Analisis Data Penelitian Tentang Anggota IMPERATIF

4.1 Analisis Data Penelitian Tentang Anggota IMPERATIF

Analisis data responden ini bertujuan untuk mengetahui keadaan dan latar belakang responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan telah berapa lama menjadi anggota di dalam organisasi. Data responden ini merupakan identitas responden yang dipandang sesuai dengan masalah yang diteliti. Tabel 4.4 Jenis Kelamin Anggota IMPERATIF Jenis Kelamin Frekuensi F Persen Laki-laki 21 35.6 Perempuan 38 64.4 Total 59 100.0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa anggota IMPERATIF mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 38 orang 64,4, sedangkan laki-laki sebanyak 21 orang 35,6. Secara umum di seluruh dunia ini, jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada pria. Ditambah lagi adanya fakta bahwa yang lebih suka untuk berkumpul dan memiliki komunitas terikat adalah wanita. Secara khusus dalam IMPERATIF sendiri, tidak terdapat pembedaan antara perempuan dan laki-laki untuk menduduki jabatan di organisasi. Terlihat dari keadaan di kepengurusan yang menetapkan tiga perempuan sebagai koordinator bidang, ketua MPO Majelis Pertimbangan Organisasi yang juga merupakan seorang perempuan dan pada MUA Musyawarah Umum Anggota 2006, terdapat satu kandidat calon ketua seorang perempuan sumber: LPJ Kepengurusan IMPERATIF periode 20062007. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Usia Anggota IMPERATIF Usia Frekuensi F Persen 20 tahun 9 15.3 20-22 tahun 40 67.8 23-24 tahun 10 16.9 Total 59 100.0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas anggota berusia antara usia 20-22 tahun yaitu sebanyak 67,8 40 orang kemudian berusia antara 23-24 tahun sebanyak 16,9 10 orang, dan di bawah usia 20 tahun yaitu sebanyak 15,3 9 orang. Dan tidak ada 0 yang berusia lebih dari 24 tahun. Semua yang menjadi responden kuesioner ini adalah mahasiswa. Saat ini di dalam IMPERATIF telah menerapkan sistem kepemimpinan berjenjang sesuai dengan usia. Sekali pun di awal organisasi ini berdiri tidak berlaku penerapan demikian beberapa posisi tidak memperdulikan usia antara yang dipimpin dan yang memimpin. “Hal ini disebabkan kurangnya anggota organisasi pada masa awal organisasi ini berdiri”, ujar salah seorang anggota IMPERATIF. Sangat diupayakan dalam menentukan posisi jabatan apa pun, untuk memiliki keseimbangan dan pertimbangan antara usia pemimpin dengan yang dipimpin demi keefektivan menjalankan aktivitas. Namun jika terjadi sekali pun, ada pemimpin yang usianya lebih muda, para anggota IMPERATIF telah dibekali nilai-nilai hidup yang menjadi acuan dalam berpikir dan berkehendak, yaitu nilai kerendahan hati. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Lama Menjadi Anggota IMPERATIF Menjadi Anggota Frekuensi F Persen 1 tahun 12 20.3 1-2 tahun 21 35.6 2-3 tahun 24 40.7 3 tahun 2 3.4 Total 59 100.0 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas anggota telah menjadi anggota organisasi selama 2-3 tahun yaitu sebanyak 40,7 24 orang, yang telah menjadi anggota selama 1-2 tahun yaitu sebanyak 35,6 21 orang, yang telah menjadi anggota di bawah 1 tahun sebanyak 20,3 12orang, dan selebihnya yang telah lebih dari 3 tahun sebanyak 3,4 2 orang. Lamanya seseorang telah menjadi anggota IMPERATIF, tidak selalu mempengaruhi tingkat posisi dan jabatannya dalam organisasi, sekali pun akan menjadi pertimbangan. “Karena pertimbangan yang terbesar adalah karakter dan kemampuan orang tersebut”, ujar salah satu anggota. Pada awal manajemen organisasi ini dibangkitkan, yaitu pada saat kepengurusan tahun 2004, jumlah anggota organisasi ini hanya lebih kurang dua puluh orang. Tentu saja, jumlah anggota biasa bertambah di setiap tahunnya, namun karena IMPERATIF merupakan organisasi mahasiswa, maka di sini juga dikenal masa selesai perkuliahan, yaitu empat sampai lima tahun masa perkuliahan, maka hak dan kewajibannya sebagai anggota biasa diberhentikan. Bagi mereka yang telah menyelesaikan masa perkuliahan, statusnya dalam organisasi menjadi anggota luar biasa. Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisis Data Penelitian Tentang Pelaksanaan Komunikasi Organisasi

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Riau Di Kota Bandung (Studi Deksriptif Tentang Pola Komunikasi Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Solidaritas Keanggotaan di Kota Bandung)

1 3 1

Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 2 63

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 4 8

PENUTUP PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 4 18

SKRIPSIPROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 4 11

PENDAHULUAN PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 3 30

PENUTUP PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 3 8

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ORGANISASI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.

0 2 17

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ORGANISASI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.

0 2 16