Pembuluh Darah pada Ginjal

tersusun atas limabelas atau enambelas massa berbentuk piramida yang disebut piramid ginjal. Puncaknya langsung mengarah ke hilus dan berakhir di kalises. Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal. Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-satuan fungsional ginjal dan diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron, mulai sebagai berkas kapiler Badan malphigi atau glomerulus yang erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada nefron. Tubulus ada yang berkelok-kelok ada pula yang lurus. Bagian pertama tubulus yang berkelok dikenal sebagai tubulus proksimal dan setelahnya terdapat lengkung Henle, kemudian tubulus itu berkelok-kelok lagi yang dikenal dengan tubulus distal yang bersambung dengan tubulus penampung, yang berjalan melintasi korteks dan medula, yang berakhir di puncak salah satu piramida Irianto, 2004. Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilum, tempat saraf masuk juga tempat pembuluh darah, pembuluh limfa, dan ureter keluar. Ginjal juga memiliki sisi medial yang cembung yang di dalamnya terdapat pelvis renis, ujung ureter yang melebar, dibagi dalam dua atau tiga kaliks mayor dan beberapa cabang yang lebih kecil, kaliks minor, yang muncul dari setiap kaliks mayor Gambar 2. Dari dasar setiap piramid medula, terjulur berkas-berkas tubulus paralel, yaitu berkas medula, yang menyusup ke dalam korteks. Setiap berkas medula terdiri atas satu atau lebih duktus koligens bersama bagian lurus beberapa nefron. Massa jaringan korteks yang mengelilingi setiap piramid medula membentuk sebuah lobus renis, dan jaringan korteks juga terdapat di antara piramid medula, struktur ini disebut kolumna Bertin Junquiera dkk., 2005.

2.2.2 Pembuluh Darah pada Ginjal

Struktur ginjal berisi pembuluh darah Gambar 3. Arteri renalis membawa darah bersih dari aorta abdominalis ke ginjal. Cabang-cabang arteri beranting banyak di dalam ginjal dan menjadi arteriola aferen yang masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler di dalam salah satu badan malphigi, itulah glomerulus. Pembuluh aferen kemudian tampil sebagai arteriola aferen yang bercabang- cabang membentuk jaringan kapiler sekeliling tubulus urinferus. Kapiler-kapiler Universitas Sumatera Utara ini kemudian bergabung untuk membentuk vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena cava inferior. Oleh karena itu, darah yang beredar dalam ginjal mempunyai dua kelompok kapiler yang bertutjuan agar darah dapat lebih lama berada di sekitar tubulus uriniferus Irianto, 2004. Menurut Syaifuddin 2000, ginjal mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis sebelum masuk ke dalam massa ginjal. Arteri renalis memiliki cabang yang besar, arteri anterior dan arteri renalis posterior. Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan ventral dan cabang posterior memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsal. Di antara kedua cabang ini terdapat suatu garis Brudels line yang terdapat di sepanjang largo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat pembuluh darah sehingga kedua cabang ini akan menyebar sampai ke bagian anterior dan bagian posterior dari colisis kalises sampai ke bagian ginjal, terletak diantara piramid yang disebut dengan arteri aquarta. Pembuluh ini akan bercabang menjadi arteri interlobularis yang berjalan tegak ke dalam korteks berakhir sebagai vasa aferen glomerulus untuk 1-2 glomerulus, pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar di dalam korteks tanpa berhubungan dengan glomerulus, dan pembuluh darah menembus kapsula Bowman. Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam glomerulus kemudian ditubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urin. Setiap hari tidak kurang 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urin 1-2 liter Nasution, 2010.

2.2.3 Histologi Ginjal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Segar Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

3 91 49

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Limpa Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

1 107 58

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

2 104 74

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

8 98 100

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

0 0 13

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 43

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) 2.1.1 Deskripsi Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) - Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andalima

0 1 11

GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) STRAIN DDW SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK N-HEKSAN BUAH ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) SELAMA MASA PRA IMPLANTASI DAN PASCA IMPLANTASI SKRIPSI EKA PRASETIAWAN 080805006

0 0 13

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

0 0 19