22
Bentuk kecacatan tergantung dari kelainan selama dalam kandungan dan bersifat permanen dengan derajat kecacatan
bervariasi ringan, sedang, dan berat. Cacat ortopedi bawaan dibagi menjadi dua bagian yaitu cacat bawaan pada anggota gerak atas dan
cacat bawaan pada anggota gerak bawah.
B. Asesmen bagi Anak Tunadaksa
1. Pengertian Asesmen
Lerner Mulyono dalam Riana Bagaskorowati, 2007:77 menjelaskan bahwa, asesmen adalah satu proses pengumpulan informasi selengkap-
lengkapnya mengenai individu yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan individu tersebut.
Salvia, Ysseldyke Bolt 2010:17 mengungkapkan bahwa : Assessment is a critical practice engaged in for the purpose of
matching instruction to the level of students’skills, monitoring student progress, modifying instruction, and working hard to
enhance student competence. Pernyataan di atas mempunyai makna bahwa asesmen merupakan
kegiatan yang penting dilakukan sebagai upaya mencocokan pengajaran dengan tingkat kemampuan siswa, memantau kemajuan siswa, memodifikasi
pengajaran, dan bekerja keras untuk meningkatkan kompetensi siswa. Asesmen pendidikan anak berkelainan adalah proses pengumpulan
informasi yang relevan dengan kepentingan pendidikan anak, yang
23
dilakukan secara sistematis dalam rangka pembuatan keputusan pengajaran atau layanan khusus Sunardi Sunaryo, 2007:83.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen anak berkebutuhan khusus adalah proses atau
kegiatan penting yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan informasi yang digunakan untuk menentukan layanan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan siswa sebagai upaya meningkatkan kompetensinya termasuk anak tunadaksa.
2. Tujuan Asesmen
Tujuan utama dari kegiatan asesmen adalah untuk Sunardi Suryono, 2007:85 :
a. Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisianak saat ini.
b. Mengetahui profil anak secara utuh, terutama permasalahan atau hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-
kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak.
c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya dan memonitor kemajuannya.
Bornstein Kazdin dalam Sunardi Sunaryo 2007:86 secara khusus menjelaskan bahwa tujuan asesmen adalah untuk : 1
24
mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi, 2 memilih dan mendesain program treatmen, 3 mengukur dampak treatmen yang telah
diberikan, secara terus menerus, 4 mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi. Pada pendidikan anak tunadaksa, tujuan asesmen untuk
anak tunadaksa adalah untuk mengenal dan memahami anak tunadaksa termasuk tentang kemampuan dan ketidakmampuan anak baik fisik maupun
mental dan lingkungannya Musjafak Assjari, 1995:80. Berdasarkan tujuan asesmen yang telah disebutkan tersebut,
diharapkan pendidikan anak tunadaksa dapat sesuaikan dengan kebutuhan anak tunadaksa sehingga anak tunadaksa dapat kemampuannya dapat
berkembang dan keterbatasannya dapat diminimalisir dengan diberikannya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Kegunaan Asesmen