C-organik Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah Pada Lahan Bekas Tambang Galian C Melalui Penimbunan Bahan Tanah Mineral dan Bahan Organik

10. C-organik

Data pengamatan C-organik tanah setelah panen dan analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 27 sampai 28. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan penimbunan bahan tanah mineral T dan pupuk organik O berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik tanah setelah panen, sedangkan perlakuan dosis pupuk organik D berpengaruh nyata terhadap C- organik tanah setelah panen. Semua kombinasi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik tanah setelah panen. Rata-rata C-organik tanah pada perlakuan penimbunan bahan tanah mineral, pupuk organik dan dosis pupuk organik pada pengamatan setelah panen terdapat pada Tabel 22. Tabel 22. Rata-rata C-organik tanah pada Perlakuan Penimbunan Bahan Tanah Mineral, Pupuk Organik dan Dosis Pupuk Organik Umur 120 Hari. Perlakuan C-organik tanah 120 hari ….. ....... bahan tanah mineral insitu Penimbunan Bahan Tanah Mineral bahan tanah mineral subsoil 1,684 1,750 pupuk kandang kambing Pupuk Organik jerami padi 1,730 1,705 0 t,ha Dosis Pupuk Organik 10 t,ha -1 20 t,ha -1 30 t,ha -1 -1 1,408 d 1,608 c 1,845 b 2,007 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kelompok perlakuan yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5. 44 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa pada pengamatan setelah panen perlakuan penimbunan bahan tanah mineral dengan rataan tertinggi untuk parameter C-organik tanah adalah perlakuan penimbunan bahan tanah mineral subsoil T 1 yaitu 1,750 . Rataan tertinggi perlakuan pupuk organik untuk parameter C-organik tanah pada pengamatan saat panen adalah pupuk kandang kambing O 1 yaitu 1,730 . Demikian juga dengan perlakuan dosis pupuk organik rataan tertinggi C-organik tanah pada pengamatan saat panen terdapat pada D 3 dosis 30 t.ha -1 yaitu 2,007 . Pembahasan Penelitian tentang reklamasi lahan bekas tambang galian C menjadi lahan sawah dilaksanakan di desa Durian Kondot Kecamatan Kotarih Kabupaten Serdang Bedagei. Reklamasi lahan dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi lahan pasca penambangan supaya dapat dimanfaatkan kembali menjadi lahan pertanian melalui pemberian teknologi bahan pembenah tanah dan bahan organik pada beberapa taraf dosis sesuai dengan kemampuan teknis dan dana yang tersedia. Dari hasil analisis tanah awal sebelum penelitian diketahui bahwa tanah bekas penambangan tersebut memiliki KTK rendah 9,94 me100g, C-organik rendah 1,14 , pH agak masam 5,31 dan KB rendah 26,157 . Sehingga Universitas Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa tanah bekas penambangan yang akan direklamasi adalah tanah yang tidak sehat untuk budidaya tanaman padi dan membutuhkan teknologi perbaikan melalui penerapan teknologi bahan pembenah tanah dan bahan-bahan organik. Simanungkalit et al 2006 menyatakan bahwa salah satu penyebab menurunnya produktivitas lahan pertanian terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan C-organik dalam tanah, yaitu 2, dimana untuk memperoleh produk-tivitas optimal dibutuhkan C-organik 2,5. Sedangkan Simarmata dan Joy 2012 menyatakan bahwa berdasarkan indikator kesehatan tanah, maka lahan sawah dengan kadar C-organik 1,5 termasuk kategori sakit berat degradasi berat, 1,5 – 2 sakit dan lahan sawah sehat memiliki kandungan C-organik 3 – 5 . Melihat data pengamatan C-organik tanah setelah umur panen 120 hari lampiran 26 telah terjadi peningkatan kandungan C-Organik tanah, bahkan pada taraf dosis D 3 30 t.ha -1 meningkat hingga 75 . Namun bila melihat salah satu indikator kesehatan tanah berdasarkan kandungan C-organiknya, maka lahan yang telah direklamasi tersebut masih masuk kategori lahan sakit dan membutuhkan aplikasi bahan organik lanjutan pada budidaya berikutnya.

1. Pengaruh Penimbunan Bahan Tanah Mineral Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi.