Nilai-nilai Organisasi URAIAN TEORITIS

ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan, merupakan contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek yang penting dalam suatu organisasi, baik organisasi profit maupun non profit. Deddy Mulyana, Ph. D menawarkan lingkup kajian komunikasi organisasi sebagai berikut: Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dam komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.

2.7 Nilai-nilai Organisasi

Sebagai wadah, maka organisasi dipandang sebagai sesuatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang bisa dilihat dan diraba, misalnya bangunan, gedung, kantor perkantoran, peralatan mesin dan teknologi kerja. Sedangkan yang bersifat spiritual terlihat dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan yang mengatur kerjasama tersebut. Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi? Karena pada hakekatnya, komunikasi menjalankan fungsi sebagai darah dalam suatu organisasi. Dimana fungsi darah adalah menyampaikan unsur-unsur zat penting yang dibutuhkan seluruh organ di dalam tubuh, sehingga proses dan aktivitas Universitas Sumatera Utara kehidupan berlangsung dengan semestinya, maka komunikasi berfungsi untuk menyampaikan pesan, kesan maupun pembagian tugas kepada seluruh bagian dan fungsi dalam organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Connection komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi. Di samping komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, juga berdampak pada membangun budaya organisasi Organization Culture, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi. Budaya merupakan sistem nilai dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para pegawai berperilaku. Iklim dan budaya organisasi tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap efisiensi dan produktivitas. Tradisi nilai dan norma merupakan adat kebiasaan yang diproduksi oleh suatu masyarakat berupa aturan kaidah yang biasanya tidak tertulis tetapi dipatuhi oleh masyarakat, berupa petunjuk perilaku yang harus dan atau sebaiknya dilakukan, atau apa yang harus dan atau sebaiknya tidak dilakukan berupa tabu- tabu larangan. Sedangkan bagi yang melanggar kaidah tersebut akan mendapatkan sanksi-sanksi yang biasanya bersifat sanksi sosial. Keharusan suatu tindakan apa yang harus dilakukan dan larangan yang harus dijauhi oleh tindakan seseorang disebut sebagai norma. Sedangkan apa yang baik dilakukan dan apa yang buruk disebut sebagai nilai. Universitas Sumatera Utara Norma kelompok standar adalah standar yang menentukan perilaku kerja para anggota organisasi, jadi norma kelompok itu selalu mengacu pada perilaku yang diharapkan atau pola-pola perilaku. Norma kelompok itu biasanya terbentuk pada tahap pengembangan kelompok di mana kelompok itu bertumbuh makin dewasa. Pada umumnya norma-norma kelompok dalam organisasi bersumber dari karakteristik personal, situasi, sifat, tugas dan tradisi kelompok. Dari norma kelompok itulah dapat timbul konformitas yang mengarah kepada kohesivitas kelompok. Secara garis besar: 1. Norma kelompok membantu kelompok menjadi “survive”, misalnya karena kelompok menolak perilaku yang menyimpang dari kebiasaan dan konformitas yang telah tercipta dan terpelihara dengan baik. 2. Norma kelompok membuat anggota kelompok dapat meramalkan perilaku yang diharapkan semua anggota kelompok. 3. Norma kelompok membantu kelompok menghindari situasi yang kurang jelas atau ambigu. 4. Norma kelompok merupakan nilai sentral dari kelompok, dan bahkan menentukan identitas kelompok. Nilai dan kepercayaan yang dapat menjadi budaya organisasi, meliputi waktu, efisiensi, diri, tindakan, dan kerja. Budaya organisasi inilah yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya memberi warna. Deal dan Kennedy dalam Griffin, 1992: 625 mengatakan budaya organisasi adalah bagaimana cara kita melakukan sesuatu di sekeliling kita. Sementara Ivancevich dan Universitas Sumatera Utara Matteson 1990:hal. 727 mengemukakan bahwa budaya organisasi dapat dipandang sebagai: 1. Suatu sistem kepercayaan yang dibagi di antara para anggota organisasi 2. Kekuatan, keluasan inti nilai yang dibagi 3. Langkah bagi kita untuk melakukan sesuatu di sekeliling kita 4. Pemrograman kolektif dari pelbagai alasan 5. Pemahaman kolektif 6. Seperangkat kepercayaan yang dipertukarkan atau dikomunikasikan melalui variasi media simbolik yang menciptakab makna dalam kehidupan manusia 7. Seperangkat simbol, upacara, dan mitos yang mengkomunikasikan nilai- nilai utama dan keyakinan bagi organisasi dan para pekerja. T.J. Oeters dan R.H. Watrerman 8. Pola-pola atau bentuk-bentuk asumsi dasa yang dapat memberikan kepada kelompok apa yang harus ditemui, diperoleh, atau dikembangkan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah terhadap adaptasi eksternal dan integrasi internal E.H.Schein Sedangkan menurut Andre A. Hardjana op.cit, h.14, budaya organisasi sangat tergantung pada iklim organisasi yang meliputi unsur-unsur:  Tanggung jawab tingkat pendelegasian yang dialami karyawan  Standar. Harapan tentang kualitas kerja karyawan  Imbalan. Pengakuan dan penghargaan atas kinerja dan penolakan terhadap penyimpangan kerja Universitas Sumatera Utara  Keramahan semangat tim, “persaudaraan”, saling mempercayai penuh kejujuran  Kesiapan teknologi penyempurnaan metode kerja  Komunikasi terbuka, kecukupan informasi dan terbuka bagi saran- saran Yang mempengaruhi iklim komunikasi, meliputi:  Dukungan  Keikutsertaan dalam proses keputusan  Kejujuran, percaya diri, dan keandalan  Terbuka dan tulus  Tujuan kinerja yang tinggi Ini merupakan sistem moral yang dikembangkan oleh komunitas masyarakat tersebut untuk menunjukkan apa sesuatu tindakan dianggap benar atau salah, baik atau buruk, sedih dan bahagia. Tradisi membangun kekuatan rasa memiliki dari setiap anggota masyarakat. Setiap orang yang berkomunikasi tanpa memperdulikan tradisi budaya lebih banyak melahirkan kesalahan-kesalahan daripada kesepahaman. Missunderstanding arise when people are unware of cultural difference. Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal ini disebabkan oleh karena nilai-nilai budaya adalah konsep mengenai apa yang ada dan hidup di alam pikiran manusia, apa yang mereka anggap bernilai, berharga, yang penting dan tidak penting sehingga sistem Universitas Sumatera Utara nilai tersebut berguna sebagai pedoman berprilaku, memberi arah dan orientasi kepada setiap warga masyarakat untuk menjalankan kehidupan. Sistem nilai budaya membentuk hubungan-hubungan atau interaksi antar manusia. Di satu pihak ada masyarakat yang lebih mementingkan hubungan yang bersifat vertikal yaitu hubungan antara para tokoh, pemimpin dan atasan, patrenalistik sifatnya. Di pihak lain ada masyarakat yang mementingkan hubungan horisontal, yaitu interaksi antar sesama dalam kehidupan kolektif yang solid. Sebaliknya ada juga kebudayaan yang sangat mementingkan individualisme sehingga manusia dalam hidup harus berdiri sendiri dengan sentuhan seminim mungkin dengan lingkungannya kecuali sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Purwasito, Andrik., 2003, Univ. Muhammadiyah, Surakarta. Handy melaporkan karya Harrison dengan menganjurkan organisasi dapat diklasifikasikan di bawah empat budaya culture; 1. Power culture budaya kekuasaan; 2. Role culture budaya peran; 3. Task Project Team culture budaya tugas, tim proyek; dan 4. Personal culture budaya personal. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Manusia modern adalah manusia organisasi, yaitu manusia yang mempunyai kemauan, kemampuan untuk bekerjasama dalam suatu wadah yang disebut organisasi. Manusia saat ini, mulai sadar bahwa hanya melalui kerja sama dalam organisasi, dia akan memperoleh hasil kerja yang efektif dan efisien, karena itu manusia sangat membutuhkan organisasi. Tuntutan akan kehadiran organisasi bukan sekedar merupakan tuntutan sekelompok orang yang kebetulan bersedia diakomodasi dalam suatu wadah, tetapi tuntutan atas kehadiran organisasi datang dari masyarakat umum juga. Keadaan yang terjadi dalam suatu organisasi akan sangat menentukan seberapa jauh orang tersebut telah berjalan mendekati visinya. Dalam bab ini, peneliti akan menjabarkan metodologi penelitian yang akan digunakan untuk membuktikan kebenaran atas hipotesis yang diajukan, apakah terdapat hubungan atau tidak terdapat hubungan antara komunikasi organisasi dengan sosialisasi nilai-nilai organisasi di dalam organisasi IMPERATIF.

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu suatu model penelitian kuantitatif yang mencoba untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya Rakhmat, 2005:27. Dalam hal ini, peneliti akan meneliti sejauh mana variasi faktor kegiatan komunikasi organisasi sebagai variabel Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Riau Di Kota Bandung (Studi Deksriptif Tentang Pola Komunikasi Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Solidaritas Keanggotaan di Kota Bandung)

1 3 1

Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 2 63

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 4 8

PENUTUP PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEMIMPIN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN (Kasus pada Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta).

0 4 18

SKRIPSIPROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 4 11

PENDAHULUAN PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 3 30

PENUTUP PROSES SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS KARYAWAN DI BRINGIN LIFE ASURANSI YOGYAKARTA).

0 3 8

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ORGANISASI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.

0 2 17

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ORGANISASI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.

0 2 16