Analisa Regresi Pengujian Rembesan Permeabilitas

commit to user 75

4.3. Analisa Regresi

Data yang didapat, yaitu data Stabilitas, Flow, Marshall Quotient, VIM khusus untuk waktu perendaman 14 hari, sedangkan untuk data Durabilitas untuk semua waktu perendaman yaitu 30 menit, 1 hari, 7 hari dan 14 hari. Semua data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10. ; Tabel 4.11. ; Tabel 4.12. ; Tabel 4.13. ; Tabel 4.14. ; Tabel 4.15. ; Tabel 4.16. Kemudian dari data-data tersebut dicari persamaan grafik yang menyatakan hubungan antara penggunaan kadar filler dengan Stabilitas, antara kadar filler dengan Flow , antara kadar filler dengan Marshall Quotient , antara kadar filler dengan VIM dan yang terakhir antara kadar filler dengan Durabilitas. Untuk mendapatkan persamaan regresi digunakan bantuan komputer melalui Microsoft Excel dalam bentuk tabel dan matrik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Tabel G.1. sampai dengan Tabel G.36. Dari grafik yang didapat akan terlihat masing-masing bentuk persamaannya, nilai Koefisien Determinasinya, juga nilai Koefisien Korelasinya, dan dari grafik itu pula akan dapat dibaca sifat hubungan kedua parameter yang membentuknya untuk masing-masing `hubungan seperti tersebut diatas. commit to user 76

4.4. Pembahasan

4.4.1. Hubungan Kadar

Filler Terhadap Stabilitas Stabilitas adalah kemampuan campuran untuk menahan terjadinya deformasi yang terjadi akibat beban yang ditimbulkan dari lalu lintas. Nilai stabilitas dipengaruhi antara lain oleh jumlah pemadatan, gradasi agregat, stiffnes campuran dan kohesi campuran. Nilai stabilitas yang terlalu tinggi mengakibatkan perkerasan menjadi kaku dan dapat mengakibatkan lapis perkerasan menjadi mudah retak cracking. Stabilitas yang rendah akan menyebabkan terjadinya penurunan deformation dan alur bekas roda rutting pada lapis perkerasan karena beban lalu lintas yang bekerja di atasnya. Gambar 4.5. Hubungan Kadar Filler dengan Nilai Stabilitas untuk Waktu Perendaman 14 Hari Gambar 4.5 menunjukkan bahwa pada campuran yang memakai filler semen dan limbah karbit, terlihat semakin besar kadar filler yang diberikan, semakin tinggi nilai stabilitasnya hingga mencapai nilai optimum yang kemudian akan menurun lagi. Sedang campuran yang memakai filler limbah batubara mengikuti lengkung cekung yang artinya stabilitas tertinggi akan dicapai saat kadar filler commit to user 77 memakai maksimum. Stabilitas awal campuran yang memakai filler batubara jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan campuran yang memakai filler semen maupun filler limbah karbit. Tabel 4.17. Perbedaan Nilai Stabilitas untuk Waktu Perendaman 14 Hari Kadar Filler Nilai Stabilitas kg Campuran Laston dengan Filler Portland Cement Limbah Karbit naikturun terhadap semen Limbah Batubara naikturun terhadap semen 50.56 4 1019,389 1009,943 -0,927 374,592 -63,253 63.21 5 1055,943 1023,234 -3,098 396,242 -62,475 75.85 6 1098,282 1083,589 -1,338 413,042 -62,392 88.49 7 1182,952 1174,550 -0,710 494,833 -58,170 100 7.91 1115,232 1080,934 -3,075 484,580 -56,549 Sumber : Hasil Perhitungan Kalau nilainya + menunjukkan bahwa nilai stabilitas campuran laston dengan limbah karbit maupun batubara lebih besar daripada portland cement , sedangkan Kalau nilainya - menunjukkan bahwa nilai stabilitas campuran laston dengan limbah karbit maupun batubara lebih kecil daripada portland cement. Pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa dengan waktu perendaman 14 hari, nilai stabilitas campuran dengan filler limbah karbit dengan berbagai kadar filler, terlihat semuanya lebih kecil dari nilai stabilitas campuran dengan filler semen. Pada perendaman 14 hari nilai stabilitas campuran yang memakai filler limbah batubara dengan berbagai kadar filler terlihat jauh lebih kecil dari nilai stabilitas campuran dengan menggunakan filler semen. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E-25 dan E-26. Spesifikasi Bina Marga untuk stabilitas mensyaratkan minimal 550 kg, ini artinya untuk semua waktu perendaman 30 menit, 1 hari, 7 hari dan 14 hari, dan semua variasi kadar filler nya, campuran yang menggunakan masing-masing filler semen dan limbah karbit memenuhi spesifikasi tersebut. Sedang campuran yang menggunakan filler limbah batubara untuk perendaman 7 hari dan 14 hari semuanya tidak bisa memenuhi persyaratan, hal ini bisa dilihat di Tabel 2.6 persyaratannya dan Tabel 4.10 hasil uji. commit to user 78

4.4.2. Hubungan Kadar

Filler Terhadap Flow Kelelehan plastis atau flow dinyatakan dalam milimeter mm. Flow dapat merupakan indikator terhadap lentur. Campuran yang mempunyai nilai flow tinggi atau besar dapat diindikasikan bahwa campuran tersebut makin plastis atau sebaliknya. Gambar 4.6. Hubungan Kadar Filler dengan Nilai Flow untuk Waktu Perendaman 14 Hari Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada gambar 4.6. menunjukkan bahwa dengan waktu perendaman 14 hari pada campuran yang menggunakan filler semen, semakin besar kadar filler semakin tinggi nilai flow nya, sampai mencapai harga optimum kemudian turun lagi. Demikian pula pada campuran dengan filler limbah karbit tampak nilai flow akan semakin naik dengan bertambahnya kadar filler sampai mencapai nilai optimum kemudian akan turun lagi. Pada campuran yang memakai filler batubara mempunyai trend kelengkungan hampir sama dengan campuran yang memakai filler semen, maupun limbah karbit, hanya pada kadar filler 4 merupakan nilai flow yang tertinggi. Ketiganya mempunyai trend lengkung yang sama yaitu lengkung cembung. commit to user 79

4.4.3. Hubungan Kadar

Filler Terhadap Hasil Bagi Marshall Nilai hasil bagi Marshall Marshall Quotient atau yang biasa ditulis dengan notasi MQ merupakan hasil bagi dari stabilitas dengan kelelahan yang digunakan sebagai pendekatan terhadap tingkat kekakuan atau fleksibilitas campuran. Nilai MQ yang tinggi menunjukkan kekakuan dari perkerasan dan berakibat mudah timbul retak-retak cracking . Sebaliknya nilai MQ yang rendah menunjukkan campuran terlalu plastisfleksibel yang akan berakibat perkerasan mudah mengalami deformasi pada waktu menerima beban lalu lintas. Gambar 4.7. Hubungan Kadar Filler dengan Nilai Marshall Quotient untuk Waktu Perendaman 14 Hari Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.7. menunjukkan bahwa dengan waktu perendaman 14 hari pada campuran yang menggunakan filler semen dan limbah karbit, terlihat semakin besar kadar filler yang diberikan, tampak nilai MQ semakin naik hingga mencapai nilai optimum yang kemudian akan menurun lagi. Trend lengkungnya adalah lengkung cembung, sedangkan pada campuran dengan filler batubara juga menunjukkan kelakuan yang sama, hanya MQ awalnya pada kadar filler 4 nilainya lebih rendah dibandingkan commit to user 80 dengan campuran yang menggunakan filler semen dan karbit, sedang trend lengkungnya adalah lengkung cekung. Tabel 4.18. Perubahan nilai Marshall Quotient untuk Waktu Perendaman 14 hari Kadar Filler Nilai Marshall Quotient kgmm Campuran Laston dengan Filler Portland Cement Limbah Karbit naikturun terhadap semen Limbah Batubara naikturun terhadap semen 50.56 4 265,928 268,126 0,827 93,648 -64,784 63.21 5 273,089 264,630 -3,098 101,601 -62,796 75.85 6 289,021 285,155 -1,338 106,821 -63,040 88.49 7 311,303 303,763 -2,422 130,219 -58,170 100 7.91 301,414 286,974 -4,791 130,968 -56,549 Sumber : Hasil Perhitungan Kalau nilainya + menunjukkan bahwa nilai stabilitas campuran laston dengan limbah karbit maupun batubara lebih besar daripada portland cement , sedangkan Kalau nilainya - menunjukkan bahwa nilai stabilitas campuran laston dengan limbah karbit maupun batubara lebih kecil daripada portland cement. Pada Tabel 4.20 menunjukkan bahwa dengan waktu perendaman 14 hari, nilai Marshall Quotient MQ campuran yang memakai filler semen cenderung lebih besar dari campuran yang memakai filler limbah karbit. Pada rendaman 14 hari, nilai MQ campuran yang memakai filler limbah batubara mutlak lebih kecil dari campuran yang memakai filler semen, maupun campuran yang menggunakan limbah karbit. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E-28 dan E-29. Untuk campuran dengan ketiga filler masing-masing, semakin lama waktu perendaman akan menghasilkan nilai Marshall Quotient yang cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.12. Harga MQ campuran dengan filler semen cenderung paling besar, sedangkan campuran dengan filler limbah batubara semuanya lebih kecil. Berarti campuran dengan filler semen cenderung lebih kaku daripada campuran yang menggunakan filler limbah karbit, sedangkan campuran yang menggunakan filler batubara ternyata sangat plastis tidak memenuhi persyaratan. commit to user 81 Spesifikasi Bina Marga untuk MQ mensyaratkan minimal 200 kgmm – maksimal 350 kgmm, ini artinya untuk semua waktu perendaman 30 menit, 1 hari, 7 hari dan 14 hari, dan semua variasi kadar filler nya, untuk campuran yang menggunakan masing-masing filler semen dan limbah karbit memenuhi spesifikasi tersebut. Sedangkan campuran yang menggunakan filler limbah batubara mutlak semuanya tidak memenuhi persyaratan, hal ini bisa dilihat di Tabel 2.6 persyaratannya dan Tabel 4.12 hasil uji.

4.4.4. Hubungan Kadar

Filler Terhadap VIM Nilai VIM atau prosentase rongga dalam campuran menunjukkan banyaknya rongga yang terdapat dalam campuran. Apabila nilai VIM besar berarti banyak rongga dalam campuran tersebut, sehingga permeabilitas menjadi besar yang akan memungkinkan udara dan air masuk ke dalam campuran yang akan menyebabkan hilangnya gaya kohesi antara batuan dan bitumen oleh karena sudut kontak semakin kecil. Campuran yang mempunyai nilai VIM kecil menunjukkan bahwa campuran perkerasan mudah terjadi bleeding karena kurangnya rongga dalam campuran sehingga tidak memberikan ruang udara yang cukup untuk pemuaian aspal akibat beban lalu lintas dan perubahan suhu yang cukup tinggi. Gambar 4.8. Hubungan Kadar Filler dengan Nilai VIM untuk Waktu Perendaman 14 hari commit to user 82 Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.8. menunjukkan bahwa dengan waktu perendaman 14 hari pada campuran yang menggunakan filler semen dan limbah karbit terlihat semakin besar kadar filler yang diberikan, tampak nilai Void In Mix VIM relatif tidak ada perubahan alias cenderung datar. Sedang campuran dengan filler limbah batubara terlihat naik sampai mencapai optimum yang kemudian akan menurun lagi. Campuran yang menggunakan filler batubara mempunyai nilai VIM yang paling besar. Kemudian campuran yang menggunakan filler karbit mempunyai nilai VIM lebih kecil, sedangkan campuran yang menggunakan filler semen mempunyai nilai VIM paling kecil. Tabel 4.19. Perubahan nilai VIM untuk Waktu Perendaman 14 hari Kadar Filler Nilai VIM Campuran Laston dengan Filler Portland Cement Limbah Karbit naikturun terhadap semen Limbah Batubara naikturun terhadap semen 50.56 4 4,700 4,981 5,972 21,998 368,009 63.21 5 4,614 4,942 7,106 21,855 373,701 75.85 6 4,770 4,887 2,459 21,834 357,761 88.49 7 4,425 4,803 8,533 21,693 390,193 100 7.91 4,314 4,719 9,384 20,92 384,942 Sumber : Hasil Perhitungan Kalau nilainya + menunjukkan bahwa nilai stabilitas campuran laston dengan limbah karbit maupun batubara lebih besar daripada portland cement , sedangkan Kalau nilainya - menunjukkan bahwa nilai stabilitas campuran laston dengan limbah karbit maupun batubara lebih kecil daripada portland cement. Pada Tabel 4.21 menunjukkan bahwa dengan waktu perendaman 14 hari, nilai VIM campuran yang memakai filler limbah semen total lebih kecil dari campuran yang memakai filler karbit. commit to user 83 Pada rendaman 14 hari, nilai VIM campuran yang memakai filler batubara mutlak lebih besar dari campuran yang memakai filler semen, maupun karbit. Keadaan ini terjadi karena berat jenis filler yang berbeda. Oleh karena berat jenis limbah batubara jauh lebih kecil, maka dengan berat yang sama filler limbah batubara lebih banyak memerlukan volume. Hal ini menyebabkan campuran yang menggunakan filler limbah batubara mempunyai rongga yang besar. Spesifikasi Bina Marga untuk Rongga Dalam Campuran atau Void In Mix VIM mensyaratkan minimal 3 sampai maksimal 5 , ini artinya untuk semua waktu perendaman 30 menit, 1 hari, 7 hari dan 14 hari, dan semua variasi kadar filler nya, campuran yang menggunakan filler semen, maupun karbit memenuhi syarat semua. Sedangkan untuk campuran yang menggunakan limbah batubara mutlak semuanya tidak memenuhi syarat spesifikasi tersebut, hal ini bisa dilihat di Tabel 2.6 persyaratannya dan Tabel 4.13 hasil uji.

4.4.5. Hubungan Kadar

Filler Terhadap Durabilitas Durabilitas adalah kemampuan untuk mencegah terjadinya perubahan pada aspal oksidasi dan polimerisasi, kehancuran agregat dan mengelupasnya selaput aspal pada agregat. Faktor tersebut dipengaruhi oleh cuaca, air, suhu atau temperatur dan keausan akibat gesekan roda kendaraan. Sifat tahan lama durability untuk Campuran Aspal Beton ini dilakukan dengan uji Marshall. Pengujian tersebut untuk mengetahui ketahanan campuran bilamana diadakan penggantian bahan pengisi dengan filler pengganti dengan kadar yang bervariasi 4, 5, 6, 7, dan 7,91 baik dengan semen, limbah karbit maupaun limbah batubara terhadap campuran normal di dalam laboratorium dengan melakukan perendaman dalam air dengan suhu 60 C dengan variasi perendaman 0 hari 30 Menit, 1 hari, 7 hari dan 14 hari. Sifat tahan lama durability atau keawetan suatu campuran ditunjukkan oleh nilai indeks penurunan stabilitas Ips dinyatakan dalam , dan nilai penurunan stabilitas Nps dinyatakan dalam kg. Pada Tabel 4.14 terlihat bahwa campuran dengan filler semen indeks penurunan stabilitas Ips berkurang dari 6,191 pada campuran dengan kadar commit to user 84 filler semen sebesar 4 , menjadi 2,598 pada campuran dengan pemakaian kadar filler semen maks FM sebesar 7,91 . Sedangkan nilai penurunan stabilitas Nps berkurang dari 74,300 kg pada campuran dengan filler 4 , menjadi 31,616 kg pada campuran dengan pemakaian filler maks FM sebesar 7,91 . Pada kadar filler 5 Indeks penurunan stabilitas Ips mencapai nilai optimum yaitu sebesar 7,350 dan Nilai penurunan stabilitas Nps sebesar 90,350 kg. Pada campuran dengan filler limbah karbit indeks penurunan stabilitas Ips berkurang dari 9,586 pada campuran dengan kadar filler 4 menjadi 5,782 pada campuran dengan pemakaian kadar filler limbah karbit maks FM sebesar 7,91 . Sedangkan nilai penurunan stabilitas Nps berkurang dari 113,994 kg pada campuran dengan kadar filler 4 menjadi 69,361 kg pada campuran dengan pemakaian kadar filler maks FM sebesar 7.91 . Indeks penurunan stabilitas Ips mencapai optimum pada kadar filler 4 yaitu sebesar 9,586 dan nilai penurunan stabilitas Nps sebesar 113,994 kg. Pada campuran dengan filler limbah batubara indeks penurunan stabilitas Ips bertambah dari 8,855 pada campuran dengan kadar filler 4 menjadi 22,450 pada campuran dengan pemakaian kadar filler limbah batubara maks FM sebesar 7,91 . Sedangkan nilai penurunan stabilitas Nps bertambah dari 51,361 kg pada campuran dengan kadar filler 4 menjadi 176,783 kg pada campuran dengan pemakaian kadar filler maks FM sebesar 7,91 . Indeks penurunan stabilitas Ips mencapai optimum pada kadar filler 7,91 yaitu sebesar 22,450 dan nilai penurunan stabilitas Nps sebesar 178,695 kg pada kadar filler 7. Dari Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 terlihat bahwa campuran yang menggunakan filler semen dan limbah karbit makin besar kadar filler yang digunakan nilai Ips dan Nps cenderung makin kecil. Sedangkan pada campuran yang menggunakan limbah batubara terlihat hal sebaliknya, makin besar kadar filler yang digunakan, nilai Ips dan Nps cenderung makin besar pula. commit to user 85 Gambar 4.9. Perbedaan Nilai Penurunan Stabilitas Nps Pada Beberapa Kadar Filler Gambar 4.10 Hubungan Kadar Filler dengan Nilai Penurunan Stabilitas commit to user 86 Nilai hasil perhitungan Indeks Penurunan Stabilitas Ips ditunjukkan dalam grafik di bawah ini: Gambar 4.11. Perbedaan Indeks Penurunan Stabilitas Ips Pada Beberapa Kadar Filler Gambar 4.12. Hubungan Kadar Filler dengan Indeks Penurunan Stabilitas Ips commit to user 87

4.5. Pengujian Rembesan Permeabilitas

Pengujian permeabilitas bertujuan untuk mendapatkan koefisien permeabilitas yaitu kemampuan lapisan aspal beton dalam mengalirkan zat alir fluida . Pengujian dilakukan dengan mengalirkan air bertekanan melewati benda uji, waktu yang diperlukan untuk melewatkan air dalam satuan volume merupakan salah satu variabel dalam menentukan besarnya koefisien permeabilitas. Data lain yang diperlukan dalam perhitungan adalah diameter sampel cm, volume tampungan air ml dan tekanan air kgcm 2 . Kemudian dari data tersebut dilakukan perhitungan koefisien permeabilitas dalam satuan cmdtk, berikut disajikan contoh perhitungan permeabilitas : Contoh perhitungan permeabilitas pada kadar aspal optimum KAO 6 dan kadar filler max FM 7,91 adalah sbb : 1. Perhitungan permeabilitas untuk campuran dengan filler Semen : Kode benda uji : semen 6.7,91.1 Waktu rembesan t : 230 detik Volume air rembesan v : 1000 cm 3 Berat jenis air ɤ : 1x10 -3 kgcm 3 Tekanan air pengujian p : 3 kgcm 2 Tebal rata-rata benda uji T : 6,585 cm Luas penampang benda uji A : π d 2 : x 3,14 x 10 2 : 78,5 cm 2 Besarnya Kecepatan nilai permeabilitas adalah sbb : K = 000121 , 230 3 5 , 78 001 , 585 , 6 1000 x x x x AxPxt VxTx = 1,21 x10 -4 cmdetik 2. Perhitungan permeabilitas untuk campuran dengan filler limbah Karbit : Kode benda uji : karbit 6.7.91.1 Waktu rembesan t : 130 detik Volume air rembesan v : 1000 cm 3 Berat jenis air ɤ : 1x10 -3 kgcm 3 commit to user 88 Tekanan air pengujian p : 3 kgcm 2 Tebal rata-rata benda uji T : 6,040 cm Luas penampang benda uji A : π d 2 : x 3,14 x10 2 : 78,5cm 2 Besarnya Kecepatan nilai permeabilitas adalah sbb : K = 000197 , 130 3 5 , 78 001 , 04125 , 6 1000 x x x x AxPxt VxTx = 1,97 x10 -4 cmdetik 3. Perhitungan permeabilitas untuk campuran dengan filler Batu Bara : Kode benda uji : batubara 6.79,1.1 Waktu rembesan t : 94 detik Volume air rembesan v : 1000 cm 3 Berat jenis air ɤ : 1x10 -3 kgcm 3 Tekanan air pengujian p : 3 kgcm 2 Tebal rata-rata benda uji T : 6,245 cm Luas penampang benda uji A : π d 2 : x 3,14 x 10 2 : 78.5cm 2 Besarnya Kecepatan nilai permeabilitas adalah sbb : K = 000282 , 94 3 5 , 78 001 , 245 , 6 1000 x x x x AxPxt VxTx = 2,82 x10 -4 cmdetik Hasil perhitungan permeabilitas pada kadar aspal optimum KAO dan filler max FM tersaji pada Tabel 4.24. Dari hasil pengujian permeabilitas seperti tersaji pada Tabel 4.24, terlihat bahwa campuran yang menggunakan filler limbah batubara memiliki nilai permeabilitas yang terbesar 3,35x10 -4 cmdetik dibandingkan dengan campuran yang menggunakan filler limbah karbit 1,96x10 -4 cmdetik atau yang menggunakan filler semen 1,34x10 -4 cmdetik. commit to user 89 Hal ini menunjukkan bahwa campuran yang menggunakan filler dari limbah batubara mempunyai kemampuan paling besar untuk dapat mengalirkan air, atau dengan kata lain mempunyai koefisien impermeabilitas paling kecil, atau mempunyai potensi kedap paling kecil. Ini berarti campuran yang memakai filler limbah batubara mempunyai potensi paling rawan terhadap kemungkinan terkena resiko terjadinya oksidasi. Dengan kata lain campuran dengan filler limbah batubara akan lebih pendek umur pelayanannya Durabilitasnya paling rendah, kemudian disusul campuran yang memakai filler limbah karbit dan terakhir adalah campuran dengan filler semen paling awet. Gambar 4.13. Grafik perbandingan nilai permeabilitas pada KAO dan FM

4.6. Uji