yang lebih dibutuhkan anak. Berdasarkan hal tersebut, ini sesuai dengan pendapat Walqui 2006: 165 yang dipublikasikan pada jurnal internasional
yang berjudul “Scaffolding Instruction for English Language Learners: A Conceptual Framework
”. Yang menyatakan bahwa: scaffolding is premised upon the notion of handing over by the
teacher and taking over by the student, assistance provided should always be only „just enough‟ and „just in time‟. As the students are able
to do more and gradually come to be more in charge of their own learning, the upper-level macro scaffolds are changed, transformed,
restructured or dismantled. Scaffolding didasarkan pada gagasan menyerahkan oleh guru dan
mengambil alih dari siswa, bantuan yang diberikan harus selalu hanya cukup dan tepat pada waktunya . Sehingga siswa dapat berbuat lebih
banyak dan secara bertahap untuk menjadi lebih bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, tingkat atas makro Scaffolding
berubah, direstrukturisasi atau dibongkar. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Scaffolding adalah pemberian bantuan oleh pendidik kepada peserta didik di saat mengalami kesulitan pada proses pembelajaran dan menghentikan
bantuan tersebut dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil alih tanggung jawab setelah peserta didik mampu untuk
menyelesaikan permasalahan
sehingga dapat
mencapai tujuannya.
Dengan demikian dalam penelitian ini, proses scaffolding dapat diartikan sebagai serangkaian proses pemberian bantuan yang dapat berupa isyarat-
isyarat, petunjuk, peringatan-peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan sehingga peserta didik dapat mencapai
tujuannya.
4. Tujuan dan Karakteristik Scaffolding
Agus N. Cahyo 2013: 133-134 menjelaskan bahwa tujuan penerapan scaffolding pada proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a. Memotivasi dan mengaitkan minat peserta didik dengan tugas b. Menyederhanakan tugas sehingga membuatnya lebih terkelola dan bisa
dicapai oleh peserta didik perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
c. Menyediakan beberapa arahanpetunjuk untuk membantu peserta didik fokus pada pencapaian tujuan
d. Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan peserta didik dan solusi standar atau yang diharapkan
e. Mengurangi frustasi dan resiko peserta didik f. Memberi model dan mendefinisikan dengan jelas harapan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan. Pendidik juga dapat menggunakan pertanyaan sebagai scaffolding untuk
membantu peserta didik untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas. Pendidik mungkin meningkatkan tingkat pertanyaan atau kekhususan
sampai peserta didik tersebut mampu memberikan respon yang benar Stuyf, 2002: 4.
Menurut Roehler dan Cantlon
Bikmaz et al., 2010: 27
, menyebutkan karakteristik scaffolding yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai berikut:
a. Menyajikan penjelasan offering explanations. Penjelasan-penjelasan tersebut berupa pernyataan jelastegas yang
disesuaikan dengan pemahaman peserta didik yang ada tentang apa yang akan dipelajari dan juga mengapa, kapan, dan bagaimana itu digunakan.
b. Melibatkan partisipasi peserta didik inviting student participation Peserta didik diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam proses
pembelajaran. Setelah pendidik memberikan ilustrasi tentang pemikiran tertentu kemudian tindakan dan perasaan harus dilengkapi dalam tugas
yang akan diberikan, peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengisinya sesuai dengan yang mereka ketahui dan pahami.
c. Memeriksa dan mengklarifikasi pemahaman peserta didik verifying and clarifying student understandings
Jika pemahaman yang muncul sesuai standar kebenaran, pendidik memeriksamenguji respon peserta didik, sebaliknya jika tidak sesuai
standar kebenaran, pendidik memberikan klarifikasi kebenarannya. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
d. Memperagakan perilaku yang ditentukan modeling of desired behaviors Ini merupakan sikap pengajaran yang menunjukkan bagaimana seseorang
harus merasa, berpikir, atau bertindak sesuai dengan situasi yang diberikanditentukan. Sikap ini meliputi peragaan berpikir dengan keras,
peragaan berbicara dengan lantang dan peragaan performa. e. Mengajak peserta didik untuk menyumbangkan petunjukideclue inviting
students to contribute clues Peserta didik didorong untuk memberikan petunjukideisyarat berkaitan
dengan apa yang harus dilengkapi dalam tugaslatihan. Kelima karakteristik scaffolding ini dapat diberikan secara bersamaan
atau sendiri-sendiri tergantung materi yang akan dibahas. Pemberian bantuan tidak hanya diberikan pada awal pemecahan masalah, tetapi bantuan atau
dukungan dapat diberikan ditengah atau diakhir pemecahan masalah. Setiap bantuan akan dikurangi dan diberikan kesempatan kepada peserta didik
seiring dengan kemampuannya menyelesaikan suatu pekerjaan secara mandiri. Berdasarkan penjelasan di atas dalam penelitian ini, proses
scaffolding diperoleh saat pembelajaran matematika materi pokok persamaan garis lurus berlangsung, yaitu pada kegiatan pembelajaran untuk pengetahuan
konseptual dan prosedural.
5. Proses Scaffolding pada Pembelajaran Matematika