Pengaturan Penanaman Modal di Indonesia

B. Pengaturan Penanaman Modal di Indonesia

Penanaman modal di Indonesia telah berkembang cukup lama dalam kurun waktu kurang lebih 40 tahun, dimana dalam kurun waktu tersebut kegiatan penanaman modal di Indonesia, baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri telah berkembang dan memberikan kontribusi dalam mendukung pencapaian sarana pembangunan nasional 28 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 1992 tentang Persyaratan Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing; . Momentum dimulainya penanaman modal di Indonesia diawali dengan pemberlakuan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana kemudian diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Undang-undang Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang akan menjabarkan lebih lanjut tentang penanaman modal diatur dalam beberapa peraturan yang telah beberapa kali mengalami perubahan antara lain: 28 Dhaniswara K. Harjono, Op.Cit., hlm. 53 Universitas Sumatera Utara 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal; 4. Keputusan Presiden Nomor 118 Tahun 2000 tentang Perubahan keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Tertentu Bagi Penanaman Modal; 5. Keputusan Menteri Negara InvestasiKepala BKPM Nomor. 38SK1999 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Keputusan Menteri Negara InvestasiKepala BKPM Nomor. 38SK1999 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing ini telah dirubah dan diganti dengan Keputusan Menteri Negara InvestasiKepala BKPM Nomor. 57SK2004 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Seiring dengan berjalannya waktu, pengaturan tentang penanaman modal di indonesia dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman, sehingga Universitas Sumatera Utara dianggap perlu bagi pemerintah untuk segera melakukan pembaharuan terhadap ketentuan investasi dengan mencabut dan mengganti undang-undang penanaman modal yang lama. Setelah menanti cukup lama akhirnya pembaharuan ketentuan investasi investasi tersebut dapat terwujud dengan dikeluarkannya Undang- undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UUPM. Menurut Salim HS, ada lima pertimbangan diundangkannya UUPM, yaitu; 1. Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dilaksanakan pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan; 2. Penanaman Modal merupakan bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi untuk mencapai tujuan negara; 3. Untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil, dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri; 4. Menghadapi perubahan perekonomian global dan keikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional perlu diciptakan suatu iklim penanaman modal yang lebih kondusif dan promotif; 5. Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor. 11 Tahun 1970 dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Universitas Sumatera Utara Modala Dalam Negeri sebagaimana telah dirubah denagan undang-undang Nomor 12 Tahun 1970, dipandang perlu diganti. 29 Terbitnya UUPM ini melahirkan secercah harapan dalam iklim investasi di Indonesia. Disebut demikian karena selama ini undang-undang investasi yang ada dianggap sudah tidak memadai lagi sebagai landasan hukum untuk menarik investor. Untuk itu tidaklah berlebihan jika berbagai pihak menyebutkan UUPM cukup kompetitif. Dengan kata lain, berbagai fasilitas yang diberikan kepada investor dalam rangka melakukan investasi cukup menarik. Artinya UUPM dapat dibandingkan compareble dengan ketentuan penanaman modal negara lain. 30 1. Ketentuan umum Pasal 2 sampai dengan Pasal 2; UUPM telah menjadi payung hukum dari penanaman modal di Indonesia saat ini. Undang-undang ini tidak hanya mengatur tentang penanaman modal dalam negeri, tetapi juga mengatur tentang penanaman modal asing. Undang- undang ini terdiri atas 14 bab dan 40 pasal. Hal-hal yang diatur dalam UUPM, meliputi: 2. Asas dan tujuan Pasal 3; 3. Kebijakan dasar penanaman modal Pasal 4; 4. Bentuk usaha dan kedudukan Pasal 5; 5. Perlakuan terhadap penanaman modal Pasal 6 sampai dengan Pasal 9; 6. Ketenagakerjaan Pasal 10 sampai dengan Pasal 11; 7. Bidang usaha Pasal 12; 29 Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm. 108-109 30 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hlm 129 Universitas Sumatera Utara 8. Pengembangan penanaman modal bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi; 9. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal Pasal 14 sampai dengan Pasal 7; 10. Fasilitas penanaman modal Pasal 18 sampai dengan Pasal 24; 11. Pengesahan dan perizinan perusahaan Pasal 25 sampai dengan Pasal 26 12. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan penanaman modal Pasal 27 sampai dengan Pasal 29; 13. Penyelenggaraan urusan penanaman modal Pasal 30; 14. Kawasan ekonomi khusus Pasal 31; 15. Penyelesaian sengketa Pasal 32; 16. Sanksi Pasal 33 sampai dengan Pasal 34; 17. Ketentuan peralihan Pasal 35 sampai dengan Pasal 37; dan 18. Ketentuan penutup Pasal 38 sampai dengan pasal 40; Walaupun Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing jo. Undang-undang No. 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang- undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri jo. Undang- undang No. 12 tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri telah dicabut, peraturan pelaksanaan dari kedua undang-undang itu dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru Universitas Sumatera Utara berdasarkan undang-undang ini Pasal 38 ayat 1 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Selain Undang-undang Penanaman Modal yang menjadi sumber hukum tertulis dari penanaman modal di Indonesia, juga terdapat beberapa sumber hukum lainnya seperti traktat, yurisprudensi, dan doktrin. Traktat adalah suatu perjanjian yang dibuat antara dua negara atau lebih dalam kaitannya dengan investasi. Traktat-traktat yang telah disepakati oleh negara-negara investor dan negara penerima modal dalam bidang investasi adalah sebagai berikut: 1. International Center for Settlement of Investment Disputes ICSID International Center for Settlement of Investment Disputes ICSID Merupakan lembaga arbitraseyang berfungsi menyelesaikan sengketa penanaman modal asing antarnegara dan warga negara lain. Pembentukan lembaga ini diprakarsai oleh Bank Dunia dan ditetapkan pada tanggal 14 Oktober 1966 di Amerika Serikat. Kantor pusatnya di Washington, Amerika Serikat. Ada dua pola penyelesaian sengketa yang diatur dalam ICSID, yaitu: penyelesaian sengketa melalui konsiliasi dan penyelesaian dengan menggunakan arbitrase. 2. Agreement on Trade Related Investment Measures TRIMs TRIMs merupakan perjanjian tentang aturan-aturan investasi yang menyangkut perdagangan. TRIMs ini menentukan bahwa negara anggota tidak dapat menerapkan aturan-aturan investasi yang berkaitan dengan perdagangan TRIMs yang bertentangan dengan Pasal III GAAT tentang Universitas Sumatera Utara national treatment cara memperlakukan dan Pasal XI GAAT tentang prohibition of quantitatif restriction sejumlah larangan yang membatasi. Daftar uraian mengenai TRIMs yang dianggap bertentangan dengan kedua pasal itu adalah: a. Aturan-aturan tentang local content requirements yang mengharuskan pembelian input dari dalam negeri lokal pada tingkat tertentu oleh suatu perusahaan; atau b. Aturan-aturan tentang trade balancing requirement yang mensyaratkan bahwa volume atau nilai impor yang dapat dilakukan harus dikaitkan dengan produk yang diekspor. 3. The Convention Establishing the Multilateral Investment Guarantee Agency MIGA. MIGA merupakan lembaga internasional yang dibentuk oleh IBRD atau lazim disebut dengan Bank Dunia. MIGA ini berlaku pada tanggal 12 April 1988. Tujuan lembaga MIGA adalah: a. Memberikan jaminan kepada investor terhadap risiko nonekonomis, khususnya di negara-negara berkembang; dan b. Berperan dalam menggalakkan aliran penanaman modal untuk tujuan- tujuan produktif ke negara-negara sedang berkembang. 4. The Treaty of Rome Perjanjian Roma. Perjanjian Roma didirikan pada tahun 1957. Perjanjian ini dibuat oleh Masyarakat Ekonomi Eropa. Perjanjian ini memberi kebebasan bagi setiap orang untuk melakukan usaha di bidang jasa dan modal. Pasal 52 Universitas Sumatera Utara sampai dengan Pasal 58 Perjanjian mengenai hak untuk mendirikan perusahaan, menyatakan antara lain, bahwa kebebasan untuk mendirikan perusahaan freedom of establishment, termasuk di dalamnya hak untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagai orang perorangan self employed person. Tercakup di dalamnya adalah hak untuk mendirikan dan melaksanakan usahanya, khususnya perusahaan atau firma, berdasarkan prinsip perlakuan nasional national treatment. 5. NAFTA the Nort American Free Trade Agreement Perjanjian ini dibuat di dalam wilayah Amerika Utara, yang mulai berlaku pada tahun 1994. Prinsip-prinsip NAFTA adalah: a. perlakuan nasional national treatment yang mensyaratkan perusahaan-perusahaan asing dan domestik dan penanaman modal untuk diperlakukan secara adil; b. MNF; c. Non-decriminatory treatment sesuai dengan hukum Internasional. 31 Yurisprudensi atau putusan pengadilan merupakan produk yudikatif, yang berisi kaidah atau peraturan hukum yang mengikat pihak-pihak yang berperkara, terutama dalam perkara investasi. Berbagai kasus yang pernah terjadi di Indonesia seperti kasus Hotel Kartika Plaza Jakarta tahun 1981, kasus Mobil Nasional RI 1997. 31 Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm 25 Universitas Sumatera Utara

C. Jenis-jenis Penanaman Modal

Dokumen yang terkait

Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

8 96 109

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 33 121

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ASING MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 7 18

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 13

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 2

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 0 17