Tim Pada Pelaksaan Asesmen Standar atau Kriteria dalam Pelaksanaan Program Asesmen

29 d. Koordinasi dan kemampuan psikis, meliputi : 1 tingkat intelligensi, 2 sikap dan kehidupan emosional, 3 kepribadian anak, 4 bakat, minat, hobby, cita-cita. e. Aspek sosial, meliputi : 1 identitas dan kondisi keluarga, 2 sosialisasi anak.

5. Tim Pada Pelaksaan Asesmen

Pelaksana asesmen adalah orang-orang yang telah dilatih untuk melakukan asesmen anak tunadaksa, baik pelatihan itu disengaja untuk kepentingan asesmen maupun pelatihan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan formal Musjafak Assjari, 1995:90. Lidz dalam Sunardi Sunaryo 2007:88, menjelaskan bahwa dalam asesmen pengertian tim multidisiplin harus mencakup multi sumber informasi, multi pendekatan, dan multi setting dalam rangka menghasilkan pemahaman yang komprehensif terhadap keterampilan dan kebutuhan anak. Pierangelo Giuliani dalam Pierangelo Giuliani 2015:17 mengatakan bahwa anggota dari tim multidisplin dalam asesmen biasa sebagai berikut : Guru pendidikan umum Psikolog sekolah Penilai pendidikan khusus Guru pendidikan khusus 30 Ahli bicara dan bahasa Tenaga medis bila sesuai Pekerja sosial Pembimbingkonselor sekolah Orang tua Perawat di sekolah Fisik dan okupasi terapis Musjafak Assjari 1995:91 juga mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan asesmen terdapat tim work sebagai pelaksana, antara lain : a. Guru pendidikan umum regular school teacher b. Guru pendidikan khusus c. Psikolog pendidikan d. Perawat, pekerja sosial e. Administrator f. Terapis, dokter umum, dan dokter spesialis g. Orang tua h. Teman i. Pejabat organisasi sosial, dsb. 31

6. Standar atau Kriteria dalam Pelaksanaan Program Asesmen

Lidz dalam Sunardi Sunaryo 2007:88 mengungkapkan bahwa dalam menentukan metode asesmen, terdapat enam persyaratan atau standar yang harus dipenuhi yaitu : a. Autentik, perilaku nyata dalam setting nyata. b. Konvergen, sumber informasi yang beragam. c. Kolaborasi, dilakukan bersama terutama sekali dengan pengasuh. d. Ekuiti, mampu mengakomodasi kebutuhan khusus anak. e. Sensitivitas, dapat memasukkan materi yang cukup untuk perencanaan keputusan maupun untuk mendeteksi perubahan. f. Kongruen, ada kesamaan prosedur yang diterapkan, baik dalam perkembangan maupun evaluasinya. Goodman dan Field dalam Sunardi dan Sunaryo 2007:87 juga mengungkapkan bahwa persyaratan dalam asesmen agar diperoleh kemudahan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut : a. Petugas asesmen harus memiliki pengalaman dan bahanalatmedia yang cukup dan cocok untuk mengungkap hambatan belajar dan hambatan perkembangan anak. b. Pelaksanaan asesmen hendaknya dilakukan dalam susunan ruangan yang tepat. Pencahayaan cukup, ukuran mebeler sesuai, meminimalkan benda-benda atraktif yang mudah dijangkau, dan gunakan bahasa yang 32 menuntut anak untuk mengeksplorasi lebih jauh hindari penggunaan pertanyaan pilihan. c. Dilakukan dengan berbasis ekologis dan kontekstual, dengan mengintegrasikan beberapa variabel yang berpengaruh keluarga, pengasuh, atau teman dan memfokuskan kepada keberfungsian anak dalam berbagai aspek perkembangan. d. Agar komprehensif, pengumpulan data harus menggunakan beberapa pendekatan, termasuk wawancara dengan orang tua, observasi alamiah secara terus menerus, dan yang lainnya. e. Penggunaan tes standar harus sangat hati-hati, karena disamping secara teknis lebih sulit, hasilnya sering kurang akurat dan kurang prediktif. Karena itu, penggunaan asesmen yang sifatnya formal harus dibarengi dengan hasil observasi, termasuk observasi dari orang tua. f. Memfokuskan kepada informasi yang relevan, sehingga mampu menghemat waktu dan tenaga. g. Memanfaatkan secara maksimal hasil-hasil penilaian psikologis, sosial, medis, dan pendidikan yang telah dilakukan oleh ahli sebelumnya atau catatan-catatan atau dokumen hasil pekerjaan anak. h. Dilakukan melalui kolaborasi antara tim ahli dengan orang tua, sehingga dimensi-dimensi hambatan belajar yang dialami anak dapat diketahui dan dipahami lebih jelas. 33 i. Data hasil asesmen harus disimpan dengan baik, sehingga dapat memberikan informasi yang banyak tentang area kesulitan atau hambatan anak, serta kemajuan-kemajuan yang secara bertahap telah dicapai. Data yang berupa catatan sebaiknya mudah dibaca dan diinterpretasikan.

7. Model Asesmen