scaffolding  yang  hanya  sesekali  diberikan  oleh  pendidik.  Jadi  secara keseluruhan,  proses  scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  pada  proses
pembelajaran  materi  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan  konseptual disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2   Data  proses scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada
pembelajaran  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan konseptual
No Data proses scaffolding pada pembelajaran persamaan garis lurus untuk
pengetahuan konseptual 1.
Mengarahkan pekerjaan peserta didik 2.
Menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik 3.
Menyajikan pertanyaan mengarahkan 4.
Mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya 5.
Menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi
Sementara itu berdasarkan catatan lapangan 1 hingga 4, terlihat bahwa pada  kegiatan  pembelajaran  di  kelas,  pendidik  sering  bertanya  dan
mengamati pekerjaan kepada peserta didik untuk memunculkan scaffolding. Peserta  didik  juga  sering  mengajukan  pertanyaan  kepada  pendidik,  hal  ini
terjadi  karena  peserta  didik  merasa  kesulitan  dan  peserta  didik membutuhkan scaffolding pada pembelajaran tersebut.
b.  Data  Proses Scaffolding  yang  diberikan  oleh  Pendidik  pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Prosedural
Data  proses  scaffolding  ini  berupa  serangkaian  proses  pemberian bantuan  diantaranya  isyarat-isyarat,  petunjuk,  peringatan-peringatan,
dorongan,  menguraikan  masalah  kedalam  langkah-langkah  pemecahan masalah  yang  diberikan  dalam  mengkomunikasikan  berbagai  keterampilan
atau  cara  melakukan  sesuatu  yang  berupa  langkah-langkah  untuk menyelesaikan  suatu  pekerjaan  yang  rutin  atau  permasalahan  yang  baru
dalam  matematika.  Dalam  hal  ini  keterampilan  yang  dimaksud  adalah keterampilan dalam menyelesaikan masalah matematika yang terkait dengan
persamaan garis lurus. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan  proses  scaffolding  pada  kegiatan  pembelajaran persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan  prosedural  yang  diberikan
pendidik,  kemudian  akan  digolongkan  kedalam  proses  scaffolding berdasarkan  karakteristiknya.  Selanjutunya  dapat  diketahui  data  proses
scaffolding  apa  saja  yang  diberikan  pendidik  dalam  pembelajaran  tersebut. Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  dihasilkan  data  proses  scaffolding  yang
diberikan pendidik pada observasi pertama, kedua, ketiga dan keempat yang dijelaskan sebagai berikut.
1 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
pertama
Pada  observasi  pertama  di  kegiatan  ini  pada  sub  materi menggambar  grafik  persamaan  garis  lurus  y=mx+c  bidang  cartesius.
Pendidik  mulai  menyajikan  soal,  nampak  peserta  didik  kesulitan  dalam menggambar grafik ditunjukkan dengan kealpaan peserta didik mengenai
langkah pengerjaannya. Terlihat petikan di bawah ini. P
:  Wes sudah sekarang coba kerjakan yang ini y sama dengan min dua x plus empat “y=-2x+4” menuliskan soal di papan
tulis kemudian
dilanjutkan dengan
berkeliling memperhatikan pekerjaan pd
Pd5 :
Bapak,  Itu  dibuat  memotong  sumbu  x  sumbu  y  pak?,  x  nya nol berarti y nya berapa gitu Pak?.
P :  Gimana?
Pd5 :  Gambar itu pak, dibolak balik.
:  Buat gambarnya dulu bisa? Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  memberikan  penjelasan  kembali
langkah-langkah pengerjaan menggambar grafik persamaan garis, terlihat dari petikan di bawah ini
P :
: Kalau  yang  a  ini  membuat  tabel  menjelaskan  yang  ada  di
papan tulis   dimulai dari sini, kalau yang ini ni cara mengisi tabelnya.
Kemudian yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat cartesius, nanti  inimenunjuk  gambar  koordinat  cartesius  yang  ada  di
papan tulis. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menyampaikan  penjelasan  bagaimana  menggambar  persamaan  garis
lurus  dengan  memberikan  instruksi  bagaimana  langkah-langkah pengerjaannya.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti
dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut “Begini  mas  ya,  saya  memberikan  bantuan  seperti  itu  ada
beberapa anak yang waktu itu masih belum jelas apa yang saya jelaskan waktu itu, karena kurang fokus pada saat itu awalnya, kemudian maksud
saya  kembali  menjelaskan  urut-urutan  dalam  membuat  gambar  itu  ya, gambar  garis.  Mungkin  gimana,  kurang  memperhatikan  seperti  itu,
sehingga anak itu ada yang masih bingung, misal dengan membuat tabel, kemudian meneliti lagi
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  mengetahui  proses  dari  langkah  bagaimana menggambar  grafik  persamaan  garis  dengan  benar.  Hal  ini  juga  sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd5 “Maksudnya Pak? hehe…gak  tidak memperhatikan Pak, Pak
Af menjelaskan lagi langkah-langkahnya, biar saya ngerti Pak ”.
Pendidik menyajikan soal, kemudian menugasi peserta didik untuk melanjutkan  di  papan  tulis,  nampak  salah  seorang  peserta  didik
melakukan  kesalahan  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  mengenai  sifat pengurangan  kedua  ruas  untuk  mencari  titik  yang  memenuhi  persamaan
garis,  yang  menyebabkan  kekeliruan  dalam  menentukan  titik  yang memenuhi persamaan garis. Terlihat dari petikan di bawah ini
P :  Wes  sudah  sekarang  coba  kerjakan  yang  ini  y  sama
dengan min dua x plus empat “y=-2x+4” menuliskan soal di papan tulis
Pd7 :  salah seorang pd mulai mengerjakan untuk melengkapi apa
yang dia ketahui perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pd2 :
: Ehh…bukan  negatif  dua  to  mengoreksi  pekerjaan
temannya yang di papan tulis. Bukanebukannya  min  dua  kaeitu  Pak  menunjukkan
kepada pendidik letak perbedaanya
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  memberikan  pertanyaan- pertanyaan  arahan  mengenai  proses  menuju  operasi  hitung  pada  bentuk
aljabar sifat
pengurangan kedua
ruas yang
tepat, pendidik
membandingkan  contoh  pengerjaan  yang  telah  diselesaikan  sebelumnya dengan  apa  yang  telah  peserta  didik  kerjakan,  terlihat  dari  petikan  di
bawah ini. P
: :
Menunjukkan  y = 3x – 6
0 = 3x - 6 0+6 = 3x
= x 2 = x
Kalau  ininya  pindah  sini  jadinya?  menunjukkan  angka  -6 yang pindah ruas kiri
P :
: Iya, nah sekarang lihat ini
menunjukkan y = -2x + 4 0 = -2x + 4
0 + 4 = -2x Nah ini plus empat, digeser ya? kalau pindah ruas?
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah untuk  mengarahkan  proses  berpikir  peserta  didik  dengan  memberikan
pertanyaan-pertanyaan  sehingga  anak  mengetahui  letak  kesalahannya, selanjutnya  dapat  menyelesaikan  permasalahannya  dengan  benar.
Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Ooo..itu di tugasi, anak untuk melanjutkan pengerjaan di papan tulis, iya ada yang beda, yang mengerjakan didepan tadi. Ternyata anak
ini  tadi  ada  kekeliruan  pengoperasiannya,  jadi  belum  tepat.  Membantu anak  tidak  langsung,  ini  yang  benar  ini  yang  salah.  Jadi  dengan
menugasi anak untuk memperhatikan prosedur pengerjaan pada  contoh perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
sebelumnya,  dengan  apa  yang  dia  kerjakan,  berikutnya  menanyakan  ke anak, dari pekerjaannya itu, bagaimana mengerjakan yang benar mas
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  mengenai sifat  pengurangan  kedua  ruas  dengan  benar.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan
hasil  wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd2 “maksudte  maksudnya  Pak  Af  ngajak  buat  ngoreksi,  jadi
ngerti salahe salahnya dimana Pak, ya nanya-nanya gitu Pak, kalau pindah  sini  plus  jadi  min,  akhire  akhirnya  iso  bisa  benerke
membenarkan”.
Pendidik  melanjutkan  kembali  pembelajaran  dengan  menugasi peserta didik untuk menyelesaikan soal yang terdapat di buku paket. Pada
proses pengerjaannya, beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat grafik fungsi permintaan, nampak dari munculnya pertanyaan-
pertanyaan dari peserta didik. Terlihat dari petikan di bawah ini P
:  Perhatikan  nomor  tiga  belas,  wes  sudah  dilihat  dengan menunjukkan buku paket yang dibawa.
Buatlah grafik dari fungsi permintaan Q=75-2,5P. Pd
:  mulai mengerjakan persoalan tersebut P
:  kembali berkeliling mengamati pekerjaan pd Pd1
:  Pak, piye bagaimana? tanya salah seorang pd P
:  Iya, dilihat langkah-langkahe langkahnya. Pd
:  Pak tanya, pak tanya beberapa peserta didik yang bertanya kepada P
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menugasi  peserta  didik  untuk memperhatikan contoh soal yang telah dikerjakan maupun yang ada pada
pembahasan  dibuku  paket,  bagaimana  membuat  grafik  fungsi permintaan, terlihat dari petikan di bawah ini.
P :  Sama  seperti  contoh-contoh  yang  sudah  dibahas  tadi,  pertama
commit to user
gimana tadi? buat apanya dulu P
: :
Gini  seperti  ini  kalau  kalian  masih  banyak  yang  bingung, kamu  bisa  lihat  dihalaman  enam  puluh  satu,  enam  puluh  dua
ya. Dah dilihat? Yang  nomor  tiga  puluh,  halaman  enam  puluh  dua,  yang  a  itu
kan membuat tabel, berarti sama.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menugasi  untuk  memperhatikan  contoh  pengerjaan  sebelumnya  maupun
yang terdapat pada buku paket, sehingga dapat dijadikan referensi untuk memudahkan  peserta  didik  memecahkan  masalah.  Berdasarkan  hasil
wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik  dari  maksud scaffolding tersebut
“Begini  mas,  maksudnya  menugasi  anak  untuk  kembali  lagi memperhatikan contoh soal yang sudah, dijadikan sebagai dasar. Ketika
anak  masih  bingung,  ditunjukkan  materi  atau  contoh  penyelesaian,  di buku  paket  ada  contoh  soal  beserta  penyelesaiaanya,  kan  itu  bisa
digunakan  oleh  anak,  untuk  membantu  bagaimana  menyelesaikan permasalahan itu
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu peserta didik dengan adanya contoh pengerjaan dibuku paket sebagai acuan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd1 “Iya  mas,  maksudte  maksudnya  supaya  siswane  peserta
didiknya  belajar  sendiri,  Pak  Af  ngasih  tahu  contoh  garapan pengerjaan di buku paket Pak. Kan jadi tau tahu cara ngerjakane
mengerjakannya, gak tidak bingung meneh lagi ”.
Berdasarkan  hasil  penjelasan  di  atas,  baik  dari  scaffolding  oleh pendidik  dan  hasil  wawancara  dengan  subjek,  maka  diperoleh  proses
scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  dalam  kegiatan  pembelajaran perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat  diketahui  dari kesalahan  yang  dilakukan peserta didik dalam  memecahkan  masalah.  Pertama,  proses  scaffolding  berupa
kesulitan  dalam  menggambar  grafik  persamaan  garis  lurus.  Pendidik awalnya  menjelaskan  materi  kemudian  menugasi  peserta  didik
menyelesaikan  soal,  akan  tetapi  terdapat  peserta  didik  yang  kesulitan dalam  menggambar  grafik  ditunjukkan  dengan  kealpaan  mengenai
langkah  pengerjaannya.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan memberikan
penjelasan kembali
langkah-langkah pengerjaan
menggambar  grafik  persamaan  garis.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses scaffolding  yaitu  menyajikan  penjelasan  berupa  penyampaian  informasi
langkah menggambar grafik persamaan garis. Kedua,  kesalahan  melakukan  operasi  hitung  bentuk  aljabar  untuk
mencari  titik  yang  memenuhi  persamaan  garis.  Pendidik  menugasi seorang  peserta  didik  untuk  menyelesaikan  di  papan  tulis,  akan  tetapi
terdapat  peserta  didik  yang  melakukan  kesalahan  pada  proses  operasi hitung  bentuk  aljabar.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan
memberikan  pertanyaan-pertanyaan  arahan  mengenai  proses  menuju operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  sifat  pengurangan  kedua  ruas  yang
tepat,  pendidik  membandingkan  contoh  pengerjaan  yang  telah diselesaikan  sebelumnya  dengan  apa  yang  telah  peserta  didik  kerjakan.
Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu  menyajikan  pertanyaan mengarahkan mencari titik yang memenuhi persamaan garis.
Ketiga,  kesulitan  membuat  grafik  fungsi  permintaan.  Pendidik kembali  menyajikan  soal,  namun  dengan  mengambil  soal  yang  ada
dibuku  paket,  akan  tetapi  peserta  didik  banyak  yang  kesulitan  dalam menggambar  grafik  fungsi  permintaan,  nampak  dari  munculnya
pertanyaan-pertanyaan  dari  peserta  didik.  Proses  scaffolding  yang diberikan  ialah  dengan  menugasi  peserta  didik  untuk  memperhatikan
contoh  soal  yang  telah  dikerjakan  maupun  yang  ada  pada  pembahasan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
dibuku  paket,  bagaimana  membuat  grafik  fungsi  permintaan.  Hal  ini sesuai  dengan  proses  scaffolding    yaitu  mengarahkan  peserta  didik
terhadap  referensi.  Sementara  itu  berdasarkan  catatan  lapangan  yang diperoleh  pada  pembelajaran  dikelas,  untuk  memunculkan  scaffolding
kepada  peserta  didik,  pendidik  menyajikan  soal  dan  dengan memperhatikan pekerjaan peserta didik.
2 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
kedua
Pada  observasi  kedua  di  kegiatan  ini  pada  sub  materi  menentukan gradien,  ketika  pendidik  menyampaikan  materi  kemudian  mengajukan
pertanyaan,  nampak  peserta  didik  kesulitan  menyelesaikan,  terlihat  dari Gambar 4.8 atau petikan di bawah ini
P :  Tetapi  tidak  harus  begitu  ya,  sebenarnya  sesuai  dengan
kesepakatan  kita  saja  kemarin.  Sekarang  kamu  harus  tahu posisi-posisi  titik  mulai  membuat  titik.  Misalkan  ada  titik
disini. Titik berada disini, lihat semua ya, titik ini dinamakan titik apa? menunjukkan pada gamabar koordinat cartesius di
papan tulis
Pd1  : Yaaa…titik cartesius pak.
P :  Iya,  ini  adalah  koordinat  titik.  Misalkan  saya  berikan  nama
titik A. Titik A koordinatnya berapa? Pd
: …terdiam, saling menunjuk dan bertanya-tanya ke teman.
P :  Hayo berapa?
Pd :
Tiga…tiga suara rendah beberapa pd, tidak yakin
Gambar 4.8 Pendidik bertanya berapa titik koordinat A
commit to user
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  memberikan  pertanyaan- pertanyaan  arahan  kepada  peserta  didik  untuk  mencari  titik  koordinat
pada bidang cartesius yang dinyatakan dengan pasangan berurutan x dan y, terlihat dari petikan di bawah ini
P :  x nya berapa?, kita menghitung ke  x dulu.  Dari sini satu  dua
tiga dengan menunjukkan letak titik A, selanjutnya berarti? Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik
ialah  mengarahkan  pekerjaan  peserta  didik  dengan  menyajikan pertanyaan  bagaimana  mencari  titik  koordinat  cartesius  dengan
memperhatikan  titik  pada  sumbu  x  dan  sumbu  y.  Berdasarkan  hasil wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik  dari  maksud
scaffolding tersebut “Maksud  pemberian  ini,  bantuan  tadi  untuk  mengarahkan
permasalahan yang diterima anak, dengan tadi pemberian pertanyan- pertanyaan, menghitung apanya dulu?, contoh pada bidang cartesius
memberikan  anak  pilihan  kalau  menuju  titik  A  itu  x  nya  berapa langkah  dulu  lalu  y.  Kemudian  anak  mempunyai  kesempatan  untuk
melengkapinya
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  bagaimana  menentukan  titik  koordinat  pada bidang  cartesius  melalui  pertanyaan-pertanyaan  untuk  mencapai
tujuannya.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil  wawancara  dengan  peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd1 “ngerti  mas,  pakepakai  langkah-langkahe  langkahnya  cari
titik  e  nya  terus  pertama  x  e  nya  dicari,  dihitung  berapa  langkah terus y. Kalo kalau kekiri negatif kekanan positif iya mas?bertanya
kepada peneliti”.
Pendidik  kemudian  melanjutkan  materi  bagaimana  menentukan gradien  suatu  garis  yang  melalui  titik  pusat  0,0  dan  titik  x,y  pada
commit to user
gambar  bidang  koordinat  cartesius,  peserta  didik  tidak  bisa  mengikuti ditandai  dengan  timbulnya  pertanyaan  kepada  pendidik  bagaimana
mencari nilai gradiennya. Terlihat dari petikan di bawah ini P
:  Untuk mencari nilai atau besarnya gradien, mencari nilai atau besarnya gradien yaitu disini dirumuskan dengan?
Pd :  m
P :  Gradien, m sama dengan y per x
“ ”
Pd :  y per x.
:  Untuk mencarinya bagaimana pak? beberapa Pd :  Titiknya ada dua Pak?
pernyataan-pernyataan dari Pd yang beragam Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menyajikan  penjelasan  berupa
petunjuk  langkah  pengerjaan  yang  harus  dilakukan  peserta  didik  yaitu mencari y nya dahulu lalu x nya, terlihat dari petikan di bawah ini
P :  Tadi  dari  kiri  kekanan  mencari  nilai  x  nya  dulu,  tapi  untuk
mencari gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x, ngerti? P
:  Rumusnya tadi apa, y per komponennya x. Dari A ini y keatas berapa  langkah, naik keatas.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik ialah  memberikan  penjelasan  kepada  peserta  didik  bagaimana  mencari
nilai gradien suatu garis apabila diketahui dua titik koordinat pada bidang cartesius  dengan  menunjukkan  langkah-langkah  yang  perlu  dilakukan
peserta  didik.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Ya,  ya  serangkaian  penjelasan  itu,  yang  tadi  petunjuk. Maksudnya menyajikan penjelasan mas, memberikan petunjuk si anak
urut-urutan  langkah-langkahnya  bagaimana  mencari  nilai  gradien, gradien  garis.  Menunjukkan  di  gambar  koordinat  cartesius  mencari
komponen y maupun x nya seperti ini, seperti ini
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  bagaimana  mencari  nilai  gradien  garis  melalui perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
penyederhanaan  permasalahan  dengan  menunjukkan  langkah-langkah untuk  mencarinya  sehingga  kemudian  memudahkan  peserta  didik  untuk
mencapai tujuannya. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding  yang  diberikan
pendidik.   Peserta didik Pd4
“Pak  Af  jelaskan  lagi,  keatas  dihitung  berapa  langkah,  waktu penjelasan diawal belum paham terus Pak Af lagi jadi bisa ngerti
”.
Pendidik kemudian menugasi peserta didik untuk mengerjakan soal yang  terdapat  pada  buku  paket,  menentukan  gradien  garis  yang  melalui
dua  titik  pada  bidang  cartesius,  nampak  peserta  didik  mengalami kesulitan  untuk  menyelesaikan,  terlihat  dari  Gambar  4.9  atau  petikan  di
bawah ini
P :  Ok,  sekarang  buka  buku  ini  dengan  menunjukkan  sebuah
buku paket halaman lima puluh dua. Iya, perhatikan ini yang ada  gambar ini. Sekarang kamu  cari berapakah  gradien  garis
AB dan gradien garis CD?
Pd :  Pak  pak  pak  salah  seorang  pd  meminta  bantuan  kepada
pendidik P
:  Madeb  mrene  ro  koncone  menghadap  kesini  dengan temannya. Ini A ke   B,  ini  C  ke  D  penjelasan  pendidik
sekali lagi. Pd
:  Bingung  pak,  gak  ada  angka-angkanya  jawaban  beberapa peserta didik.
:  Jarak e piro jaraknya berapa? tanya kepada temannya
Gambar  4.9
Pendidik  menugasi  peserta  didik  untuk  mengerjakan  soal  yang  ada  di buku paket
commit to user
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menugasi  peserta  didik  untuk memperhatikan  contoh  soal  yang  telah  dijelaskan  maupun  dengan
pembahasan  yang  ada dibuku paket  mengenai  langkah penyelesaiannya, terlihat dari petikan di bawah ini
P P
: :
Yaa…dicoba  pakai  referensi  contoh  soal  yang  sudah  bapak jelaskan tadi kembali berkeliling mengamati pekerjaan peserta
didik.
Kalau  masih  bingung,  coba  perhatikan  penjelasan  yang  ada dibukunya itu  dihalaman  sebelumnya,  alon-alonpelan-pelan
diperhatikan langkah-langkahe.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik ialah  menugasi  peserta  didik  untuk  memperhatikan  contoh  pengerjaan
sebelumnya  dan  penggunaan  buku  paket,  sehingga  dapat  dijadikan referensi  untuk  menyelesaikan  mencari  nilai  gradien  suatu  garis.
Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Iya, pada buku paket, kembali mas, saat menugasi anak untuk memperhatikan  contoh  soal  yang  sebelumnya  dijadikan  sebagai
acuan, ya sebagai contoh seperti itu. Ketika anak saat masih bingung, informasikan  dengan  gunakan  buku  paket  yang  mereka  bawa,
menggunakan  mana  dari  sumber  atau  apa  yang  bisa  membantu mereka, yang bisa membantu mereka untuk menyelesaikan soal tadi”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  peserta  didik  menyelesaikan  permasalahan  tersebut  dengan
memperhatikan  kembali  contoh  soal  dan  penjelasan  yang  terdapat  pada buku paket tersebut. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan
peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding  yang  diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd1 “Pertama bingung mas, terus diingetkan contoh soal sebelume
sebelumnya,  yang  awal-awal  tadi.  Lah  gak  tidak  ada  angka- perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
angkanya  mas.  Tapi  mulai  bisa,  ternyata  dibuku  paket  ada  contoh yang mirip mas
”.
Berdasarkan  hasil  penjelasan  di  atas,  baik  dari  scaffolding  oleh pendidik  dan  hasil  wawancara  dengan  subjek,  maka  diperoleh  proses
scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  dalam  kegiatan  pembelajaran matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus diantaranya dapat  diketahui  dari kesalahan  yang  dilakukan peserta didik
dalam  memecahkan  masalah.  Pertama,  proses  scaffolding  berupa kesulitan  dalam  menentukan  titik  koordinat  pada  bidang  cartesius.
Pendidik  awalnya  menggambar  bidang  cartesius,  kemudian  menugasi peserta didik untuk menyebutkan berapa titik koordinat yang ditanyakan
oleh  pendidik,  nampak  peserta  didik  kesulitan  menyelesaikan.  Proses scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan  memberikan  pertanyaan-
pertanyaan  arahan  kepada  peserta  didik  untuk  mencari  titik  koordinat pada bidang cartesius yang dinyatakan dengan pasangan berurutan x dan
y.  Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu menyajikan pertanyaan mengarahkan mencari koordinat titik.
Kedua,  kesulitan  peserta  didik  menentukan  gradien  garis  yang melalui  titik  pusat  0,0  dan  titik  x,y  pada  gambar  bidang  koordinat
cartesius.  Pendidik  mulai  menyajikan  soal  untuk  menentukan  gradien garis  yang  ada  pada  bidang  cartesius  di  papan  tulis,  peserta  didik  tidak
bisa  mengikuti  ditandai  dengan  timbulnya  pertanyaan  kepada  pendidik bagaimana  mencari  nilai  gradiennya.  Proses  scaffolding  yang  diberikan
ialah dengan menyajikan penjelasan berupa petunjuk langkah pengerjaan yang harus dilakukan peserta didik yaitu mencari y nya dahulu lalu x nya.
Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu  menyajikan  penjelasan berupa penyampaian informasi.
Ketiga,  kesulitan  peserta  didik  menentukan  gradien  garis  yang melalui  dua  titik  pada  bidang  cartesius.  Pendidik  kembali  menyajikan
commit to user
soal, namun dengan mengambil soal  yang ada dibuku paket, akan tetapi peserta  didik  banyak  yang  kesulitan  dalam  menggambar  grafik  fungsi
permintaan.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan  menugasi peserta  didik  untuk  memperhatikan  contoh  soal  yang  telah  dijelaskan
maupun  dengan  pembahasan  yang  ada  dibuku  paket  mengenai penyelesaiannya.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu
mengarahkan peserta didik terhadap referensi menentukan gradien garis. Sementara  itu  berdasarkan  catatan  lapangan  yang  diperoleh  pada
observasi  kedua  pada  pembelajaran  dikelas,  untuk  memunculkan scaffolding  kepada  peserta  didik,  pendidik  menyajikan  soal  dan  dengan
memperhatikan pekerjaan peserta didik.
3 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
ketiga
Pada observasi  ketiga di  kegiatan ini pada sub materi  menentukan gradien  dengan  persamaan  y=mx+c,  ketika  pendidik  memberikan
persoalan  menentukan  gradien  garis,  nampak  peserta  didik  tidak  bisa menyelesaikannya  ditandai  dengan  jawaban  yang  belum  tepat  dan
berbeda-beda. Terlihat dari petikan di bawah ini P
:  Kalau  sudah,  perhatikan  nomor  empat  2y  =  4x-8  tulis  dulu. Sudah?.
Tolong  perhatikan  yang  nomor  ini,  gradiennya?.  Berbeda atau  tidak  dengan  nomor  ketiga  ini?  sambil  menunjuk  ke
papan tulis
Pd :  Beda, gradiennya.
:  Ada dua nya Pak jawaban yang berbeda dari peserta didik
P :  Ada dua nya, untuk gradieannya?
Pd :  Empat..,empat
Enggak yo ya jawaban yang berbeda dari peserta didik Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menugasi  peserta  didik  untuk
memperhatikan  koefisien  dari  variabel  y  kemudian  menunjukkan  soal perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
tersebut  untuk  diubah  ke  persamaan  y=mx+c,  terlihat  dari  petikan  di bawah ini
P :  Hayo..perhatikan lagi koefisiennya.
P :  Kamu  bisa  mengubah  bentuk  ini  kedalam  bentuk  ini
menunjukkan  2y=4x-8  ke  y=mx+c  yang  ada  di  papan  tulis bisa gak? dari ini ke sini. Yuukk dilanjutkan.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik ialah dengan mengubah ke bentuk y=mx+c guna mengarahkan pekerjaan
peserta didik untuk mencari gradien garis. Berdasarkan hasil wawancara yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik  dari  maksud  scaffolding
tersebut “Disini  anak  masih  belum  bisa  menyelesaikan  soal,  ketika
diberikan contoh soal yang berbeda, anak masih ada yang menjawab nilai  gradiennya  dari  koefisien  dari  x,  nilai  koefisien  x  tidak  teliti
memperhatikan koefisien dari y. Mengarahkan anak untuk mengubah dulu  ke  bentuk  y=mx+c  tadi  memberikan  petunjuk  cara
pengerjaannya mas”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu peserta didik untuk dapat melanjutkan pengerjaan menentukan
gradien  dari  arahan  yang  diberikan.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding
yang diberikan pendidik.   Peserta didik Pd4
“Iya mas, langsung jawab empat kemarin gradiennya, ternyata bukan.  Terus  Pak  Af  ngasih  memberikan  cara  ngerjakkannya,
dirubah ke rumusnya dulu itu ternyata ”.
Selanjutnya  ketika  pendidik  telah  memberikan  bantuan  awal  dari pemecahan  masalah,  nampak  peserta  didik  masih  mengalami  kesulitan
untuk  menentukan  nilai  gradien  garis,  ditandai  dengan  munculnya perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pertanyaan-pertanyaan  peserta  didik  kepada  pendidik.  Terlihat  dari petikan di bawah ini.
P :  Kamu  bisa  mengubah  bentuk  ini  kedalam  bentuk  ini
menunjukkan 2y=4x-8 ke  y=mx+c yang ada di papan tulis bisa gak? dari ini ke sini. Yuukk dilanjutkan.
Pd7  : :
Emm,..” ke y=mx+c iya Pak?
mulai mengerjakan kembali
Pd :
: Dirubah ke rumuse tadi Pak?
Iya Pak? pertanyaan beberapa pd.
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  memberikan  kesempatan  peserta  didik untuk melengkapi, dari pemberian pertanyaan pancingan yang kemudian
menugasi  peserta  didik  menyelesaikannya  sesuai  dengan  yang  diketahui di papan tulis, terlihat dari petikan serangkaian tindakan dari pendidik di
bawah ini P
: Seperti  bentuk  aljabar.
Hayoo…gimana  caranya?  bertanya kepada semua Pd
P :  Ditaruh didepan?
P :
Lalu  begini  seperti  ini  buatnya.  Kalau  persamaan  biasanya nanti dalam ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kiri itu adalah yang
berada  sebelah  kiri  sama  dengan.  Iya  to?  Ruas  kanan  yang berada  di  belakang  kanan  sama  dengan.  Iya,  ayo  siapa  yang
bisa nyoba lanjutkan?
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik ialah  untuk  melibatkan  partisipasi  peserta  didik  dalam  menyelesaikan
permasalahan  tersebut  sesuai  dengan  apa  yang  mereka  ketahui. Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik
dari maksud scaffolding tersebut “dengan  memberikan  pertanyaan-pertanyaan  itu  untuk
mengetahui  pola  berpikir  anak,  o  begini,  memperkirakan  mas,  misal perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
kelihatan  sudah  mengerti  dari  bantuan  tadi,  lalu  menugasi  untuk mengerjakan di papan tulis maksudnya untuk melibatkan anak dalam
menyelesaikan, nantinya dapat diketahui proses pengerjaannya, perlu diberikan bantuan lagi atau tidak
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  menjadi  aktif  dalam  setiap  menyelesaikan permasalahan dengan mengerjakannya di papan tulis. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd9 “Iya  Pak,  maju  ngerjakan  sebisa  saya  di  papan  tulis.  Belajar
jadi  guru.hehe.  Pak  Af  pasti  nyuruh  menugasi  siswane  peserta didiknya buat untuk ngerjakan kedepan kok Pak, biar aktif siswane
peserta didiknya waktu belajar katanya”.
Pendidik kembali menyajikan soal menentukan gradien garis, untuk soal  ini  pendidik  langsung  menugasi  salah  seorang  peserta  didik
mengerjakan  di  papan  tulis.  Nampak  peserta  didik  kesulitan  untuk menyelesaikan  soal  tersebut  begitu  pula  dengan  beberapa  peserta  didik
yang  lain  saat  pendidik  bertanya  mengenai  penyelesain  menentukan gradien garis, terlihat dari Gambar 4.10 atau petikan di bawah ini
P :
Nomor  ini.  Wes  iki  udah  ini,  y  dikurang  tiga  x  sama dengan  lima  belas
“y-3x=15”.  Sek  bingung  meneh  masih
Gambar  4.10 Peserta  didik  yang  mengalami  kesulitan  dalam  menyelesaikan
menentukan gradien persamaan garis
commit to user
: bingung lagi?
Yang  bisa.  Hayo,  sopo  iki  siapa  ini  menunjuk  salah  satu peserta didik
Pd3 :
y-3x=15  nampak  pd  hanya  menuliskan  soalnya  kembali dan kesulitan  saat
melanjutkan langkah
pengerjaan berikutnya
P :
Hehh  dikerjakan  seperti  ini  menunjukkan  di  papan  tulis. Dikerjakan seperti ini. Siapa yang sudah bisa? Seng wes iso
ngacung yang sudah bisa angkat tangan. Seg rung iso  tak tunjuk  yang  belum  bisa  saya  tunjuk.  Seg  rung  iso  maju
yang belum bisa maju.
Pd :  Aku,  aku,  saya  Pak  beberapa  pd  yang  merasa  belum  bisa
mengangkat tangannya dan mulai maju kedepan Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menugasi  peserta  didik  untuk
maju  kedepan  dan  memperhatikan  kembali  penjelasan  bagaimana menentukan gradien garis lurus dari mengubah persamaan garis ax+by=c
ke bentuk y=mx+c, terlihat dari Gambar 4.11 atau petikan di bawah ini.
P :  Ya  berarti  yang  nomer  enam  ini,  ternyata  disebelah  kiri  sama
dengan ada dua x dan y, dua x jadi? maka perlu ini pindah, ya? menjelaskan  di  papan  tulis.  Di  pindah,  caranya  mindah,
kamu boleh langsung digeser, boleh langsung cara ini.
2x + y = 8 y = -2x + 8, sudah?
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menyampaikan  kembali  langkah-langkah  menyelesaikan  menentukan
Gambar  4.11 Salah  satu  proses  scaffolding  oleh  pendidik  dengan  menugasi  peserta
didik untuk maju kedepan memperhatikan penjelasan bagaimana menentukan gradien garis lurus
commit to user
gradien  garis,  mengurangi  kebingungan  peserta  didik  dalam  mengubah persamaan  ke  bentuk  y=mx+c.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang
dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut “Iya mas, anak  yang belum bisa supaya maju kedepan, duduk
didepan.  Mengulang  lagi  urut-urutanya  langkah-langkahnya mengubah  persamaan  dari  setiap  soal  yang  sudah  dikerjakan  atau
yang  masih  dibahas,  bagaimana  mengubah  ke  bentuk  y=mx+c, bagaimana  menyelesaikannya.  Jadi  bisa  mengetahui  kesulitan  anak
langsung,  anak  lebih  fokus  memperhatikan,  karena  terkadang  saat dibelakang  bisa  diganggu  dengan  temannya  juga  bisa.  Diharapkan
anak tidak kesulitan lagi, tidak bingung lagi, seperti itu mas”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  fokus  peserta  didik  dari  penjelasan  bagaimana  mengubah
persamaan  ke  bentuk  y=mx+c.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding
yang diberikan pendidik   Peserta didik Pd3
“Yang belum bisa maju kedepan Pak, dijelaskan lagi langkah- langkahnya, pindah ruas kiri kekanan lagi. Biar memperhatikan bener
sungguh- sungguh yang dijelasin Pak Af”.
Pendidik  kembali  menugasi  peserta  didik  dengan  soal  yang  lebih variatif  dari  soal  sebelumnya,  nampak  masih  terjadi  kesalahan  pada
peserta  didik  dalam  menentukan  gradien  persamaan  garis.  Terlihat  dari petikan di bawah ini.
P :  Berikutnya  nanti  contoh  nomor  sepuluh,  ni  contoh  yang
variatif ya. Misalkan disini ada dua x plus tiga y sama dengan dua belas “2x+3y=12”. Yukk piye?
Pd :
: Yaa..langsung  min..min  dua  x  Pak  jawaban  beberapa  pd
yang yakin tanpa memperhatikan koefisien dari y heemm…iya Pak min dua x, kan pindah ruas
P :  Hayoo..hayo dua x plus tiga y sama dengan dua belas lho,
Pd4  :  Iya Pak, plus plus Pak, dua. ehh..min dua to timbul jawaban perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
yang berbeda- beda kembali Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  memberikan  pertanyaan  arahan
kepada peserta didik dalam proses berpikir menyelesaikan soal tersebut, dengan  menanyakan  koefisisen  dari  y  maupun  langkah  yang  kemudian
dikerjakan peserta didik, terlihat dari petikan di bawah ini P
: Hyoo..jangan lupa, tadi dalam contoh  yang sebelumnya hanya
y kalau yang ini? P
: Hemm…,belum  tepat.  Ni  ya,  kita  kan  mau  membentuk
persamaan  ini  menjadi  y=mx+c,  kalau  contoh-contoh sebelumnya  koefisien  y  nya  satu,  ni  kan  koefisienya  tiga.
Berarti nanti?
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik ialah  menyajikan  pertanyaan  mengarahkan  proses  berpikir  peserta  didik
dan  mengingatkan  peserta  didik  mengenai  langkah  pengerjaannya. Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik
dari maksud scaffolding tersebut “Begini,  anak  langsung  menyebutkan  gradiennya  tanpa
memperhatikan  koefisien  dari  y  nya,  dari  mengajukan  pertanyaan, pertanyaan yang mengarahkan, dapat  menuntun  proses berpikir  dari
anak.
Untuk  merubah  kebentuk  y=mx+c  tadi  lalu  mengingatkan koefisien dari y nya tiga, beda dengan contoh sebelumnya, itu sebagai
penjelasan kembali saja mas ”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu peserta didik untuk lebih teliti lagi dalam operasi hitung pada
bentuk aljabar dengan adanya evaluasi dan klarifikasi dari pendidik.  Hal ini  juga  sesuai  dengan  hasil  wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai
konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
  Peserta didik Pd1 “Pak  Af  bertanya  supaya  diliat  dilihat  lagi  koefisien  y  nya
mas,  perhateke  perhatikan  koefisien  y,  iya  mas?  iya  koefisiennya mas.
Berdasarkan  hasil  penjelasan  di  atas,  baik  dari  scaffolding  oleh pendidik  dan  hasil  wawancara  dengan  subjek,  maka  diperoleh  proses
scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  dalam  kegiatan  pembelajaran matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus diantaranya dapat  diketahui  dari kesalahan  yang  dilakukan peserta didik
dalam  memecahkan  masalah.  Pertama,  proses  scaffolding  berupa kesalahan  dalam  menentukan  gradien  garis  dengan  persamaan  y=mx+c.
Pendidik awalnya menyajikan soal menentukan gradien, nampak peserta didik tidak bisa menyelesaikannya ditandai dengan jawaban yang belum
tepat  dan  berbeda-beda.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan menugasi  peserta  didik  untuk  memperhatikan  koefisien  dari  variabel  y
kemudian  menunjukkan  soal  tersebut  untuk  diubah  ke  persamaan y=mx+c.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding    yaitu  mengarahkan
pekerjaan  peserta  didik  untuk  meninjau  kembali  menentukan  gradien garis.
Kedua,  dalam  proses  pengerjaan  ternyata  peserta  didik  masih mengalami
kebingungan menyelesaikannya
sehingga diperlukan
scaffolding  berikutnya  yaitu  dengan  memberikan  pertanyaan  pancingan lalu  memberikan  kesempatan  peserta  didik  untuk  melengkapi
penyelesaianya  sesuai  dengan  yang  diketaui.  Kesulitan  untuk menentukan nilai  gradien garis, ditandai  dengan  munculnya pertanyaan-
pertanyaan  peserta  didik  kepada  pendidik.  Proses  scaffolding  yang diberikan  ialah  dengan  memberikan  kesempatan  peserta  didik  untuk
melengkapi,  dari  pemberian  pertanyaan  pancingan  yang  kemudian menugasi  peserta  didik  menyelesaikannya  sesuai  dengan  yang  diketahui
commit to user
di  papan tulis  Hal  ini sesuai dengan proses  scaffolding  yaitu melibatkan partisipasi peserta didik untuk menentukan gradien garis.
Ketiga,  pendidik  kembali  memberikan  soal  kemudian  menugasi peserta didik untuk menyelesaikannya di papan tulis, akan tetapi peserta
didik tidak dapat menyelesaikannya begitu pula dengan beberapa peserta didik yang lain saat pendidik bertanya mengenai penyelesain menentukan
gradien  garis.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan  menugasi peserta  didik  untuk  maju  kedepan  dan  memperhatikan  kembali
penjelasan  bagaimana  menentukan  gradien  garis  lurus  dari  mengubah persamaan  garis  ax+by=c  ke  bentuk  y=mx+c.  Hal  ini  sesuai  dengan
proses scaffolding yaitu menyajikan menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik.
Keempat,  kesalahan  peserta  didik  mengubah  bentuk  persamaan. Pendidik  menyajikan  soal  yang  lebih  variatif,  akan  tetapi  peserta  didik
melakukan  kesalahan  menentukan  gradien.  Dilakukan  dengan  cara langsung  memindah  ruas  nilai  konstanta  didepan  variabel  x,  yang
persamaan ax+by=c belum diubah ke bentuk y=mx+c. Proses scaffolding yang  diberikan  ialah  dengan  memberikan  pertanyaan  arahan  kepada
peserta didik dalam proses berpikir menyelesaikan soal tersebut, dengan menanyakan  koefisisen  dari  y  maupun  langkah  yang  kemudian
dikerjakan  peserta  didik.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu menyajikan pertanyaan mengarahkan. Sementara itu berdasarkan catatan
lapangan  yang  diperoleh  pada  observasi  ketiga  pada  pembelajaran dikelas,  untuk  memunculkan  scaffolding  kepada  peserta  didik,  pendidik
menyajikan soal serta penugasan pengerjaan di papan tulis
4 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
keempat
Pada  observasi  keempat  di  kegiatan  ini  pada  sub  materi menentukan  persamaan  garis  yang  melalui  sebuah  titik  x,y  dengan
gradien  m,  ketika  pendidik  telah  menyajikan  materi  kemudian perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
memberikan  persoalan  untuk  diselesaikan,  nampak  peserta  didik melakukan  kesalahan  operasi  hitung  bentuk  aljabar  sifat  distributif
perkalian  terhadap  penjumlahan  dalam  menyelesaikan  soal  menentukan persamaan  garis  yang  melalui  titik  dengan  gradien  m.  Terlihat  dari
Gambar 4.12 atau petikan di bawah ini
P :
: Nah  berikutnya  ini.  Bisa  dikerjakan,  tentukan  persamaan
garis yang melalui min tiga koma empat dengan gradien min dua.  Min  tiga  koma  empat  dengan  gradien  min  dua
berkeliling  melihat pekerjaan peserta didik. Wes durung sudah belum?
Pd2  :  Durung belum, lagi dibenerke dibetulkan Pak. Lagi garap, gini bukan Pak?
y-y
1
= mx-x
1
y-4   = -2x--3 y-4   = -2x+3
y-4   = 6 y  = 4+6
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  memberikan  arahan  bagaimana memperoleh  jawaban  yang  benar  dengan  mengajak  peserta  didik  untuk
membandingkan contoh pengerjaan yang telah  diselesaikan sebelumnya, terlihat dari petikan di bawah ini.
P :  Hyoo..coba dilihat lagi contoh yang sebelumnya.
P :  Coba lihat pekerjaanmu yang bagian ini
Gambar  4.12
Peserta  didik  melakukan  kesalahan  dalam  operasi  hitung  pada  bentuk aljabar sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
commit to user
: menunjuk ke y-4 = -2x+3
Iya,. sekarang coba perhatikan yang soal sebelumnya di bagian yang sama menunjukkan y+3   = 5x-2
y+3   = 5x-10 Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah
dengan  tidak  memberikan  jawaban  yang  benar  secara  langsung, mengajak  peserta  didik  untuk  membandingkan  contoh  pengerjaan  yang
telah  diselesaikan  sebelumnya  guna  mengarahkan  bagaimana  . Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik
dari maksud scaffolding tersebut “Begini mas, berkeliling memperhatikan setiap pekerjaan anak,
disini menemui anak yang melakukan kesalahan di operasi hitungnya, jadi tidak tepat persamaan garisnya. Ya membantu anak dengan tidak
langsung,  ini  yang  benar  ini  yang  keliru,  tidak  mas.  Jadi  dengan menugasi  anak  untuk  memperhatikan  prosedur  pengerjaan  pada
contoh  sebelumnya  dengan  apa  yang  dia  kerjakan,  mencoba mengarahkan  anak  bagaimana  urutan  langkah  pengerjaanya  tadi,
kenapa  bisa  dapat  hasil  seperti  ini,  karena  masih  ada  kaitannya dengan so
al yang sebelumnya”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  bagaimana  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar sifat  distributif  perkalian  terhadap  penjumlahan  dengan  benar.  Hal  ini
juga  sesuai  dengan  hasil  wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik
  Peserta didik Pd2 “Tahu  Pak,  garapan  pekerjaan  aku  yang  salah,  maksudte
maksudnya  Pak  Af  ngarahke  mengarahkan  kecontoh  sebelumnya, cara-
caranya gimana”.
Pendidik  kembali  memperhatikan  setiap  pekerjaan  peserta  didik, peserta  didik  mengajukan  hasil  pekerjaannya,  nampak  peserta  didik
commit to user
mengalami  kesalahan  operasi  hitung  bilangan  bulat  negatif.  Pendidik menemui  kesalahan  tersebut  lebih  dari  satu  peserta  didik,  terlihat  pada
Gambar 4.13 atau pengerjaan peserta didik di bawah ini
P :
melanjutkan memeriksa hasil pekerjaan peserta didik. Piye uwes bagaimana sudah?
Ini min to? menunjuk angka -2 pada pekerjaan peserta didik y-y
1
= mx-x
1
y-4 = -2x--3 y-4   = -2x+6
Pd3  :  Iya Pak. P
:  Ini  kali  ini?  menunjukkan  operasi  hitung  pada  bentuk aljabar sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dari
-2x--3 Pd3  :
… diam memperhatikan Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  memperingatkanmemberikan
penekanan  kepada  peserta  didik  mengenai  operasi  hitung  bilangan  bulat negatif  dan  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  sifat  distributif  perkalian
terhadap  penjumlahan  terhadap  penggunaan  tanda  kurung,  terlihat  dari petikan di bawah ini.
P :  Wess  sudah
…tolong perhatikan sini semuanya. Kebanyakan yang  kelirunya  disininya  ya  menggaris  bawahi  y-4=-2x-6.
Wess sudah …?
Hadap sini, ayoo. Inget-inget ya, tanda negatif positif nya, min kali plus, min kali min.
Gambar 4.13 Peserta didik mengalami kesalahan operasi hitung bilangan bulat negatif
commit to user
P :  Lihat,  ini  kan  min  ini  juga  min  berarti  nanti  jadi  plus.  Kamu
jangan  mengalikan  dulu.  Buat  seperti  ini--3  jadi  3.  Biar kamu gak keliru nanti di  min  plus  nya,  ya.  Jadi  diperhatikan,
diberi  tanda  kurung  waktu  mensubtitusikan.  Nah  setelah  itu baru dua dikali dengan x min dua dikali dengan x, jadi?
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah memberikan  penjelasan  kembali  langkah  pengerjaan  untuk  mengurangi
kebingungan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Ini  karena  tadi  anak  yang  masih  melakukan  kesalahan  pada operasi  hitung,  kurang  ketelitian  dari  anak,  maksud  saya  kembali
menjelaskan  sebagai  penekanan,  lebih  mengingatkan  kembali  misal bagi yang belum mengerti menjadi mengerti dan yang sudah mengerti
menjadi  lebih  teliti  melakukan  operasi  hitung,  kan  itu  dasar, diharapkan anak tidak bingung lagi”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu peserta didik untuk lebih teliti lagi dalam menyelesaikan soal
tersebut,  khususnya  pada  operasi  hitung  maupun  pada  sifat  distributif perkalian  terhadap  penjumlahan.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil
wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd1 “maksudnya  supaya  teliti  lagi  mas,  min  plus  nya  diperkaliane
diperkaliannya ”.
Pendidik  melanjutkan  pembelajaran  kembali  dengan  menugasi peserta  didik  dengan  soal  menentukan  persamaan  garis  yang  melalui
sebuah  titik  dengan  gradien  dalam  bentuk  bilangan  pecahan.  Nampak peserta  didik  kesulitan  menyelesaikannya  ditandai  dengan  munculnya
pernyataan peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan jawaban-jawaban yang  belum  tepat  dari  pertanyaan  yang  diajukan  oleh  pendidik,  terlihat
petikan di bawah ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
P :  Oke ni menulis tentukan persamaan garis yang melalui 2,4
dengan gradien   . Sekarang  gradiennya  pecahan.  Yang  pertama  tadikan
gradiennya  positif,  negatif,  sekarang  pecahan.  Pecahan negatif, caranya sama, rumusnya ya sama.
Uwes  sudah?  menanyakan  peserta  didik  sembari  berjalan memperhatikan pekerjaan peserta didik
Pd2  : :
Aku gak bisa lo pak, per per an e pernyataan salah seorang Iya
Pak, pecahan
angkane angkanya,
bingungi membingungkan  jawaban beberapa peserta didik
P :  Dah  ada  yang  bisa  mulai  geser?  Geser  tu  dipindah,  dicekel
dipegang, diselehke diletakkan. Pd
: :
…diam Dua..dua?
Disini  banyak  Pd  yang  diam  dan  ada  beberapa  yang menjawab  dengan  suara  samar-samar,    namun  masih  belum
tepat
P :  Loh kok dua, kan digeser penyebutnya.
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  memberikan  penjelasan    berupa petunjuk langkah pengerjaan dari penerapan sifat mengalikan kedua ruas
persamaan, terlihat dari petikan di bawah ini. P
:  Iya, dibiarkan disitu terus penyebutnya digeser kesebelah kiri, ke ruas kiri. Ngerti penyebut?
P :  kiri. Ni tiga geser sini. Ni tetap y min empat. Karena tiga nya
juga digeser tinggal satu to. Berarti x min dua tujuannya opo to digeser itu? Biar mudah mengalikan. Kalau kamu mengalikan
ni nanti, sepertiga kalikan setengah. Bisa.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menyajikan  penjelasan  berupa  petunjuk  langkah  pengerjaan  guna
menyederhanakan  tugas  sehingga  mudah  untuk  dikelola  oleh  peserta didik.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan
pendidik dari maksud pemberian scaffolding tersebut “menyederhanakan  permasalahan  tersebut,  diharapkan  anak
akan  mudah  menyelesaikannya,  menyelesaiakan  dengan  gradiennya perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pecahan  terlihat  anak  masih  ada  yang  kesulitan.  Jadi  dengan penyebutnya  pindah  ruas  terlihat  akan  mudah  untuk  diselesaikan.
Yaa…maksudnya  memberikan  petunjuk  pengerjaan,  urut-urutannya langkah-
langkahnya, memudahkan untuk dikelola oleh anak”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  mengurangi  kebingungan  dari  penyederhanaan langkah  pengerjaan  dalam  menyelesaikan  menentukan  persamaan  garis
yang  melalui  sebuah  titik  dengan  gradien  pecahan.  Hal  ini  juga  sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang
scaffolding yang diberikan pendidik.   Peserta didik Pd1
“Maksudnya Pak Af ngasih cara yang mudah, terus gak tidak bingungin  membingungkan  mas.  Biar  pecahannya  hilang  kemarin,
gak tidak ada pecahannya lagi”
Pendidik  menyajikan  soal  kembali,  menentukan  persamaan  garis yang  melalui  sebuah  titik  x,y  dengan  gradien  dalam  bentuk  pecahan.
Kemudian  menugasi  peserta  didik  untuk  menyelesaikan  di  papan  tulis, terlihat  dari  hasil  pekerjaan  peserta  didik  terdapat  kesalahan  dalam
operasi hitung bentuk aljabar. Terlihat dari Gambar 4.14 atau petikan di bawah ini
P :  wes  durungsudah  belum?  bertanya  kepada  pd  yang  lain
dan  menugasi  salah  seorang  untuk  menyelesaikan  nya  di papan tulis
Gambar 4.14
Kesalahan Pd dalam operasi hitung bentuk aljabar
commit to user
Pd2  : menulis y-y
1
= mx-x
1
y-3  =   x-2 5y-3 = 4x-2
5y-15 = 4x-2+15 5y = 4x+13
0 = 4x-5y+13 4x-5y+13 = 0
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menunjukkan  perbedaan  antara pekerjaan peserta didik dan solusi yang diharapkan, melakukan prosedur
operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  yang  tepat,  terlihat  dari  petikan  di bawah ini.
P :  Terus yang dari sini. Ni kan min lima belas  masih disini, ini
gak usah ditulis dulu, karena ini belum bergeser to menunjuk angka  lima  belas  pada  5y-15  =  4x-8+15  kan  masih  disini
menghapus angka lima belas pada pekerjaan pd
P :  Baris  berikutnya  yang  ini  tetep  angka  min  delapan  sambil
menghapus  angka  tiga  belasa  di  papan  tulis.  Terus  lima yang  inibersamaan  dengan  pd  menjawabnya  plus  lima
belas.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menyajikan  pengerjaan  yang  benar  dari  evaluasi  hasil  pekerjaan  peserta
didik dengan menunjukkan bagaimana langkah penyelesaiaan yang benar untuk mencari persamaan garis lurus. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan  peneliti  dengan  pendidik  dari  maksud  pemberian  scaffolding tersebut
“mengevaluasi hasil pekerjaan anak tadi, mengoreksi pekerjaan dengan  mengikutkan  peserta  didik  yang  lain.  Menunjukkan
pengerjaan yang benar di papan tulis, diharapkan peserta didik yang lain  bisa  terlibat  langsung  mana  yang  belum  paham  mana  yang
sudah, mem
benarkan yang masih keliru”. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  peserta  didik  dalam  langkah  dasar  menyelesaikannya  atau
menyederhanakan  aljabar.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil  wawancara dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding  yang
diberikan pendidik   Peserta didik Pd2
“Iya  Pak,  yang  pentingkan  berani  maju  aku.  Pak  Af  benerke membenarkan  garapanku  pekerjaan  saya  di  papan  tulis.  Terus
dijelaskan cara ngerjakannya Pak”.
Berdasarkan  hasil  penjelasan  di  atas,  proses  scaffolding  berupa kesalahan  dalam  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  dalam
menyelesaikan  soal  menentukan  persamaan  garis  yang  melalui  titik dengan  gradien  m. Pendidik  pada awalnya menyajikan materi kemudian
memberikan soal menentukan persamaan garis, akan tetapi peserta didik melakukan kesalahan dalam operasi hitung bentuk aljabar sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan. Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan memberikan arahan bagaimana memperoleh jawaban yang benar
dengan mengajak peserta didik untuk membandingkan contoh pengerjaan yang  telah  diselesaikan  sebelumnya.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses
scaffolding  yaitu  mengarahkan  pekerjaan  peserta  didik  untuk  meninjau kembali operasi hitung bentuk aljabar.
Kedua,  kesalahan  operasi  hitung  bilangan  bulat  negatif.  Pendidik mengamati setiap pekerjaan peserta didik, peserta didik mengajukan hasil
pekerjaannya, nampak peserta didik mengalami kesalahan operasi hitung bilangan  bulat  negatif.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan
memperingatkanmemberikan penekanan kepada peserta didik mengenai operasi  hitung  bilangan  bulat  negatif  dan  operasi  hitung  pada  bentuk
aljabar  sifat  distributif  perkalian  terhadap  penjumlahan  terhadap penggunaan tanda kurung. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu
menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Ketiga,  kesulitan  menentukan  persamaan  garis  yang  melaui  titik dengan  gradien  bilangan  pecahan.  Pendidik  melanjutkan  pembelajaran
kembali  dengan  menugasi  peserta  didik  dengan  soal  menentukan persamaan garis yang melalui sebuah titik dengan gradien m, akan tetapi
peserta didik kesulitan menyelesaikan operasi hitung pada bentuk aljabar. Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan  memberikan  penjelasan
berupa  petunjuk  langkah  pengerjaan  dari  penerapan  sifat  mengalikan kedua  ruas  persamaan.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu
memberikan  penjelasan  berupa  pernyataan  jelas  sebagai  informasi langkah operasi hitung bentuk aljabar.
Keempat,  kesalahan  peserta  didik  dalam  operasi  hitung  pada bentuk  aljabar.  Pendidik  menyajikan  soal  kembali,  menentukan
persamaan  garis  yang  melalui  sebuah  titik  x,y  dengan  gradien  dalam bentuk pecahan. Kemudian menugasi peserta didik untuk menyelesaikan
di  papan  tulis,  akan  tetapi  dari  hasil  pekerjaan  peserta  didik  telah mensubstitusikan  nilai  gradien  dan  titik  potong  ke  dalam  rumus  umum
persamaan namun terdapat  kesalahan dalam mengoperasikannya. Proses scaffolding  yang  diberikan  ialah  dengan  menunjukkan  perbedaan  antara
pekerjaan peserta didik dan solusi yang diharapkan, melakukan prosedur operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  yang  tepat.  Hal  ini  sesuai  dengan
proses scaffolding
yaitu mengevaluasi
hasil pekerjaan
untuk mengklarifiasi  kebenaran  menentukan  persamaan  garis.  Sementara  itu
berdasarkan  catatan  lapangan  yang  diperoleh  pada  observasi  keempat pada  pembelajaran  dikelas,  untuk  memunculkan  scaffolding  kepada
peserta  didik,  pendidik  menyajikan  soal  serta  penugasan  pengerjaan  di papan tulis dan memperhatikan pekerjaan peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh data proses scaffolding yang diberikan  pendidik  pada  pembelajaran  materi  persamaan  garis  lurus  untuk
pengetahuan prosedural, disajikan pada Tabel 4.3. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Tabel  4.3  Data  proses scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada
pembelajaran  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan prosedural disetiap observasi
No Data proses
scaffolding pada observasi pertama
Data proses scaffolding pada
observasi kedua Data proses
scaffolding pada observasi ketiga
Data proses scaffolding pada
observasi keempat
1. Mengarahkan
peserta didik terhadap referensi
menggambar grafik persamaan
garis Mengarahkan
peserta didik terhadap referensi
menentukan gradien garis
2. Menyajikan
penjelasan berupa penyampaian
informasi langkah menggambar
grafik persamaan garis
Menyajikan penjelasan berupa
penyampaian informasi langkah
menentukan gradien garis
Menyajikan penjelasan berupa
penyampaian informasi
langkah operasi hitung bentuk
aljabar
3. Menyajikan
pertanyaan mengarahkan
mencari titik yang memenuhi
persamaan garis Menyajikan
pertanyaan mengarahkan
mencari koordinat titik
Menyajikan pertanyaan
mengarahkan menentukan
gradien garis
4. Mengarahkan
pekerjaan peserta didik untuk
meninjau kembali menentukan
gradien garis Mengarahkan
pekerjaan peserta didik untuk
meninjau kembali operasi
hitung bentuk aljabar
5. Melibatkan
partisipasi peserta didik untuk
menentukan gradien garis
6. Menyajikan
rincian dengan jelas dan
mengurangi kebingungan
peserta didik Menyajikan
rincian dengan jelas dan
mengurangi kebingungan
peserta didik
7 Mengevaluasi
hasil pekerjaan untuk
mengklarifikasi kebenaran
menentukan persamaan garis
commit to user
Berdasarkan  Tabel  4.3,  maka  proses  scaffolding  berupa  menyajikan pertanyaan  mengarahkan,  dan  menyajikan  penjelasan  berupa  penyampaian
informasi  merupakan  proses  scaffolding  yang  sering  diberikan  pendidik pada  proses  pembelajaran  materi  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan
prosedural, sedangkan untuk proses scaffolding berupa mengarahkan peserta didik  terhadap  referensi,  mengarahkan  pekerjaan  peserta  didik,  melibatkan
partisipasi  peserta  didik,  menyajikan  rincian  dengan  jelas  dan  mengurangi kebingungan  peserta  didik,  dan    mengevaluasi  hasil  pekerjaan  untuk
mengklarifikasi  kebenarannya  merupakan  proses  scaffolding  yang  hanya sesekali  diberikan  pendidik.  Jadi  secara  keseluruhan,    proses  scaffolding
yang  diberikan  oleh  pendidik  pada  proses  pembelajaran  materi  persamaan garis lurus untuk pengetahuan prosedural disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4   Data  proses scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada
pembelajaran  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan prosedural
No Data proses scaffolding pada pembelajaran persamaan garis lurus untuk
pengetahuan konseptual 1.
Mengarahkan peserta didik terhadap referensi 2.
Menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi 3.
Menyajikan pertanyaan mengarahkan 4.
Melibatkan partisipasi peserta didik 5.
Mengarahkan pekerjaan peserta 6.
Menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik 7.
Mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya
Sementara itu berdasarkan catatan lapangan 1 hingga 4, terlihat bahwa pada  kegiatan  pembelajaran  di  kelas,  pendidik  menyajikan  soal  disertai
penugasan  pengerjaan  di  papan  tulis  dan  memperhatikan  pekerjaan  peserta didik untuk memunculkan scaffolding. Peserta didik juga sering mengajukan
pertanyaan  kepada  pendidik,  hal  ini  terjadi  karena  peserta  didik  merasa kesulitan  dan  peserta  didik  membutuhkan  scaffolding  pada  pembelajaran
tersebut. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
B. Pembahasan