BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Manusia modern adalah manusia organisasi, yaitu manusia yang mempunyai kemauan, kemampuan untuk bekerjasama dalam suatu wadah yang
disebut organisasi. Manusia saat ini, mulai sadar bahwa hanya melalui kerja sama dalam organisasi, dia akan memperoleh hasil kerja yang efektif dan efisien, karena
itu manusia sangat membutuhkan organisasi. Tuntutan akan kehadiran organisasi bukan sekedar merupakan tuntutan sekelompok orang yang kebetulan bersedia
diakomodasi dalam suatu wadah, tetapi tuntutan atas kehadiran organisasi datang dari masyarakat umum juga. Keadaan yang terjadi dalam suatu organisasi akan
sangat menentukan seberapa jauh orang tersebut telah berjalan mendekati visinya. Dalam bab ini, peneliti akan menjabarkan metodologi penelitian yang akan
digunakan untuk membuktikan kebenaran atas hipotesis yang diajukan, apakah terdapat hubungan atau tidak terdapat hubungan antara komunikasi organisasi
dengan sosialisasi nilai-nilai organisasi di dalam organisasi IMPERATIF.
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu suatu model penelitian kuantitatif yang mencoba untuk mencari hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya Rakhmat, 2005:27. Dalam hal ini, peneliti akan meneliti sejauh mana variasi faktor kegiatan komunikasi organisasi sebagai variabel
Universitas Sumatera Utara
bebas berkaitan dengan variasi faktor sosialisasi nilai-nilai organisasi sebagai variabel terikat.
3.2 Metode Pengukuran Skala
Peneliti bekerja dari tahap konsepsional ke tahap operasional. Dua konsep yang dipaparkan dalam penelitian ini, yaitu komunikasi organisasi dan sosialisasi
nilai-nilai organisasi, adalah hal yang abstrak. Untuk mengalihkan konsep abstrak itu menjadi variabel yang dapat diamati, harus menggabungkan keduanya dengan
kata hubungan di awal judul, dan kata dengan di pertengahan judul. Mengukur konsep abstrak menjadi konstruk yang dapat diukur disebut
operasionalisasi. Dan konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan ini disebut variabel. Dalam penelitian ini, variabel dibagi menjadi
variabel bebas komunikasi organisasi dan variabel terikat sosialisasi nilai-nilai organisasi. Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam
kerangka konsep, maka dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Model Teoritis
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Bebas X
Komunikasi Organisasi
a. Frekuensi kegiatan organisasi
b. Bentuk kegiatan organisasi
c. Topik isi pesan dalam kegiatan
d. Media Organisasi
e. Komunikator pembicara
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Terikat Y
Sosialisasi Nilai-nilai Organisasi
a. Memahami nilai-nilai organisasi
sikap kognitif b.
Menerima nilai-nilai organisasi sikap afektif
c. Melakukan nilai-nilai organisasi
sikap behavioral d. Meneruskan nilai-nilai organisasi
regenerasi 3.
Variabel Antara Z
Karakteristik Responden
a. Usia b. Jenis kelamin
c. Lama menjadi anggota
Untuk menandai nilai-nilai variabel dengan notasi bilangan, dilakukan pengukuran skala atau tingkat pengukuran levels of measurement. Penelitian ini
akan diukur dengan skala ordinal, dimana kategori disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki, kecermatan
pengukuran tetap dipertahankan untuk tetap menjaga reliabilitas memiliki sifat dapat dipercaya dan memiliki validitas kesamaan dengan sifat-sifat obyek yang
diteliti. Untuk mengukur tingkat hubungan di antara variabel digunakan Pearson
Product Coeficient Correlation r. Walaupun amat bergantung pada jenis data yang dinilai dan tes statistik yang digunakan, koefisien korelasi diartikan
Guilford 1956:145; Rakhmat, 2005, 29, secara kasar sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Tabel Skala Guilford
Skala Nilai Korelasi Tingkat Hubungan
Kurang dari 0,20 0,20 – 0,40
0,40 – 0,70 0,70 – 0,90
Lebih dari 0,90 hubungan rendah sekali, lemas sekali
hubungan rendah, tetapi pasti hubungan yang cukup berarti
hubungan yang tinggi; kuat hubungan sangat tinggi; kuat sekali,
dapat diandalkan
3.3 Metode Sampling