Duration of Confidentialit Pengaturan dan Struktur Joint Venture Agreement

d to a governmental or regulatory agency which the disclosing Party believes in good faith requires the disclosure of such information pursuant to pertinent law or regulation or the rules of any stock exchange. In any case to which this Section 16.2 is applicable, the disclosing Party shall give notice to the other Party concurrently with the making of such disclosure. As to any disclosure pursuant to Section 16.2 a b or c , only such Confidential Information as such third party has a legitimate business need to know shall be disclosed and such third party other than governmental or regulatory agencies shall first agree in writing to protect the Confidential Information from further disclosure to the same extent as the Parties are obligated under this ARTICLE XVI , and the disclosing Party shall be responsible and liable for any use or disclosure of the Confidential Information by such parties in violation of this Agreement and such other writing.

16.3 Duration of Confidentialit

. The provisions of this ARTICLE XVI shall apply to a Party until the date that is two years after the termination of this Agreement in accordance with Article VII or the Transfer by such Party of its rights and obligations hereunder; provided that with respect to any Confidential Information that constitutes “trade secrets” of a Party or of PT Masmindo, Salu Siwa or the Properties to the extent distributed or otherwise assigned to a Party pursuant to this Agreement under applicable law, the provisions of this ARTICLE XVI shall survive indefinitely. 54 54 http:agreements.realdealdocs.comJoint-Venture-JV-AgreementJOINT-VENTURE- AGREEMENT-2611382 Diakses tanggal 15 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara B.2.22 Itikad baik, konsultasi, non kompetitif dan kewajiaban mempromosikan tujuan perusahaan joint venture Pasal ini menggambarkan prinsip universal yang berlaku dalam sebuah Joint Venture Agreement, yaitu Itikad baik, mengedepankan kepercayaan, keyakinan untuk mencapai tujuan terbaik bagi perusahaan. B.2.23 Evaluasi dan perubahan ammademen Perubahan situasi dan keadaan memungkin perjanjian yang dibuat untuk dilakukan evaluasi, landasan utama dalam pasal yang mengatur tentang evaluasi adalah itikad baik dari para pihak. Apabila dalam sebuah evaluasi yang dilakukan, terdapat kententuan perjanjian yang perlu dirubah untuk kepentingan bersama, maka perubahan yang akan diputuskan tersebut diambil dengan cara-cara yang telah disetujui dan disepakati. Perubahan yang diambil hanya dilakukan untuk tujuan yang lebih baik bagi perkembangan perusahaan. B.2.24 Force Majeure Pasal force majeure adalah klausa yang selalu digunakan dalam kontrak internasional. Dalam pasal force majeure mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi dan menyebabkan ketentuan dalam perjanjian tidak dapat laksanakan oleh salah satu pihak. Penyebabnya adalah keadaan memaksa diluar kemampuannya. Seperti bencana alam, Universitas Sumatera Utara perperangan, kebijakan pemerintah dan lain-lain yang dipertegaskan secara rinci dalam perjanjian. B.2.25 Keadaan-keadaan tertentu Partial invalidity Merupakan ketetapan standar dalam perjanjian untuk memperjelas jika dalam perjanjian ditemukan ketetapan yang tidak sah, hal itu tidak akan membawa efek bagi keseluruhan perjanjian, atau tidak terpenuhinya kewajiban tertentu, bukan berarti tidak berlakunya semua ketentuan-ketentuan di dalam perjanjian. B.2.26 Pemberitahuan notices Merupakan ketentuan standar dalam pelayanan formal, tetapi menjadi penting bagi para pihak untuk selalu memperhatikannya. Seperti ketentuan pemanggilan rapat pemengang saham diumumkan melalui surat kabar. B.2.27 Amendemen Amademen terhadap perjanjian hanya efektif jika ditanda tangani oleh para pihak, dan melalui proses-proses yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan. B.2.28 No Assignment Universitas Sumatera Utara Pasal ini membuat jelas bahwa hak dan kewajiban berdasarkan perjanjian tidak bisa di alihkan begitu saja kepada pihak lain. Peralihan akan memberikan pengaruh kepada hak dan kewajiban di dalam perusahaan joint venture. B.2.29 Pilihan Hukum applicable law Ini merupakan ketentuan yang harus benar-benar dipertimbangkan secara mendalam dan spesifik mengenai pilihan hukum dalam perjanjian. Biasanya pilihan hukum diambil dari pertimbangan dimana nantinya perusahaan joint venture akan didirikan dan melakukan operasinya. B.2.30 Penyeseleaian sengketa resolustion of disputes Para pihak perlu menentukan dan memperkenal cara-cara yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah utama yang timbul dan mampu untuk dicari jalan keluarnya problem solving, termasuk pada saat tidak adanya titik temu antara para pihak ketika pengambilan sebuah keputusan dalam sebuah rapat umum pemegang saham RUPS atau rapat-rapat Dewan Direksi. B.2.31 Penandatangan dan pengesahan Perjanjian Setelah tercapainya kesepakatan antara para pihak mengenai pasal-pasal dan ketentuan yang tuangkan dalam perjanjian, maka Universitas Sumatera Utara kesepakatan tersebut harus ditandatangani oleh para pihak dan dibuat dalam beberapa rangkap, baik untuk kepentingan para pihak yang menandatangani maupun pihak ketiga yang terkait, seperti BKPM, Departemen Hukum dan HAM dan atau departemen terkait lainya.

D. Para Pihak dan Objek dalam Joint Venture Agreement

Dokumen yang terkait

Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

8 96 109

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 33 121

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ASING MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 7 18

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 13

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 2

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 0 17