4.3 Diameter Tubulus Proksimal yang Menutup
Telah dilakukan uji analisis statistik terhadap hasil pengamatan terhadap diameter tubulus proksimal ginjal mencit betina hamil yang menutup dengan perlakuan
ekstrak n-heksan buah andaliman dan dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Dari data tersebut diperoleh bahwa rata-rata diameter tubulus proksimal yang
menutup pada perlakuan ekstrak n-heksan buah andaliman terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan kontrol blank P0 dan kontrol pelarut P1. Rata-rata
diameter tubulus proksimal pada P0 12,38 µm dan P1 12,66 µm. Sedangkan rata-rata diameter tubulus proksimal pada P2 14,92 µm, pada P3 14,09 µm dan
pada P4 13,83 µm. Grafik dapat dilihat pada Gambar 4.3.1.
Gambar 4.3.1 Diameter Tubulus Proksimal yang Menutup setelah diberi ekstrak N-heksan buah andaliman pada konsentrasi yang berbeda.
P0 = Kontrol Blank mencit tidak diberi perlakuan apapun selain
pakan; P1 = Kontrol Pelarut pemberian CMC 1; P2, P3 dan P4= Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak n-heksan buah andaliman 2,
4, dan 6; huruf yang berbeda pada perlakuan berbeda menunjukkan berbeda nyata; satuan dalam mikrometer µm.
Hasil analisis statistik antara perlakuan ekstrak n-heksan dan kontrol blank P0 dan kontrol pelarut P1 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata p0,05
terhadap pertambahan diameter tubulus proksimal yang menutup. Pertambahan
a b
ab ab
a
Universitas Sumatera Utara
diameter yang paling besar terdapat pada perlakuan P2. Berikut gambar hasil pengamatan terhadap pertambahan diameter tubulus proksimal.
Gambar 4.3.2. Gambar Histologi Ren Mencit, Pewarnaan HE, Perbesaran 400x.
Keterangan: A. Diameter Kontrol P
; B. Diameter Perlakuan 2 P
2
.
Pertambahan diameter tubulus proksimal diduga terjadi karena adanya penumpukan cairan pada tubulus proksimal yang membuat dinding tubulus
semakin membengkak karena masuknya cairan ekstra selular ke dalam sel. Diameter terbesar terdapat pada P2 yaitu 14.92, sedangkan pada P3 dan P4
diemeter kembali mengecil yaitu 14.09 pada P3 dan 13.83 pada P4. Namun, pada P3 dan P4 srtuktur jaringan terlihat lebih mengalami kerusakan Gambar 4.3.3.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan konsentrasi ekstrak andaliman yang diberikan tidak lagi hanya mempengaruhi penutupan tubulus proksimal
tetapi juga menyebabkan kerusakan jaringan ikat yang cukup parah. Tubulus
A
B
Universitas Sumatera Utara
proksimal yang menutup kelihatan lebih kecil namun kehilangan jaringan disekitarnya tampak seperti ruang-ruang kosong pada gambar.
P3 P4
Gambar 4.3.3. Histologis Ren Mencit, P3 dan P4, Pewarnaan HE, Perbesaran 400x.
Menurut Robbins Kumar 1995, edema tubulus proksimal adalah manifestasi awal dari jejas. Gambaran mikroskopis ini berupa sel-sel epitel
tubulus proksimal yang membengkak dengan sitoplasma granuler karena terjadi pergeseran air ekstraseluler ke dalam sel. Pergeseran cairan ini terjadi karena
toksin menyebabkan perubahan muatan listrik permukaan sel epitel tubulus, transpor aktif ion dan asam organik, dan kemampuan mengkonsentrasikan dari
ginjal. Pembengkakan ini mendorong lumen hingga menyebabkan lumen tubulus proksimal mengalami penyempitan dan menutup Wijaya Miranti, 2005..
Menurut Robbins Kumar 1995, gambaran mikroskopis ginjal yang mengalami kerusakan tampak degenerasi tubulus proksimal berupa edema epitel
tubulus tetapi membrana basalis tetap utuh. Tanda awal dari nekrosis tubular akut ditandai dengan degenerasi albuminosa dimana epitel tubulus proksimal akan
mengalami pembengkakan sehingga menutup lumen tubulus. Namun jika toksin terus menerus masuk dapat membuat tubulus proksimal lebih mengalami
kerusakan. Kerusakan ini dapat ditandai dengan kerusakan membran basalis dan kerusakan jaringan lainnya disekitar tubulus. Kerusakan membran basalis ini akan
menyebabkan cairan sel keluar dan sel akan menciut. Selanjutnya, hal ini akan membuat struktur tubulus proksimal sangat rusak dan kehilangan bentuk semula.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN