E. Teknik Sampling
Pemilihan subjek pada penelitian ini berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan subjek dapat memberikan
informasi secara mendalam mengenai proses scaffolding pada pembelajaran matematika untuk pengetahuan konseptual dan prosedural. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Sugiyono 2010: 300 bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Teknik pengambilan sampel ialah purposive sampling dengan
mengambil subjek utama penelitian pendidik kelas VIII sebanyak satu orang. Subjek yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pendidik yang dapat
memberikan informasi sebanyak mungkin tentang proses scaffolding pada pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan
prosedural dan subjek bantu ialah peserta didik kelas VIIIE yang dapat memberikan pendapatnya mengenai proses scaffolding yang telah diberikan
pendidik.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Observasi
Menurut Budiyono 2003: 53 observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti atau orang yang ditugasi melakukan pengamatan
terhadap subjek penelitian demikian hingga si subjek tidak mengetahui bahwa dia sedang diamati.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi pada proses scaffolding selama pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas tanpa
mengganggu jalannya pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Stainback Sugiyono, 2010: 312 bahwa dalam observasi partisipasi pasif
peneliti hanya datang ditempat kegiatan orang yang akan diamati, tetapi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya proses yang diamati ialah proses scaffolding dengan menggunakan bantuan lembar observasi dan
alat perekam berupa handycam. Hal ini untuk mengantisipasi adanya informasi yang terlewat pada saat peneliti melakukan pengambilan data.
Observasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar dilakukan sebanyak 4 kali, dari 4 rekaman yang selanjutnya
dianalisis secara mendalam. 2. Wawancara
Menurut Moleong 2009: 186 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam
penelitiana ini, sebagai pewawancara interviewer adalah peneliti dan terwawancara interviewee adalah pendidik mata pelajaran matematika dan
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar. Wawancara digunakan untuk memperoleh data tambahan sebagai penunjang data utama.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur yang dimaksud adalah wawancara
yang tidak menggunakan pedoman wawancara secara baku yaitu hanya fokus pada maksud dan tujuan scaffolding yang diberikan oleh pendidik dan
yang diterima oleh peserta didik. Wawancara dilakukan dalam rangka mengkonfirmasi data yang didapat selama pengambilan data pada proses
pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada pendidik dan peserta didik yang memiliki karakteristik mampu berkomunikasi dengan baik atau yang
memperoleh scaffolding langsung oleh pendidik pada proses pembelajaran matematika materi persamaan garis lurus. Menurut Esterberg dalam
Sugiyono, 2010: 320 tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
G. Instrumen Penelitian