commit to user 32
Pemeriksaan campuran aspal beton menggunakan cara
Marshall Test
dan Mengacu
pada Bina
Marga: Manual
Pemeriksaan Bahan
Jalan No.01MNBM1976 Type PC-0201-76.
2.2.7. Karakteristik Perkerasan
The Asphalt Intitute
MS 22 1983 mengemukakan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh campuran aspal sebagai lapis perkerasan, yaitu :
a. Stabilitas
Stability
Stabilitas adalah ketahanan suatu lapis perkerasan untuk tidak berubah bentuk atau faktor mengalami deformasi yang diakibatkan oleh beban lalu lintas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas adalah
friction, cohesion
dan
inertia.
Suatu lapis perkerasan mempunyai stabilitas tinggi bila ketiga faktor tersebut tinggi nilainya.
Stabilitas merupakan salah satu sifat yang mempunyai peran penting dalam memberikan mutu suatu perkerasan campuran panas. Stabilitas lapis perkerasan
jalan adalah kemampuan lapisan perkerasan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk seperti gelombang, alur, ataupaun
bleeding.
Kebutuhan akan stabilitas setingkat dengan jumlah lalu lintas dan beban kendaraan yang akan menggunakan jalan tersebut. Jalan dengan volume lalu lintas
yang tinggi apalagi sebagian besar merupakan kendaraan berat, akan menuntut stabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan jalan dengan volume lalu lintas
yang hanya terdiri dari kendaraan penumpang saja. Stabilitas terjadi karena adanya daya ikat yang baik dari lapisan aspal,
penguncian antar partikel agregat, serta dari hasil gesekan antar butir. Sedangkan tahanan gesek itu sendiri, selain meningkat seiring dengan kekasaran dari pertikel
agregat, juga mengalami peningkatan seiring dengan kepadatan partikel yang tertekan yang diperoleh dari gradasi yang rapat dan hasil pemadatan yang cukup.
commit to user 33
Dengan demikian untuk dapat memperoleh stabilitas yang tinggi maka perlu diusahakan hal-hal berikut ini :
- Agregat dengan gradasi yang rapat
- Agregat dengan permukaan yang kasar
- Aspal dengan penetrasi yang rendah
- Jumlah aspal yang cukup untuk ikatan antar butir
Tapi perlu diperhatikan bahwa kestabilan yang terlalu tinggi akan menyebabkan perkerasan menjadi kaku
stiff
dan kemampuan durabilitasnya menjadi turun atau rendah, serta menurunkan fleksibilitas dan kemudahan
pelaksanaan. b.
Durabilitas
durability
Durabilitas perkerasan aspal menunjukan kemampuan campuran untuk menahan pengaruh buruk dari lingkungan dan iklim udara, air dan temperatur.
Pengaruh ini lazim dikenal sebagai efek penuaan aspal yang antara lain meliputi oksidasi dan penguapan fraksi ringan dari aspal serta pemisahan agregat dan
pengelupasan film aspal dari agregat. Durabilitas adalah kemampuan campuran melawan air dan suhu. Dengan
melakukan pengujian Marshall diperoleh indeks durabilitas. Indeks durabilitas diukur dari angka stabilitas terkoreksi dari setiap benda uji pada perendaman di
dalam
water bath
untuk beberapa waktu dengan persamaan sebagai berikut :
Ti Ti
Sti Sti
Ips 1
1
……………………………2.1 Dengan :
Ips = Indek penurunan stabilitas , St = Nilai stabilitas kg,
T = Waktu perendaman jam.
Dan
St Ips
Nps 100
……………………………………2.2 Dengan :
Nps = Nilai penurunan stabilitas kg,
commit to user 34
Ips = Indek penurunan stabilitas , St = Stabilitas kg.
c. Fleksibilitas
flexibility
Fleksibilitas dari suatu lapisan perkerasan adalah kemampuan lapisan untuk dapat mengikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas berulang tanpa
timbulnya suatu retak dan perubahan volume. Untuk meningkatkan nilai fleksibilitas lapis perkerasan ini dapat dilakukan dengan menggunakan aspal lunak
penetrasi tinggi yang cukup banyak dan agregat yang bergradasi terbuka
open graded
d. Tahanan Geser
Skid resistance
Tahanan geser adalah kemampuan lapis permukaan
surface coarse
pada lapis perkerasan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya roda selip atau
tergelincir pada waktu permukaan basah. Permukaan yang kasar akan mempunyai kekasatan
skid resistance
yang lebih tinggi daripada permukaan yang halus. Tetapi permukaan yang kasar bias mengurangi kenyamanan akibat timbulnya
gesekan antara ban dengan permukaan jalan, sehingga ban cepat aus. Kekesatan yang tinggi diperoleh dengan lapis permukaan yang kasar. Permukaan perkerasan
yang mengalami
bleeding
, kekesatannya akan menjadi lebih rendah. Oleh karena itu kadar aspal harus cukup serta masih tersedianya rongga udara, untuk pemuaian
aspal yang akan membantu tercapainya nilai kekesatan yang optimum. e.
Kemudahan Pelaksanaan
Workability
Kemudahan pekerjaan adalah kemudahan suatu campuran perkerasan untuk dihampar dan dipadatkan, sehingga diperoleh hasil yang memenuhi kepadatan
yang diinginkan kemudahan ini penting karena pada pekerjaan penghampar dan pemadatan dituntut waktu yang tepat, mengingat sangat pentingnya suhu
minimum pemadatan. Apabila pemilihan bahan dan pencampuran sesuai dengan rencana, maka pengerjaan penghamparan dan pemadatan ini dapat berjalan sesuai
rencana pula.
commit to user 35
f. Ketahanan Kelelahan
Fatigue Resistence
Penurunan
P ermanent Deformation
Ketahanan kelelahan adalah kemampuan perkerasan menerima beban berulang tanpa terjadi kelelahan berupa retak sedang deformasi terjadinya alur
rutting
. Beberapa penyebab dan akibat yang disebabkan oleh
Fatigue Resistance
yang buruk : 1. Kadar aspal yang rendah menyebabkan retak fatig.
2. Desain rongga tinggi, umur aspal rendah diikuti retak fatig. 3. Pemadatan kurang, umur aspal rendah diikuti retak fatig.
4. Ketebalan perkerasan tidak cukup memadai, gaya berlebihan yang diikuti retak fatig.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan kelelahan adalah : 1. VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan
kelelahan yang lebih cepat. 2. VMA yang tinggi dan kadar aspal yang tinggi dapat mengakibatkan lapis
perkerasan menjadi fleksibel.
g. Kedap Air
Impermeabilitas
Impermeabilitas adalah daya tahan perkerasan aspal terhadap masuknya air kedap air dan udara ke dalam perkerasan. Karakteristik ini berhubungan dengan
kadar rongga pada campuran yang dipadatkan. Makin besar rongga yang terjadi makin rentan terjadinya oksidasi, berarti makin cepat terjadinya pelapukan
material pembentuk perkerasan jalan.
2.2.8. Penentuan Rancang Campur Aspal Beton LASTON