3. Inisial “Pd” berarti peserta didik.
Proses  reduksi  menghasilkan  dua  data  yaitu  proses  scaffolding  pada pembelajaran  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan  konseptual  dan
prosedural yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
a.  Data  Proses Scaffolding  yang  diberikan  Pendidik  pada  Pembelajaran
Matematika untuk Pengetahuan Konseptual
Data  proses  scaffolding  ini  dapat  berupa  proses  pemberian  bantuan diantaranya  isyarat-isyarat,  petunjuk,  peringatan-peringatan,  dorongan,
menguraikan  masalah  kedalam  langkah-langkah  pemecahan  masalah  yang diberikan dalam mengomunikasikan konsep-konsep matematika, bagaimana
konsep  tersebut  saling  terkait  satu  sama  lain,  serta  bagaimana  konsep- konsep  tersebut  berfungsi  bersama.  Dalam  hal  ini  konsep-konsep
matematika  yang  dimaksud  adalah  konsep  yang  terkait  dengan  persamaan garis lurus.
Berdasarkan  proses  scaffolding  pada  kegiatan  pembelajaran persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan  konseptual  yang  diberikan
pendidik,  kemudian  akan  digolongkan  kedalam  proses  scaffolding berdasarkan  karakteristiknya.  Selanjutunya  dapat  diketahui  data  proses
scaffolding  apa  saja  yang  diberikan  oleh  pendidik  dalam  proses pembelajaran  tersebut.  Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  dihasilkan  data
proses scaffolding  yang  diberikan pendidik pada  observasi  pertama, kedua, ketiga dan keempat yang dijelaskan sebagai berikut.
1 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
pertama
Pada  observasi  pertama  di  kegiatan  ini  pada  sub  materi menggambar  grafik  persamaan  garis  lurus  y=mx+c  pada  bidang
cartesius,  ketika  pendidik  mengevaluasi  hasil  pekerjaan  peserta  didik mengenai  menggambar  grafik  persamaan  garis  lurus,  lalu  mengajukan
pertanyaan.  Nampak  peserta  didik  tidak  bisa  mengikuti,  terlihat  dari Gambar 4.1 atau petikan di bawah ini
commit to user
P :  Dah perhatikan sini, kamu harus hati-hati untuk memproses
ini  dengan  menunjukkan  operasi  aljabar  di  papan  tulis mencari  titik  koordinatnya  nanti  kalau  disini  sudah  keliru
digambarnya  juga  keliru  jadinya,  kudu  ati-atiharus  hati- hati, teliti.
Pd :  Iya Pak.
P :  Oke, saya menekankan pada gambar garis, nanti untuk garis
ujung  atas  dan  ujung  bawah  dikasih  panah  ya.  Apa maksudnya?
Pd1 :
: Apa…, saling bertanya pd yang satu dengan yang lainnya
…Pd mulai diam P
:  Apa? Pd
: Menunjukkan  kalo  kalau  garis  lurus  Pak  jawaban  satu
dua pd Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menugasi  peserta  didik  untuk
memperhatikan  skala  yang  mewakili  pasangan  berurutan  dari  bilangan real pada garis sumbu, terlihat dari petikan di bawah ini.
P :
Hayoo…coba perhatikan garis sumbu x dan y P
:  Iya..artinya  garisnya?  itukan  angka  pada  garis  sumbu  x  dan  y dapat dibentuk banyak, bisa banyak, perhatikan lagi .
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah mengarahkan  pekerjaan  dengan  menugasi  peserta  didik  dalam  proses
berpikir menuju maksud pemberian tanda panah pada setiap ujung  garis lurus,  sehingga  peserta  didik  dapat  menggambar  persamaan  garis  lurus
Gambar  4.1 Salah  satu  contoh  menggambar  grafik  persamaan  garis  lurus  yang
belum tepat
commit to user
pada  bidang  cartesius  dengan  tepat.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Untuk ini, perlu ditekankan lagi mas. Diperhatikan setiap anak membuat grafik persamaannya masih kurang tepat, iya kurang tepat,
beberapa  tidak  diberikan  panah  pada  setiap  ujung  garis  lurusnya. Jadi  dengan  menugasi  anak  untuk  memperhatikan  garis  sumbu  x,
sumbu  y.  Setelah  itu,  mengaitkan  dengan  setiap  angka  atau  skala, dapat  dibentuk  lebih.  Semua  itu  tadi  untuk  mengarahkan  anak,  agar
dapat  menyimpulkan  bahwa  garis  itu  lurus  tak  hingga,  berikutnya anak
bisa gambar yang benar”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  untuk  mulai  terarah,  mengetahui  maksud  dari pemberian  tanda  panah  pada  setiap  ujung  garis  pada  bidang  cartesius
dengan  memperhatikan  garis  pada  sumbu  x  maupun  y,  mulai  bisa menyelesaikan walaupun jawaban masih kurang tepat. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik
  Peserta didik Pd1 “maksudnya,  maksudnya,  kemarin  punya  saya  gak  tidak  tak
kasih  panah  e  nya.  Gak  tidak  bisa  pertamane  pertamannya, bingung  maksudte  maksudnnya  apa.  Terus  Pak  Af  nyuruh
menugasi  lihat  lagi  pada  gambar  di  sumbu  x  sama  y  nya.  Iya  mas ada  tanda  panahe  panahnya  juga.  Sama  maksudte  maksudnya,
bisa lurus keatas terus kebawah sampai panjang, gitu ya mas?”.
Pada saat pendidik memberikan bantuan awal, namun peserta didik masih mengalami kebingungan dari maksud pemberian tanda panah pada
garis  lurus  yang  merupakan  grafik  persamaan  yang  diajukan  oleh pendidik,  yaitu ditandai  dengan jawaban peserta  didik  yang belum tepat
dan  berbeda-beda  diantara  peserta  didik  yang  satu  dengan  yang  lain, terlihat dari petikan di bawah ini
Pd :  Menunjukkan kalo garis lurus Pak jawaban satu dua pd
commit to user
P :
Hayoo…coba perhatikan garis sumbu x dan y Pd
: :
di ujungnya ada panahnya pak oya dengya ada panahe,
P :  Iya..artinya garisnya? itukan angka pada garis sumbu x dan y
dapat dibentuk bisa banyak, perhatikan lagi . Pd
: :
: Lurus
lurus keatas kebawah pak. bisa lurus samapai panjang pak jawaban yang beragam dari
Pd.
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan penyampaian maksud pemberian tanda  panah  di  setiap  ujung  garis  pada  bidang  cartesius  yang  berisi
simpulan dari maksud pertanyaan tersebut, terlihat dari petikan di bawah ini.
P :  Iya,  maksudnya  garis  ini  tidak  terbatas,  sampai  atas  terus,  ini
juga sampai bawah terus menunjukkan garis pada persamaan garis pada bidang cartesius yang ada di papan tulis.
Pd :
Ooo..” P
:  Ini artinya tidak ada batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada sumbu x maupun sumbu y nya, harus ada tanda panahnya, ya.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menyampaikan  penyimpulan  dari  maksud  pemberian  tanda  panah  pada
garis  lurus.  Artinya  garis  tersebut  tidak  terbatas,  untuk  mengurangi kebingungan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut “Untuk  menjelaskan  maksud  dari  pemberian  tanda  panah,
menyempurnakan  dari  jawaban  mereka,  pada  setiap  ujung-ujung garis,  artinya  garisnya  tidak  ada  batasnya,  sehingga  anak  tidak
bingung  lagi,  bisa  menggambar  garis  lurus  dengan  benar,  tepat seperti itu mas”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  mengurangi  kebingungan  peserta  didik  dari  penjelasan
maksud  pertanyaan  pendidik  tersebut.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding yang diberikan pendidik
  Peserta didik Pd1 “Ooo..,kan  pertamane  awalnya  disuruh  lihat  gambar  di
sumbu x dan y. Tapi masih bingung, bener po gak benar atau belum, Pak Af Pak Af jelaske maksudte jelaskan maksudnya kenapa dikasih
tanda panah. Ooo..artine artinya garis itu lurus gak tidak terbatas to ya”.
Berdasarkan  hasil  penjelasan  di  atas,  baik  dari  scaffolding  oleh pendidik  dan  hasil  wawancara  dengan  subjek,  maka  diperoleh  proses
scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  dalam  kegiatan  pembelajaran matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus diantaranya dapat  diketahui  dari kesalahan  yang  dilakukan peserta didik
dalam  memecahkan  masalah.  Pertama,  proses  scaffolding  berupa kesalahan dalam menggambar persamaan garis lurus yang menyebabkan
kesulitan  untuk  mengetahui  maksud  dari  pemberian  tanda  panah  pada garis  lurus  di  bidang  cartesius.  Pada  awalnya  pendidik  mengamati
beberapa pekerjaan peserta didik kemudian menugasi peserta didik untuk memberikan  jawaban  apa  yang  ditanyakan  yaitu  maksud  pemberian
tanda panah di setiap ujung persamaan garis tersebut, akan tetapi peserta didik  tidak  mengetahui  maksud  pertanyaan  tersebut.  Proses  scaffolding
yang  diberikan  ialah  dengan  menugasi  peserta  didik  untuk memperhatikan  skala  yang  mewakili  pasangan  berurutan  dari  bilangan
real  pada  garis  sumbu.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu mengarahkan  pekerjaan  peserta  didik  mengingatkan  system  koordinat
cartesius. Kedua,  dalam  proses  ternyata  peserta  didik  masih  kebingungan
mengenai  maksud  pemberian  tanda  panah  di  setiap  ujung  garis  dari persamaan  garis,  sehingga  diperlukan  scaffolding  berikutnya  yaitu
dengan  penyampaian  maksud  pemberian  tanda  panah  di  setiap  ujung perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
garis pada bidang cartesius yang berisi simpulan dari maksud pertanyaan tersebut.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu  menyajikan
rincian  dengan  jelas  dan  mengurangi  kebingungan  peserta  didik menggambar grafik garis lurus. Sementara itu dari catatan lapangan yang
diperoleh  pada  pembelajaran  di  kelas,  untuk  memunculkan  scaffolding kepada  peserta  didik,  pendidik  melakukan  pengajuanmengajukan
pertanyaan.
2 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
kedua
Pada  observasi  kedua  di  kegiatan  ini  pada  sub  materi  menentukan gradien,  ketika  pendidik  menyajikan  materi  kemudian  mengajukan
pertanyaan,  nampak  peserta  didik  tidak  bisa  mengikuti.  Terlihat  dari petikan di bawah ini
P :  Garis  lurus  nanti  posisinya  bermacam-macam,  ada  yang
tegak,  ada  yang  datar,  ada  yang  miring  kekiri  kalau  saya, kamu  kanan,  ada  miring  kekanan  atau  kekiri,  yang
menentukan kemiringan
ini tadi,
yang menentukan
kemiringan  suatu  garis,  miring  kekanan,  kekiri,  tegak  atau datar.    Ini  yang  dinamakan    nanti  Gradien.  Pendidik  mulai
menulis di papan tulis. Jadi Gradien tu apa?
Pd   : …” suasana ruangan menjadi sunyi, peserta didik terdiam.
P :  Gradien?
Pd :
…” masih diam Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  menyajikan  pertanyaan-pertanyaan  yang
dapat  menuntun  peserta  didik  dalam  proses  berpikir  mengenal  gradien garis  dengan  mengaitkan  contoh  dikehidupan  sehari-hari,  terlihat  dari
petikan di bawah ini P
:  Gini seperti ini, pernah melihat orang yang naik tangga,.? P
:  Tangganya bagaimana, miring po enggak atau tidak? perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik ialah  mengarahkan  pekerjaan  peserta  didik  dengan  memberikan
pertanyaan-pertanyaan  kepada  peserta  didik  untuk  melengkapi  dari  apa yang  dimaksud  dengan  gradien.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang
dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut “maksudnya  mencoba  untuk  memberikan  bantuan  awal  misal
dengan  memperhatikan  orang  yang  sedang  naik  tangga  tadi, diharapkan anak  akan  melihat  kemiringan  tangga.  Selanjutnya  jika
tangga  tadi  dianggap  sebagai  garis,  garis  lurus  maka  nilainya  atau nilai kemiringan tangga dapat dicari. Yaa..pertanyaan-pertanyaan itu
untuk mengarahkan anak supaya ada gambaran seperti itu mas”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  anak  merasa  terarah  untuk  mengenal  pengertian  gradien
melalui  pemberian  contoh  yang  berhubungan  dengan  materi. Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi
tentang scaffolding yang diberikan pendidik.   Peserta didik Pd1
“masih  bingung  mas,  gradien  ki  opogradien  itu  apa,  gak gateketidak  memperhatikan.  Maksudte  maksudnya  biar  ngerti
agar mengerti mas. Pertama saya masih bingung tapi setelah Pak Af liat melihat tangga itu, terus diarahkediarahkan
sama Pak Af”.
Sewaktu  pendidik  memberikan  bantuan  awal  guna  mengarahkan peserta  didik  untuk  mengenal  pengertian  gradien,  namun  peserta  didik
masih mengalami kebingungan ditandai dengan peserta didik yang masih kesulitan dan munculnya pertanyaan ke pendidik, terlihat dari petikan di
bawah ini P
:  Tangganya bagaimana, miring po enggak atau tidak? Pd
:  Miring no ya Pak.. P
:  Iso  golek  i  kemiringane  piro  dapat  dicari  kemiringannya berapa, dadijadi gradien?
Pd :
Hemm…dan sesekali saling bertanya-tanya ke temannya perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pd1 :  Piye bagaimana Pak? bagaimana Pak, miring condong.
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menyampaikan  pengertian gradien  untuk  memperjelas  atau  menyimpulkan  dari  hasil  jawaban
peserta didik yang belum tepat, terlihat dari petikan di bawah ini P
:  Eee..ini  aja  saja,  yang  dimaksud  gradien  itu  adalah kemiringan  suatu  garis  atau  kecondongan  suatu  garis.
Kecondongan  atau  kemiringan  itu  sama  ya.  Jadi  kecondongan suatu  garis  atau  nilai  kemiringan  tangga  tadi  adalah  gradien,
yang  kita  bahas  terlebih  dahulu  adalah  gradien,  kemiringan suatu garis? Melanjutkan menulis di papan tulis.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  dari  scaffolding  oleh  pendidik ialah  dengan  menyimpulkan  berdasarkan  pengertian  gradien  yang  telah
dilengkapi oleh peserta didik sebelumnya, untuk mengantisipasi masalah yang  kemungkinan  dihadapi  serta  mengurangi  kebingungan  peserta
didik.  Berdasarkani  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Ooo..itu,  maksudnya  supaya  anak  tidak  bingung  mas,  tidak bingung,  dari  bantuan  yang  sudah  tadi,  karena  anak  masih  seperti
belum  yakin.  Selanjutnya  saya  sampaikan,  ini  pengertiannya,  hal  itu dapat  mengantisipasi  jawaban  anak  yang  menjauh  dari  tujuannya,
menuntun  anak  tadi.  Setelah  mengajak  anak  untuk  berusaha memecahkan  masalah  sendiri,  dari  situ  kemudian  saya  perjelas  lagi
pengertian gradien
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  mengurangi  kebingungan  peserta  didik  mengenai  pengertian gradien berupa penjelasan. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta
didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.   Peserta didik Pd2
“Pak Af jelaskan sama kita, gradien kiitu kecondongan garis to. Yaa..biar kita gak tidak bingung Pak
”. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pendidik  melanjutkan  kembali  pembelajaran  dengan  mulai menggambar  bidang  cartesius  di  papan  tulis,  kemudian  mengajukan
pertanyaan  mengenai  titik  perpotongan  antar  sumbu  x  dengan  sumbu  y pada  bidang  cartesius,  nampak  peserta  didik  tidak  bisa  melengkapi
dengan tepat. Terlihat dari Gambar 4.2 atau petikan di bawah ini
P :  Ok,.baik,  ini  yaa,  untuk  koordinat  cartesius.  Titik  iki  ini,
dinamakan opo apa? dinamakan apa? dengan menunjukkan letak titik pada gambar koordinat cartesius.
Pd :
: Titik
Titik ...Titik  cartesius,  titik…hehe  jawaban  beberapa  pd
dengan suara rendah Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  arahan  dengan  mengingatkan  peserta
didik,  mengaitkan  sumbu  mendatar  disebut  sumbu-x  sumbu  tegak disebut  sumbu-y,  dan  menunjukkan  titik  tersebut  ialah  titik  0,0,
terlihat dari petikan di bawah ini. P
: Hyoo…wingi  kan  wes,  lali  neh  kemarin  kan  sudah,  lupa
lagi. Ini ada   dua  garis  yang  satu  tegak,  satu  mendatar. sambil  menunjukkan  mana  yang  tegak  dan  mana  yang
mendatar  pada  bidang  cartesius.  Ini  bisa  digunakan  sampai atas  dan  sampai  bawah.  Garis  ini  yang  akan  dinamakan
dengan garis sumbu.
P :  Lah..,  yang ditanyakan kan titik ini, titik pa? Titik perpotong
ke dua garis ini menunjukkan garis sumbu x dan y. Heh, ini yang ditunjukkan dengan titik 0,0.
Gambar 4.2
Pendidik bertanya titik perpotongan antara sumbu x dan sumbu y
commit to user
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah mengarahkan  peserta  didik    dengan  mengingatkan  serta  menunjukkan
peserta  didik  pada  bidang  cartesius,    titik  koordinat  cartesius  di  papan tulis.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan
pendidik dari maksud scaffolding tersebut. “Begini,  ini  kan  yang  dimaksud  titik  pusat.  Maksudnya  untuk
menunjukkan  lagi  dari  bidang  cartesius  dengan  mengingatkan mereka,  melibatkan  anak  pada  gambar,  menunjukkan  sumbu  x  yang
mendatar  dan  sumbu  y  agar  anak  terarah  dari  satu  persatu  yang sudah  ditunjukkan,  lalu  ditunjukkan  lagi  kalau  titik  itu,  titik  ini  0,0
misal begitu..
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  mengingatkan  peserta  didik  kembali  mengenai  bidang
koordinat cartesius melalui penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Hal
ini  juga  sesuai  dengan  hasil  wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd 4 “Yaa tahu mas, tapi lupa nama titiknya. Kemarin ya dingatkan
dikasih  penjelasan  gitu,  biar  ngerti,  ditunjukkan  kalau  ini,  ini  titik? titik pa yaa mas
?bertanya kepada peneliti”. Iya titik pusat mas” Pendidik  mulai  melanjutkan  kembali  pembelajaran  dengan
menugasi  peserta  didik  untuk  menentukan  nilai  gradien  garis  yang terdapat  di  buku  paket,  peserta  didik  mengalami  kesalahan  dalam
menerapkan  rumus  untuk  menentukan  nilai  gradien  garis,  ditandai dengan  pemberikan  jawaban-jawaban  yang  belum  tepat  pada  saat
pendidik mulai memeriksa atau menguji pengetahuan peserta didik, misal dengan bertanya tentukan titik y nya b pada titik B. Terlihat dari Gambar
4.3 atau petikan di bawah ini perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
P :  Cobo coba y nya b seng endi yang mana? menunjuk titik
B-2,3, y seng ngendi to y yang mana?. Pd
: Ini Pak, yang….” menuliskan dan menunjukkan angka 2
P :  Hayoo..seng yang depan namane namanya opo apa? min
dua tu opo apa min dua tu opo apa? Pd
: Hemmm….”
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menunjukkan  perbedaan pekerjaan  peserta  didik  dengan  standar  kebenaran  akan  suatu  pekerjaan
mengenai rumus untuk mencari nilai gradien pada garis yang melalui dua titik di papan tulis, terlihat dari petikan di bawah ini.
P :
Ayooo…perhatikan sini Dolanan wae mainan saja, madep mrene  menghadap  kesini,  khusus  yang  belum  bisa
menghadap kesini. Ini A, x koma y, yang depan ini namanya x nya A seng buri yang belakang y nya A. Terus iki ada B,
iki  to  ini  ya  ini  ada  yang  depan  ada  yang  belakang menunjuk soalnya.
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah sebagai  penjelasan  kembali  mengenai  konsep  menentukan  gradien  pada
gambar bidang cartesius di papan tulis dengan memberikan pembenaran dari  pengetahuan  anak.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan
peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut. “Betul  mas,  disitu  untuk  menguji  respon  anak,  feedback  apa
yang  diterima  sesuai  tidak  dengan  konsepnya,  konsep  menentukan gradien tadi. Pertama membuat anak lebih fokus lagi, kadang anak ra
Gambar 4.3 Kesalahan peserta didik mensubstitusikan titik koordinat ke rumus untuk
mencari gradien garis
commit to user
gateketidak memperhatikan, sebenarnya apa yang akan mereka cari. Pelan-pelan,  memberikan  klarifikasi,  pembenaran  apa  yang  dia
terima  dengan  menunjukkan  penerapan  rumusnya,  mana  yang  y  nya titik koordinat B, y nya titik koordinat C dan seterusnya”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  peserta  didik  mengetahui  rumus  gradien  pada  garis  yang
melalui  dua  titik  kembali,  mensubstitusikan  titik  koordinat  ke  rumus yang  digunakan  dengan  benar.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil
wawancara  dengan  peserta  didik  sebagai  konfirmasi  tentang  scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd2 “Iya, maksudnya ya mas?, O yang pas di papan tulis ya?. Pak
Af  benerke  membetulkan  garapan  aku.  Belum  bisa  nyebutin menyebutkan  titik-titiknya.  Pak  Af  nyuruh  menugasi  liat  lihat
rumus . Biar gak tidak keliru lagi Pak”.
Berdasarkan  hasil  penjelasan  di  atas,  baik  dari  scaffolding  oleh pendidik  dan  hasil  wawancara  dengan  subjek,  maka  diperoleh  proses
scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  dalam  kegiatan  pembelajaran matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus diantaranya dapat  diketahui  dari kesalahan  yang  dilakukan peserta didik
dalam  memecahkan  masalah.  Pertama,  proses  scaffolding  berupa kesulitan  peserta  didik  untuk  mengenal  gradien  garis.  Pendidik
menyajikan  materi  kemudian  mengajukan  pertanyaan  dari  apa  yang dimaksud  dengan  gradien  garis,  akan  tetapi  peserta  didik  tidak  bisa
mengikuti.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  memberikan pertanyaan-pertanyaan  yang  dapat  menuntun  peserta  didik  dalam  proses
berpikir mengenal  gradien garis dengan mengaitkan contoh dikehidupan sehari-hari.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu  menyajikan
pertanyaan mengarahkan dalam mengenal gradien garis. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Kedua,  dalam  prosesnya  ternyata  peserta  didik  masih  menemui kebingungan  dari  apa  yang  dimaksud  dengan  gradien  garis  sehingga
diperlukan  scaffolding  berikutnya  yaitu  menyampaikan  pengertian gradien  untuk  memperjelas  atau  menyimpulkan  dari  hasil  jawaban
peserta didik yang belum tepat. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu  menyajikan  rincian  dengan  jelas  dan  mengurangi  kebingungan
peserta didik mengenal gradien garis. Ketiga, kesulitan peserta didik menyebutkan titik perpotongan garis
sumbu x dengan sumbu y. Saat pendidik menggambar bidang cartesius di papan  tulis  dan  menanyakan  titik  perpotongan  antara  sumbu  x  dan  y,
peserta  didik  tidak  bisa  melengkapinya  dengan  tepat.  Proses  scaffolding yang  diberikan  ialah  arahan  dengan  mengingatkan  peserta  didik,
mengaitkan  sumbu  mendatar  disebut  sumbu-x  sumbu  tegak  disebut sumbu-y, dan menunjukkan titik tersebut ialah titik 0,0. Hal ini sesuai
dengan  proses  scaffolding  yaitu  mengarahkan  pekerjaan  peserta  didik dengan mengingatkan sistem koordinat cartesius.
Keempat,  kesalahan  dalam  menerapkan  rumus  untuk  menentukan gradien  garis  yang  melalui  dua  titik.  Pendidik  menyajikan  soal
menentukan  gradien  yang  melalui  dua  titik,  akan  tetapi  terdapat  peserta didik yang memberikan jawaban-jawaban yang belum tepat saat pendidik
mulai  memeriksamenguji  pengetahuannya.  Proses  scaffolding  yang diberikan  ialah  menunjukkan  perbedaan  pekerjaan  peserta  didik  dengan
standar  kebenaran  akan  suatu  pekerjaan  mengenai  rumus  untuk  mencari gradien  pada  garis  yang  melalui  dua  titik  di  papan  tulis.  Hal  ini  sesuai
dengan  proses  scaffolding  yaitu  mengevaluasi  hasil  pekerjaan  untuk mengklarifikasi kebenaran konsep menentukan gradien garis.  Sementara
itu  berdasarkan  catatan  lapangan  yang  diperoleh  pada  pembelajaran dikelas,  untuk  memunculkan  scaffolding  kepada  peserta  didik,  pendidik
sering mengajukan pertanyaan serta mengamati pekerjaan peserta didik. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
3 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
ketiga
Pada observasi ketiga di kegiatan ini  pada sub materi menentukan gradien dengan persamaan y=mx+c, setelah pendidik mengulang sedikit
materi  gradien,  pendidik  mengajukan  pertanyaan  mengenai  bentuk aljabar. Nampak peserta didik tidak bisa mengikuti,  terlihat  dari petikan
di bawah ini P
:  Pada  pertemuan  minggu  lalu  kita  sudah  membahas mengenai gradien. Gradien tu apa?
Pd Kecondongan  atau  kemiringan  suatu  garis  Pak  jawaban
serentak. P
:  Pada  persamaan  garis  nanti  dalam  bentuk  variabel, koefisien, konstanta. Opo kuiapa itu? Variabel apa?
Pd1 :
: Opo kui
apa itu.hehe..” Variabel ki kae lho.he.. jawaban salah seorang anak lagi.
P :  Opoapa..apa?
Pd :  Kelas tujuh Pak.
Scaffolding oleh
pendidik ialah
memberikan arahan
dengan mengingatkan  peserta  didik  mengenai  bentuk  aljabar  berupa  pemberian
contoh, terlihat dari petikan di bawah ini. P
:  Variabel itu atau sering juga dinamakan peubah ya. P
:  Variabel  atau  peubah,  misal  ada  2a,  lalu  3a  atau huruf  a
disitu Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah
mengarahkan  proses  berpikir  peserta  didik  untuk  mengingat  kembali materi bentuk aljabar yang telah dipelajari, yaitu variabel. Dimana hal ini
akan  berkaitan  dengan  materi  menentukan  gradien.  Berdasarkan  hasil wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik  dari  maksud
scaffolding tersebut. “Maksud  diberikan  itu, untuk  mengingatkan kembali  ke  anak
commit to user
dari variabel, koefisien, konstanta misal diberi contoh langsung sebab bentuk aljabar ini sudah  tahu persis, jadi garis besarnya saja.
Jadi  dengan  begitu  anak  dapat  terarah.  Kalau  saya  jelaskan  lagi nanti  bisa  mengurangi  jam  belajarnya.  Soalnya  nanti  ada  kaitannya
dengan menentukan gradien, dengan persamaan y=mx+c, mana yang suku, varieabel, konstanta, diharapkan nanti tidak kesulitan mas”.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu  peserta  didik  untuk  kembali  mengingatkan  mana  yang
variabel, melalui penjelasan pemberian contoh yang berhubungan dengan materi. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik
sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.   Peserta didik Pd1
“iya  mas,  kemarin  lupa  variabel  yang  mana  terus  koefisiene koefisiennya apa. Pelajaran kelas tujuh mas dah lupa. Pak Af kasih
contoh itu sebenernya dah mulai ingat saya mas , dikit sih”.
Pendidik melanjutkan pembelajaran dengan menyajikan soal  yaitu y=3x+6.  Sebelum  menugasi  peserta  didik  untuk  menentukan  nilai
gradien  garis.  Pendidik  kembali  memberikan  pertanyaan  mengenai bentuk  aljabar,  nampak  peserta  didik  masih  menemui  kesulitan  dalam
menyelesaikannya  ditandai  dengan  jawaban-jawaban  peserta  didik  yang belum tepat. Terlihat petikan di bawah ini
P :  Kalau  disini  adalah  y,  saya  berikan  contoh  misalnya  yang
pertama sambil menulis di papan tulis. Iya, y sama dengan tiga  x  ditambah  enam.  Ini  y=3x+6.  sambil  menunjukkan.
Tiga ini namanya? Iya?
Pd1 Gradien
P :  Ini variabelnya y dan x. Tiga itu kalau dalam bentuk aljabar
namanya  kofisien  ya  Koefisien  x,  koefisien  y  nya  berapa? Hayo? Koefisien y?
Pd2 :  Nol
P :  Koefisien y? kembali bertanya kepada pd
Pd :  Nol  pak,  tidak  ada  pak,  satu  pak.  jawaban  peserta  didik
commit to user
yang berbeda-beda Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  penjelasan  mengenai  konsep  bentuk
aljabar berupa petunjuk atau kata kunci  dari apa yang dimaksud dengan koefisien, terlihat dari petikan di bawah ini.
P :
: Koefisien  itu  bilangan  yang  berada  di  depan  variabel  y  atau
variabel x. Jadi, Wes sudah? perhatikan disini. Ehem semua menghadap
sini, ini ada variabel y, tadikan koefisien x adalah tiga. P
:  Variabel  y,  koefisiennya  berapa?  Angka  yang  ada  di  depan  y, kalau tidak ditulis
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menjelaskan kepada peserta didik tentang konsep bentuk  aljabar dengan
menunjukkan  bahwa  koefisien  ialah  nilai  yang  berada  didepan  variabel. Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik
dari maksud scaffolding tersebut. “untuk  menjelaskan  kembali  bentuk  aljabar,  memberikan
petunjuk  ke  anak,  kalau  misal  tidak  ditulis  atau  tidak  dicantumkan berarti nilai koefisiennya berapa, ya mudahnya koefisien itu yang ada
didepan  variabel.  Agar  anak  mulai  mengerti  dari  apa  yang  saya tanyakan tadi mas.
Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik membantu mengingatkan peserta didik kembali mengenai bentuk aljabar
khususnya  pada  koefisien  yang  nilainya  sama  dengan  satu,  tidak  harus ditulis. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik
sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.   Peserta didik Pd1
“Ya maksudnya, itu mas, itu Pak Af tanya koefisienya mas, kan cuman  hanya  y  aja  saja.  Pak  Af  nunjukin  menunjukkan,  udah
lama pelajaran ini, koefisien itu yang didepan ”.
commit to user
Pendidik  memberikan  kesempatan  kepada  peserta  didik  untuk menyelesaikan  soal  menentukan  gradien  garis  di  papan  tulis,  nampak
peserta  didik  melakukan  kesalahan  dalam  mengubah  bentuk  persamaan. Kemudian
beberapa peserta
didik kesulitan
mengklarifikasi kebenarannya  saat  pendidik  menguji  respon  peserta  didik  dari  hasil
pekerjaan, terlihat dari Gambar 4.4  atau petikan di bawah ini
Pd4 :  Mulai mengerjakan di papan tulis
-
3y = 6x+12
3 12
6x y
3 12
3 6
x y
y = 2x + 4 P
:  Betul? Pd
:  Iyaa,  betul  Pak  jawaban  dari  pd  yang  mengerjakan  dan dari  beberapa  pd  yang  memperhatikan  pertanyaan
pendidik. P
:  Wess  sudah,  duduk.  Dah  yo  ya.  Ok  semuanya.  Yuukk perhatikan sini dulu. Kalau contoh ini tadi ya ini kan dua y
sama  dengan  empat  x  dikurangi  delapan“2y  =  4x-8.  Dua pindah  sini.  Ini  kan  positif  menunjuk  angka  2  pada
2 8
4x y
. Pd
:  Iya Pak, positif. P
:  Pindah disini kok masih positif, iya? Pd
: Iyaaa..”
P :  Kamu dari temenmu ada yang seperti ini. Ini negatif pindah
keruas kanan berubah tanda menjadi plus tiga“
3 12
6x y
”. Terus yang betul yang mana?
Pd :  Yang  pertama,  yang  kedua  jawaban  peserta  didik  yang
Gambar 4.4 Kesalahan peserta didik dalam mengubah bentuk persamaan
commit to user
berbeda-beda. Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menunjukkan  perbedaan
pekerjaan  peserta  didik  secara  jelas  mengenai  standar  kebenaran  akan suatu  pekerjaan  dengan  konsep  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  sifat
pengurangan  kedua  ruas  dan  sifat  mengalikan  kedua  ruas  persamaan dengan  menghubungkan  dengan  contoh  sederhana,  terlihat  dari  Gambar
4.5 atau petikan di bawah ini.
P :  Kamu  harus  tau  prinsip  pada  bentuk  aljabar  kelas  satu,  ya.
Kelas  satu,  lihat  disini,  ya.  Kalau  ada  seperti  ini  y  ditambah tiga sama dengan lima
“y+3=5”.  y ditambah tiga sama dengan lima. Ini kan penjumlahan
P :  Sekarang kita tutup ini.
Dalam hal ini pendidik telah menuliskan y + 3 = 5
y + 3 – 3 = 5 – 3
y = 2 P
:  Kalau  penjumlahan  kita  amati,  jadi  min  yah.  Ini  prinsip dasarnya  dulu.  Lha  sekarang  kalau  bentuk  seperti  ini  dua  x
sama dengan sepuluh “2x=10”. Atau min saja “-2x=10”. P
:  Ini  min  lima.  Ini  prinsipnya  seperti  ini.  Sekarang  dari  baris kedua kita  tutup, ya.
Dalam hal ini Pendidik telah menuliskan -2x = 10
2 10
2 2x
Gambar 4.5 Pendidik yang menunjukkan konsep operasi hitung pada bentuk aljabar
sifat  pengurangan  kedua  ruas  dan  sifat  mengalikan  kedua  ruas  persamaan  dengan menggunakan contoh sederhana
commit to user
x = -5 Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah
mengevaluasi  hasil  pekerjaan  untuk  mengklarifikasi  kebenarannya dengan menunjukkan standar kebenaran pada konsep operasi hitung pada
bentuk  aljabar.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  peneliti dengan pendidik dari maksud pemberian scaffolding tersebut.
“Melibatkan  anak  bersama-sama  ikut  mengevalusi,  melihat setiap  pekerjaan.  Ooo..seharusnya  begini,  konsep  mengapa  pindah
ruas yang tanda negatif jadi plus terus plus jadi negatif. Menunjukkan kembali  kepada  anak  konsepnya,  supaya  tidak  asal  memindahkan,
operasi hitung bentuk aljabar dari contoh yang sudah saya sampaikan kemarin m
as, sebagai pembenaran dari pekerjaan mereka”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  peserta  didik  mengetahui  letak  kesalahan  dan  mengenai konsep  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  untuk  menentukan  gradien
garis.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil  wawancara  dengan  peserta  didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd4 “Maksud,  maksudnya  mas,  Pak  Af  kemarin  betulkan  jawaban
saya.  nunjukke  menunjukkan  betul  sama  yang  salahnya  mas.  Terus nunjukke   menunjukkan  ngapa  kok  pindah  ruas  min  jadi  plus,  plus
jadi min gitu ”.
Pendidik  kembali  memberikan  persoalan  menentukan  gradien graris,  nampak  peserta  didik  masih  ada  yang  mengalami  kesalahan
melakukan  kesalahan  dalam  mengubah  bentuk  persamaan  sehingga kesulitan  menentukan  nilai  gradien  garis,  terlihat  dari  Gambar  4.6  atau
petikan di bawah ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
P :
: Wes,  wes  sudah,  sudah  perhatikan  nomor  enam.  Bentuk
yang lain. Berapakah  gradiennya  yang  ini?  Nikan  dua  x  plus  y  sama
dengan delapan “2x+y=8”.
Pd :  Betul pak?
2x+y=8 y=2x+8
P :  Hei  owes  yosudah  ya  perhatikan,  mosok  durung  isobelum
bisa bertanya kepada semua pd. Pd
: … diam
Belum jawaban beberapa peserta didik
Scaffolding  oleh  pendidik  ialah  dengan  menerangkan  konsep  operasi hitung pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas persamaan dari
soal tersebut, terlihat dari Gambar 4.7 atau petikan di bawah ini.
P :  Oke perhatikan lagi, saya kembalikan ke dasar ini dulu ya kelas
satu.  Ini  kelas  satu.  Pindah  kelas  siji  neh  wae  satu  lagi  saja. Ini  prinsip  dari  operasi  pada  bentuk  aljabar  ya  dua  x  plus  y
Gambar 4.6 Kesalahan peserta didik mengubah bentuk persamaan
Gambar  4.7 Pendidik  menyajikan  konsep  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  sifat
pengurangan kedua ruas persamaan dari soal
commit to user
sama  dengan  delapan  “2x+y=8”.  Supaya  ini  hilang  geser. Berarti  kan  dua  x  dikurangi  dua  x  ya.  Ini  tetap    plus  y  sama
dengan  delapan.  Kalau  sebelah  kiri  ya,  ruas  kiri  dikurangi berarti  ruas  kanan  harus  dikurangi  bilangan  yang  sama.  Jadi
sebelah sini harus dikurangi dengan min dua x
Hal  ini  dapat  diketahui  bahwa  maksud  scaffolding  oleh  pendidik  ialah menunjukkan  kepada  peserta  didik  sebagai  penekanan  pada  operasi
hitung bentuk aljabar mengenai sifat pengurangan kedua ruas persamaan untuk  mengurangi  kebingungan  peserta  didik.  Berdasarkan  hasil
wawancara  yang  dilakukan  peneliti  dengan  pendidik  dari  maksud scaffolding tersebut
“Hampir  sama  seperti  yang  tadi  mas,  untuk  menunjukkan  ke anak,  karena  sebelumnya  saya  sudah  memberikan  konsep  tersebut
walaupun  dengan  contoh  lain  yang  sederhana.  Sebenarnya  apabila anak  yang  sudah  mengerti,  memindah  secara  langsung,  pindah  ruas
mas. Tapi masih ada anak yang asal memindahkan jadi keliru. Disini saya menekankan pada  operasi hitung sifat  pengurangan kedua ruas
agar anak tidak bingung lagi mengapa kok bisa demikian
”. Hal  ini  juga  dapat  diketahui  bahwa  scaffolding  yang  diberikan  pendidik
membantu  mengurangi  kebingungan  peserta  didik  dengan  mengetahui konsep dari sifat pengurangan kedua ruas persamaan. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
  Peserta didik Pd3 “Supaya gak bingung lagi siswanya Pak, lah tadi dikasih tahu
cuman hanya pakai contoh kok. Jadi masih bingung ”.
Berdasarkan  hasil  penjelasan  di  atas,  baik  dari  scaffolding  oleh pendidik  dan  hasil  wawancara  dengan  subjek,  maka  diperoleh  proses
scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  dalam  kegiatan  pembelajaran matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
diantaranya dapat  diketahui  dari kesalahan  yang  dilakukan peserta didik dalam  memecahkan  masalah.  Pertama,  proses  scaffolding  berupa
kesulitan peserta didik untuk mengenal variabel.  Pada awalnya pendidik mengulang  materi  sebelumnya  kemudian  mengajukan  pertanyaan
mengenai  bentuk  aljabar, akan tetapi  peserta didik tidak bisa mengikuti. Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah  memberikan  arahan  dengan
mengingatkan  peserta  didik  mengenai  bentuk  aljabar  berupa  pemberian contoh.  Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu  mengarahkan
pekerjaan peserta didik dengan mengingatkan bentuk aljabar. Kedua,  kesalahan  peserta  didik  menentukan  nilai  koefisien  dari
suatu  persamaan  garis.  Pendidik  mulai  menyajikan  persoalan menentukan  gradien  garis  kemudian  menanyakan  koefisien  dari
persamaan  tersebut,  akan  tetapi  peserta  didik  memberikan  jawaban- jawaban  yang  belum  tepat.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah
penjelasan  mengenai  konsep  bentuk  aljabar  berupa  petunjuk  atau  kata kunci  dari  apa  yang  dimaksud  dengan  koefisien.  Hal  ini  sesuai  dengan
proses  scaffolding  yaitu  menyajikan  penjelasan  berupa  penyampaian informasi bentuk aljabar.
Ketiga,  kesalahan  peserta  didik  dalam  mengubah  bentuk persamaan.  Pendidik  memberikan  kesempatan  peserta  didik  untuk
menyelesaikan  soal  di  papan  tulis,  akan  tetapi  peserta  didik  melakukan kesalahan  mengubah  bentuk  persamaan  dan  beberapa  peserta  didik
kesulitan  mengklarifikasi  kebenarannya  saat  pendidik  menguji  respon dari  hasil  pekerjaan  temannya.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah
menunjukkan  perbedaan  pekerjaan  peserta  didik  secara  jelas  mengenai standar  kebenaran  akan  suatu  pekerjaan  dengan  konsep  operasi  hitung
pada  bentuk  aljabar  sifat  pengurangan  kedua  ruas  dan  sifat  mengalikan kedua ruas persamaan dengan menghubungkan dengan contoh sederhana.
Hal  ini  sesuai  dengan  proses  scaffolding  yaitu  mengevaluasi  hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenaran konsep operasi hitung bentuk
aljabar. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Keempat,  kesalahan  dalam  mengubah  bentuk  persamaan  sehingga kesulitan  menentukan  nilai  gradien  garis.  Pendidik  kembali  menyajikan
persoalan  menentukan  gradien,  akan  tetapi  terdapat  peserta  didik  yang kesulitan  menyelesaikannya.  Proses  scaffolding  yang  diberikan  ialah
dengan  menerangkan  konsep  operasi  hitung  pada  bentuk  aljabar  sifat pengurangan  kedua  ruas  persamaan  dari  soal  tersebut.  Hal  ini  sesuai
dengan  proses  scaffolding  menyajikan  rincian  dengan  jelas  dan mengurangi  kebingungan  peserta  didik  konsep  operasi  hitung  bentuk
aljabar. Sementara itu berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh pada observasi  ketiga  pada  pembelajaran  dikelas,  untuk  memunculkan
scaffolding kepada peserta didik, pendidik sering mengajukan pertanyaan serta mengamati pekerjaan peserta didik.
4 Data  proses  scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada  observasi
keempat
Pada  observasi  keempat  di  kegiatan  ini,  pembelajaran  matematika pada  sub  materi  menentukan  persamaan  garis  dengan  titik  x,y  dengan
gradien  m  untuk  pengetahuan  konseptual  lebih  terpusat  pada  penjelasan materi  oleh  pendidik  sehingga  pendidik  tidak  teramati  memberikan
scaffolding  apapun  kepada  peserta  didik.  Sementara  itu  berdasarkan catatan  lapangan  yang  diperoleh  pada  observasi  keempat  pada
pembelajaran dikelas, pendidik lebih fokus pada penjelasan materi secara langsung, sehingga scaffolding tidak teramati.
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh data proses scaffolding yang diberikan  pendidik  pada  pembelajaran  materi  persamaan  garis  lurus  untuk
pengetahuan konseptual, seperti disajikan pada Tabel 4.1. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Tabel  4.1  Data  proses scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada
pembelajaran  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan konseptual disetiap observasi.
No Data proses
scaffolding pada observasi pertama
Data proses scaffolding pada
observasi kedua Data proses
scaffolding pada observasi ketiga
Data proses scaffolding pada
observasi keempat
1. Mengarahkan
pekerjaan peserta didik dengan
mengingatkan sistem koordinat
cartesius Mengarahkan
pekerjaan peserta didik dengan
mengingatkan sistem koordinat
cartesius Mengarahkan
pekerjaan peserta didik dengan
mengingatkan bentuk aljabar
2. Menyajikan
rincian dengan jelas dan
mengurangi kebingungan
peserta didik menggambar
grafik garis lurus Menyajikan
rincian dengan jelas dan
mengurangi kebingungan
peserta didik mengenal gradien
garis Menyajikan
rincian dengan jelas  dan
mengurangi kebingungan
peserta didik konsep operasi
hitung bentuk aljabar
3. Menyajikan
pertanyaan mengarahkan
mengenal gradien garis
4. Mengevaluasi
hasil pekerjaan untuk
mengklarifikasi kebenaran konsep
menentukan gradien garis
Mengevaluasi hasil pekerjaan
untuk mengklarifikasi
kebenaran konsep operasi hitung
bentuk aljabar
5. menyajikan
penjelasan berupa penyampaian
informasi bentuk aljabar
Berdasarkan  penjelasan  Tabel  4.1,  maka  proses  scaffolding  yang berupa  mengarahkan  pekerjaan  peserta  didik,  dan  menyajikan  rincian
dengan jelas dan mengurangi  kebingungan peserta didik merupakan proses scaffolding yang sering diberikan pendidik pada proses pembelajaran materi
persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan  konseptual,  sedangkan  untuk proses  scaffolding  yang  berupa  menyajikan  pertanyaan  mengarahkan,
mengevaluasi  hasil  pekerjaan  untuk  mengklarifikasi  kebenarannya,  dan menyajikan  penjelasan  berupa  penyampaian  informasi  merupakan  proses
commit to user
scaffolding  yang  hanya  sesekali  diberikan  oleh  pendidik.  Jadi  secara keseluruhan,  proses  scaffolding  yang  diberikan  oleh  pendidik  pada  proses
pembelajaran  materi  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan  konseptual disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2   Data  proses scaffolding  yang  diberikan  pendidik  pada
pembelajaran  persamaan  garis  lurus  untuk  pengetahuan konseptual
No Data proses scaffolding pada pembelajaran persamaan garis lurus untuk
pengetahuan konseptual 1.
Mengarahkan pekerjaan peserta didik 2.
Menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik 3.
Menyajikan pertanyaan mengarahkan 4.
Mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya 5.
Menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi
Sementara itu berdasarkan catatan lapangan 1 hingga 4, terlihat bahwa pada  kegiatan  pembelajaran  di  kelas,  pendidik  sering  bertanya  dan
mengamati pekerjaan kepada peserta didik untuk memunculkan scaffolding. Peserta  didik  juga  sering  mengajukan  pertanyaan  kepada  pendidik,  hal  ini
terjadi  karena  peserta  didik  merasa  kesulitan  dan  peserta  didik membutuhkan scaffolding pada pembelajaran tersebut.
b.  Data  Proses Scaffolding  yang  diberikan  oleh  Pendidik  pada