Pengertian Komunikasi URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS

Sebelum memulai suatu penelitian, dibutuhkan suatu kerangka berpikir yang berstruktur kerangka teori dari ilmu yang lebih teruji, agar memberi dasar yang baik dalam penelitian hingga proses penelitian dapat berjalan dengan terstruktur, mendetil dan kronologis.

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin, ‘communis’ atau ‘common’ dalam bahasa Inggris yang berarti ‘sama’. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapai kesamaan makna “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita sering mempunyai lambang yang berbeda terhadap lambang yang sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya dipertimbangkan sebagai aktivitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diidentifikasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat. Kathleen K.Reardon, 1987, Sendjaja, 2002:4.4, Bungin, 2006:251. Harold D. Laswell 1948 mengemukakakan lima segi yang merupakan bidang analisa komunikasi yang disebut dengan formula Laswell yaitu: 1. Siapa 2. Berkata apa Universitas Sumatera Utara 3. Melalui saluran apa 4. Kepada siapa 5. Bagaimana efeknya Yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan, “Who says what in which channel to whom with what effect?”. Joseph A. De Vito mengemukakan defenisi komunikasi yaitu hal yang mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan noise, terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melekukan umpan balik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud, dapat dipahami. Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey, yang sering disebut sebagai The First Philosopher of Communication Riger, 1986 yang dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatiknya, suatu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Theodornoson and Theodornoson 1969 memberi batasan lingkup komunikasi berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seseorang atau kelompok kepada yang lain atau lain-lainnya teruatama melalui simbol-simbol. Garbner 1967 mengatakan bahwa komunikasi dapat didefenisikan sebagai social interaction melalui pesan-pesan Mc Quail dan Windahl, tt. :4. Universitas Sumatera Utara Onong Uchyana mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati Uchyana, 2002: 11. Burhan Bungin, 2006, mengatakan bahwa lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi sosial orang- orang dalam masyarakat, termasuk konten interaksi komunikasi yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan media komunikasi. Dalam komunikasi terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi receiver, saluran media, dan penerima informasi audience. Selain tiga unsur ini, yang terpenting dalam komunikasi adalah aktivitas memaknakan informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan pemaknaan yang dibuat oleh penerima terhadap informasi yang diterimanya itu. Pemaknaan kepada informasi bersifat subyektif dan kontekstual. Subyektif artinya masing-masing pihak sumber informasi dan penerima memiliki kapasitas untuk memaknakan informasi yang disebarkan atau yang diterimanya berdasarkan pada apa yang dirasakan, diyakini, dan dimengerti serta berdasarkan pada tingkat pengetahuan kedua pihak. Sedangkan sifat kontekstual adalah bahwa pemaknaan itu berkaitan dengan kondisi waktu dan tempat dimana informasi itu ada dan dimana kedua belah pihak itu berada. Dengan demikian, konteks sosial dan Universitas Sumatera Utara budaya ikut mewarnai kedua pihak dalam memaknakan informasi yang disebarkan dan yang diterima itu.

2.2 Ruang Lingkup Komunikasi

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Riau Di Kota Bandung (Studi Deksriptif Tentang Pola Komunikasi Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Solidaritas Keanggotaan di Kota Bandung)

1 3 1

Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 2 63

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 4 8

PENUTUP PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 4 18

SKRIPSIPROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 4 11

PENDAHULUAN PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 3 30

PENUTUP PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 3 8

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ORGANISASI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.

0 2 17

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ORGANISASI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.

0 2 16