Notice to Vista Barbados Change in Control Force Majeure

3 Force mejureinsolvency, situasi lain ketika salah satu pihak “dikeluarkan” dari joint venture jika ia mengalami kebankrutan atau ketidak mampuan membayar hutang kepada perusahaan joint venture dalam keadaan diluar kemampuannya keadaan memaksa. Semua aspek diatas kemungkinan besar memang dapat terjadi, untuk itu penetapan prosedur penyelesaianya harus melewati beberapa tahap sebelum menggambil keputusan. Tahap-tahap tersebut dapat berupa diskusi dan negosiasi antara para pihak untuk menemukan penyelesaian masalah. Berikut ini contoh pasal perubahan kontrol dan Force Majure dalam joint venture agreement: ARTICLE XV CHANGE OF CONTROL OF PAN ASIA

15.1 Notice to Vista Barbados

. If there is any change in control of Pan Asia, Pan Asia shall forthwith give notice in writing to Vista Barbados advising it of the change in control and stating the name of the person or persons who have acquired control.

15.2 Change in Control

. In this Article XIV, a change in control of Pan Asia shall occur if a person becomes a control person as that term is defined in the Securities Act British Columbia of Pan Asia who was not previously such a control person, provided that the listing of the securities of Pan Asia on any widely-recognized stock exchange shall not constitute a change in control. Pasal yang mengatur mengenai force majure:

17.7 Force Majeure

Universitas Sumatera Utara . Except for any obligation to make payments when due hereunder, the obligations of a Party shall be suspended to the extent and for the period that performance is prevented by any cause, whether foreseeable or unforeseeable, beyond its reasonable control, including, without limitation, labour disputes however arising and whether or not employee demands are reasonable or within the power of the Party to grant; acts of God; laws, regulations, orders, proclamations, instructions or requests of any government or governmental entity; judgments or orders of any court; inability to obtain on reasonably acceptable terms any public or private license, permit or other authorization; curtailment or suspension of activities to remedy or avoid an actual or alleged, present or prospective violation of applicable environmental standards; acts of war or terrorism or conditions arising out of or attributable to war or terrorism, whether declared or undeclared; riot, civil strife, insurrection, insurgency or rebellion; fire, explosion, earthquake, storm, flood, sink holes, drought, hurricane, tsunami or other adverse weather condition; delay or failure by suppliers or transporters of materials, parts, supplies, services or equipment or by contractors’ or subcontractors’ shortage of, or inability to obtain, labour, transportation, materials, machinery, equipment, supplies, utilities or services; accidents; breakdown of equipment, machinery or facilities; or any other cause whether similar or dissimilar to the foregoing. The affected Party shall promptly give notice to the other Party of the suspension of performance, stating therein the nature of the suspension, the reasons therefore, and the expected duration thereof. The affected Party or Operator shall resume performance as soon as reasonably possible. 81 81 http:agreements.realdealdocs.comJoint-Venture-JV-AgreementJOINT-VENTURE- AGREEMENT-2611382 Diakses tanggal 15 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara B.5 Penarikan diri salah satu pihak dari perjanjian withdrawal Salah satu pihak pada suatu saat memiliki keinginan untuk menarik diri dari perusahaan joint venture. Penarikan diri merupakan satu keadaan penting yang pengaturannya harus diatur secara jelas dalam sebuah joint venture agreement, agar dalam proses penarikan diri salah satu pihak tersebut tidak menimbulkan suatu permasalahan maka diperlukan suatu pengaturan yang jelas. Pengaturan tersebut dapat saja mengikuti model sebagai berikut: 1 Para pihak bersepakat untuk tidak menarik diri dalam jangka waktu tertentu dari perusahaan joint venture. Periode ini harus sama dengan jangka waktu yang diatur dalam pasal yang mengatur sebelumnya yang berkaitan dengan pengalihan saham, pengalihan saham harus dilakukan paling tidak tiga bulan sebelum berakhirnya tahun fiskal. 2 Dewan direktur atau perwakilan dari para pihak harus mendiskusikan keadaan tersebut dengan itikad baik dan mempertimbangkan kemungkinan cara-cara lainnya untuk dapat menyetujui situasi tersebut jika penarikan diri salah satu pihak tersebut akan mengakibatkan kerugian besar bagi joint venture company, maka keputusan tersebut dapat saja dibatalkan atau ditunda. 3 Tidak adanya penarikan diri atau terminasi dalam joint venture tanpa suara yang bulat dari para pihak, dan sesuai dengan prosedur yang telah disepakati sebelumnya. Universitas Sumatera Utara B.7 Berakhirnya Joint Venture Termination Masuk akal untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan tidak tercapainya tujuan pendirian usaha bersama joint venture, kemudian mengakhirinya. Terminasi perjanjian dapat disebabkan adanya pelanggaran perjanjian oleh salah satu pihak, adanya keadaan memaksa, ketidak mampuan membayar hutang, perubahan pengendalian perusahaan, berakhirnya jangka waktu ivestasi dan atau akibat-akibat lainnya. Berakhirnya suatu joint venture dapat juga dikarenakan adanya tindakan nasionalisasi oleh pemerintah. Dalam pasal 7 ayat 2 UUPM diatur mengenai tindakan nasionalisasi oleh pemerintah, dan sebagai konsekuensinya pemerintah akan memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada penanam modal yang harga nya ditetapkan berdasarkan harga pasar. Sangat mudah bagi para pihak untuk menyetujui bahwa tujuan dari pendirian perusahaan bersama telah tercapai atau tidak mungkin dapat tercapai, dan salah satunya dapat menyebabkan perusahaan bersama tersebut ditutup. Jika kemungkinan itu terjadi, perlu ditegaskan proses yang harus dilewati untuk mengakhiri kerjasama tersebut. Beberapa pedoman yang dapat diterapkan antara lain adalah: 1. Tahap mempersiapkan langkah-langkah penghentian perusahaan joint venture dengan mendistribusikan atau menjual aset yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara 2. Pihak yang memberikan kontribusi khusus dalam pendirian perusahaan memberikan aset tertentu harus dipertimbangkan bentuk pengembalian asetnya dalam sebuah nilai pasar yang jelas. 3. Biasanya, dalam pengakhiran kerjasama, setiap pihak bebas memakai metode bisnis yang sama sebagaimana yang dimiliki oleh perusahaan joint venture. 4. Untuk kekayaan intelektual yang dimiliki perusahaan bersama harus ditentukan secara jelas apakah para pihak berhak menggunakannya atau tidak, hal ini untuk menghindari konflik yang dapat timbul antara para pihak. Sebagaimana diatur dalam pasal berikut ini: ARTICLE VII TERMINATION 7.1 a if Pan Asia gives written notice of termination to Vista Barbados, which Pan Asia shall be at liberty to do at any time after the execution of this Agreement and prior to its exercise of the Option pursuant to Sections Termination . This Agreement shall terminate: 3.2 and 3.3 ; b if any of the following shall occur: i Pan Asia fails to pay or contest in good faith bills or debts of PT Masmindo within 60 days after they are due; or ii a receiver, liquidator, assignee, custodian, trustee, sequestrator or similar official for a substantial part of its assets is appointed and such appointment is neither made ineffective nor discharged within 60 days Universitas Sumatera Utara after the making thereof, or such appointment is consented to, requested by, or acquiesced in by Pan Asia; or iii Pan Asia commences a voluntary case under any applicable bankruptcy, insolvency or similar law now or hereafter in effect; consents to the entry of an order for relief in an involuntary case under any such law or to the appointment of or taking possession by a receiver, liquidator, assignee, custodian, trustee, sequestrator or other similar official of any substantial part of its assets; makes a general assignment for the benefit of creditors; fails generally to pay its, or PT Masmindo’s debts as such debts become due; or takes corporate or other action in furtherance of any of the foregoing; or entry is made against Pan Asia of a judgment, iv order for relief affecting a substantial part of its assets by a court of competent jurisdiction in an involuntary case commenced under any applicable bankruptcy, insolvency or other similar law of any jurisdiction now or hereafter in effect; or if Pan Asia defaults with respect to any of its material covenants c and agreements contained herein, Vista delivers notice to Pan Asia specifying the nature of such default and Pan Asia does not rectify such default within 60 days of the receipt of notice of such default from Vista, upon Vista giving written notice of termination to Pan Asia. 7.2 . Upon termination of this Agreement pursuant to Subsection Termination without Exercise of Option 7.1a or b , Pan Asia shall: a cease to be liable to Vista Barbados under or in relation to this Agreement, except as provided in this Section 7.2 and for the performance of those of its agreements or covenants under this Agreement which should have been Universitas Sumatera Utara performed prior to such termination; and b deliver at no cost to Vista Barbados, not later than 90 days after the termination of this Agreement, copies of all information and data in its possession pertaining to the Property, PT Masmindo, Vista Barbados, Salu Siwa or any of their Affiliates, or results of operations on the Property not already provided to Vista Barbados, including maps, surveys, reports, records, studies, assays, core samples or logs in electronic or printed form, as applicable and available. 7.3 Termination on Exercise of Option . Upon the exercise by Pan Asia of the Option pursuant to Sections 3.2 and 3.3 and the Parties entering into the Shareholders’ Agreement pursuant to Section 3.4, this Agreement shall terminate and, thereafter, the relationship of the Parties shall be governed by the Shareholders’ Agreement. 82 1. Setiap pihak memiliki kewajiban untuk memberikan kemampuan terbaik dalam pembentukan perusahaan joint venture dan didasari oleh itikad baik yang menjadi semangat dalam perjanjian; B.8 Itikad Baik, Konsultasi, Non Kompetitif dan Kewajiaban Mempromosikan Tujuan Perusahaan Joint Venture Pasal ini menggambarkan prinsip universal yang berlaku dalam sebuah Joint Venture Agreement, yaitu Itikad baik, mengedepankan kepercayaan, keyakinan untuk mencapai tujuan terbaik bagi perusahaan. Prinsip-prinsip ini mencakup: 82 http:agreements.realdealdocs.comJoint-Venture-JV-AgreementJOINT-VENTURE- AGREEMENT-2611382 Diakses tanggal 15 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara 2. Bahwa setiap pengambilan keputusan dan persetujuan, diambil untuk kepentingan terbaik bagi perusahaan joint venture; 3. Para pihak memastikan keterwakilan dan hadir dalam setiap pertemuan aktif dan ketidak hadiran bukan penyebab tidak bisa diambilnya sebuah keputusan untuk kepentingan perusahaan joint venture; 4. Para pihak tidak akan melakukan pemugutan suara jika adanya penolakan atau pertentangan antara perusahaan joint venture dengan salah satu pihak, sehingga keputusan yang diambil menggambarkan proses yang adil; 5. Setiap kontrak antara perusahaan joint venture dengan salah satu pihak harus dibuat secara jelas dan mendasar; 6. Para pihak tidak akan melakukan kegiatan usaha yang bersaing dengan perusahaan joint venture dalam bisnis yang sama. Di dalam joint venture agreement, perlu dirinci secara tegas batasan mengenai aktivitas persaingan yang tidak diperbolehkan antara para pihak dengan joint venture company competing. Dalam pasal tertentu dapat dinyatakan secara tegas non-competition bagi para pihak yang mengudurkan diri atau keluar untuk waktu tertentu, misalnya dalam masa 2 tahun setelah keluar tidak boleh melakukan usaha sejenis dalam wilayah tertentu yang telah ditetapkan. B.9 Pengalihan Saham Saham dalam sebuah perusahaan dapat dialihkan transfer tanpa mengubah kepemilikan hukum dan bisnis dasar perusahaan. Bagaimanapun, Universitas Sumatera Utara penjualan saham dalam sebuah perusahaan patungan adalah umum dan tunduk kepada ketentuan-ketentuan dan pembatasan yang diperlukan. Tidak semua pengalihan saham dapat dilakukan begitu saja oleh salah satu pihak, melainkan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan pembatasan yang disepakati. Pengalihan saham ini juga diatur dalam UUPM pada pasal 8 ayat 1 yang menyebutkan: ”Penanam modal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkan oleh penanam modal sesuai dengan ketemtuan peraturan perundang-undangan.” 83 Namun jika pengalihan saham tersebut dialihkan kepada pihak di luar perusahaan external transfer, maka hal tersebut menyebabkan masuknya investor baru ke perusahaan. Ketentuan masuknya investor baru atau Dalam hal ini, UUPM membatasi aset-aset yang dapat dialihkan oleh penanam modal, hanya aset- aset atau saham-saham yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan saja yang dapat menjadi objek dari pengalihan saham. Pengalihan saham secara langsung akan mengakibatkan berubahnya komposisi kepemilikan saham, jika saham dialihkan kepada pihak yang sudah memiliki saham di dalam perusahaan internal transfer, maka ketentuan yang sudah ada tidak akan banyak mengalami perubahan, itupun masih tergantung dari jumlah saham yang di alihkan. Jika jumlah saham yang dialihkan mempengaruhi dan menyebabkan penggantian kontrol perusahaan, maka akan merubah perjanjian sebelumnya. 83 Indonesia, Op.Cit., Pasal 8 ayat 1 Universitas Sumatera Utara pemegang saham baru biasanya melalui proses yang sangat ketat. Hampir semua joint venture agreement mengandung ketentuan yang membatasi pengalihan saham. Pendekatan yang dapat diambil dalam pembatasan pengalihan saham diantaranya: 1 Pengalihan saham tidak diperbolehkan tanpa persetujuan para pihak. 2 Pengalihan saham tidak boleh dilakukan dalam periode tertentu, misalnya selama 3 tahun pertama. 3 Pengalihan saham kepada pihak lain diperbolehkan dangan persyaratan bahwa pemegang saham baru menyetujui ketentuan- ketentuan bisnis joint venture company yang telah ditetapkan sebelumnya. 4 Dalam banyak ketentuan joint venture company yang terdiri banyak pihak, para pihak diberikan hak untuk dapat membeli kembali saham-saham yang ada terutama saham yang akan dialihkan, sebelum dijual kepada pihak lain, saham tersebut harus ditawarkan kepada pemegang saham lainnya terlebih dahulu dengan harga yang telah ditetapkan dan disetujui. B.10 Pilihan Hukum applicable law Bilamana terjadi sengketa sehubungan dengan pelaksanaan dan realisasi dari perjanjian joint venture, maka acuan pertama adalah melihat kepada hukum yang berlaku applicable lawgoverning law dan penyelesaian sengketa settlement of disputes yang telah disepakati dan dipilih oleh para Universitas Sumatera Utara pihak dalam joint venture agreement baik menyangkut pilihan hukum choice of law maupun pilihan forum choice of forum yakni hukum mana dan lembaga mana yang akan dipilih dan disepakati para pihak sebelumnya dalam joint venture agreement yang berwenang dan digunakan dalam menilai dan menyelesaikan sengketa yang timbul berkenaan dengan penanaman modal tersebut, baik sengketa antara investor asing dengan partner lokal maupun antara investor asing dengan pemerintah lokal local government, host country. Perjanjian joint venture di Indonesia dibuat berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata yang disebut juga sebagai asas kebebasan berkontrak. Kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah kebebasan untuk menentukan pilihan hukum choice of law dan pilihan forum choice of jurisdiction. Selain itu juga untuk menentukan pilihan domisili choice of domisili. Pilihan hukum adalah hukum yang dipilih oleh para pihak dalam kaitan timbulnya sengketa sebagai akibat pelaksanaan hubungan hukumnya. Pilihan hukum ini merupakan ketentuan yang harus benar-benar dipertimbangkan secara mendalam dan spesifik dalam suatu perjanjian agar tidak menimbulakan suatu permasalahan dikemudian hari. Apabila dalam suatu perjanjian joint venture para pihak tidak mencantumkan klausul mengenai pilihan hukum maka pengadilan akan melakukan analsis terhadap ketentuan-ketentuan dan fakta-fakta dari perjanjian joint venture yang dibuat oleh para pihak tersebut untuk menetapkan hukum yang berlaku. Dalam pemilihan hukum ini terdapat Universitas Sumatera Utara beberapa teori yang digunakan untuk menentukan hukum mana yang digunakan dalam perjanjian joint venture yang tidak mencantumkan mengenai pilihan hukum. Teori-teori tentang pilihan hukum yaitu: 1. Lex loci contractus Menurut teori lex loci contractus ini hukum yang berlaku adalah hukum dari tempat dimana kontrak itu dibuat. Jadi tempat dibuatnya suatu kontrak adalah faktor yang penting untuk menetukan hukum yang berlaku. Diaman suatu kontrak dibuat maka hukum negara itulah yang dipakai. 84 2. Lex loci solutionis Menurut teori lex loci solutionis ini hukum yang berlaku adalah hukum dari tempat dimana perjanjian dilaksanakan, jadi bukan tempat dimana kontraknya ditandatangani tetapi tempat dimana kontrak tersebut dilaksanakan yang menentukan, misalnya kontrak untuk membuat suatu gedung hotel dilaksanakan di Jakarta, maka hukum yang berlaku adalah hukum di Indonesia. 85 3. Teori ”the proper law of the contract” Menurut teori ini maka yang harus kita harus mencari hukum dari pada negara dengan mana kontrak bersangkutan mempunyai apa yang yang dinamakan ”the most real connection”. Kita harus dapat melokalisir kontrak bersangkutan. Kita harus mencari titik berat dari perjajian tersebut. Kita melihat titik-titik taut mana yang paling berat dan atas Universitas Sumatera Utara dasar inilah kita anggap hukum dari pada negara dengan mana titik- titik taut ini terbanyak dihubungkan menjadi yang terberat adalah yang harus dipergunakan. 86 4. Teori ”the most characteristic connection” titik taut yang paling karakteristik Menurut teori ini untuk menetukan pilihan hukum dari suatu kontrak dilihat dari pihak yang melaukan prestasi yang paling karakteristik sehingga hukum dari pihak tersebutlah yang harus dipergunakan karena hukum inilah yang terberat dan yang sewajarnya dipergunakan. Jika kita menerima titik taut huku m dari pihak yang melakuakan prestasi yang paling karakteristik pada suatu kontrak yang dipakai maka kita akan memperoleh penyederhanaan yang dalam praktek bermanfaat sekali. Dengan demikian tidak akan menjadi persoalan dimana tempat tinggal atau kewarganegaraan mana serta tidak akan penting lagi dimana transaksi dilangsungkan atau dimana transaksi dilaksanakan. 87 Pada umumnya pemilihan hukum untuk suatu perjanjian joint venture ditentukan atau dipilih oleh para pihak yang terlibat di dalamnya. Biasanya pilihan hukum dalam suatu joint venture agreement diambil dari pertimbangan dimana nantinya perusahaan joint venture akan didirikan dan melakukan operasinya. 84 Sudargo Gautama, “Capita Selecta Hukum Perdata Internasional”, Bandung : Alumni, 1974, hlm. 73 85 Ibid. 86 Ibid. Universitas Sumatera Utara Berikut ini contoh klausul yang mengatur tentang pilihan hukum dalam perjanjian joint venture: . This Agreement will be governed by and construed in accordance with the laws of the Province of British Columbia and the federal laws of Canada applicable therein, without regard to the conflicts of laws principles thereof. Each of the Parties hereto irrevocably attorns to the jurisdiction of the courts of the Province of British Columbia and all appellate courts having jurisdiction thereover with respect to all disputes arising out of or in connection with this Agreement. Governing Law 88 1. Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara pemerintah dengan penanam modal, para pihak terlebih dahulu menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat.

C. Penyelesaian Sengketa

Dokumen yang terkait

Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

8 96 109

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 33 121

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ASING MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 7 18

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 13

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 2

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 0 17