Perencanaan Campuran Karakteristik Campuran

commit to user 28

2.2.4. Perencanaan Campuran

a. Metode Rancang Campuran Zamhari, K.A 1997 mengemukakan tiga metode perencanaan campuran aspal yang dikenal saat ini yaitu : 1. Perencanaan berdasarkan resep Yaitu metode yang menggunakan resep campuran untuk setiap nominal masing- masing agregat dan jumlah bitumen yang dibutuhkan menurut kondisi yang diinginkan.Resep ini diperoleh dari akumulasi pengalaman dalam waktu yang lama dan hanya para pakar atau ahli yang boleh mengeluarkan perencanaan berdasarkan resep ini. 2.Perencanaan berdasarkan pengujian empirical Metode ini mempergunakan pengujian Marshall yang akan mengeluarkan besaran-besaran seperti stabilitas dan flow yang akan memberikan batasan- batasan berdasarkan pengamatan kinerja lapangan. 3.Perencanaan berdasarkan pengukuran karakteristik fundamental campuran Metode ini adalah metode perencanaan campuran yang berorientasi pada kinerja yang berdasarkan pada pendekatan rasional atau mekanik.Karakteristik campuran berhubungan dengan respon perkerasan jalan terhadap beban. b. Perencanaan Perkerasan 1. Campuran panas hot mix Proses pencampuran yang dilakukan secara panas, umumnya menggunakan aspal semen sebagai pengikat. Proses pencampuran aspal dipanaskan terlebih dahulu agar lebih encer, sehingga dalam pengadukan aspal merata dalam campuran. Proses pemanasan harus dikontrol secara cermat agar tidak terjadi perbedaan temperatur antara aspal dan agregat. 2. Campuran dingin cold mix Proses pencampuran yang dilakukan pada suhu rendahruang. Aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan agregat dalam keadaan dingin tanpa pemanasan. commit to user 29 Pelaksanaan pada campuran yang menggunakan cold mix lebih praktis tetapi mempunyai pembukaan terhadap lalu lintas open traffic relatif lebih lama dari pada perkerasan dengan cara hot mix .

2.2.5. Karakteristik Campuran

The asphalt Institute MS 22 1983 mengemukakan perilaku dan karakteristik aspal campuran panas yang analisanya difokuskan pada empat karakteristik campuran dan pengaruh karakteristik tersebut pada sifat campuran. Empat karakteristik tersebut adalah : a. Kepadatan campuran mix density Kepadatan pada pemadatan campuran adalah berat jenis campuran tersebut. Kepadatan adalah petunjuk utama yang penting sehubungan dengan porositas perkerasan.Semakin padat suatu perkerasan maka stabilitas semakin besar. b. Rongga udara campuran VIM void in mix VIM adalah kantung udara yang terdapat di antara partikel agregat setelah pemadatan perkerasan. VIM penting sehubungan dengan terjadinya penambahan pemadatan akibat beban lalu lintas, yaitu menyediakan ruang bagi aspal yang terdesak agar tidak bleeding . VIM yang besar akan menyebabkan permeabilitas perkerasan menjadi besar. Hal ini akan menurunkan tingkat keawetan perkerasan durabilitas akibat proses oksidasi udara dan meresapnya air dalam perkerasan. c. Rongga pada mineral agregat VMA void in the mineral aggregate VMA adalah ruangan yang terjadi antara partikel agregat pada campuran perkerasan termasuk ruang yang terisi aspal. Agregat bergradasi rapat akan memberikan VMA yang kecil. Keadaan ini akan menghasilkan stabilitas yang besar. Persentase aspal yang mampu diserap lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan agregat bergradasi senjang. Persentase aspal yang kecil memberikan film pelapisan aspal pada agregat yang tipis dan rawan terhadap oksidasi udara. commit to user 30 d. Kadar aspal asphalt content . Proporsi aspal dalam campuran adalah sangat penting dan harus ditentukan dengan cermat di dalam laboratorium dan dikontrol dengan ketat di lapangan. Kadar aspal optimum suatu campuran tergantung pada karakteristik agregat seperti gradasi dan absorbs. Gradasi agregat berkaitan dengan kadar aspal optimum.

2.2.6. Persyaratan dan Pemeriksaan Bahan