Kajian Mengenai Media Kartu Kuartet Pembelajaran 1. Pengertian Media Kartu Kuartet Pembelajaran

24

3. Fungsi Media Kartu Kuartet Pembelajaran

Media kartu kuartet pembelajaran merupakan media visual dua dimensi media grafis. Levie lenzt Azhar Arsyad, 2006: 16-17, mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu sebagai berikut. a. Fungsi Atensi yaitu mengarahkan perhatian siswa agar fokus pada pembelajaran. b. Fungsi Afektif yaitu menggugah emosi dan sikap siswa terhadap media yang ditampilkan. c. Fungsi Kognitif yaitu untuk memperlancar tujuan pembelajaran. Siswa lebih mudah memahami dan mengingat informasi yang disampaikan melalui media yang ditampilkan. d. Fungsi Kompensatori yaitu untuk membantu siswa yang lemah dan lambat menerima informasi yang disajikan secara verbal. Arief S. Sadiman 2006: 28 juga mengungkapkan fungsi media grafis antara lain: a. Menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan, sama seperti pada media lain media grafis digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima pesan. b. Menarik perhatian: dalam media grafis pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual, disajikan dengan variasi gambar, angka, dan huruf sehingga membuat pesan lebih menarik. 25 c. Memperjelas sajian ide: media grafis mampu menyajikan pesan yang sulit disampaikan secara tulisan ataupun lisan. Sebagai contoh: denah rumah akan lebih jelas disampaikan dengan diagram atau skema. d. Mengilustrasikan atau menghiasi fakta: media grafis mampu mengatasi keterbatasan pengamatan. Sebagai contoh: pesan atau materi mengenai selpenampang daun dapat disajikan dalam bentuk gambar atau foto, materi perkembangbiakan kupu-kupu akan lebih jelas jika dapat menunjukkan benda yang sebenarnya, kupu-kupu, telur, ulat, dan proses itu sendiri dapat ditunjukkan dengan foto atau gambarnya saja. Berdasarkan paparan di atas, media visual memiliki empat fungsi yaitu fungsi atensi, afektif, kognitif dan kompensatoris. Berkaitan dengan hal itu, media kartu kuartet pembelajaran yang dikembangkan juga memiliki fungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan, menarik perhatian siswa, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan atau menghiasi fakta sehingga dapat menumbuhkan ingatan yang kuat sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Kriteria Kartu Sebagai Media Pembelajaran

Media kartu flash card memiliki stimulus gambar serta stimulus kata, dengan demikian media ini cocok digunakan untuk pembelajaran kognitif aspek pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Penggunaan media grafis seperti kartu juga dapat digunakan untuk memperkenalkan suatu topik, memberikan ilustrasi, menarik perhatian dan minat, serta menyampaikan rangkuman pesan. Menurut Azhar Arsyad 2006: 119: “Kartu flash card adalah kartu kecil yang berisis gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang 26 berhubungan dengan gambar itu. Flash card biasanya berukuran 8x12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu yang berisi gambar benda-benda, binatang, dan sebagainya ini dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya kosakata. ” Menurut Dick dan Carey dalam Arief S. Sadiman 2006: 86, menyatakan bahwa kriteria media yang baik, sebagai berikut: a. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran. b. Ketersediaan sumber setempat. c. Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas. d. Kesesuaian keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media dengan waktu yang lama. e. Efektivitas pembiayaan dalam kurun waktu yang panjang. Menurut Basuki Wibawa 2001: 67-68 media yang baik yaitu mencakup tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, alokasi waktu, ketersediaan, efektifitas, kompatibilitas dan biaya. Dina Indriani 2011: 69 menjelaskan bahwa kartu sangat menyenangkan digunakan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan. Berdasarkan pendapat para ahli, Kriteria media kartu kuartet pembelajaran yang baik dapat diidentifikasi sebagai berikut. a. Media kartu harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Media kartu merupakan media yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. c. Media kartu pembelajaran merupakan media pembelajaran yang memiliki gambar, teks atau tanda simbol. 27 d. Media kartu yang baik berukuran 8x12 cm, atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Pada penelitian pengembangan ini, kartu kuartet pembelajaran dicetak berukuran lebar 6 cm dan panjang 9 cm. e. Media kartu bersifat luwes, praktis, dan memiliki ketahanan media dengan waktu yang lama awet. f. Ketersediaanya waktu dalam penggunaannya. g. Media kartu merupakan media yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

5. Unsur dan Elemen Kartu Kuartet Pembelajaran

Kartu kuartet pembelajaran merupakan jenis media visual dua dimensi atau grafis. Grafis memiliki unsur-unsur yang dapat digabungkan dan dirancang sehingga menghasilkan media yang layak digunakan. Untuk menghasilkan media yang layak perlu suatu perencanaan yang baik. Peneliti yang mengembangkan media dituntut untuk memiliki kemampuan memadukan antara satu komponen dengan komponen yang lain guna menghasilkan visualisasi yang menarik, komunikatif, dan mampu merangsang pengguna. Pujiriyanto 2005: 38 menyatakan bahwa unsur komunikasi grafis yang vital adalah teks tulisan, ilustrasi gambar, photo, dan warna. Unsur-unsur inilah yang sering digunakan untuk membuat media. Selain unsur tersebut, ada elemen-elemen lain yang harus diperhatikan dalam membuat suatu media grafis. Elemen grafis berkaitan erat dengan pembuatan lay out media. Pujiriyanto 2005: 87-91 menjelaskan elemen-elemen tersebut adalah garis, bentuk, tekstur, dan ruang atau space. 28 Unsur-unsur dan elemen-elemen di atas harus ditata dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain secara tepat agar mengasilkan media dengan desain yang berkualitas. Azhar Arsyad 2006: 107-111 mengemukakan prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut. a. Prinsip kesederhanaan Prinsip kesederhanaan mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang sedikit akan memudahkan siswa dalam menangkap dan memahami pesan yang disajikan secara visual. b. Prinsip keterpaduan Prinsip keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen- elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen harus saling terkait dan menyatu agar memudahkan siswa memahami informasi yang dikandungnya. c. Prinsip penekanan Prinsip penekanan mengacu pada pemberian penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa seperti ukuran, hubungan- hubungan, perspektif, warna atau ruang penekanan dapat diberikan pada unsur terpenting. d. Prinsip keseimbangan Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. Berdasarkan ulasan di atas, maka unsur-unsur dan elemen-elemen media grafis dikembangkan ke dalam media kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia. 29 Adapun unsur-unsur dan elemen-elemen yang terdapat dalam media kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia yang dikembangkan adalah sebagai berikut. a. Teks Tulisan Kartu kuartet pembelajaran terdiri atas bagian-bagian, salah satunya adalah teks tulisan. Teks berfungsi untuk menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang ingin disampaikan. Teks dapat berupa judul untuk mempertegas gambar dan naskah. Teks yang terdapat dalam media kartu kuartet pembelajaran berisi pesan yang akan disampaikan kepada pengguna yaitu judul dari kartu dan keterangan gambar. Naskah teks yang terdapat di dalam kartu kuartet pembelajaran tidak terlalu panjang, mudah dibaca, dan dipahami, hal ini sejalan dengan pendapat Azhar Arsyad 2006: 108 yang mengemukakan bahwa pesan yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa visual yang mudah dibaca dan dipahami missal antara 15 sampai dengan 20 kata. b. Huruf Huruf merupakan unsur yang penting dari keberhasilan pengembangan media, meskipun tidak menjadi unsur paling utama. Huruf dapat memperkuat pesan dan kesan dengan segala kemunngkinan pendekorasian. Bentuk huruf yang digunakan dalam pengembangan media kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia ini adalah Arial Rounded MT Bold dan Andalus. Huruf Arial merupakan salah satu jenis huruf Sans Serif atau huruf tak berkait. Huruf ini tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan mudah dibaca. Selain itu 30 huruf ini lebih hangat dan bersahabat sehingga cocok untuk anak usia Sekolah Dasar kelas IV. c. Gambar Gambar merupakan komponen yang terpenting terdapat dalam media visual. Gambar yang terdapat dalam kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia berfungsi untuk memvisualisasikan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Gambar yang terdapat pada kartu diharapkan mampu mempermudah siswa dalam mengenal budaya Indonesia. d. Warna Pemilihan warna adalah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon penggunan media. Pujiriyanto 2005: 43 mengemukakan bahwa warna adalah hal yang pertama kali dilihat oleh seseorang sehingga akan membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambargrafis. Warna dapat memerikan dampak psikologis kepada orang yang melihat dan sugesti yang mendalam bagi manusia. Warna yang digunakan pada kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia adalah warna yang melambangkan Indonesia, warna yang cerah untuk membuat suasana menjadi ceria. e. Bentuk Kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia yang dikembangkan memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran lebar 6 cm dan panjang 9 cm. Dengan ukuran tersebut akan memudahkan siswa untuk memegang kartu saat digunakan. 31 f. Tekstur Tekstur menyangkut sifat dan kualitas fisik pada permukaan media kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia. Media kartu kuartet pembelajaran budaya Indonesia merupakan media yang dicetak menggunakan kertas jenis Ivory yang tebal, halus, dan sedikit mengkilap.

C. Kajian Mengenai Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Sapriya 2009: 19 istilah Ilmu Pengethuan Sosial IPS merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain, khususnya di Australia dan Amerika Serikat. Djahiri Sapriya, 2009: 7 mengemukakan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Saidiharjo Hidayati, 2002: 8 juga menyatakan mata pelajaran IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, politik dan sebagainya. IPS berusaha mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu sosial dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat di sekitarnya. IPS merupakan aspek penting dari ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan diadaptasikan untuk digunakan dalam pengajaran di sekolah. 32 Dari uraian beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan bidang studi yang materinya merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial yang menelaah kehidupan dan gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Adapun ilmu-ilmu sosial tersebut adalah: sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, ekonomi, geografi, ilmu politik.

2. Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS memberikan siswa pengetahuan tentang kehidupan di masyarakat dan lingkungannya serta permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalamnya. Siswa diberi mata pelajaran IPS karena mempunyai tujuan. Menurut Sapriya 2009: 12, tujuan pendidikan IPS ialah untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan knowledge, keterampilan skills, sikap dan nilai attitudes and value yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yangn baik. Thamrin Talut Silvester Petrus Taneo, 2009: 27, menyatakan bahwa tujuan IPS adalah anak didik diharapkan berpartisipasi dalam masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong dengan sesama, dan dapat mengembangkan nilai serta ide-ide dari masyarakat. Menurut Hidayati, dkk 2008: 1-24 tujuan pendidikan IPS adalah berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu pengetahuan dan pemahaman, sikap hidup belajar, nilai-nilai sosial dan sikap, dan keterampilan. 33 Dari beberapa pendapat tentang tujuan pembelajaran IPS dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS adalah membekali peserta didik dalam ranah kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotor keterampilan sehingga mampu menempatkan dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dalam berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional maupun global.p

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, ekonomi, geografi, ilmu politik. Badan Standar Nasional Pendidikan 2006: 176 menyatakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, tempat dan lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya. d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Taneo 2009: 40 juga menjelaskan ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan, pada initinya adalah kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Ditinjau dari aspek-aspeknya, ruang lingkup tersebut meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi, dan aspek politik, dan ruang lingkup kelompoknya meliputi keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat sampai ke tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi tingkat lokal, regional, sampai ke tingkat global. Sedangkan dari 34 proses interaksi sosialnya, meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik, dan ekonomi. Tiap unsur yang menjadi subsistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks masyarakatnya. Materi IPS didalami dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Ada 5 macam sumber materi IPS menurut Hidayati, dkk 2008: 126 antara lain: a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya; b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi; c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh; d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh- tokoh dan kejadian-kejadian yang besar; e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. 4. Budaya di Indonesia Kebudayaan berarti segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Menurut Koentjaranigrat yang dikutip Adiza Belva, dkk., 2015: 67-68 35 Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Setiap pulau dihuni oleh satu atau beberapa suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki bahasa, kebudayaan, kebiasaan, adat istiadat, dan agama yang berbeda-beda. Keragamanan suku bangsa yang dimiliki Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya dan dapat memperkokoh persatuan bangsa. Hal ini merupakan kekuatan untuk membangun bangsa menjadi bangsa yang besar. Tidak membeda-bedakan suku bangsa yang dapat mengakibatkan perselisihan dan kekacauan bangsa. Keanekaragaman budaya di Indonesia dapat dilihat dari rumah adat, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional, bahasa daerah, seni pertunjukan atau teater rakyat, upacara adat, alat musik daerah, dan lagu daerah Adisukarjo, 2007: 80. Contohnya, Provinsi Kalimantan Timur dengan rumah adat Lamin dan alat musik Sampe, Provinsi Sumatera Utara dengan pakaian adat Ulos dan senjata tradisional Piso Surit, dan lain sebagainya. Kepribadian suatu bangsa dapat dilihat dari kebudayaan mereka. Hal ini menandakan bahwa budaya Indonesia adalah jati diri dari bangsa yang majemuk, yang memiliki nilai penting bagi bangsa Indonesia dimata dunia. Dalam penelitian pengembangan ini, difokuskan pada satu pokok bahasan yang dijadikan topik dalam media kartu kuartet pembelajaran yaitu budaya Indonesia. berdasarkan kurikulum KTSP maka kompetensinya adalah sebagai berikut.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Pengembangan Media Pembelajaran Komik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan Alam SISWA SMP KELAS VII.

0 2 9

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Pengembangan Media Pembelajaran Komik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan Alam SISWA SMP KELAS VII.

0 4 15

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar.

0 0 16

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar.

0 0 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH INKLUSI KELAS IV SD NEGERI JOLOSUTRO, PIYUNGAN, BANTUL.

0 1 298

Peningkatan pemahaman materi kenampakan alam pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui media poster di kelas IV SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.

0 1 112

PENGEMBANGAN MEDIA PETA BUDAYA INDONESIA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI REJOSARI GUNUNGKIDUL.

0 2 183

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS IV A SD BANTUL TIMUR BANTUL TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 136

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SCRAPBOOK BERBASIS KONTEKS BUDAYA BANTEN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

0 2 15

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH ROWOREJO NEGERIKATON PESAWARAN - Raden Intan Repository

0 2 114