Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa Negara setelah sektor migas dan nonmigas. Pariwisata juga merupakan suatu potensi untuk meningkatkan pembangunan. Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan ini lebih ditingkatkan khususnya dalam rangka penerimaan devisa dan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan,dan memperkenalkan kebudayaan bangsa. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang cukup besar berupa keindahan alam dan keanekaragaman budaya daerah dan ditinjau dari letak geografisnya. Pengembangan sektor pariwisata sedang giat- giatnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menghadapi peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Dengan adanya Program Unggulan Visit Indonesia Year 2015.Era globalisasi telah membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang potensial dalam berbisnis,sehingga banyak orang asing yang berkunjung ke Indonesia selain untuk tujuan wisata. Berdasarkan letak dan keadaan geografisnya yang strategis maka dipastikan akan ada banyak wisatawan asing untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Ini dimungkinkan karena kepariwisataan Indonesia menawarkan keunikan tersendiri yang nota bene mengakomodir keinginan wisatawan mancanegara. Walaupun Indonesia memiliki banyak permasalahan seperti kasus Bom yang terjadi dua kali di Bali namun itu tidak mengurangi minat para wisatawan untuk datang kembali ke Bali. Universitas Sumatera Utara 2 Sehubungan dengan tingkat kesibukan manusia dalam kehidupan sehari- hari,pariwisata atau berwisata sudah merupakan kebutuhan untuk pemulihan kesegaranjasmani dan rohani.Seseorangsekelompok orang yang membutuhkan pemulihan kesegaran jasmani dan rohani dan memiliki minat untuk melakukan perjalanan wisata disebut Wisatawan Potensial. Wisatawan potensial yang berminat melakukan perjalanan wisata harus memenuhi persyaratan pokok yaitu memiliki waktu luang yang cukup, memiliki uang atau dana yang cukup, memiliki kesehatan yang cukup dan memenuhi aspek legalitas. Apabila seseorangsekelompok orang wisatawan potensial telah memenuhi persyaratan dasar dan mengambil keputusan untuk berwisata maka selanjutnya dia membuat perencanaan perjalanannya atau membeli paket wisata yang telah disusun oleh Biro Perjalanan Wisata. Dengan adanya rencana perjalanan, maka seorang atau sekelompok wisatawan potensial tadi menjadi calon wisatawan. Rencana perjalanan wisata biasanya memuat lokasi Obyek dan Daya Tarik Wisata, lamanya kegiatan wisata yang dilakukan sejak keberangkatan sampai dengan kembali ke rumah dan sarana apa saja yang digunakan transportasi,akomodasi, makan-minum, peralatan dan sebagainya. Dalam era globalisasi sekarang ini bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini dicanangkan selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang cukup andal, juga merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong perkembangan investasi. Untuk mengembangkan sektor ini pemerintah berusaha keras membuat rencana dan berbagai kebijakan yang mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu Universitas Sumatera Utara 3 kebijakan tersebut adalah menggali, menginventarisir dan mengembangkan obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai penghasil devisa, meratakan dan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan, memperkokoh persatuan, dan kesatuan, serta mengenal budaya bangsa. Seperti yang telah diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN tahun 1999, bahwa mengembangkan pariwisata, melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomi, teknis, argonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan. Dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga terpeliharanya kepribadian bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan hidup. Pembangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya serta antara berbagai usaha kepariwisataan yang kecil, menengah dan besar agar saling menunjang. Hal ini didukung oleh letak Indonesia yang strategis, yaitu terletak diantara dua benua dan dua samudera serta berada di bawah garis khatulistiwa sehingga Indonesia beriklim tropis, sangat mendukung untuk pengembangan pariwisata. Di samping itu, kondisi alam sangat mendukung karena wilayah Indonesia terdiri dari pulau- pulau dengan masyarakat yang pluralistis di dalamnya terkandung beraneka ragam suku, adat-istiadat, dan kebudayaan kepercayaan, seni, moral yang berbeda-beda serta mempunyai potensi keindahan alam yang terdapat di seluruh penjuru tanah air. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk berkunjung ke Indonesia. Universitas Sumatera Utara 4 Bagi suatu daerah, industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Pariwisata telah tumbuh sebagai industri yang sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang sangat cerah dikemudian hari bagi sebuah pembangunan. Secara politis telah disadari oleh pemerintah bahwa pariwisata adalah peluang bisnis untuk menyumbang devisa, penciptaan lapangan kerja, Penciptaan kesempatan berusaha, menumbuhkan kebudayaan dan kesenian, dan juga sebagai upaya mengasah atau membina rasa hormat dan cinta tanah air bagi wisatawan domestik. dengan kata lain, pariwisata dikembangkan tidak semata-mata sebagai sektor tunggal melainkan terintegrasi dengan berbagai aspek kehidupan budaya, sosial, politik dan ekonomi masyarakat. Dalam kaitan dengan religi, obyek wisata religi juga dapat digunakan sebagai sarana pengenalan obyek kepada masyarakat terhadap suatu agama tertentu sehingga menumbuhkan semangat toleransi dan kebersamaan. Demikian halnya dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang saat ini tengah melaksanakan program pengembangan industri pariwisata. Provinsi Sumatera Utara mempunyai potensi di bidang pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan dengan terdapatnya berbagai obyek wisata baik obyek wisata alam maupun obyek wisata buatan. Potensi pariwisata Sumatera Utara dimana Danau Toba sebagai andalannya sudah tidak diragukan lagi. Panorama dan keindahan yang disajikan Danau Toba yang terjadi akibat letusan Gunung Toba itu, akan membuat pengunjung berdecak kagum, karena sepanjang mata memandang keindahan demi keindahan terbentang mengelilingi Danau Toba. Selain mengunjungi Danau Toba, wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Utara dapat juga mengunjungi berbagai tujuan wisata yang terdapat di Kabupaten Dairi. Universitas Sumatera Utara 5 Kabupaten Dairi di samping memiliki potensi sektor pertanian, juga memiliki potensi pariwisata yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Dairi. Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang usianya cukup tua. Kabupaten Dairi memiliki luas wilayah 3.146,1 km² dan populasi 273,851 jiwa. Kabupaten Dairi Ibu kotanya adalah Sidikalang dan merupakan salah satu kawasan daerah tujuan wisata yang ada di Sumatera Utara. Kabupaten Dairi terkenal sebagai penghasil kopi. Jenis kopi yang dapat tumbuh dengan baik sesuai iklim di daerah ini ada 2 dua varietas yaitu kopi Arabica dan kopi Robusta. Salah satu dari potensi wisata unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Dairi adalah Objek Wisata Religi Taman Wisata Iman TWI Sitinjo. Tempat ini dibangun pada akhir tahun 1990-an, yang sebelumnya merupakan areal hutan alang-alang, yang kemudian diubah menjadi tempat sakral. Lokasinya tepatnya berada di atas tanjakan dikelilingi hutan pinus dan menjadi maskot ibukota Kabupaten Dairi, Sidikalang. Taman Wisata Iman berada di Bukit Sitinjo dengan luas 130.000 m2, terletak di Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Terletak sekitar 10 km dari Ibu Kota Kabupaten Dairi, Sidikalang atau sekitar 154 km dari Medan. Bupati Dairi yang pada saat itu dijabat oleh Dr. Master Parulian Tumanggor pada awal tahun 2001 telah merancang sebuah lokasi yang didalamnya terdapat fasilitas ibadah dan wisata rohani untuk kelima agama yang terdapat di Indonesia.Gagasan itu diwujudkan melalui dialog bersama dengan seluruh tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang ada di Kabupaten Dairi untuk membahas realisasi dari rencana tersebut. Universitas Sumatera Utara 6 Hasil dari dialog tersebut diperoleh berupa penetapan Lokasi Pembangunan Taman Wisata Iman Dairi yaitu di daerah Perbukitan Sitinjo yang terletak di Kecamatan Sitinjo. Adapun pertimbangan sehingga Taman Wisata Iman ditempatkan di lokasi tersebut karena mengingat lokasi tersebut ditutupi oleh hutan pinus dan dinilai sangat bagus dan cocok untuk tempat berwisata rohani.Pada hari Selasa, 20 Agustus 2005 Menteri Agama Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Bapak Prof. Dr. H. Said Agil Al-Munawar melakukan peletakan batu pertama Taman Wisata Iman TWI dan disaksikan oleh pemrakarsa Bapak Dr. Master Parulian Tumanggor.Dengan hadirnya Taman wisata Iman mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat Dairi,Bahkan Masyarakat yang berada dari luar Dairi banyak yang berkunjung ke Taman Wisata Iman Dairi. Taman Wisata Iman dibangun dengan tujuan agar pengunjung dapat menyaksikan, menikmati, dan menghargai alam ciptaan Tuhan serta menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan hidup. Para wisatawan yang datang berkunjung semakin termotivasi untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu Taman Wisata Iman juga dapat mempererat hubungan silaturahmi antar umat beragama. Pengembangan objek wisata ini tidak terlepas dari kerja sama dan usaha pemerintah serta masyarakat sekitarnya untuk selalu menjaga dan melestarikan aset yang sudah ada. Ide pembangunan Taman Wisata Iman ini bermula dari awal tahun 2001. Awalnya Bupati Dairi, DR.MP Tumanggor pulang dari Medan dan singgah di kawasan itu, dan menyempatkan diri untuk berdoa di sebuah tempat yang paling tinggi di perbukitan itu. Dalam doanya disebutkan, “ ya Tuhan begitu indah Engkau ciptakan alam di Kabupaten Dairi ini”. Sepulang dari kawasan itu, MP Universitas Sumatera Utara 7 Tumanggor yang sudah banyak menjalani berbagai daerah terutama tempat- tempat wisata mencoba menawarkan ide kepada tokoh-tokoh adat dan tokoh- tokoh agama serta warga setempat. Usulan itu berlanjut dengan pembahasan- pembahasan dan terakhir diwujudkan dalam sebuah visualisasi. Bupati Dairi kemudian merancang sebuah kawasan, yang di dalamnya terdapat beberapa fasilitas ibadah yang mengakomodir semua pemeluk agama di kabupaten tersebut. Untuk mewujudkan gagasan itu, lalu Bupati mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk berdialog guna merealisasikan rencana ini. Pertemuan tersebut didapat kesepakatan mengenai lokasi pembangunan Taman Wisata Iman Dairi yaitu di Perbukitan Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Lokasi yang ditutupi oleh hutan dan pepohonan pinus, sangat bagus untuk dijadikan sebagai kawasan religius sekaligus tempat berwisata. Kawasan Taman Wisata Iman berada pada lahan seluas 13 hektar. Pemda setempat, membangun beberapa tempat ibadah, Gereja, Masjid, Vihara, Kuil, arena bermain dan fasilitas pendukung lainnya. Pembangunan proyek dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2003. Tahap awal pembangunan selanjutnya, pembangunan melengkapi beberapa fasilitas pendukung. Pemda setempat melakukan pembangunan secara bertahap agar Taman Wisata Iman Dairi betul-betul menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah sambil berwisata. Selain untuk mendatangkan wisatawan dari daerah di Sumatera Utara dan daerah di luar provinsi. Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi menargetkan kawasan ini menjadi kawasan wisata iman bagi wisatawan mancanegara.

1.2 Perumusan Masalah