ekor mencit strain DDW yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu umur 2-3 bulan, berat badan 25-30 g, dan tidak terdapat abnormalitas anatomi yang tampak.
Setelah mengalami masa adaptasi selama 1 minggu, sampel secara random dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri atas kelompok kontrol, kelompok kontrol
pelarut dan 3 kelompok perlakuan. Kelompok P0 kontrol mendapatkan pakan standar dan minum berupa air
ledeng secara ad-libitum. Kelompok Kontrol Pelarut P1 diberi pakan standar dan CMC 1. Sedangkan kelompok perlakuan P2, P3, P4 masing-masing diberi
pakan standar, air ledeng dan ekstrak N-heksan andaliman dengan konsentrasi 2, 4, dan 6. Setelah perlakuan, pada hari kedelapan belas mencit dibunuh
dengan cara dislokasi leher, kemudian diambil organ ginjalnya, dicuci dengan larutan NaCl 0,9 lalu difiksasi dengan Bouin dan diproses mengikuti metode
parafin dengan pewarnaan HE. Dari setiap organ diamati di bawah mikroskop dalam 5 lapangan pandang, yaitu pada keempat sudut dan bagian tengah preparat,
dengan perbesaran 400x. Sasaran yang dibaca adalah tubulus proksimal ginjal. Penghitungan kerusakan tubulus proksimal menggunakan rumus nm x
100, dimana n adalah jumlah tubulus proksimal yang telah menutup dalam satu lapangan pandang sedangkan m adalah jumlah seluruh tubulus proksimal yang
terdapat dalam satu lapangan pandang Sihardo, 2006.
3.3.5 Penimbangan Berat Ginjal
Setelah mendapat perlakuan mencit didislokasi kemudian dibedah. Diambil salah satu ginjal secara acak. Organ ginjal diambil dan ditimbang pada timbangan
elektronik.
3.3.6 Pembuatan Preparat Ginjal dengan Metode Parafin
Mencit Mus musculus L. didislokasi dan dibedah. Diambil organ ginjal, ditimbang dan dicuci dengan larutan NaCl 0,9 kemudian difiksasi selama
seminggu dengan larutan Bouin. Setelah difiksasi, ginjal dicuci dengan alkohol 70 dengan cara dishaker sampai benar-benar jernih dan direndam dengan
Universitas Sumatera Utara
alkohol 70 selama 1 malam. Setelah direndam semalaman dilakuan dehidrasi dengan merendam organ ginjal sambil dishaker dengan menggunakan alkohol
bertingkat, yaitu dari alkohol 70, 80, 96 dan 100 absolut selama 1 jam pada masing-masing konsentrasi. Setelah itu organ ginjal direndam di dalam
xylol selama 1 malam. Organ ginjal yang telah direndam 1 malam di dalam xylol kemudian diambil dan direndam dalam xylol lagi selama 1 jam pada suhu kamar,
lalu dipindahkan lagi ke dalam xylol yang baru selama 1 jam. Setelah itu organ ginjal direndam ke dalam parafin murni I, parafin murni II, dan parafin murni III
masing-masing selama 1 jam pada suhu 60°C. Setelah melewati tahap-tahap tersebut barulah memasuki tahap embedding
atau penanaman organ ke dalam parafin. Parafin baru yang telah cair dituang ke dalam kotak yang telah disediakan, kemudian ginjal ditanam dalam kotak yang
telah berisi parafin dan diatur posisinya lalu diberi label. Dibiarkan sampai dingin sehingga membentuk blok parafin. Blok-blok tersebut selanjutnya dirapikan pada
holder yang terbuat dari kayu berukuran 3x2x3 cm yang berbentuk balok. Setelah itu dilakukan pemotongan atau cutting dengan memotong blok-blok parafin yang
telah diholder pada mikrotum sehingga membentuk pita-pita parafin dengan ukuran ketebalan 6 µm. Kemudian dilakukan penempelan, yaitu dengan
mengambil beberapa pita parafin, kemudian diletakkan pada object glass, dan dicelupkan pada air dingin dan kemudian pada air hangat. Lalu diletakkan di atas
hotplate beberapa detik untuk melekatkan pita parafin pada object glass. Setelah tahap ini selesai barulah memasuki tahap pewarnaan. Object glass dicelupkan
pada xylol sampai parafin habis kira-kira selama 5 menit. Lalu ke dalam alkohol bertingkat dengan konsentrasi menurun, yaitu dari alkohol absolut, 96, 80,
70, 60, 50, 40, 30 kemudian ke dalam aquadest. Dimana masing- masing konsentrasi dicelupkan ± 3-5 detik.
Setelah itu, sediaan dimasukkan ke dalam larutan pewarna hematoksilin selama beberapa detik, lalu dicuci dengan air mengalir, kemudian dimasukkan ke
dalam alkohol 30, 40 , 50, 60 , dan 70, lalu dimasukkan ke dalam larutan pewarna eosin selama beberapa detik, dilanjutkan ke dalam alkohol 80,,
90, dan alkohol absolute. Setelah itu, dilap dengan kertas tisu dan dimasukkan ke xylol selama ± 2 menit. Preparat dikeringkan dan dibersihkan dengan kertas
Universitas Sumatera Utara
tisu. Kemudian preparat diberi canada balsam agar awet dan melekat pada cover glass, diusahakan agar tidak terdapat gelembung udara saat menutup preparat
dengan cover glass. Preparat yang telah diwarnai kemudian diberi label dan diamati kerusakannya khususnya pada tubulus proksimal di bawah mikroskop.
3.4 Parameter Pengamatan 3.4.1 Berat Ginjal