104
terkadang kurang tepat untuk diberikan pada anak. Oleh karena itu, dengan adanya tim ahli dan orang tua penyusunan program intervensi
dapat dilakukan oleh tim secara bersama-sama dengan musyarawah sehingga diperoleh rumusan program intervensi yang lebih tepat bagi
anak.
b. Model asesmen
Model asesmen yang digunakan dalam program asesmen yang digunakan yaitu asesmen pendidikan. Sunardi dan Sunaryo 2007:100
menjelaskan tujuan asesmen pendidikan adalah untuk : 1 menentukan tingkat kemampuan anak secara umum, 2 menentukan proses belajar
mengajar yang esensial atau gaya belajarnya, 3 menentukan tingkat keberfungsian anak dalam aspek perkembangan, 4 mencatat aspek
khusus berkaitan dengan kesulitan anak, 5 mencatat area khusus yang terkait dengan kekuatan anak. Berdasarkan tujuan tersebut sudah jelas
asesmen merupakan komponen penting dalam pemberian layanan bagi anak berkebutuhan khusus tidak terkecuali anak tunadaksa.
Pada program asesmen yang dilakukan di SLB G Daya Ananda yang menggunakan model asesmen pendidikan dapat dikatakan
memenuhi kriteria untuk asesmen pada umumnya tetapi untuk asesmen bagi anak tunadaksa perlu dilakukan modifikasi dengan menyesuaikan
105
kebutuhan anak tunadaksa dalam melakukan asesmen pendidikan sehingga dapat mengakomodasi ketunadaksaannya juga
Pada pelaksanaan model asesmen pendidikan ini, tim sudah menggunakan berbagai metode yang dapat menggali aspek kognitif,
sosial, emosi, motorik, dan menolong diri pada anak sehinga dengan informasi yang didapat tersebut tim mampu melaksanakan tujuan dari
asesmen pendidikan yang sudah disebutkan diatas. Kekurangan yang terjadi dalam program asesmen pendidikan bagi anak tunadaksa dapat
dipengaruhi dari berbagai faktor antara lain kurangnya persiapan dan koordinasi tim pelaksana, penggunaan bahanmediaalat yang kurang
beragam, instrumen yang belum spesifik, dan waktu dalam pelaksanaan asesmen bahkan terdapatnya siswa yang susah untuk dilakukan asesmen.
Pada asesmen pendidikan agar lebih mudah dalam pelaksanaannya perlu dikembangkan instrumen asesmen dengan
memetakan dalam bentuk pedoman sesuai dengan teknik yang akan digunakan, kemudian dilakukan analisis secara cermat untuk hasil yang
lebih akurat Sunardi dan Sunaryo, 2007:101. Dengan demikian, setiap teknik yang digunakan terdapat pedoman tersendiri lebih terarah dan
lebih rapi untuk melakukan asesmen sehingga informasi yang ada akan lebih mudah untuk dicari apabila instrumen sudah dipeta-petakan sesuai
dengan teknik yang digunakan. Selain itu, sangat dibutuhkan kreatifitas dari tim untuk melaksanakan program asesmen ini untuk melakukan
106
pendekatan pada anak sehingga dari berbagai aspek dalam asesmen pendidikan khususnya bagi anak tunadaksa dapat digali lebih banyak dan
peningkatan kecermatan juga sangat penting untuk tindak lanjutnya pada anak.
c. Teknik atau Metode Asesmen