BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Berat Ginjal Mencit
Hasil pengamatan terhadap berat ginjal mencit betina hamil dengan perlakuan ekstrak n-heksan buah andaliman dengan perbedaan konsentrasi telah
dilakukan uji analisis statistik Dari data tersebut diperoleh bahwa rata-rata berat ginjal mencit yang diberi perlakuan ekstrak n-heksan buah andaliman terjadi
penurunan bila dibandingkan dengan kontrol blank P0 dan kontrol pelarut P1. Rata-rata berat ginjal mencit pada P0 0,260 g dan P1 0,250 g. Sedangkan rata-
rata berat ginjal mencit pada P2 0,230 g, pada P3 0,220 g, dan pada P4 0,218 g. Grafiknya dapat dilihat pada Gambar 4.1.1
Gambar 4.1. Berat Ginjal Mencit yang diberi ekstrak n-heksan buah andaliman pada konsentrasi yang berbeda. P0
= Kontrol Blank mencit tidak diberi perlakuan apapun selain pakan; P1 = Kontrol
Pelarut pemberian CMC 1; P2, P3 dan P4= Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak N-heksan buah andaliman 2, 4, dan 6;
huruf yang berbeda pada perlakuan berbeda menunjukkan berbeda nyata; satuan dalam gram g.
a a
ab b
b
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis statistik antara kontrol blank P0 dan kontrol pelarut P1 menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata, antara perlakuan P2 dengan P0 dan
P1 terdapat perbedaan yang tidak signifikan, namun antara perlakuan P3 dan P4 dengan perlakuan P0 dan P1 menunjukkan perbedaan yang signifikan p0,05.
Penurunan berat ginjal terjadi seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak pada kelompok perlakuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor pertama, kandungan minyak atsiri ekstrak n-heksan buah andaliman mempengaruhi permeabilitas sel epitel ginjal, sehingga menyebabkan gangguan
pada proses penyerapan air, yang menyebabkan menurunnya bobot ginjal. Menurut Cotran et al., 2007, penyerapan air kembali reabsobsi dilakukan oleh
seluruh pembuluh renalis, namun reabsorbsi terbesar terjadi di tubulus proksimal dengan cara osmosis yang disebut dengan reabsorbsi obligat. Reabsorbsi air
sangat dipengaruhi oleh permeabilitas membran. Semakin tinggi permeabilitas membran, semakin banyak air yang diserap oleh ginjal. Dan sebaliknya, semakin
rendah permeabilitas membran, semakin sedikit air yang diserap oleh ginjal. Dalam hal ini, senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak n-heksan buah
andaliman mungkin mempengaruhi permeabilitas membran tubulus proksimal terhadap penyerapan air sehingga berpengaruh terhadap berat ginjal.
Faktor kedua, pada penelitian ini ditemukan adanya jaringan tubulus proksimal yang mengalami kematian nekrosis, kemungkinan ada juga jaringan
lain selain tubulus proksimal yang mengalami nekrosis. Rusaknya jaringan- jaringan pada ginjal ini akan menyebabkan bobot ginjal berkurang. Menurut
Anggriani 2008, sel epitel tubulus mudah hancur karena kontak dengan bahan toksik yang diekskresi melalui ginjal. Perubahan struktur histologis ginjal ini
dipengaruhi oleh jumlah senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Apabila kerusakan yang bersifat reversible seperti necrosis tubular acute NTA dibiarkan dan terus
berlanjut, akan diikuti dengan proses vasokonstriksi arterial praglomerolus, yang dapat menyebabkan iskemik. Iskemik menyebabkan berbagai perubahan struktur
dan fungsi dari sel epitel, dari kerusakan yang reversibel hingga kerusakan yang bersifat irreversibel yang ditandai dengan terjadinya nekrosis dan apoptosis
Sarjadi, 2003. Terjadinya kerusakan jaringan ginjal inilah yang juga mungkin menyebabkan penurunan berat ginjal.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Penutupan Tubulus Proksimal