Representative’s Expenses Powers of Representative Resignation of Representative

Representative will also be entitled to be included in the quorum required under the Constating Documents in order to approve a written consent resolution of the Board of Directors.

8.2 Representative’s Expenses

. Pan Asia shall bear the expenses incurred by its Representative in attending meetings of the Board of Directors and otherwise with respect to the role of such Representative as an executive member of the Board of Directors.

8.3 Powers of Representative

. Subject to the Constating Documents and applicable law, Pan Asia’s Representative shall have the powers and duties to implement and undertake the matters described in Section 9.2.

8.4 Resignation of Representative

. Pan Asia shall cause its Representative to resign immediately upon the termination of this Agreement. 8.5 . The Parties acknowledge that due to Indonesian regulatory requirements it may take up to a few months from the Effective Date to appoint Pan Asia’s Representative to the Board of Directors the “ Interim Period ”. The Parties agree that Pan Asia shall conduct Operations during the Interim Period pursuant to the Power of Attorney, which Power of Attorney shall be caused to be granted by Vista Barbados to a nominee of Pan Asia, and which Power of Attorney shall, for greater certainty, expire immediately upon the appointment of Pan Asia’s Representative to the Board of Directors. Interim Period 52 52 B.2.10 Auditor dan Ahli Independen Dalam internasional Joint Venture, dimana salah satu pihak datang dari negara dan culture serta hukum yang berbeda, maka perifikasi perhitungan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen, memiliki sebuah arti penting untuk membagun kepercayaan dan perlindungan diantara para pihak. http:agreements.realdealdocs.comJoint-Venture-JV-AgreementJOINT-VENTURE- AGREEMENT-2611382 Diakses tanggal 15 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara Kebutuhan Auditor dan atau ahli independen untuk membantu penilaian, pengawasan dan penelitian jalannya perusahaan Joint Venture didasari atas kebutuhan para pihak yang harus diperjanjikan sebelumnya. B.2.11 Pasal Pembukuan dan pembagian keuntungaan Dividends Syarat dasar yang berlaku universal dalam menjalankan sebuah usaha adalah adanya pembukuan yang jelas, pembukuan harus dilakukan berdasarkan atas standar legal dan dikerjakan secara profesional, dengan prinsip-prinsip akuntansi yang benar good accounting practice and international accounting standards. Dalam pembukuan perusahaan joint venture, penting untuk mendefinisikan ketentuan tahun mengenai tahun fiscal atau financial untuk tujuan akuntansi. Auditan keuangan menjadi dasar bagi perusahaan untuk menyatakan bahwa perusahaan berhasil mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan atas usahanya, maka dikeluarkan pembangian deviden bagi para pemegang saham. Pembayaran keuntungan bagi pemegang saham biasanya diatur dalam keputusan rapat pemegang saham. Para pihak dalam perjanjian, memiliki keleluasaan atau akses terhadap pembukuan perusahaan dan berhak untuk mendapatkan laporan berkala atas posisi dan keadaan finansial perusahaan. Berikut salah satu contoh pasal yang mengatur mengenai pembagian pembukuan dan keuntungan: Universitas Sumatera Utara B.2.12 Kepemimpinan Leadership Dalam sebuah perusahaan joint venture internasional, salah satu pihak dapat diminta untuk menjadi “sponsor” dan “pemimpin” untuk melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, biasanya orang yang ditunjuk tersebut adalah orang yang akan di nominasikan menjadi direktur utama. Namun dalam beberapa keadaan, orang yang akan menjadi sponsor atau pemimpin dapat juga dinominasikan menjadi Chief Excecutive perusahaan seperti General Manager, Deputy Leader yang disetujui bersama-sama. B.2.13 Bantuan teknis dan administrasi untuk Perusahaan Joint Venture Technical and administrative Pasal bantuan teknis dan administrative merupakan sebuah legal frame work bagi salah satu pihak untuk melakukan kewajiban kepada perusahaan joint venture. Pada tahap-tahap awal pendirian sebuah perusahaan, dibutuhkan beberapa bantuan teknis manajemen, baik bersifat administratif, teknis, bantuan peralatan dan sebagainya. Pihak yang memberikan bantuan teknis tersebut, dapat memasukan bantuan yang diberikan sebagai kontribusi modal perusahan yang diperhitungkan dalam kepemilikan saham jika diperjanjikan. B.2.14 Hak Milik Kekayaan Intelektual HAKI Universitas Sumatera Utara Pasal yang mengatur mengenai hak kekayaan intelektual seperti know-how, paten, merek dan hak kekayaan intelektual lainnya, adalah bagian yang penting bagi sebuah perusahaan joint venture, terutama yang menyangkut: 1 Hak-hak komersial dari kekayaan intelektual tersebut dapat digunakan secara bebas oleh perusahaan joint venture atau melalui perhitungan tersendiri. 2 Apakah salah satu pihak mengizinkan penggunaan Hak Kekayaan Intelektualnya untuk kepentingan perusahaan joint venture secara bebas, dan merupakan bagian dari kontribusi yang diberikan kepada perusahaan joint venture. Apakah hal tersebut tidak menyebabkan munculnya persaingan antara pihak pemilik dengan perusahaan joint venture, apakah tidak berbenturan dengan ketentuan tidak boleh bersaing yang biasanya diatur dalam pasal tersendiri. 3 Apakah hak kekayaan intelektual yang digunakan dan dikembangkan oleh perusahaan joint venture sepanjang aktivitas bisnisnya dapat juga digunakan oleh para pihak dalam aktivitas bisnis mereka sendiri. Biasanya pasal ini mengatur hak ekslusivitas perusahaan joint venture untuk menggunakan hak kekayaan intelektual secara penuh, para pihak tidak diperbolehkan untuk menggunakannya, kecuali dengan persetujuan khusus dari para pihak. 4 Apakah setelah pemberhentian dan atau keluar dari perusahaan joint venture salah satu pihak boleh mempergunakan hak kekayaan Universitas Sumatera Utara intelektual tersebut. Jika diperbolehkan biasanya diatur dalam pasal tersendiri. Jika perusahaan joint venture menggunakan merek dagang atau nama dagang salah satu pihak, maka biasanya akan dibuat perjanjian merek atau nama dagangtrademark licence agreement tersendiri, landasan yang digunakan dalam perjanjian tersebut adalah Undang- undang Hak Kekayaan Intelektual HAKI. B.2.15 Pengalihan Saham Transfer of Share Saham dalam sebuah perusahaan dapat dialihkan transfer tanpa mengubah kepemilikan hukum dan bisnis dasar perusahaan. Bagaimanapun, penjualan saham dalam sebuah perusahaan patungan adalah umum dan tunduk kepada ketentuan-ketentuan dan pembatasan yang diperlukan. Tidak semua pengalihan saham dapat dilakukan begitu saja oleh salah satu pihak, melainkan harus memenuhi ketentuan- ketentuan dan pembatasan yang disepakati. B.2.16 Masuknya pihak baruInvestor baru Joint venture harus merupakan perjanjian yang fleksible dan secara normal mengizinkan pihak yang baru untuk bergabung dalam usaha bersama. Dalam pasal ini diatur bagaimana proses dan syarat apabila ada investor baru yang ingin bergabung untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan joint venture. Masuknya investor baru salah Universitas Sumatera Utara satunya adalah peralihan kepemilikan saham melalui transaksi penjualan saham kepada pihak lain diluar perusahaan atau melalui penerbitan saham baru untuk perkembangan modal dan perluasan usaha. Masuknya pihak yang baru sebagai investor, secara sederhana harus mendapatkan persetujuan para pihak. B.2.17 Pelanggaran perjanjian, perubahan kontrol, keadaan memaksa force majeure dan ketidak mampuan membayar hutang insolvency. Pasal ini mengatur tentang kemungkinan akan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, beberapa situasi yang akhirnya menyebabkan salah satu pihak keluar dari joint venture, meskipun semua pihak tidak berharap dan tidak mau adanya situasi seperti itu, tetapi perlu untuk mengantisipasi jika permasalahan tersebut terjadi, beberapa penyebabnya antara lain adalah Pelanggaran perjanjian, perubahan kendali, keadaan memaksa, dan ketidak mampuan membayar hutang. B.2.18 Penarikan diri salah satu pihak dari perjanjian withdrawal Dalam pasal ini diatur bagaimana proses penarikan diri salah satu pihak yang berkeinginan untuk menarik diri dari perusahaan joint venture. Penarikan diri merupakan satu keadaan penting yang pengaturannya harus diatur secara jelas dalam sebuah joint venture agreement. Universitas Sumatera Utara B.2.19 Kematian salah satu pihak Pasal ini hanya berlaku jika salah satu pihak sebagai individu meninggal dunia. Saham yang dimiliki tersebut dapat diwariskan kepada ahli warisnya, namun pewarisan itu harus disetujui oleh para pihak sebelumnya, jika tidak perbolehkan, maka perlu diatur mengenai pengembalian harga saham yang dimiliki pihak yang meninggal kepada ahli warisnya. B.2.20 Berakhirnya Joint Venture Termination Masuk akal untuk mempertimbangkan kemungkinan-

Dokumen yang terkait

Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

8 96 109

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 33 121

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ASING MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 7 18

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 13

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 2

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 0 17