maupun belum akan memberikan teknik scaffolding yang berbeda dalam diskusi kelas. 5. Scaffolding Strategy In Mathematics Learning oleh Tedy Machmud dalam Proceding: International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education. ISBN: 978-979-16353-7-0. Hal 429-440 tahun 2011. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa peserta didik dalam membangun konsep tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial, budaya, lingkungan dan bahasa. Pengelolaan pembelajaran matematika yang berfokus pada keterlibatan keaktifan peserta didik juga membutuhkan lingkungan belajar yang konstruktif. Pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan menyusun strategi harus memberikan scaffolding yang jelas dan tepat, sehingga peserta didik dapat mencapai tingkat pengembangan potensi dalam memahami dan membangun pengetahuan matematika. 6. Patterns of Scaffolding in One-to-One Mathematics Teaching: An Analysis oleh Muhammad Akhtar dalam Educational Research International. Vol. 3 No.1 Hal: 71-79 tahun 2014. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa scaffolding merupakan salah satu strategi pengajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran dalam matematika dan membantu menerapkan commit to user Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan tingkat rasa percaya diri bagi peserta didik yang berprestasi rendah dalam pembelajaran matematika. 7. Developing conceptual understanding and procedural skill in mathematics: An iterative process oleh Johnson et al dalam Journal of Educational Psychology Vol 93 No.2 Hal: 346-362 tahun 2001. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa hubungan antara pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural adalah berlaku secara timbal balik. Peningkatan pengetahuan prosedural akan mendorong peningkatan pengetahuan konseptual dan sebaliknya. Pengetahuan konseptual dan prosedural ini dibangun secara pengulangan iteratively dan juga saling bergantungan antara satu sama lain hand-over-hand process.

C. Kerangka Berpikir