49 penggunaan media nantinya. Perangkat yang digunakan adalah angket yang
diisi oleh siswa setelah proses uji coba media selesai. 5. Revisi hasil uji coba lapangan
Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal, data dan masukan yang diperoleh dianalisis dan digunakan sebagai perbaikan atau revisi produk. Setelah
dilakukan revisi, hasilnya digunakan untuk uji coba lapangan. 6. Uji coba lapangan utama
Pada tahap uji coba lapangan utama, jumlah subyek uji coba diperbanyak yaitu dengan melibatkan 8 siswa. Subyek uji coba dipilih oleh guru secara acak
dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Dipilih 8 siswa karena uji coba lapangan utama merupakan tahap dimana produk diujicobakan dengan
kelompok kecil. Maka peneliti membuat 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa. Pada tahap ini, media diuji coba agar peneliti dapat melihat
apakah kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia sudah menunjukkan kemajuan yang diinginkan atau belum dengan dibandingkan uji coba
sebelumnya. Setelah permainan selesai, siswa kembali diberi angket untuk diisi hal ini dilakukan untuk mengtahui kekurangan yang masih terdapat pada kartu
kuartet pembelajaran budaya Indonesia. 7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan utama
Berdasarkan uji coba lapangan utama, peneliti melakukan pengamatan pada produk yang perlu di perbaiki atau direvisi lagi. Hasil revisi ini kemudian diuji
cobakan lagi pada tahap uji coba lapangan operasional.
50 8. Uji coba lapangan operasional
Uji coba lapangan operasional dilakukan kepada 20 siswa kelas IV SD dengan membentuk 5 kelompok untuk melakukan permainan pada media kartu
kuartet pembelajaran budaya Indonesia. Peneliti membentuk 5 kelompok karena uji coba lapangan opreasional dilakukan terhadap kelompok besar yang
melibatkan subjek coba bersifat masal. Pada tahap ini sama dengan uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama untuk mendapatkan masukan tahap
penyempurnaan akhir. 9. Revisi Produk Akhir
Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama dan uji coba lapangan operasional maka akan dapat diketahui tingkat kelayaan produk
melalui data yang diperoleh. Pada tahap akhir, sudah tidak ada revisi lagi maka produk akhir yang dihasilkan berupa media kartu kuartet pembelajaran budaya
Indonesia untuk mata pelajaran IPS kelas IV sekolah dasar di SDN Jolosutro Bantul telah teruji validasinya dan layak digunakan.
C. Validasi dan Subyek Uji Coba
Validasi dan uji coba produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan. Validasi ahli dilakukan oleh ahli yang berkompeten
dibidangnya untuk mendapatkan jaminan bahwa media awal layak untuk diujicobakan kepada siswa. Selain itu untuk mengantisipasi kesalahan dan
kekurangan materi. Uji coba dilakukan guna memperoleh informasi mengenai kelayakan media yang dikembangkan untuk pembelajaran.
51 Data hasil validasi dan uji coba digunakan peneliti sebagai dasar untuk
memperbaiki produk sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, kegiatan validasi dan uji coba dilakukan agar produk yang dikembangkan benar-
benar teruji secara empiris dan dapat dipertanggungjawabkan. 1. Validasi
a. Validasi Ahli Materi Validasi materi dosen PGSD yaitu Sekar Purbarini Kawuryan, S.IP., M.Pd.
Ahli materi akan menilai media kartu kuartet pembelajaran budaya indonesia pada aspek materi yang meliputi kompetensi, kejelasan materi,
cakupan materi, dan penggunaan media. b. Validasi Ahli Media
Validasi media dilakukan oleh dosen Teknologi Pendidikan yaitu Sungkono, M.Pd. Ahli materi akan menilai media kartu kuartet
pembelajaran budaya indonesia pada aspek media yang meliputi teks, gambar, warna, bentuk, tekstur, dan penggunaan media.
2. Subyek Uji Coba Kegiatan uji coba dilakukan untuk mengetahui komentar dan saran dari
pengguna produk. Melalui uji coba produk akan diketahui kelemahan dan kekurangan produk yang ada. Data uji coba kemudian dijadikan bahan perbaikan
dan penyempurnaan produk sehingga dihasilkan media yang layak untuk pembelajaran. Subyek uji coba keseluruhan berjumlah 32 siswa yang dibagi dalam
tiga tahapan uji coba, yaitu uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan uji coba lapangan operasional.
52 a. Uji Coba Lapangan Awal
Subyek uji coba lapangan awal dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 siswa kelas IV SDN Jolosutro, Bantul.
b. Uji Coba Lapangan Utama Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan melibatkan 8 siswa kelas IV
SDN Jolosutro, Bantul. c. Uji Coba Lapangan Operasional
Uji coba lapangan operasional dilakukan dengan melibatkan siswa kelas IV SDN Jolosutro, Bantul sebanyak 20 siswa. Uji coba ini dilakukan
dengan produk media yang telah direvisi pada uji coba kelompok kecil.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data selama proses pembelajaran, media kartu kuartet pembelajaran menggunakan metode wawancara, observasi dan angket.
1. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistemtik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian S. Margono, 2005: 158. Observasi dilakukan pada saat melakukan pengumpulan data awal. Pada
observasi pengumpulan data awal, peneliti tidak terlibat langsung dalam pembelajaran. Peneliti hanya sebagai pengamat secara langsung tanpa terlibat
proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan observasi pada saat uji
coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji coba pelaksanaan lapangan,
53 digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan media saat digunakan oleh
anak-anak. 2. Wawancara
Menurut Suharsimi 2002: 132 wawancara merupakan wawancara atau sering juga disebut interview merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Pada
penelitian pengembangan media kartu kuartet pembelajaran ini, wawancara dilakukan pada saat pengumpulan data awal. Wawancara ini mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang ada di SDN Jolosutro, Bantul.
3. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2011: 142. Menurut Suharsimi 2002: 129
terdapat empat bentuk angket, yaitu angket pilihan ganda, angket isian, check list, dan rating-scale. Pada penelitian ini terdapat dua bentuk angket yang
digunakan yaitu angket ahli materi dan ahli media, serta angket siswa. Angket ahli materi dan ahli media berupa angket check list dimana responden tinggal
membubuhkan tanda check v di tempat yang sudah disediakan. Sedangkan angket siswa menggunakan bentuk pilihan ganda.
54 4. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk melengkapi informasi-informasi yang dibutuhkan. Dokumentasi diperoleh dari foto-foto selama proses
pengembangan dan dokumen berupa silabus.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Angket digunakan untuk mengukur kualitas media yang dikembangkan. Instrument angket
pada penelitian pengembangan ini digunakan untuk memperoleh data dari ahli materi, ahli media, dan siswa sebagai bahan mengevaluasi media pembelajaran
yang dikembangkan. Instrumen kelayakan media kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia
untuk ahli materi dan ahli media menggunakan skala Likert dengan 4 alternatif jawaban Sugiyono, 2015: 166: sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang
baik. Agar diperoleh data kuantitatif, maka setiap alternatif jawaban diberi skor yakni: Sangat baik = 4, baik = 3, kurang baik = 2, dan sangat kurang baik = 1.
Sedangkan instrumen untuk siswa menggunakan skala Guttman. Skala ini akan didapatkan jawaban yang tegas seperti “ya-tidak” Sugiyono, 2015: 169.
1. Angket untuk ahli materi Angket untuk ahli materi meliputi kompetensi, kejelasan materi, cakupan
materi, dan penggunaan media. Kisi-kisi instrumen ahli materi dapat dilihat pada tabel 1.