Pessepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Wisata Religi”(Study Deskriptif Taman Wisata Iman Dairi)

(1)

Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Wisata Iman (Study Deskriptif Taman Wisata Iman Dairi)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Disusun Oleh

HEBERLIN SANDRO TINAMBUNAN 080901057

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMETERA UTARA

M E D A N 2 0 1 4


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian Ini berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Wisata Religi Di Taman Wisata wisata Iman Kabupaten Dairi.Dalam penelitian ini Persepsi yang dimaksud adalah menjelaskan bagaimana pandangan masyarakat terhadap wisata religi khususnya wisata religi yang terdapat di Kabupaten Dairi yaitu Taman Wisata Iman.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana Persepsi masyarakat Dairi dan Pengunjung yang datang ke Taman Wisata Iman dan menjelaskana bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran Taman Wisata Iman.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara responden sebanyak 9 orang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan Mei 2014.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berbagai tanggapan positif dari masyarakat mengenai kehadiran Taman Wisata Iman Di Kabupaten Dairi terutama yang tinggal di sekitar Taman Wisata Iman.Dari segi sosial-budaya dan Segi Ekonomi.Taman Wisata Iman diprakasarsai oleh Bupati Dairi Dr.M.P.Tumanggor pada tahun 2001.Tidak hanya masyarakat disekitar yang merasakan dampak Positif tapi pemerintah kabupaten dairi melalui Penghasilan Asli Daerah juga meningkat.Secara umum persepsi masyarakat terhadapa Taman Wisata Iman sangat baik.Semoga Taman Wisata Iman menjadi destinasi wisata Religi yang ada di Sumatera Utara


(3)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrahNya yang di berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pessepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Wisata Religi”(Study Deskriptif Taman Wisata Iman Dairi)disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan tantangan dan hambatan akan tetapi berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak lupa penulis haturkan terima kasih kepada orang – orang yang luar biasa yang selalu memberikan motivasi serta semangat dikala penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih dan limpahan doa selalu menyertai orangtua yang saya sayangi ibunda tercinta M.br.Sianturi yang mengingatkan penulis dikala penulis bermalas – malasan dalam menyelesaikan skripsi, dan semua keluarga besar saya yang selalu memberikan saya semangat.Skripsi ini saya persembahkan buat Almarhum ayah saya M.Tinambunan. Penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, nasehat untuk membimbing penulis sehingga selesainya skripsi ini dengan baik.


(4)

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Bapak Prof. DR. dr. Syahril pasaribu, DTM&, M.Sc.(CTM)Sp. A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan fakultas ilmu soaial dan ilmu politik dan para pembantu dekan serta seluruh staf pegawai dan administrasi.

3. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si selaku ketua departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik.

4. Bapak Drs. Muba Manihuruk, M.Si selaku sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5. Ibu Dra. Lina Sudarwati , M. Si selaku dosen wali penulis.

6. Bapak/ Ibu dosen dan staf pengajar Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, semoga ilmu yang disampaikan kepada penulis dapat menjadikan bekal nantinya dapat penulis terapkan ditengah-tengah masyarakat.

7. Kawan – kawan seperjuangan Angkatan 2008.Riama,okta virna, Desie, Yola, Lenie, Richat, Hendra, Amos, Narirolinon, Raja, Arman, Sahrul, Bresman, Robby, Fitri, Ratih, Grace, Ruth, shanty, vanny, Reza, Rudi, Dicky Handika, dicky Eko, Okta Dedi, Jhon, Poibe, Zulfikar, Eninta, salmen, irma, salmen, lia, frisilia, Anggre, Burhan, Roinal, Vera, Dhani, Sri, Putri, Belman, Dian, Evlin, Roy. Reni,


(5)

Gio, Rijal, Judika, Mitha, Esty, Satya mitra, Alfat andri, Ayu, Imay, Rhina, Nanda, kharisma. Serta seluruh kawan-kawan yang tidak tersebut namanya disini.

8. Rekan-Rekan Ikatana Mahasiswa Dairi

Bg Toman,Bg Donal,Bg Gandi,Ka Rapi,Ka Eny,Ka Wati,Ka Dinar,Irvan,Lina,Jupe,Ita,Tota,Goklas,Pong,Debora,Dodo,Romedina,Novi a,Wanty,Tian,Gilbert,Samswardi,Pang,Evareh,EvaRH,Jelita,Agustina,Nuri ta,Jujur,Theresia,Togar,Anne,David,Polo,Tua,Yulfitri Serta seluruh Rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9. Kawan – kawan Di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dikemuduan hari. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan Juli 2014

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATAPENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...8

1.4 Manfaat Penelitian ...8

1.5 Defenisi Konsep ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Pengertian Pariwisata ... 11

2.2 Pelaku Pariwisata ... 13

2.3 Pengertian Wisata Religi ... 14

2.4 Persepsi ... 15

2.4.1 Syarat Terjadinya Persepsi ... 18

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 19

2.4.3 Proses Persepsi ... 20

2.5 Kepercayaan(Trust) ... 21


(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3.Unit Analisa dan Informan ... 26

3.3.1 Unit Analisis ... 26

3.3.2 Informan ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4.1 Data Primer ... 26

3.4.2 Data Sekunder ... 27

3.5 Interprestasi Data ... 28

3.6 Jadwal Peneltian ... 29

3.7 Keterbatasan Peneltian ... 29

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN PROFIL INFORMAN ... 30

4.1 Letak dan Keadan Alam ...30

4.2 Kependudukan ... 31

4.3 Perekonomian Daerah ... 33

4.3.1 Pertanian ... 33

4.3.2 Peternakan dan Perikanan ... 34

4.3.3 Industri ... 34

4.3.4 Sektor Pariwisata ... 35

4.3.5 Kebudayaan ... 36


(8)

4.4.1 Pendidikan ... 37

4.4.2. Rumah Ibadah ... 37

4.4.3 Kesehatan ... 38

4.5 Prasarana ... 38

4.5.1 Transportasi dan Jalan ... 38

4.6 Profil Informan ... 42

BAB V TEMUAN DAN INTERPRESTASI DATA ... 51

5.1 Gambaran Umum Taman Wisata Iman ... 51

5.5.1 Akses Menuju Ke Taman Wisata Iman ... 59

5.5.2 Akomodasi Di Taman Wisata Iman ... 59

5.2 Dampak Taman Wisata Iman Terhadap Sosial-Budaya Masyarakat Dairi... 60

5.3 Dampak Taman Wisata Iman Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Dairi... 63

5.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Taman Wisata Iman Dairi...65

BAB VI PENUTUP ... 68

6.1 Kesimpulan ...68

6.2 Saran ...69


(9)

DAFTAR TABEL Tabel 1 Daftar Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tabel 2 Nama Dan Alamat Perusahaan Bis Umum Tabel 3 Jumlah Pengunjung Di Taman Wisata Iman Tabel 4 Tarif Memasuki Taman Iman


(10)

ABSTRAKSI

Penelitian Ini berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Wisata Religi Di Taman Wisata wisata Iman Kabupaten Dairi.Dalam penelitian ini Persepsi yang dimaksud adalah menjelaskan bagaimana pandangan masyarakat terhadap wisata religi khususnya wisata religi yang terdapat di Kabupaten Dairi yaitu Taman Wisata Iman.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana Persepsi masyarakat Dairi dan Pengunjung yang datang ke Taman Wisata Iman dan menjelaskana bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran Taman Wisata Iman.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara responden sebanyak 9 orang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan Mei 2014.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berbagai tanggapan positif dari masyarakat mengenai kehadiran Taman Wisata Iman Di Kabupaten Dairi terutama yang tinggal di sekitar Taman Wisata Iman.Dari segi sosial-budaya dan Segi Ekonomi.Taman Wisata Iman diprakasarsai oleh Bupati Dairi Dr.M.P.Tumanggor pada tahun 2001.Tidak hanya masyarakat disekitar yang merasakan dampak Positif tapi pemerintah kabupaten dairi melalui Penghasilan Asli Daerah juga meningkat.Secara umum persepsi masyarakat terhadapa Taman Wisata Iman sangat baik.Semoga Taman Wisata Iman menjadi destinasi wisata Religi yang ada di Sumatera Utara


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa Negara setelah sektor migas dan nonmigas. Pariwisata juga merupakan suatu potensi untuk meningkatkan pembangunan. Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan ini lebih ditingkatkan khususnya dalam rangka penerimaan devisa dan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan,dan memperkenalkan kebudayaan bangsa. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang cukup besar berupa keindahan alam dan keanekaragaman budaya daerah dan ditinjau dari letak geografisnya. Pengembangan sektor pariwisata sedang giat- giatnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menghadapi peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Dengan adanya Program Unggulan Visit Indonesia Year 2015.Era globalisasi telah membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang potensial dalam berbisnis,sehingga banyak orang asing yang berkunjung ke Indonesia selain untuk tujuan wisata. Berdasarkan letak dan keadaan geografisnya yang strategis maka dipastikan akan ada banyak wisatawan asing untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Ini dimungkinkan karena kepariwisataan Indonesia menawarkan keunikan tersendiri yang nota bene mengakomodir keinginan wisatawan mancanegara. Walaupun Indonesia memiliki banyak permasalahan seperti kasus Bom yang terjadi dua kali di Bali namun itu tidak mengurangi minat para wisatawan untuk datang kembali ke Bali.


(12)

Sehubungan dengan tingkat kesibukan manusia dalam kehidupan sehari-hari,pariwisata atau berwisata sudah merupakan kebutuhan untuk pemulihan kesegaranjasmani dan rohani.Seseorang/sekelompok orang yang membutuhkan pemulihan kesegaran jasmani dan rohani dan memiliki minat untuk melakukan perjalanan wisata disebut Wisatawan Potensial. Wisatawan potensial yang berminat melakukan perjalanan wisata harus memenuhi persyaratan pokok yaitu memiliki waktu luang yang cukup, memiliki uang atau dana yang cukup, memiliki kesehatan yang cukup dan memenuhi aspek legalitas. Apabila seseorang/sekelompok orang wisatawan potensial telah memenuhi persyaratan dasar dan mengambil keputusan untuk berwisata maka selanjutnya dia membuat perencanaan perjalanannya atau membeli paket wisata yang telah disusun oleh Biro Perjalanan Wisata. Dengan adanya rencana perjalanan, maka seorang atau sekelompok wisatawan potensial tadi menjadi calon wisatawan. Rencana perjalanan wisata biasanya memuat lokasi Obyek dan Daya Tarik Wisata, lamanya kegiatan wisata yang dilakukan sejak keberangkatan sampai dengan kembali ke rumah dan sarana apa saja yang digunakan (transportasi,akomodasi, makan-minum, peralatan dan sebagainya).

Dalam era globalisasi sekarang ini bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini dicanangkan selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang cukup andal, juga merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong perkembangan investasi. Untuk mengembangkan sektor ini pemerintah berusaha keras membuat rencana dan berbagai kebijakan yang mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu


(13)

kebijakan tersebut adalah menggali, menginventarisir dan mengembangkan obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan.

Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai penghasil devisa, meratakan dan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan, memperkokoh persatuan, dan kesatuan, serta mengenal budaya bangsa. Seperti yang telah diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, bahwa mengembangkan pariwisata, melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomi, teknis, argonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan. Dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga terpeliharanya kepribadian bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan hidup.

Pembangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya serta antara berbagai usaha kepariwisataan yang kecil, menengah dan besar agar saling menunjang. Hal ini didukung oleh letak Indonesia yang strategis, yaitu terletak diantara dua benua dan dua samudera serta berada di bawah garis khatulistiwa sehingga Indonesia beriklim tropis, sangat mendukung untuk pengembangan pariwisata. Di samping itu, kondisi alam sangat mendukung karena wilayah Indonesia terdiri dari pulau-pulau dengan masyarakat yang pluralistis di dalamnya terkandung beraneka ragam suku, adat-istiadat, dan kebudayaan (kepercayaan, seni, moral) yang berbeda-beda serta mempunyai potensi keindahan alam yang terdapat di seluruh penjuru tanah air. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk berkunjung ke Indonesia.


(14)

Bagi suatu daerah, industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Pariwisata telah tumbuh sebagai industri yang sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang sangat cerah dikemudian hari bagi sebuah pembangunan. Secara politis telah disadari oleh pemerintah bahwa pariwisata adalah peluang bisnis untuk menyumbang devisa, penciptaan lapangan kerja, Penciptaan kesempatan berusaha, menumbuhkan kebudayaan dan kesenian, dan juga sebagai upaya mengasah atau membina rasa hormat dan cinta tanah air bagi wisatawan domestik. dengan kata lain, pariwisata dikembangkan tidak semata-mata sebagai sektor tunggal melainkan terintegrasi dengan berbagai aspek kehidupan budaya, sosial, politik dan ekonomi masyarakat. Dalam kaitan dengan religi, obyek wisata religi juga dapat digunakan sebagai sarana pengenalan obyek kepada masyarakat terhadap suatu agama tertentu sehingga menumbuhkan semangat toleransi dan kebersamaan.

Demikian halnya dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang saat ini tengah melaksanakan program pengembangan industri pariwisata. Provinsi Sumatera Utara mempunyai potensi di bidang pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan dengan terdapatnya berbagai obyek wisata baik obyek wisata alam maupun obyek wisata buatan. Potensi pariwisata Sumatera Utara dimana Danau Toba sebagai andalannya sudah tidak diragukan lagi. Panorama dan keindahan yang disajikan Danau Toba yang terjadi akibat letusan Gunung Toba itu, akan membuat pengunjung berdecak kagum, karena sepanjang mata memandang keindahan demi keindahan terbentang mengelilingi Danau Toba. Selain mengunjungi Danau Toba, wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Utara dapat juga mengunjungi berbagai tujuan wisata yang terdapat di Kabupaten Dairi.


(15)

Kabupaten Dairi di samping memiliki potensi sektor pertanian, juga memiliki potensi pariwisata yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Dairi.

Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang usianya cukup tua. Kabupaten Dairi memiliki luas wilayah 3.146,1 km² dan populasi 273,851 jiwa. Kabupaten Dairi Ibu kotanya adalah Sidikalang dan merupakan salah satu kawasan daerah tujuan wisata yang ada di Sumatera Utara. Kabupaten Dairi terkenal sebagai penghasil kopi. Jenis kopi yang dapat tumbuh dengan baik sesuai iklim di daerah ini ada 2 (dua) varietas yaitu kopi Arabica dan kopi Robusta.

Salah satu dari potensi wisata unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Dairi adalah Objek Wisata Religi Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo. Tempat ini dibangun pada akhir tahun 1990-an, yang sebelumnya merupakan areal hutan alang-alang, yang kemudian diubah menjadi tempat sakral. Lokasinya tepatnya berada di atas tanjakan dikelilingi hutan pinus dan menjadi maskot ibukota Kabupaten Dairi, Sidikalang. Taman Wisata Iman berada di Bukit Sitinjo dengan luas 130.000 m2, terletak di Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Terletak sekitar 10 km dari Ibu Kota Kabupaten Dairi, Sidikalang atau sekitar 154 km dari Medan. Bupati Dairi yang pada saat itu dijabat oleh Dr. Master Parulian Tumanggor pada awal tahun 2001 telah merancang sebuah lokasi yang didalamnya terdapat fasilitas ibadah dan wisata rohani untuk kelima agama yang terdapat di Indonesia.Gagasan itu diwujudkan melalui dialog bersama dengan seluruh tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang ada di Kabupaten Dairi untuk membahas realisasi dari rencana tersebut.


(16)

Hasil dari dialog tersebut diperoleh berupa penetapan Lokasi Pembangunan Taman Wisata Iman Dairi yaitu di daerah Perbukitan Sitinjo yang terletak di Kecamatan Sitinjo. Adapun pertimbangan sehingga Taman Wisata Iman ditempatkan di lokasi tersebut karena mengingat lokasi tersebut ditutupi oleh hutan pinus dan dinilai sangat bagus dan cocok untuk tempat berwisata rohani.Pada hari Selasa, 20 Agustus 2005 Menteri Agama Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Bapak Prof. Dr. H. Said Agil Al-Munawar melakukan peletakan batu pertama Taman Wisata Iman (TWI) dan disaksikan oleh pemrakarsa Bapak Dr. Master Parulian Tumanggor.Dengan hadirnya Taman wisata Iman mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat Dairi,Bahkan Masyarakat yang berada dari luar Dairi banyak yang berkunjung ke Taman Wisata Iman Dairi.

Taman Wisata Iman dibangun dengan tujuan agar pengunjung dapat menyaksikan, menikmati, dan menghargai alam ciptaan Tuhan serta menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan hidup. Para wisatawan yang datang berkunjung semakin termotivasi untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu Taman Wisata Iman juga dapat mempererat hubungan silaturahmi antar umat beragama. Pengembangan objek wisata ini tidak terlepas dari kerja sama dan usaha pemerintah serta masyarakat sekitarnya untuk selalu menjaga dan melestarikan aset yang sudah ada.

Ide pembangunan Taman Wisata Iman ini bermula dari awal tahun 2001. Awalnya Bupati Dairi, DR.MP Tumanggor pulang dari Medan dan singgah di kawasan itu, dan menyempatkan diri untuk berdoa di sebuah tempat yang paling tinggi di perbukitan itu. Dalam doanya disebutkan, “ ya Tuhan! begitu indah


(17)

Tumanggor yang sudah banyak menjalani berbagai daerah terutama tempat-tempat wisata mencoba menawarkan ide kepada tokoh adat dan tokoh-tokoh agama serta warga setempat. Usulan itu berlanjut dengan pembahasan-pembahasan dan terakhir diwujudkan dalam sebuah visualisasi.

Bupati Dairi kemudian merancang sebuah kawasan, yang di dalamnya terdapat beberapa fasilitas ibadah yang mengakomodir semua pemeluk agama di kabupaten tersebut. Untuk mewujudkan gagasan itu, lalu Bupati mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk berdialog guna merealisasikan rencana ini. Pertemuan tersebut didapat kesepakatan mengenai lokasi pembangunan Taman Wisata Iman Dairi yaitu di Perbukitan Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Lokasi yang ditutupi oleh hutan dan pepohonan pinus, sangat bagus untuk dijadikan sebagai kawasan religius sekaligus tempat berwisata.

Kawasan Taman Wisata Iman berada pada lahan seluas 13 hektar. Pemda setempat, membangun beberapa tempat ibadah, Gereja, Masjid, Vihara, Kuil, arena bermain dan fasilitas pendukung lainnya. Pembangunan proyek dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2003. Tahap awal pembangunan selanjutnya, pembangunan melengkapi beberapa fasilitas pendukung. Pemda setempat melakukan pembangunan secara bertahap agar Taman Wisata Iman Dairi betul-betul menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah sambil berwisata. Selain untuk mendatangkan wisatawan dari daerah di Sumatera Utara dan daerah di luar provinsi. Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi menargetkan kawasan ini menjadi kawasan wisata iman bagi wisatawan mancanegara.


(18)

Untuk mempermudah penelitian dan agar penelitian memiliki arah yang jelas dalam menginterprstasikan fakta dan data kedalam penulisan laporan,maka terlebih dahulu dirumusakan permasalahannya.Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui:

Bagaimana Pandangan/Persepsi Masyarakat Terhadap Wisata Religi Khususnya Taman Wisata Iman Dairi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:Untuk Mengetahui Bagaimana Pandangan/Persepsi Masyarakat Terhadap Wisata Religi Khususnya Taman Wisata Iman Dairi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitain ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemempuan peneliti dalam melakukan penelitiandi bidang ilmu sosial khususnya dalam ilmu sosiologi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk memberikan masukan-masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang terjadi dan dapat menjadi referensi untuk kajian atau penelitian selanjutnya.

1.5 Defenisi Konsep


(19)

defenisi abstraksi mengenai gejala atau realita ataupun pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala(Meleong,2006:667).Disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah penelitian,konsep ini berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk menindak lanjut sebuah kasus yang diteliti dan menghindari dari terjatuhnya kekacauan akibat keselahan penafsiran dalam sebuah penelitian.Adapun konsep yang digunakan sesuai denagn konsep dengan konsep yang digunakan sebagai konteks penelitian ini antara lain:

1. Pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain.

2. Daerah tujuan wisata atau Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau atau lebih wilayah administrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata.

3. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.

4. Wisata Religi adalah dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita. Karena perjalanan keagamaan yang ditujukan untuk memenuhi dahaga spiritual, agar jiwa yang kering kembali basah oleh hikmah-hikmah religi. Jadi ini bukan wisata biasa yang hanya dimaksudkan untuk bersenang-senang, menghilangkan kepenatan pikiran, semacam dengan pergi ke tempat hiburan


(20)

5. Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk batas suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara

6. kepercayaan adalah suatu mekanisme yang mereduksi kompleksitas sosial.Ia memelihara keberlangsungan suatu masyarakat.Kepercayaan memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama,bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif tetapi melalui pertimbangan dari suatu ukuran penyangga antara keinginan yang sangat dibutuhkan dan harapan yang mungkin secara parsial mengecewakan.Kepercayaan meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian.

7. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam pelaksanaan program dan pengambilan keputusan untuk berkontribusi sumberdaya atau bekerjasama dalam organisasi atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program pembangunan dan evaluasi program pembangunan.

8. Persepsi adalah merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorfose dalam berbagai aspeknya.Dampak pariwisata merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam literatur ,terutama dampak terhadap masyarakat lokal.(i Gde Pitana 2005:109)

Menurut Damanik (2006:1), pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Ia terkait erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya.

Lebih lanjut Pendit (2002: 33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berikut: Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap


(22)

kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program kebersihan atau kesehatan, proyek sarana budaya dan kelestarian lingkungan, dan sebagainya, yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi wisatawan dalam lingkungan wilayah yang bersangkutan, maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, di mana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan di tengah-tengah industri lainnya.

Adapun yang menjadi manfaat Pariwisata adalah:

1) Meningkatkan hubungan yang baik antar bangsa dan negara;

2) Membuka kesempatan kerja serta perluasan lapangan pekerjaan bagi masyarakat;

3) Merangsang dan menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat;

4) Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, pendapatan daerah, dan devisa negara;

5) Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan; 6) Membantu dan menunjang gerak pembangunan, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan;

7) Menjaga kelestarian flora, fauna, dan lingkungan.

Sedangkan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah:

1) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata;


(23)

2) Memupuk rasa cinta tanah air;

3) Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; 4) Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;

5) Mendorong pendayagunaan produksi nasional.

2.2 Pelaku Pariwisata

Pelaku pariwisata adalah setiap pihak yang berperan dan terlibat dalam kegiatan pariwisata. Adapun yang menjadi pelaku pariwisata menurut Damanik (2006:19-24) adalah:

1) Wisatawan; adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan.Wisatawan memiliki beragam motif dan latar belakang (minat, ekspektasi, karakteristik sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya) yang berbeda-beda dalam melakukan kegiatan wisata. Dengan perbedaan tersebut, wisatawan menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata

2) Industri Pariwisata / Penyedia Jasa; adalah semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata. Mereka dapat digolongkan ke dalam dua golongan utama, yaitu:

a. Pelaku Langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung kepada wisatawan atau yang jasanya langsung dibutuhkan oleh wisatwan. Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi wisata, atraksi hiburan, dan lain-lain.


(24)

b. Pelaku Tidak Langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata, misalnya usaha kerajinan tangan, penerbit buku atau lembaran panduan wisata, dan sebagainya. 3) Pendukung Jasa Wisata; adalah usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung pada wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk itu. Termasuk di dalamnya adalah penyedia jasa fotografi, jasa kecantikan, olahraga, penjualan BBM, dan sebagainya.

4) Pemerintah; sebagai pihak yang mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan, dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Tidak hanya itu, pemerintah juga bertanggungjawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan panduan bagi stakeholder yang lain dalam memainkan peran masing-masing.

5) Masyarakat Lokal; adalah masyarakat yang bermukim di kawasan wisata. Mereka merupakan salah satu aktor penting dalam pariwisata karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Selain itu, masyarakat local merupakan pemilik langsung atraksi wisata yang dikunjungi sekaligus dikonsumsi wisatwan. Air, tanah, hutan, dan lanskap yang merupakan sumberdaya pariwisata yang dikonsumsi oleh wisatawan dan pelaku wisata lainnya beraa di tangan mereka. Kesenian yang menjadi salah satu daya tarik wisata juga hampir sepenuhnya milik mereka. Oleh sebab itu, perubahan-perubahan yang terjadi di kawasan wisata akan bersentuhan langsung dengan kepentingan mereka.


(25)

6) Lembaga Swadaya Masyarakat; merupakan organisasi non-pemerintah yang sering melakukan aktivitas kemasyarakatan di berbagai bidang, termasuk di bidang pariwisata, seperti proyek WWF untuk perlindungan Orang Utan di Kawasan Bahorok Sumatera Utara atau di Tanjung Putting Kalimantan Selatan, Kelompok Pecinta Alam, Walhi, dan lain-lain.

2.3 Pengertian Wisata Religi

Tentang mengapa semua orang melakukan perjalanan wisata, setiap orang akan mempunyai alasan-alasan tersendiri. Salah satu alasan adalah untuk berziarah atau untuk keperluan keagamaan lain. Hal ini disebut juga dengan wisata rohani.

Wisata rohani adalah perjalanan wisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan. Jenis wisata ini sedikit banyaknya dikaitkan dengan agama, sejarah adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh perorangan maupun rombongan ke tempat-tempat suci, seperti kunjungan ke Istana Vatikan di Roma bagi orang yang beragama Katolik, ke Yerusalem dan ke Muntilan pusat pengembangan agama Kristen di Jawa Tengah bagi umat beragama Kristen Protestan, ke tanah suci bagi umat beragama Islam, upacara agama Hindu Bali di Sakenan, Bali, Umat beragama Budha ke tempat-tempat suci Agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Yoeti (1983 : 116) Suwantoro berpendapat bahwa wisata rohani merupakan perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan, misalnya umroh oleh sebuah konsorsium biro perjalanan, tour ke Lourdes di Perancis Selatan, tour


(26)

mengikuti Waicak di Candi Borobudur-Pawon-Mendut dan lain-lain, ( Suwantoro 1997:16).

Dari kedua pengertian wisata rohani di atas, maka diambil kesimpulan bahwa wisata rohani adalah perjalanan yang dilakukan dengan tujuan keagamaan baik dalam bentuk upacara keagamaan dan juga merupakan tempat ibadah.

2.4 Persepsi

Persepsi adalah suatu proses untuk membuat penilaian (judment) atau membangun kesan (impression) mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang. Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah nilai-nilai dalam diri setiap individu diperoleh dengan hal-hal yang diterima panca indera. Adapun faktor-faktor internal yang mempengaruhi persepsi adalah umur dan jenis kelamin, latar belakang, pendidikan, tempat tinggal, status ekonomi, waktu luang, fisik, dan intelektual (Wibowo 1988).

Persepsi merupakan pengalaman seseorang tentang obyek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan proses merasa, menafsirkan pesan, mengorganisasi, menginterpretasi dan mengevaluasi informasi yang masuk (Lumintang dan Murni,1998). Selanjutnya, masalah persepsi ini diuraikan secara lebih dalam oleh Bruner (1957). Ia mengatakan bahwa persepsi adalah proses kategorisasi. Organisme dirangsang oleh suatu masukan tertentu (obyek-obyek di luar, peristiwa dan lain-lain) dan organisme itu berespon dengan menghubungkan masukan itu dengan salah satu kategori (golongan) obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa. Proses menghubungkan ini adalah proses yang aktif di mana individu yang bersangkutan dengan sengaja mencari kategori yang tepat sehingga ia dapat


(27)

mengenali atau memberi arti kepada masukan tersebut. Dengan demikian persepsi juga bersifat inferensial atau menarik kesimpulan (Sarwono, 2000).

Persepsi adalah proses kognitif yang bisa terjadi pada setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan, yang dapat diperoleh melalui penglihatan, penghayatan, pendengaran, perasaan, maupun pnciuman. Persepsi merupaan penafsiran unik terhadap suatu situasi, bukan suatu pencarian yang sebenarnya dari situasi tersebut (Thoha 1998) Lumintang dan Murni (1998) menyatakan bahwa persepsi individu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras, kelompok, nilai, kepercayaan dan sikap yang dimiliki.

Kayam dalam Basyuni (2001) menambahkan bahwa faktor-faktor dalam diri individu yang menentukan persepsi adalah kecerdasan, minat, emosi, pendidikan, pendapatan, dan kapasitas alat indera. Sedangkan faktor dari luar yang mempengaruhi persepsi menurut Kayam adalah pengaruh kelompok, pengalaman masa lalu, dan latar belakang sosial budaya. Menurut Wibowo (1988), banyak sekali faktor-faktor pada diri perseptor (individu yang memberikan persepsi) yang dapat mempengaruhi veridikalitas persepsinya sendiri atau menimbulkan perbedaan-perbedaan antara persepsinya dan persepsi orang lain. Faktor-faktor tersebut adalah meliputi beberapa hal berikut :

1. Faktor Pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang mengenai obyek-stimulusnya sebagai hasil dari seringnya kontak antara perseptor dan obyek. Semakin tinggi pula veridikalitasnya. Pengayaan pengalaman ini dapat pula terjadi karena kontak-kontak dengan obyek-obyek stimulus yang serupa.

2. Faktor Intelegensia. Semakin tinggi intelegensia seseorang atau semakin cerdas orang yang bersangkutan semakin besar kemungkinan ia akan bertindak obyektif dalam memberikan penilaian atau pembangunan kesan mengenai obyek stimulus.


(28)

3. Faktor Kemampuan Menghayati Stimuli. Setiap orang dalam taraf yang berbeda-beda, memiliki untuk menangkap perasaan orang lain sebagaimana adanya. Kemampuan ini dinamakan emphati.

4. Faktor Ingatan. Daya ingat seseorang juga menentukan veridikalitas persepsinya.

5.Faktor Disposisi Kepribadian. Disposisi kepribadian di sini diartikan sebagai kecenderungan kepribadian yang relatif menetap pada diri seseorang.

6. Faktor Sikap Terhadap Stimulus. Sikap secara umum dapat dinyatakan sebagai suatu kecenderungan yang ada pada diri seseorang untuk berpikir atau berpandangan, berperasaan dan berkehendak, dan berbuat secara tertentu terhadap suatu obyek.

7. Faktor Kecemasan. Seseorang yang dicekam oleh kecemasan karena suatu hal yang berkaitan dengan obyek-stimulusnya akan mudah dihadapkan pada hambatan-hambatan dalam mempersepsi obyek tersebut. Kecemasan dapat menyebabkan seseorang melakukan macam-macam hal untuk mengatasi keadaan di dalam dirinya.

8. Faktor Pengharapan. Faktor ini sebenarnya merupakan kumpulan dari beberapa bentuk pengharapan yang bersumber dari adanya asumsi-asumsi tertentu mengenai manusia, perilaku dan ciri-cirinya, yang sampai taraf tertentu diyakini kebenarannya.

Berbagai faktor tersebut berfungsi tumpang tindih, sulit untuk menunjukkan faktor mana yang paling besar pengaruhnya dalam mempercepat rangsang, rangsang sosial. Selain itu persepsi dipengaruhi oleh minat, selera,


(29)

kebutuhan angan-angan dan lain-lain. Selanjutnya Wibowo (1988) mengungkapkan bahwa persepsi juga bergantung pada :

1. pendidikan seseorang

2. kedudukan dalam strata sosial 3. latar belakang sosial budaya 4. usia dan lain-lainnya.

2.4.1 Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

a. Adanya objek yang dipersepsi

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus

d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawananpengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.


(30)

Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalampersepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi jug adapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaanperbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan-perbedaan dalam


(31)

sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

2.4.3 Proses Persepsi

Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus atau Rangsangan

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

b. Registrasi

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

2.5 Kepercayaan (Trust)

Dalam Termonologi sosiologi,konsep kepercayaan dikenal dengan trust.Definisi kepercayaan(trust)dalam oxford english dictionary dijelaskan sebagai confidence in yang berarti yakin pada dan Reliance on yang bermakna parcaya atas beberapa kualitas atau atribut sesuatu.

Torsvik(2000:458)menyebutkan kepercayaan merupakan kecenderungan perilaku tertentu yang dapat mengurangi resiko yang muncul dari perilakunya.Menurut Giddens(2005) kepercayaan pada dasarnya terikat,bukan kepada resiko namun kepada berbagai kemungkinan.kepercayaan selalu mengandung konotasi keyakinan di tengah-tengah berbagai akibat yang serba


(32)

mungkin,apakah dia berhubungan dengan tindakan individu atau dengan beroperasinya sistem.Menurut Lawang(2004:36)Kepercayaan merupakan “hubungan antara dua belah pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu pihak atau kedua belah pihak melalui interkasi sosial.

Ada beberapa situasi menurut giddens dimana pola resiko diinstitusionalkan di dalam kerangka kerja kepercayaaan disekitarnya,seperti di investasi pasar modal .disini skill dan kesempatan merupakan faktor pembatas resiko,namun secara normal resiko diperhitungkan secara sadar.Yang terlihat sebagai risiko yang “dapat diterima”minimalisasi bahaya-bervariasi pada konteks yang berlainan,namun biasanya ia menempati posisis sentral dalam menjalin kepercayaan.

Dalam masyarakat pra-modern menurut giddens(2005:131-146)ditemukan 4 lingkungan yang menumbuh-kembangkan kepercayaan yaitu hubungan kekerabatan,komunitas masyarakat lokal,kosmologis religius,dan tradisi.Berbeda dengan masyarakat Pra-modern,masih berdasarkan pandangan giddens(2005:147-200)dalam masyarakat modern terdapat 3 lingkungan yang dapat menimbulkan kepercayaan yaitu sistem abstrak,relasi personal,dan orientasi personal.

Diskusi sosiologis tentang kepercayaan umumnya dikaitkan dengan keterbatasan perkiraan dan ketidakpastian yang berkenan dengan perilkau orang lain dan motif(gambetta,1988).setiap orang memiliki keterbatasan dalam memperkirakan sesuatu untuk mengatasi ketidakpastian tersebut maka dia harus menjalani hubungan kepercayaan dengan orang lain.Kepercayaan merupakan suatu harapan yang didasarkan atas inconclusive evidence(Hart,1988:187).

Luhman (1973:30) memandang bahwa kepercayaan merupakan suatu cara yang terpenting dari orientasi manusia terhadap dunia.kepercayaan adalah suatu


(33)

mekanisme yang mereduksi kompleksitas sosial.Ia memelihara keberlangsungan suatu masyarakat.Kepercayaan memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama,bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif tetapi melalui pertimbangan dari suatu ukuran penyangga antara keinginan yang sangat dibutuhkan dan harapan yang mungkin secara parsial mengecewakan.Kepercayaan meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian.

Berbeda denagan Luhmann,Sako(1992) melihat kepercayaan dalam

konteks bisnis,Sako menemukan 3 bentuk:yaitu kepercayaan

kompetensi,kepercayaan kontraktual,dan kepercayaan niat baik. 2.6 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi merupakan suatu bagian paling penting dalam proses pemberdayaan masyarakat Pengertian tentang partisipasi oleh banyak ahli biasanya diartikan sebagai upaya peran serta masyarakat dalam suatu kegiatan, yang bila dikaitkan dengan pembangunan maka akan merupakan upaya peran serta masyarakat dalam pembangunan. Istilah lain partisipasi yang sering digunakan adalah peran serta, keterlibatan dan keikutsertaan yang terwujud di dalam sikap gotong-royong. Menurut Cohen dan Uphoff (Ndraha;1990) bahwa patisipasi dapat merupakan keluaran dan masukan pembangunan. Bentuk partisipasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam program pembangunan terdiri dari partisipasi dalam pengambilan keputusan, implementasi, pemanfaatan, dan evaluasi pembangunan.

Berkaitan dengan pengertian partisipasi dan kaitannya dengan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat maka partisipasi menjadi elemen yang sangat penting. Tanpa perhitungan partisipasi masyarakat, program pembangunan yang akan dilaksanakan merupakan perencanaan diatas kertas


(34)

(Pusic dalam Adi;2001). Berdasarkan pandangannya, partisipasi atau keterlibatan warga masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dari dua hal yaitu; partisipasi dalam perencanaan dan partisipasi dalam pelaksanaan. Kedua hal tersebut mempunyai segi positif dan segi negatife, baik dalam bentuk partisipasi dalam perencanaan dan partisipasi dalam pelaksanaan. Bintoro (1998) memberikan esensi partisipasi masyarakat sebagai berikut:

1. Keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini terutama berlangsung dalam proses politik tetapi juga berlangsung dalam proses sosial, hubungan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2. Keterlibatan dalam memikul beban dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat berupa sumbangan dalam memobilisasi sumber-sumber pembiayaan dalam pembangunan, kegiatan produktif yang serasi, dan pengawasan sosial atas jalannya pembangunan.

3. Keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan. Bagian-bagian daerah ataupun golongan-golongan masyarakat tertentu dapat ditingkatkan keterlibatannya dalam bentuk kegiatan produktif mereka melalui perluasan kesempatan-kesempatan dan pembinaan tertentu.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Penelitian kaulitatif adalah metode yang bermaksud untuk memahami apa yang dialami oelh subjek penelitian secara holistic dan dengan study deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode


(36)

ilmiah(Meleong,2006:1).Dengan penelitian kualitatif,peneliti akan memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai Persepsi Masyarakat Terhadapa Wisata Religi Khususnya Taman Wisata Iman Yang terdapat di Kabupaten Dairi

Penelitian Deskriptif adalah menggambarkan secara terperinci karakteristik suatu individu atau kelompok, gejala, fenomena, aksi dan reaksi dan lain-lainyang berhubungan dengan dunia sosial yang merupakan objek penelitian.Penelitian dilakukan tidak semata-mata melihat dan mengobservasi tetapi juga menganalisa, mengkatekorigan, memperbandingkan, mentafsirkan, dan lain sebagainya.Sehingga ditarik kesimpulan yang bersifat deduktif

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Iman Dairi.Lokasi Taman Wisata Iman Dipilih karena Taman Wisata Iman Merupakan Salah satu Wisata Religi Yang ada di Sumatera Utara dan merupakan salah satu Wisata Religi yang menampilkan bangunan Setiap agama yang ada di Indonesia.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1.unit Analisis

Unit analisis adalah sasaran dari penelitian.Seperti apa tanggapan masyarakat terhadap Wisata Religi yang terdapat di Kabupaten Dairi yaitu Taman Wisata Iman.Adapaun unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di sekitar Taman Wisata Iman Dan masyarakat yang berkunjung Ke Taman Wisata Iman.


(37)

3.3.2.Informan

Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian(Bungin.2007:76).Ada dua informan yang menjadi sumber pnelitian yaitu Informan Kunci Dan Informan Biasa.Informan Kunci adalah masyarakat yang terdapat di sekitar Taman Wisata Iman.Informan Biasa adalah Masyarakat yang berkunjung Ke Tman Wisata Iman.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam sebuah penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data Primer dan Data Sekunder.

3.4.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui observasi dan wawancara baik secara partisipatif maupun wawancara secara mendalam.oleh karena itu untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara penelitian lapangan sebagai berikut:

1. Obsevasi,yaitu keseharian manusia denagn menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utama,oleh akarena itu obsevasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu pancaindera lainnya.Obsevasi ini ditunjukkan untuk melihat dan mengamati segala kegiatan atau aktivitas kehidupan masyarakat di sekitar Taman Wisata Iman Sitinjo Kabupaten Dairi.


(38)

2. Wawancara,yaitu proses tanya jawab secara langsung yangditujukan terhadap informan dilokasi penelitian denagn menggunakan pedoman wawancara atau panduan wawancara serta menggunakan alat bantu perekam atau tape recorder jika memang dibutuhkan untuk memudahkan penelitian menangkap keseluruhan informasi yang diberikan informan.wawancara terhadap informan ditujukan untuk memperoleh data dan informasi secara lengkap.Wawancara dilakukan berkali-kali dengan membutuhkan waktu yang sangat lama bersama informan dilokasi penelitian.Untuk memudahkan wawancara peneliti menggunakan alat bantu perekam untuk memudahkan peneliti menangkap seluruh informsi yang diberikan informan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsungdari objek penelitian.pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi,dokumen,majalah,jurnal dan bahan-bahan dari situs-situs internet yang diangap relevan denagn masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Analisa data yang dikerjakan sejak peneliti mengumpulkan data dan dilakukan secara intensif setelah pengumpulan data selesai.merujuk pada Lexy J Meleong(2002:190)pengolahan data ini dimulai dengan menelaah seluruh data


(39)

yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara,pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,dokumen resmi,gambar/foto,dan sebagainya.

Data tersebut setelah dibaca dipelajari dan ditelaah maka langkan selanjutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi.Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti,proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu juga,sehingga tetap berada fokus penelitian.

3.6 Jadwal Penelitian.

No Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Proposal v


(40)

3 Penyusunan Prososal penelitian v

4 Seminar Proposal Penelitian v

5 Revisi Propsal Penelitian v

6 Penelitian Ke Lapangan v

7 Pengumpulan Data Dan Analisis V

8 Bimbingan Skripsi V

9 Penulisan Laporan Akhir v

10 Sidang Meja Hijau. v

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah.Selain itu terkait dengan instrumen wawancara mendalam.Selain itu keterbatasan waktu saat melakukan wawancara denagn informan,karena informan sarat dengan kesibukan masing-masing karena sebagian besar informan sudah bekerja dan tidak bertempat tinggal di lokasi penelitian.Terlepas dari permasalah teknis penelitiandan kendala dilapangan peneliti menyadari keterbatasan dalam hal kemampuan pengalaman penelitian ilmiah serta referensi buku atau Jurnal.Walaupun demikan peneliti berusaha melakukan semaksimal mungkin agar data dan tujuan yang ingin dicapai dapat diperoleh dengan baik.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN PROFIL INFORMAN 4.1 Letak dan Keadaan Alam

Kabupaten Dairi mempunyai Luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas provinsi Sumatera Utara (7.160.000 Hektar). Kabupaten Dairi terletak


(41)

sebelah Barat Laut propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit yang terletak antara 98°00’-98°30’ dan 2°15’-3°00’ LU. Kabupaten Dairi yang terletak di sebelah Barat laut Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan :

• Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara (provinsi NAD) dan Kabupaten Tanah Karo

• Sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir • Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat

• Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Selatan ( Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ).

Sebagian besar tanahnya didapati bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan tropis. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700-1.250 meter di atas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-pungga terletak pada ketinggian antara 400-1.360 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang, Kerajaan dan Kecamatan Tanah Pinem berada pada ketinggian 700-1.660 meter di atas permukaan laut.

Di Kabupaten Dairi terdapat sungai-sungai yang jumlahnya cukup banyak dan dipergunakan untuk irigasi teknis, di mana sebagian besar sudah dimanfaatkan menjadi pengairan sawah, perikanan, dan kebutuhan air minum. Adapun sungai terbesar dan terpanjang di Dairi antara lain adalah :

1. Lae Renun terbentang dari Kecamatan Parbuluan sampai Kecamatan Tanah Pinem yang selanjutnya menuju Aceh Tenggara.

2. Lae Mbilulus terbentang di Kecamatan Tigalingga dan Kecamatan Tanah Pinem serta bermuara di Lae Renun.


(42)

3. Lae Sinendang terbentang di Kecamatan Sumbul dan bermuara ke Lae Renun.

4. Lae Simbelin terbentang di Kecamatan Sidikalang menuju perbatasan Kecamatan Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-pungga mengalir ke Provinsi Aceh.

Dari empat sungai sungai di atas, Lae Mbilulus merupakan sungai yang masih dimanfaatkan oleh warga setempat untuk aktivitas sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian, mencuci piring, mengambil air untuk persiapan air di rumah masing-masing bagi warga yang tidak memiliki sumur bor. Lae Mbilulus itu dapat dipergunakan masyarakat karena permukaannya lebar dan tidak dalam. Sedangkan Lae Renun, Lae Sinendang dan Lae Simbelin kecenderungannya tidak dapat dimanfaatkan untuk aktivitas sehari-hari karena arus airnya kencang, airnya kotor dan dalam.

4.2 Kependudukan

Keanekaragaman penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku etnis, diantaranya suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Nias, Jawa, Minangkabau, dan WNI keturunan Tionghoa. Keseluruhannya menyebar tidak merata di 12 kecamatan definitif, sampai ke daerah pegunungan dan hidup dari pertanian. Penduduk asli Dairi adalah Suku Pakpak, yang pada umumnya mendiami daerah pedalaman.Kabupaten Dairi pada tahun 2007 melakukan pemekaran terhadap desa/kelurahannya. Pemekaran desa/kelurahan dan kecamatan pada prinsipnya bertujuan untuk mempercepat laju pembangunan.

Penduduk Kabupaten Dairi akhir Juni 2013 berjumlah 273.851 jiwa dengan ratio jenis kelamin sebesar 99,43%. Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Dairi tahun 2013 sebanyak 169 buah dengan luas wilayah 1.927,82 km² dan kepadatan penduduk 142 (Jiwa/km²), membuat tingkat kepadatan tertinggi


(43)

terdapat di Kecamatan Sidikalang (669 jiwa/km²) dan Kecamatan Siempat Nempu (320 jiwa/km²). Sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Tanah Pinem (46 jiwa/km²). Secara rinci daftar Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi dapat di lihat dalam tabel berikut:

TABEL: 4.1

Daftar Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan Di Kabupaten Dairi


(44)

Kelurahan (Km²) (Jiwa) Penduduk (Jiwa/Km²)

1. Sidikalang 11 70,69 47272 669

2. Sitinjo 4 39,48 10813 274

3. Berampu 5 39,45 7886 200

4. Parbuluan 11 235,40 19672 84

5. Sumbul 19 192,58 38700 201

6. Silahisabungan 5 75,62 4618 61

7. Silima

Pungga-pungga

16 83,40 13789 165

8. Lae Parira 9 61,00 14458 237

9. Siempat Nempu 13 59,35 19460 328

10. Siempat Nempu

Hulu

12 93,93 18787 200

11. Siempat Nempu

Hillir

10 105,12 11336 108

12. Tigalingga 14 197,00 22290 113

13. Gunung

Sitember

8 77,00 9381 122

14. Pegagan Hilir 13 158,40 15138 96

15. Tanah Pinem 19 439,40 20251 46

Jumlah 169 1927,82 273851 142

Sumber : Badan Pusat statistik Kabupaten dairi Kabupaten Dairi Dalam Angka (2013:56) 4.3 Perekonomian daerah

4.3.1 Pertanian

Berdasarkan keadaan alam dan tofografi Kabupaten Dairi maka sektor pertanian merupakan potensi terbesar mendukung perekonomian masyarakat. Hal ini didukung oleh keadaan tanah yang sangat subur. Hasil pertanian yang sangat terkenal dari Sidikalang adalah kopi. Hampir semua orang di Indonesia dan di Sumatera Utara pada khususnya sudah mengenal Bubuk Kopi Sidikalang. Kopi Sidikalang terkenal karena rasanya yang khas. Masih banyak hasil pertanian lain yang dihasilkan di daerah ini. Seperti padi, gambir, kemiri, buah-buahan, dan


(45)

lainnya. Tetapi yang paling tenar tetaplah kopi. Jenis kopi yang dapat tumbuh dengan baik sesuai iklim di daerah ini ada 2 (dua) varietas yaitu kopi Arabica dan kopi Robusta.

Berdasarkan hasil penelitian (survey kesesuaian lahan), Tim Pusat Penelitian Perkebunan Medan, bahwa Kecamatan Salak merupakan lahan yang sangat cocok untuk ditanami komoditi teh, kopi, dan coklat. Lahan yang masih kosong dan tersedia untuk perkebunan tersebut seluas 10.000 Ha.

4.3.2 Peternakan dan Perikanan

Sektor peternakan dan perikanan juga memiliki potensi yang relative besar untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari populasi ternak besar dan kecil yang ada, yaitu seperti peternakan kerbau sebanyak 12.026 ekor, sapi/lembu 2.516 ekor dan ternak kuda sebanyak 99 ekor. Populasi ternak kecil , yaitu babi sebanyak 84.296 ekor, kambing 10.347 ekor, itik 15.288 ekor,dan ayam 850.623 ekor. Lahan untuk pengembalaan ternak relatif luas serta didukung pula oleh kesesuaian iklim dan lahan untuk penyediaan rumput sebagai makanan ternak. Sektor perikanan yaitu budi daya ikan seluas 618 Hektar dan penangkapan ikan diperairan yaitu sungai 234,5 Hektar, Danau 500 Hektar, Bendungan 14,1 Hektar dan genangan air 60 Hektar.

4.3.3 Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi untuk penggunaannya. Pada tahun 2013 di Kabupaten Dairi terdapat 427 unit perusahaan Industri kecil. Banyaknya usaha industri yang dimaksud adalah yang bergerak di sektor industri pengolahan. Berdasarkan banyaknya perusahaan industi kecil maka Kecamatan Sidikalang menempati posisi pertama sebanyak


(46)

142 unit, di mana jumlah ini mencapai 33,26 % dari keseluruhan jumlah perusahaan industri kecil yang ada di Kabupaten Dairi. Usaha industri menurut jenis kegiatan, misalnya pembuatan kerajinan tangan, tukang jahit, tukang mas, gilingan kopi, bengkel mobil, bengkel sepeda motor, bengkel sepeda, perusahaan bulu ayam, pembuatan tahu, tukang tilam, reparasi radio dan tukang gigi masih terkonsentrasi di Kecamatan Sidikalang.

Industri memiliki peran dalam kegiatan pariwisata, yaitu industri kerajinan tangan. Hasil kerajinan tangan tersebut seperti kaos, topi, syal, hiasan dinding dan aksesoris-aksesoris lain yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Tetapi biasanya para pelaku industri membeli kaos, topi dan syal masih dalam bentuk polos dan kemudian akan dicetak nama dan gambar sesuai dengan objek wisata tersebut. Sedangkan hiasan dinding dan aksesoris-aksesoris lainnya dapat diukir nama sesuai dengan selera pembeli.

4.3.4 Sektor Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor pemacu pertumbuhan ekonomi Dairi di masa mendatang. Oleh sebab itu, sektor ini akan mendapat prioritas dalam rencana pembangunan. Kabupaten Dairi memiliki potensi yang tidak kalah dengan daerah lainnya di Sumatera Utara bila mendapat perhatian yang serius, baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Terlebih lagi aset wisata budayanya yang menarik dan tidak dimiliki daerah lain, seperi “Pesta Njuah-njuah” yang sangat mendapat perhatian dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Dairi juga memiliki keindahan alam dengan berbagai panorama yang indah, antara lain : Danau Sicike-cike, Pantai Silalahi, Leter S, Lae Une, dan lain sebagainya. Di samping wisata budaya dan alamnya, Kabupaten Dairi juga memiliki Wisata Rohani yang tidak kalah menarik dengan daerah wisata lainnya, yaitu Taman


(47)

Wisata Iman. Pembangunan objek wisata merupakan salah satu terobosan untuk memanfaatkan alam dengan spesifikasi yang baru karena akan mendongkrak Peningkatan Asli Daerah Kabupaten Dairi.

4.3.5 Kebudayaan

Nilai potensi budaya pada pengembangan pariwisata di Kabupaten Dairi cukup besar dan tinggi, misalnya peninggalan sejarah berupa warisan budaya seperti situs-situs/tugu sangat banyak dijumpai di desa-desa seperti : Mejan, Batu Tettal, Mummi dan lain-lain. Seni tari terdapat di daerah ini, seperti tari khas suku Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun dan lain-lain beraneka ragam bentuk gerakannya yang didukung dan digerakkan musik tradisional.

Pagelaran budaya dan kesenian dari daerah ini pernah ditampilkan pada acara penutupan Penang Fair pada 28 Oktober s/d Nopember 1994 di Penang Malaysia. Jenis-jenis tarian yang dipgelarkan antara lain : Tatak Motik Kopi (Tarian Memetik Kopi); Tatak Manabi (Tarian Menyabit Renggisa); Tatak Renggisa (Tarian Burung Renggisa); Tatak Tintoa Serser (Tarian Mengirik Padi); Tatak Garo-garo (Taria Burung Garo-garo); Tor-tor Si Raja Doli (Tarian daerah Tapanuli Utara); Tor-tor Sitalasari (Tarian Daerah Simalungun); dan Tarian Siterang Bulan (Tarian daerah Karo ).

4.4 Sarana

Pembangunan yang telah dilakukan di daerah ini menyebabkan semakin lengkapnya sarana dan prasarana yang dimiliki untuk menunjang langkah laju kehidupan masyarakat Kabupaten Dairi. Adapun sarana dan prasarana yang sudah tersedia, antara lain :


(48)

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mendukung proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan disegala bidang kehidupan masyarakat. Upaya peningkatan kecerdasan dan keterampilan penduduk melalui proses pendidikan akan sangat tergantung pula kepada fasilitas dan sarana pendidikan yang tersedia. Di samping itu, proses ini juga dipengaruhi oleh peningkatan kualitas guru/pengajar di lembaga-lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta. Informasi berikut akan menyajikan keadaan pendidikan di Kabupaten Dairi mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai tingkat menengah atas. Keseluruhan jumlah murid di Kabupaten Dairi berdasarkan Lembaga dan Kecamatan terdapat 45.435 murid SD dan 18.919 murid SLTP. Kabupaten Dairi juga mempunyai 40 sekolah SMU (termasuk SMU Filial dan Madrasah Aliyah) terdapat 14.507 murid dan 981 orang guru. Dari sebanyak 14.507 orang murid SMU, 4.808 diantaranya mengecap pendidikan di Sekolah Menengah Keguruan. Pendidikan memiliki peran dalam kegiatan pariwisata karena pariwisata merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Selain itu, kegiatan wisata juga kerap dilakukan para siswa. Kegiatan wisata tersebut seperti retreat, jalan salib (Via Dolorosa), manasik haji yang merupakan beberapa kegiatan wisata rohani.

4.4.2 Rumah Ibadah

Pembangunan sarana rumah ibadah, baik oleh Pemda Dairi maupun oleh swadaya masyarakat adalah hal yang diwujudkan secara nyata. Hal tersebut dapat dilihat dengan berdirinya beberapa rumah ibadah di seluruh kecamatan seperti : Mesjid, Mushalla, Gereja, dan Vihara. Adapun persentase penduduk menurut agama di Kabupaten Dairi tahun 2013 dapat diperinci sebagai berikut: Islam : 20,28 % (55.537 Jiwa); Protestan : 64,29 % (176.058 Jiwa); Katolik : 15,07 %


(49)

(41.269 Jiwa); Budha : 0,24 % (657 jiwa); dan Hindu : 0,12 % (329 Jiwa). Agama memiliki peran dalam kegiatan pariwisata. Karena faktor keagamaan juga merupakan salah satu alasan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata, yaitu wisata rohani. Wisata rohani bertujuan untuk kegiatan keagamaan seperti umroh, naik haji, misa dan upacara keagamaan lainnya.

4.4.3 Kesehatan

Salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran pembangunan kesehatan adalah tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan yang memadai. Di samping itu, perlu diperhatikan peningkatan pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan atau tenaga medis yang sudah ada. Ada tiga kecamatan yang mempunyai rata-rata penduduk bertenaga medis di atas rata-rata Kabupaten Dairi yakni sebesar 262.384.431 orang di Kecamatan Sidikalang, Silima Pungga-pungga, dan Berampu. Sedangkan 12 kecamatan lainnya di bawah rata-rata Kabupaten Dairi.Fasilitas kesehatan memiliki peran dalam kegiatan pariwisata. Karena faktor kebutuhan kesehatan juga merupakan salah satu alasan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.Selain faktor kebutuhan kesehatan, fasilitas kesehatan yang memadai akan menambah kenyamanan wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata.

4.5 Prasarana

4.5.1 Transportasi dan jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk mempermudah mobilitas penduduk dan memperlancar lalulintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Jaringan jalan yang ada di Kabupaten Dairi sudah cukup


(50)

memadai dan telah mencapai ke desa-desa. Untuk daerah objek wisata, jalan menuju ke lokasi tersebut sudah beraspal, namun ada beberapa objek wisata yang masih memerlukan pembangunan jalan ke lokasi objek wisata tersebut.

Kabupaten Dairi dapat dicapai melalui jalan darat dengan menempuh beberapa rute, antara lain : Medan – Berastagi – Merek - Lae Pondom – Sidikalang; Medan – Berastagi – Kabanjahe – Kuta Buluh – Tiga Lingga – Sidikalang; Pematangsiantar – Merek – Lae Pondom – Sidikalang; Pangururan – Tele – Sidikalang, Subulsalam (Aceh Selatan) – Sukaramai – Sidikalang; dan Kotacane (Aceh Tenggara) – Kutabuluh – Tiga Lingga – Sidikalang. Secara rinci daftar nama dan alamat perusahaan bis umum yang melayani trayek antar kota (dalam satu provinsi) di Kabupaten Dairi dapat dilihat dalam tabel berikut:


(51)

TABEL:4.2

Daftar nama dan Alamat Perusahaan Bis Umum yang melayani Trayek Antar Kota (dalam satu provinsi) di Kabupaten Dairi

No. Nama perusahaan Alamat perusahaan Plafon/unit Operasional/unit

1. Fa. Pas Jl.Boang Sidikalang 50 21

2. Po. Sitra Jl.jend.A.Yani Sidikalang 215 190

3. Cv. Milja Jl.jend.A.Yani Sidikalang 30 21

4. Po.Terang Raya Jl.SM.Raja Tigalingga 181 173

5. Po. Sempurna Jl.SM.Raja Sidikalang 50 50

6. Po. Koko Jl.Tigalingga Sidikalang 125 50

7. Po. Sinar Baru Jl. Ujung Sidikalang 55 10

8. Po.Dairi Bersama Jl.SM.Raja Sidikalang 50 14

9. Po. Dairi Indah Jl. Ujung Sidikalang 25 4

10. Pas Jaya Jl. Ujung Sidikalang 100 40

11. Po. Sampri Jl. Gereja - -

12. Po. Datra Jl. Merdeka - -

13. Cv. Btn Jl. Merdeka Sidikalang - -

14. Cv. Sepadan Jl.SM.Raja Sidikalang - -

15. Po. Sitra Jl. Trikora Sidikalang - -

16. Po. Ckb Jl. Pakpak Sidikalang 50 30

17. Po.Pas Transport Jl.SM.Raja Sidikalang - -

18. Cv. Himpak Jl.SM.Raja Sidikalang 24 10

19. Po.Karya Agung Jl. Pakpak Sidikalang - -

20. Po. Sempurna Jl.Tigalingga Sidikalang - -

21. Po.Borneo Jl.SM.Raja Sidikalang 20 8

22. Po.Ms.Sebayang Jl. Pakpak Sidikalang - -

23. Cv. Rmk Jl. Trikora Sidikalang - -

24. Po. Psn Jl.Sekolah Sidikalang - -

25. Po.Cinta Karya Jl. Kebaktian 20 16

Jumlah 995 637


(52)

Kondisi jalan menuju Sidikalang belum seluruhnya mulus seperti diharapkan masyarakat. Jalan menuju Sidikalang tersebut sudah beraspal, namun sejumlah ruas jalan menuju Kota Sidikakang masih banyak terlihat rusak berat. Kerusakan jalan itu seperti lubang-lubang besar, bahkan beberapa ruas jalan tidak terlihat lagi aspalnya. Sehingga menimbulkan debu ketika kendaraan melintas di kawasan itu. Jika hujan turun, genangan air di ruas badan jalan yang rusak dan mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Menurut pendapat penulis rusaknya jalan diakibatkan beberapa faktor seperti cuaca dan muatan truk yang melebihi kapasitas. Terbukti, truk yang bermuatan lebih kapasitas mengakibatkan beberapa titik jalan Sidikalang menuju Medan rusak parah dan rawan longsor. Sementara jalan Sidikalang-Medan tersebut dipergunakan beberapa kabupaten seperti, Dairi, Pakpak Barat, Humbanghas, Samosir, Tobasa, Taput dan Aceh.


(53)

4.6 PROFIL INFORMAN

4.6.1 Informan Pertama

Nama :Rosiana silalahi

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Ibu rosiana merupakan salah satu penduduk yang tinggal di dalam kawasan Taman Wisata Iman,ibu ini sudah 20 tahun tinggal sebelum Taman Wisata Iman ini dibangun.Menurut ibu ini keberadaan taman wisata iman ini sangat menguntungkan masyarakat yang berada di sekitar taman wisata iman dimana meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di kawasan Taman Wisata Iman ini,bahkan bisa mengurangi jumlah pengangguran yg terdapat dimasyarakat dimana mereka dipekerjakan sebagai petugas atau penjaga di taman wisata iman.Ibu ini juga mengutarakan bahwa semenjak adanya Taman wisata iman ini daerah mereka yang tadinya sepi sekarang menjadi ramai.Taman Wisata Iman biasanya ramai di kunjungi pada hari-hari libur besar dan pada hari minggu saja,kalau hari biasa sangat sepi pengunjung.

Ibu rosiana juga menuturkan pengunjung yang sering datang ke Taman Wisata Iman ini lebih banyak berasal dari luar kab.dairi sedangkan,masyarakat dairi sangat jarang berkunjung.Di Taman Wisata Iman ada juga dibuat kegiatan


(54)

keagamaan misalnya buat yang beragama Kristen dibuat kebaktian setiap hari minggu begitu juga dengan agama-agama yang lain.

4.6.2 Informan Kedua

Nama : Maruhum Simanjuntak

Pekerjaan : petani

Umur : 60 tahun

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Bapak ini merupakan salah satu tokoh masyarakat yang ada di desa sitinjo,Bapak ini bercerita tentang awal berdirinya taman wisata iman ini,yang mana dulunya kawasan Taman Wisata Iman hanyalah sebuah hutan pinus,tapi Hutan pinus ini akhirnya di ubah oleh Bapak M.P Tumanggor(mantan Bupati Dairi) menjadi suatu kawasan wisata religi yang menjadi kebanggaan masyarakat Dairi.Bapak ini juga mengatakan kehadiran Taman Wisata Iman di desa sitinjo juga membuat kesejahteraan penduduk menjadi meningkat dan beberapa masyarakat berjualan di kawasan Taman Wisata Iman.Masyarakat disekitar Taman Wisata Iman sangat mendukung pembangunan Taman wisata ini dan masyarakat juga dilibatkan menjadi pengelola taman wisata iman.

Bapak ini juga mengatakan bahwa peran pemerintah terlebih dinas pariwisata kab.dairi harus ditingkat misalnya pembenahan taman wisata ini karena sudah banyak bangunan di Taman Wisata Iman yang butuh perbaikan dan juga dalam hal kebersihan pemerintah sebaiknya menambah tempat sampah karna


(55)

banyak pengunjung yang membuang sampah dengan sembarangan.sangat di sesalkan kesadaran masyarakat akan kebersihan masih kurang.

4.6.3 Informan Ketiga

Nama : wahyuni sinaga

Pekerjaan : Guru

Umur : 28 Tahun

Agama : islam

Pendidikan : S1

Wahyuni merupakan salah satu pengunjung TWI yang datang dari luar daerah Dairi.Wahyuni mengatakan bahwa TWI ini merupakan tempat wisata religi yang pas untuk semua umat dimana replika agama yang ada di Indonesia ada di TWI.bahkan dia tidak bosan untuk berkinjung kesini dan wahyuni sudah 5 kali berkunjung ke TWI ini.Dia juga mengatakan bahwa TWI perlu dibenahi lagi.Dan wahyuni juga mengatakan akses jalan ke TWI ini masih kurang dimana jalan provinsi masih banyak yang rusak seharusnya pemerintah kabaupaten Dairi harus segera memperbaiki akses jalan yang rusak.Salah satu faktor yang membuat kunjungan wisata mulai menurun adalah banyaknya akses jalan yang semakin rusak sehingga orang malas untuk bepergian ke daerah tujuan wisata.Apabila akses jalan yang bagus maka bisa meningkatkan jumlah wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata.


(56)

Menurut Wahyuni Pemerintah maupun Masyarakat harus bekerjsama dalam menjaga Taman Wisata Iman dimana Taman wisata Iman ini merupakan aset yang berharga sehingga harus tetap di jaga kelestariannya jangan sampai ada tangan-jahil yang merusak semua bangunan yang ada di taman Wisata Iman.

4.6.4 Informan Keempat

Nama : rista sianturi

Pekerjaan : pegawai swasta

Umur : 30 Tahun

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Rista merupakan pengunjung TWI yg berasal dari Luar kab.Dairi.Rista mengutarakan pertama kali mendengar taman wisata iman ini langsung membayangkan tempat wisata religi yang ada di Tapunuli Utara yaitu salib kasih.Tetapi begitu pertama kali berkunjung dia kagum dengan TWI dimana Bangunan Setiap agama yang ada di Indonesia lengkap disini,Rista juga menambahkan suasana TWI ini sangat sejuk karna dekelilingi oleh hutan pinus.Rista juga sering berkunjung ke TWI di hari-hari libur dengan keluarga dan teman-teman kantornya.Rista dulunya hanya tahu tempat wisata yang ada di Kab.Dairi hanya Pantai Silalahi yang terdapat di pinggiran Danau Toba.

Rista Juga menambahkan kehadiran Taman Wisata Iman berdampak positif bagi masyarakat disekitar Taman Wisata Iman terutama di bidang


(57)

ekonomi.Kesejahteraan penduduk juga semakin meningkat.Penghasilan asli Daerah kabuapten Dairi juga pasti meninggkat.Sarannya Kedepan Taman Wisata Iman ini dikelola dengan baik sehingga lebih terkenal lagi.

4.6.5 Informan Kelima

Nama : Toman sihombing

Pekerjaan : PNS

Umur : 35 Tahun

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Bapak ini merupakan pegunjung yg berasal dari kab.Dairi,bapak ini mengatakan bahwa sudah sangat sering berkunjung ke Taman Wisata Iman dan sudah tidak terhitung lagi berapa kali berkunjung ke Taman Wisata Iman.bapak ini mengatakan keberadaan Taman Wisata Iman ini sangat menguntungkan masyarakat Dairi dan masyarakat di desa sitinjo,dimana dengan hadirnya Taman Wisata Iman ini perekonomian masyarakat disekitar Taman Wisata Iman menjadi meningkat dan juga mengurangi pengguran dan juga bapak ini mengatakan Kab dairi jadi dikenal denagn hadirnya Taman Wisata Iman ini dimana banyak masyarakat yang berkunjung ke Taman Wisata Iman yg berasal dari luar Kab.Dairi bahkan dari Luar negeri.


(58)

Bapak ini menambahkan Seharusnya pemerintah juga harus terus berusaha untuk memperindah Taman Wisata Iman ini sehingga orang-orang yang berkunjung tidak bosan hanya melihat itu-itu saja dan kalaw perlu dibuat suatu permainan outbond seperti yang ada di sibolangit.bapak ini juga sangat menyayangkan para pengunjung yang masih belum sadar akan kebersihan dimana banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan padahal tempat samapah sudah disediakan oleh para pengelola Taman Wisat Iman.seharusnya kita bisa sama-sama menjaga kebersihan Taman Wisata Iman ini dengan baik.

4.6.6 Informan Keenam

Nama :Josua Hutabarat

Pekerjaan : PNS Dinas Pariwisata Dairi

Umur : 35 Tahun

Agama : Kristen

Pendidikan :SMA

Bapak Josua merupakan pegawai di dinas pariwisata dairi.bapak ini mengatakan keberadaan TWI selama ini membawa perubahan di Kab.Dairi terutama di bidang pariwisata.sebelum adanya TWI pariwisata di kab.Dairi bisa dibilang menurun bahkan Pantai silalahi yg menjadi andalan pariwisata Kab.DAIRI tidak bisa mendobrak pariwisata Kab.Dairi.tetapi setelah hadirnya TWI Pariwisata di.kab.dairi meningkat dimana banyaknya orang-orang yang berkunjung ke TWI.Hadirnya TWI juga meningkatkan Pendapatan Daerah.Bukan pendapatan daerah saja yang meningkat tetapi pendapatan masyarakat yang ada di


(59)

sekitar TWI juga meningkat.Dimana masyarakat membuka usaha berjualan di sekitar TWI dan adanya penyedia fotografer yang langsung dari masyarakat.

Dinas pariwisata terus melakukan pembenahan terhadap TWI supaya masyarakat yang berkunjung bisa puas menikmati TWI.dinas pariwisata juga melakukan promosi TWI melalui Media elektronik dan Media massa.Dinas pariwisata juga Mempromosikan TWI ini ke Luar negeri.Pengunjung yang paling banyak datang ke twi ini lebih banyak berasala dari luar kab.dairi bahkan beberapa ada yang bersala dari luar negeri.

4.6.7 Informan Ketujuh

Nama : Togar Manik

Pekerjaan : petani

Umur :40 tahun

Agama : Kristen

Pendidikan : SD

Bapak togar merupakan masyarakat yang tinggal di desa sitinjo.bapak ini mengatakan sangat bangga dan senang dengan hadirnya TWI ini.bapak ini juga ikut serta dalam peresmian TWI dan menjadi salah satu peletak batu pertama.Dia mengatakan Dairi memang membutuhkan suatu wisata Religi seperti yang ada di tarutung yaitu salib kasih dan bapak M.P Tumanggor(Mantan bupati dairi)akhirnya mewujudkan dengan membangun TWI lengkap dengan miniatur agama yang ada di Indonesia.dibangunnya TWI ini juga memperlihatkan kerukanan umat beragama yang terjadi di Kab.Dairi.


(60)

Hadirnya TWI ini juga membawa dampak besar terhadap masyarakat disekitar TWI,dalam bidang ekonomi pendapatan masyarakat meningkat,keriligiusan masyarakat semakin meningkat.di TWI ini sering kali dilaksanakan agara keagamaan misalnya acara idul adha bagi umat muslim,kebaktian dihari minggu bagi umat Kristen.Pengunjung yang datang ke TWI ini banyak yang berkunjung dari berbagai daerah yang ada di Indonesia bahkan dari luar negeri juga ada yang berkunjung.ini merupakan suatu kebanggan bahwa TWI tidak hanya terkenal di Sumatera utara saja tetapi seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri

4.6.8 Informan Kedelapan

Nama : Sari Simangunsong

Pekerjaan :ibu rumah tangga

Umur : 50 tahun

Agama : Kristen

Pendidikan : S1

Ibu sari merupakan penduduk yang tinggal di sekitar taman wisata iman.beliau mengatakan bahwa keberadaan TWI ini sangat membantu perekonomian masyarakat di sekitar TWI ini.Dimana banyak masyarakat disini membuka usaha berjualan di TWI dan penyedia jasa foto.ibu ini juga mengatakan bahwa kehadiran TWI sudah mengurangi jumlah penganguran masyarakat yang ada di desa sitinjo.Masyarakat sangat mendukung pembangunan TWI ini dimana tidak adanya masyarakat yang menolak pembangunan TWI ini.


(61)

TWI merupakan salah satu tempat wisata favorit yang ada di sumatera utara dan paling banyak pengunjungnya setiap tahun,pengunjung yang bnyak dtang berasal dari luar daerah semua dan ada juga yang datang dari luar negeri,tetapai masyarakat dairi sendiri sangat jarang datang berkunjung ke TWI bahkan lebih banyak berwisata ke luar dairi.Di twi sering dilaksanakan kegiatan keagamaan bahkan acara pemberkatan pernikahan juga pernah di laksanakan di TWI.Pemerintah harus terus memebenahi TWI ini menjadi lebih baik lagi sehingga masyarakat pun semakin banyak yang datang ke TWI ini.

4.6.9 Informan Kesembilan

Nama : Gilbert Sijabat

Pekerjaan : Wirausaha

Umur : 29 Tahun

Agama : Muslim

Pendidikan : SMA

Gilbert adalah salah satu penjual souvenir yang ada di Taman Wisata Iman.Dulunya bang gilbert adalah seorang tukang sorong di pusat pasar Dairi tetapi semenjak dibangunnya Taman Wisata Iman Gilbert langsung mendirikan toko souvenir berupa baju, gantungan kunci, dll.Gilbert mengatakan kehadiran Taman Iman merupakan rejeki buat masyarakat di sekitar Taman Wisata Iman.Dari segi Ekonomi pendapatan masyarakat meningkat dari hasil berjualan souvenir yang terdapat di Taman Wisata Iman.Gilbert juga menuturkan banyak pemuda-pemuda yang tadinya tidak ada pekerjaan sekrang sudah memeliki


(62)

pekerjaan diantaranya bekerja sebagai penjaga Portal masuk dan keluar Taman Wisata Iman,ada sebagai fotografer,ada juga yang membuka usaha percetakan foto.

Harapan gilbert buat Taman Wisata Iman mudah-mudahan semakin dikenal oleh masyarakat luas bahkan sampai ke luar negeri.selaku masyarakat Dairi Gilbert bangga mempunyai Taman Wisata Iman

BAB V

TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1 Gambaran umum Mengenai Taman Wisata Iman

Taman Wisata Iman yang dibangun pada tahun 2001 ini berada di perbukitan Sitinjo, 10 km sebelum Kota Sidikalang. Eksotik, menawan, dan penuh nuansa religius, itulah kata yang pantas untuk mengungkapkan panorama yang terdapat di Taman Wisata Iman Dairi. Rancangan tata ruang dalam pembangunan Taman Wisata Iman Dairi, diatur secara sempurna. Bukit yang semula tertutup hutan, diimbangi dengan bangunan-bangunan ibadah dan beberapa miniatur sebagai daya tarik. Masing-masing miniatur tersebut, menggambarkan beberapa kejadian dan tempat yang dianggap suci oleh beberapa agama.

Pada pintu masuk, para wisatawan disambut oleh patung Sang Budha dan sebuah candi yang dipergunakan untuk tempat beribadah umat Budha. Vihara Saddhavadana menjadi nama candi yang dirancang mengikuti desain seperti bangunan Candi Borobudur yang terdapat di Jawa Tengah. Patung Budha tersebut dibuat dengan posisi bermeditasi sembari duduk bersila, dengan posisi telapak tangan kanan menghadap ke depan seperti sedang melakukan salam hormat,


(1)

“Taman Wisata Iman Juga diguanakan tempat merayakan hari besar keagamaan Misalnya acara Natal,acara peringatan Mualib Nabi SAW,Acara hari nyepi dan acara agama lainnya”(Maruhum)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1)Pandangan Masyarakat Terhadap Taman Wisata Iman baik pengunjung

ataupun yang masyarakat yang menetap menilai suatu yang positif dan mendukung keberadaan Taman Wisata Iman.


(2)

2)Wisata religi yang terdapat di Kab.Dairi berdampak besar bagi masyarakat

dibidang sosial,budaya dan ekonomi.Masyarakat Dairi bangga akan keberadan Taman Wisata Iman dimana Dairi dikenal masyarakat luas bahkan hingga keluar negeri.Taman Wisata Iman menjadi andalan pariwisata Kab.Dairi dan menjadi Ikon Kab.Dairi.

3) Masyarakat harus menjaga dan melestarikan Taman wisata Iman supaya

Taman Wisata Iman tetap terjaga kelestariannya.

4)Masyarakat,Pemerintah,Tokoh Masyarakat yang ada di Kab.Dairi Harus

saling bekerjasama dalam mengembangkan dan memperkenalkan Taman Wisata Iman kemasyarakat Luas.Dulunya Kab.Dairi terkenal dengan Kopi dan Durian sekarang Dairi terkenal dengan wisata religi yaitu Taman Wisata Iman

5) Masyarakat juga berharap Pembangunan Sarana dan Prasarana disekitar

Taman Wisata Iman harus dibenahi terkhusus akses jalan menuju ke Taman Wisata Iman Penambahan akomodasi Transportasi ke Taman Wisata Iman.

6.2 Saran

1) Perubahan sosial Budaya yang terdapat dimasyarakat harusnya lebih kearah yang positif dan berguna bagi masyarakat.


(3)

2) Pemerintah seharunsya lebih memperhatikan Taman Wisata Iman dengan memperbaiki fasilitas-fasilatas umum yang terdapat di sekitar Taman Wisata Iman.

3) Masyarakat di sekitar Taman Wisata Iman harusnya bersikap ramah terhadap para pengnjung sehingga menjadi daya tarik para pengunjung untuk datang ke Taman Wisata Iman.

4) Masyarakat dan Pemerintah harus sama terlibat dalam pengembangan Taman Wisata Iman.

5) Masyarakat Dan Pemerintah membuat suatu kegiatan yang bisa membuat Taman Wisata Iman Lebih dikenal lagi.

6) Akses Jalan Menuju Taman Wisata Iman harus dibenahi dengan segera mungkin sehingga para pengunjung semakin Meningkat.

7) Pemerintah dan Masyarakat harus mensterilakan Taman Wisata Iman dari tindakan atau hal-hal yang bisa merusak citra Tama Wisata Iman sebagai Wisata Religi.


(4)

Barata Kusumah dan Solohin. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Badan Pusat Statistik 2010.Kabupaten Dairi Dalam Angka 2010

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Damsar. 1995. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Darmaji, R. S. 1992. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya

Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Perhubungan Kabupaten Dairi (2011), Brosur-brosur Pariwisata Kabupaten Dairi

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI. 2005. Rencana Strategis

Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 – 2009. Jakarta.

Effendi, I. 2002. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Sei. Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Thesis Program Pascasarjana – USU. Medan

Moleong,Lexy J, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Menteri Negara Pendayagunan Aparatur Negara RI.1993.Pendayagunaan Aparatur Negara Pembnagunan Jangka Panjang.Jakarta


(5)

Narwoko, J. Dwi, dan Suyanto, Bagong. 2007. Sosiologi Teks Pengantar & Terapan. Jakarta: Kencana.

Nasution, M. Arif. 2008. Metodologi Penelitian. Medan: Fisip USU Press.

Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian Sosiologis terhadap Struktur, Sistem, dan Dampak-dampak Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Pendit, I Nyoman, S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Ritzer, George. 2008. Teori Sosio1ogi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santoso,Budi dan Hassel Nogi S.2004.Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata.Jakarta:Yayasan Pembaharuan Administrasi Publik Indonesia

Slamet,Y.1993.Pembangunan Masyarakat Berwawasan

Partisipasi.JawaTengah:Sebelas Maret University Press

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suwarsono,dan Alvin Y.1991.Perubahan Sosial Dan Pembangunan. Jakarta: LP3S

Yani, Ahmad, 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(6)

Undang-Undang kepariwisataan No.10 Tahun 2009

UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan daerah

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah

UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Peraturan Daerah Kabupaten Dairi No. 22 Tahun 2001 tentang Pariwisata

Peraturan Daerah Kabupaten Dairi No. 04 Tahun 2005 tentang Retribusi Memasuki Kawasan dan Pemanfaatan Fasilitas Taman Wisata Iman Sitinjo

Sumber Internet:

september 2013 pukul 20:00 wib)