organik 30 t.ha
-1
yaitu 0,44 g.tan
-1
.14hari
-1
sedangkan yang terendah dijumpai pada kombinasi T
1
O
2
D
3
penimbunan bahan tanah mineral subsoil + jerami padi + dosis pupuk organik 30 t.ha
-1
yaitu 0,36 g.tan
-1
.14hari
-1
.
6. Laju Asimilasi Bersih LAB
Data pengamatan laju asimilasi bersih LAB pada pengamatan 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam MST dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat
dilihat pada Lampiran 15 sampai 16. Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan penimbunan bahan tanah mineral, pupuk organik dan dosis pupuk
organik tidak berpengaruh nyata terhadap laju asimilasi bersih. Interaksi dari semua kombinasi perlakuan juga tidak berpengaruh nyata terhadap LAB.
Rata-rata LAB pada perlakuan penimbunan bahan tanah mineral, pupuk organik dan dosis pupuk organik pada umur 2- 4 MST, 4-6 MST dan 6-8 MST
terdapat pada Tabel 15. Tabel 15. Rata-rata LAB pada Perlakuan Penimbunan Tanah Mineral, Pupuk
Organik dan Dosis Pupuk Organik pada Umur 2- 4 MST, 4-6 MST dan 6-8 MST.
Perlakuan LAB g.tan
-1
.14 hari
-1
2-4 MST 4-6 MST
6-8 MST ………g.tan
-1
.14 hari
-1
…….… bahan tanah mineral insitu
Penimbunan Bahan Tanah Mineral bahan tanah mineral subsoil
0,16 0,19
0,09 0,10
0,13 0,14
pupuk kandang kambing Pupuk Organik
jerami padi 0,18
0,17 0,09
0,10 0,14
0,13
0 t.ha Dosis Pupuk Organik
-1
0,16 0,09
0,13
37
Universitas Sumatera Utara
10 t.ha 20 t.ha
-1
30 t.ha
-1
0,16
-1
0,19 0,18
0,10 0,10
0,10 0,13
0,15 0,13
Dari Tabel 15 dapat dilihat aplikasi penimbunan tanah mineral, pupuk organik dan dosis pupuk organik untuk parameter pengamatan LAB memiliki
hasil yang hampir sama pada setiap perlakuan.
7. Serapan N, P dan K
Data pengamatan serapan N, P dan K pada pengamatan 8 MST dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 17 sampai 22. Dari hasil
sidik ragam tersebut diketahui bahwa perlakuan penimbunan bahan tanah mineral T dan pupuk organik O berpengaruh tidak nyata terhadap Serapan N, P dan K
pada pengamatan 8 MST. Perlakuan dosis pupuk organik D berpengaruh nyata terhadap Serapan N, P dan K pada waktu pengamatan 8 MST. Pengaruh interaksi
antara 2 faktor dan 3 faktor tidak nyata pada waktu pengamatan 8 MST. Rata-rata serapan N, P dan K pada perlakuan penimbunan bahan tanah
mineral, pupuk organik dan dosis pupuk organik pada pengamatan 8 MST terdapat pada Tabel 16.
Tabel 16. Serapan N, P dan K pada Perlakuan Penimbunan Bahan Tanah
Mineral, Pupuk Organik dan Dosis Pupuk Organik pada Pengamatan 8 MST.
Perlakuan Serapan N, P dan K
N P
K ………..mg.tanaman
-1
………. bahan tanah mineral insitu
Penimbunan Bahan Tanah Mineral bahan tanah mineral subsoil
1,950 2,020
0,088 0,091
0,981 1,005
38
Universitas Sumatera Utara
pupuk kandang kambing Pupuk Organik
jerami padi
1,996 1,974
0,091 0,088
1,006 0,979
0 t.ha Dosis Pupuk Organik
10 t.ha
-1
20 t.ha
-1
30 t.ha
-1 -1
1,148 c 1,604 c
2,292 b 2,892 a
0,047 c 0,068 bc
0,102 b 0,141 a
0,510 c 0,743 c
1,137 b 1,584 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kelompok perlakuan yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa pada pengamatan 8 MST perlakuan penimbunan bahan tanah mineral dengan rataan tertinggi untuk parameter serapan
N, P dan K adalah perlakuan penimbunan bahan tanah mineral subsoil T
1 .
Rataan tertinggi perlakuan pupuk organik untuk parameter serapan N, P dan K pada pengamatan 8 MST adalah pupuk kandang kambing O
1
. Demikian juga dengan perlakuan dosis pupuk organik, rataan tertinggi serapan N, P dan K.
terdapat pada D3 dosis 30 t.ha
-1
pada pengamatan 8 MST
8. Jumlah Anakan Produktif