Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan tingkat rasa percaya diri bagi peserta didik yang berprestasi rendah dalam pembelajaran matematika. 7. Developing conceptual understanding and procedural skill in mathematics: An iterative process oleh Johnson et al dalam Journal of Educational Psychology Vol 93 No.2 Hal: 346-362 tahun 2001. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa hubungan antara pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural adalah berlaku secara timbal balik. Peningkatan pengetahuan prosedural akan mendorong peningkatan pengetahuan konseptual dan sebaliknya. Pengetahuan konseptual dan prosedural ini dibangun secara pengulangan iteratively dan juga saling bergantungan antara satu sama lain hand-over-hand process.

C. Kerangka Berpikir

Scaffolding merupakan penyediaan berbagai jenis dan tingkatan bantuan oleh pendidik kepada peserta didik guna memfasilitasi anak agar mereka dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya baik berupa isyarat-isyarat, petunjuk, peringatan-peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan sehingga peserta didik dapat mencapai tujuannya. Scaffolding muncul pada saat peserta didik menemui kesulitan, kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam materi persamaan garis lurus. Pemberian bantuan atau dukungan ini sejalan dengan pengertian Zone of Proximal Development ZPD dari Vygotsky. Dimana peserta didik yang lebih banyak mengandalkan pemberian bantuan dari pendidik untuk mendapatkan pemahaman berada di luar daerahnya ZPD, sedangkan peserta didik yang terlepas dari bantuan pendidik berarti telah berada dalam daerahnya ZPD. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar matematika dan proses tersebut berpusat pada pendidik dalam mengajar commit to user matematika. Pada dasarnya obyek matematika adalah abstrak, matematika juga dapat berupa pengetahuan konseptual dan prosedural, di dalam matematika terdapat keterkaitan antara pengetahuan konseptual dan prosedural. Pengetahuan konseptual dalam matematika dapat berupa pengetahuan tentang konsep-konsep matematika, bagaimana konsep tersebut saling terkait satu sama lain, serta bagaimana konsep-konsep tersebut berfungsi bersama. Selanjutnya pengetahuan prosedural dapat berupa pengetahuan yang mencakup berbagai keterampilan atau cara melakukan sesuatu yang berupa langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang rutin atau permasalahan yang baru. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama dengan bantuan beberapa instrumen pengumpulan data. Adapun teknik untuk pengumpulan data meliputi observasi dan wawancara tak terstruktur. Proses scaffolding pada pembelajaran matematika akan diamati dengan menggunakan perekam berupa handycam. Dari hasil rekaman tersebut diperoleh transkripsi kegiatan pembelajaran berupa percakapan atau dialog pendidik dan peserta didik. Transkripsi tersebut akan direduksi dengan cara mengambil percakapan yang terkait dengan proses scaffolding pada pembelajaran materi pokok persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan prosedural, sehingga reduksi menghasilkan data dalam dua kategori yaitu kategori data proses scaffolding pada pembelajaran untuk pengetahuan konseptual dan kategori data proses scaffolding pada pembelajaran untuk pengetahuan prosedural. Selanjutnya untuk wawancara tak tersetruktur dilakukan sebagai klarifikasi dari proses scaffolding. Apabila terdapat hubungan antara proses scaffolding pada pembelajaran dan hasil wawancara tak tersetruktur, maka akan diperoleh data proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi pokok persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan prosedural. Secara umum tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan terlihat dari Gambar 2.2. commit to user Display Data Penarikan kesimpulan Analisis hasil wawancara Hasil analisis Analisis hasil wawancara Hasil analisis Wawancara dengan Pendidik Wawancara dengan Peserta didik Data hasil wawancara Data hasil wawancara Penentuan Subjek Penelitian Observasi pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1 sampai ke-4 Data hasil observasi pertemuan ke-1 sampai ke-4 Analisis data hasil observasi pertemuan ke-1 sampai ke-4 Data proses scaffolding Data proses pembelajaran Proses scaffolding dan Konfirmasi proses scaffolding Data proses scaffolding pada pembelajaran Gambar 2.2 Diagram alur penelitian commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Karanganyar Kabupaten Karanganyar kelas VIII semester I pada materi persamaan garis lurus pada tahun pelajaran 20132014. Peneliti memilih SMP Negeri 4 Karanganyar sebagai tempat penelitian dengan alasan bahwa di SMP Negeri 4 Karanganyar memiliki karakteristik tingkat sekolah yang sama dengan sekolah observasi awal tetapi dengan tingkat rank yang berbeda, belum pernah dilakukan penelitian tentang proses scaffolding khususnya terkait dengan proses scaffolding pada pembelajaran matematika untuk pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Kemudian untuk materi menentukan gradien, persamaan garis, atau grafiknya di SMP Negeri 4 Karanganyar menunjukkan daya serap yang tergolong rendah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu dimulai dari tahap persiapan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan, analisis data dan yang terakhir yaitu tahap penyusunan laporan. Jadwal penelitian secara lengkap sebagai berikut a. Persiapan 1 Pengajuan judul : November 2012 2 Penyusunan Proposal : November-Desember 2012 3 Seminar : Januari 2013 4 Revisi proposal dan instrumen : Januari-September 2013 b. Pelaksanaan penelitian : Oktober-November 2013 c. Analisis Data : Oktober-Desember 2013 d. Penyusunan Laporan : Desember-Juni 2015 30 commit to user