commit to user 35
f. Ketahanan Kelelahan
Fatigue Resistence
Penurunan
P ermanent Deformation
Ketahanan kelelahan adalah kemampuan perkerasan menerima beban berulang tanpa terjadi kelelahan berupa retak sedang deformasi terjadinya alur
rutting
. Beberapa penyebab dan akibat yang disebabkan oleh
Fatigue Resistance
yang buruk : 1. Kadar aspal yang rendah menyebabkan retak fatig.
2. Desain rongga tinggi, umur aspal rendah diikuti retak fatig. 3. Pemadatan kurang, umur aspal rendah diikuti retak fatig.
4. Ketebalan perkerasan tidak cukup memadai, gaya berlebihan yang diikuti retak fatig.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan kelelahan adalah : 1. VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan
kelelahan yang lebih cepat. 2. VMA yang tinggi dan kadar aspal yang tinggi dapat mengakibatkan lapis
perkerasan menjadi fleksibel.
g. Kedap Air
Impermeabilitas
Impermeabilitas adalah daya tahan perkerasan aspal terhadap masuknya air kedap air dan udara ke dalam perkerasan. Karakteristik ini berhubungan dengan
kadar rongga pada campuran yang dipadatkan. Makin besar rongga yang terjadi makin rentan terjadinya oksidasi, berarti makin cepat terjadinya pelapukan
material pembentuk perkerasan jalan.
2.2.8. Penentuan Rancang Campur Aspal Beton LASTON
a. Penyebaran Fraksi
Bahan penyusun terdiri dari tiga jenis agregat, yaitu batu pecah, pasir dan
filler
yang mana pada setiap jenis agregat yang dipergunakan mengandung fraksi CA, FA dan MA. Ketiga jenis fraksi agregat tersebut dilakukan analisis saringan
untuk suatu mendapatkan suatu proporsi yang dikehendaki
batching
commit to user 36
proportion
.Setelah proporsinya diketahui dapat dihitung banyaknya agregat yang direncanakan tiap fraksi.
b. Metode Marshall
Pengujian benda uji dilakukan dengan metode Marshall. Pengujian Marshall ini digunakan untuk mencari data dari persyaratan campuran dan memperoleh hasil
akhir pengujian. Perhitungan dibatasi akhir pengujian :
1. Kadar pori dalam campuran VIM
2. Stabilitas
3. Marshall Quotient MQ
1. Persen rongga terhadap campuran VIM
Untuk mendapatkan nilai VIM
Void In Mixture
terlebih dahulu menghitung : Berat jenis bulk total agregat bulk specific gravity of total aggregate
……………….2.3
Dengan : a = berat agregat kasar terhadap berat total agregat,
b = berat agregat sedang terhadap berat total agregat, c = berat agregat ringan terhadap berat total agregat,
d = berat agregat pasir terhadap berat total agregat, G
drya
= berat jenis bulk agregat kasar grcm
3
, G
dryb
= berat jenis bulk agregat sedang grcm
3
, G
dryc
= berat jenis bulk agregat ringan grcm
3
, G
dryd
= berat jenis bulk agregat pasir grcm
3
.
commit to user 37
Berat jenis efektif total agregat
bulk effective specific gravity total aggregate
2 2
dry effd
effc effb
effa eff
G G
d G
c G
b G
a d
c b
a G
……….2.4
Dengan : a = berat agregat kasar terhadap berat total agregat,
b = berat agregat sedang terhadap berat total agregat, c = berat agregat halus terhadap berat total agregat,
d = berat agregat pasir terhadap berat total agregat, G
effa
= berat jenis efektif agregat kasar grcm
3
, G
effb
= berat jenis efektif agregat sedang grcm
3
, G
effc
= berat jenis efektif agregat halus grcm
3
, G
effd
= berat jenis efektif agregat pasir grcm
3
, G
dry
= berat jenis bulk total agregat grcm
3
. Berat jenis maksimum campuran
maximum specific gracivity of mixture
b eff
G b
G b
G 100
100
m ax
……………………………….2.5
Dengan : b = kadar aspal,
G
eff
= berat jenis efektif total agregat grcm
3
, G
b
= berat jenis aspal grcm
3
. Isi benda uji
V = W
1
-W
2
………………………………………....2.6 Keterangan :
3 2
1
cm gram
gram W
W V
air 3
2 1
cm W
W V
commit to user 38
Dengan : W
1
= berat benda uji jenuh gram, W
2
= berat benda uji di dalam air gram,
a ir
= 1 gramcm
3
. Berat bulk campuran
bulk specific gracivity of mixture V
W G
3 m in
……………………………………….....2.7 Dengan :
W
3
= berat benda uji di udara gram, V = isi benda uji cm
3
. Dari hitungan rumus no 2.5 dan no 2.7 maka dapat dihitung :
m ax m in
m ax
100 G
G G
VIM
…………..…………..2.8
2. Stabilitas Marshall
Stabilitas Marshall didapat dari pembacaan dial alat penguji Marshall dan dikoreksi dengan tebal rata-rata benda uji dan kalibrasi alat. Nilai stabilitas
dihitung dengan rumus : S
t
= 0,4536 x s x K
1
x K
2
………………….…….2.9 Dengan :
0,4536 = konversi satuan dari lbs ke kg, S
= pembacaan stabilitas pada alat Marshall lbs, K
1
= koreksi tebal benda uji, K
2
= Kalibrasi alat Marshall. 3.
Hasil bagi Marshall
Marshall Quotient Marshall Quotient
adalah perbandingan antara nilai stabilitas dengan angka kelelahan plastis
flow
, dengan rumus :
Q P
MQ
........................................................2.10
commit to user 39
Dengan : P = angka stabilitas terkoreksi kg,
Q = angka kelelehan mm.
2.2.9. Analisis Regresi
Dalam setiap penelitian, analisis data merupakan hal pokok untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam penyusunan tesis ini, analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi merupakan suatu cara untuk mendapatkan hubungan antara variabel dalam bentuk persamaan matematis.
Nilai variabel bebas diturunkan dalam sumbu absis sumbu X, meliputi Kadar Aspal dan Kadar
Filler
. Variabel terikat diturunkan dalam sumbu ordinat sumbu Y, yang meliputi Nilai Stabilitas,
Void In Mix
VIM dan
Marshall Quotient
MQ . Analisa regresi adalah analisa data yang mempelajari bagaimana variabel-
variabel itu berhubungan dengan tingkat kesalahan yang kecil. Dalam hukum itu umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan determistik. Dalam persamaan itu
dipilih persamaan dengan penyimpangan kuadrat yang kecil. Beberapa jenis persamaan itu adalah sebagai berikut:
Persamaan linier garis lurus 1.
Persamaan linier garis lurus Y = a +
bx……………………………………………………..2.11 2.
Persamaan polinom pangkat dua persamaan parabola Y = a + bx + cx
2
………………………………………………..2.12 3.
Persamaan polinom pangkat tiga Y = a + bx + cx
2
+ dx
3
………………………………………….2.13 4.
Persamaan polinom pangkat k Y = a
1
+ a
2
x + a
3
x
2
+ a
4
x
3
+……….+ a
k
x
k
……………………2.14 Dengan :
Y = merupakan variabel tergantung, x = merupakan variabel bebas,
a
1
, a
2
, a
3
,….a
k
= koefisien.
commit to user 40
Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, maka koefisien a
1
, a
2
, a
3
dan a
k
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : 1.
Persamaan linear
2. Persamaan polinom pangkat dua
3. Persamaan polinom pangkat tiga
4. Persamaan polinom pangkat k
commit to user 41
Apabila n adalah jumlah sampel yang ada, maka dengan mencari nilai koefisien a
1
, a
2
, a
3
, …a
k
akan diperoleh persamaan regresi yang dicari. Dasar pemilihan persamaan adalah tergantung dari tingkat pendekatan hubungan
masing-masing variabel dengan melihat indeks determinasi dari data dan persamaan yang ada. Koefisien determinasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
2 2
2
ˆ ˆ
1
i i
i i
R
……………………………………………….2.15 Dengan :
Y
i
= Variabel ke-i dari hasil pengujian, Ῡ = Rata-rata dari hasil pengujian,
Ŷ
i
= Variabel ke-i dari hasil persamaan regresi. Besarnya nilai koefisien determinasi R
2
tersebut secara umum terletak antara 0 sampai 1 0 ≤ R
2
≤ 1. Koefisien determinasi mempunyai sifat-sifat bahwa jika titik diagram pancar letaknya makin dekat pada garis regresi, maka
harga R
2
makin dekat pada 1. Artinya, jika nilai R
2
mendekati 1, maka variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya, sebaliknya jika mendekati 0, maka
variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikatnya.
2.2.10. Analisis Korelasi