setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antara anggota dalam
diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan mengaturnya.
2.6 Komunikasi Organisasi
Pada penelitian ini, peneliti mengkhususkan pendalaman uraian teoritisnya pada komunikasi organisasi. Sesuai dengan pengertiannya, bahwa komunikasi
adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan
makna. Tindakan komunikasi yang dapat dilakukan dalam beragam konteks, antara lain dapat dilakukan dalam lingkup organisasi organizational
communication. Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki
secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu. De Vitto 1997:337, menjelaskan bahwa organisasi sebagai sebuah
kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari 3 atau 4 sampai dengan ribuan anggota.
Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi
itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Organizations as communities, artinya organisasi merefleksikan pertumbuhan dan pengembangan pemikiran, atau kesadaran dari sekelompok
orang tentang hakikat kerjasama cooperation. Jadi organisasi dapat dilihat sebagai; 1 cooperation; dan 2 communities.
Dari batasan tersebut maka suatu organisasi sebenarnya memiliki karakter yang hampir sama dengan kelompok, perbedaannya adalah pada jumlah anggota
yang lebih banyak dan struktur yang lebih rumit, sehingga norma-norma organisasi juga lebih kompleks. Organisasi memiliki suatu jenjang jabatan atau
kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan, dan
karyawan. Masing-masing orang dalam posisi tersebut memiliki tanggungjawab terhadap bidang pekerjaannya itu. Dengan demikian, komunikasi organisasi
adalah komunikasi antar manusia human communication yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang
saling bergantung satu sama lain. Menurut Sendjaja 2002:4.8, organisasi baik yang berorientasi untuk
mencari keuntungan profit maupun nirlaba non-profit, memiliki empat fungsi organisasi, yaitu fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif.
a. Fungsi Informatif
1 Organisasi dapat dipandang sebagai suatu proses informasi
information – processing system. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang
lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
2 Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua anggota organisasi yang
mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang- orang dalam tingkat manajemen, membutuhkan informasi untuk
melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen,
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Di samping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk
memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas position of outhority supaya perintah-
peritahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
1 Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah
2 Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
3 Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan
sekaligus sebagai pribadi. 4
Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Universitas Sumatera Utara
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan. c.
Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun kenyataan ini. Maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. d.
Fungsi Integratif. Setiap orang berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluram komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
newslletter, bulletin dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga, atau pun kegiatan darma wisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi. Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa
komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinana sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana bawahan mencoba
menyampaikan keluhan pada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan, merupakan contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek yang
penting dalam suatu organisasi, baik organisasi profit maupun non profit. Deddy Mulyana, Ph. D menawarkan lingkup kajian komunikasi organisasi
sebagai berikut: Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga
komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dam komunikasi
horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.
2.7 Nilai-nilai Organisasi