tersebut. Nutrien yang diukur pada lokasi pengambilan sampel adalah nitrat dan fosfat. Kandungan nitrat pada lokasi pengambilan sampel adalah 0,00321 mgl
dan fosfat sebesar 0,0099 mgl. Kandungan nutrien tersebut berfungsi untuk mendukung pertumbuhan karang lunak. COD Chemical Oxygen Demand
merupakan suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai atau mendekomposisi bahan
organik dalam kondisi aerobik. Hasil pengukuran COD pada penelitian ini mengindikasikan bahwa perairan tersebut kemungkinan mengalami kontaminasi
bahan organik, atau menunjukkan bahwa perairan tersebut merupakan perairan yang cukup subur namun masih tergolong normal
Hariyadi, 2004.
4.2. Identifikasi Karang Lunak
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa karang lunak yang digunakan sebagai biota inang dari bakteri yang diisolasi berasal dari spesies Sinularia dura
Sd dan Lobophytum strictum Ls. Kedua karang lunak tersebut dapat diklasifikasikan Fabricius dan Alderslade, 2001; Manuputty, 2002 sebagai
berikut: Kingdom
:Animalia Phylum
:Coelenterata Kelas
:Anthozoa Sub-Kelas
:Octocorallia Alcyonaria Ordo
:Alcyonacea Famili
:Alcyoniidae Genus
:Sinularia Species
: Sinularia dura Genus
: Lobophytum Species
: Lobophytum strictum
Morfologi karang lunak Sinularia dura dan Lobophytum strictum dapat dilihat pada Gambar 8.
a Sinularia dura
b Sinularia dura di bawah air
di atas air
c Lobophytum strictum d Lobophytum strictum
di bawah air di atas air
Gambar 8. Morfologi Sinularia dura dan Lobophytum strictum Sinularia dura dan Lobophytum strictum termasuk kedalam famili
Alcyoniidae. Berdasarkan Gambar 8 kedua spesies karang lunak uji tampak memiliki bentuk morfologi yang hampir sama, yaitu mempunyai bentuk koloni
merambat, kapitulum lebar, dan permukaan digitata. Namun terdapat perbedaan yang kontras antara kedua spesies ini, yaitu warna koloni. Warna koloni
digunakan sebagai alat untuk membedakan kedua jenis karang lunak tersebut ketika pengambilan sampel di alam. Warna koloni kuning atau kuning kehijauan
merupakan perbedaan yang kontras dari karang lunak genus Lobophytum dengan jenis Alcyonacea lainnya. Namun terdapat beberapa genus Lobophytum yang
memiliki koloni bewarna krem seperti warna koloni dari genus Sinularia. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis spikula untuk memastikan spesies tersebut.
Berdasarkan hasil analisis spikula, Sd memiliki spikula berbentuk club yaitu kumparan kecil dengan salah satu ujung yang melebar. Sementara spikula pada Ls
memiliki bentuk seperti kapstan yaitu kumparan kecil berujung tumpul dengan tonjolan duri yang menggerombol teratur.
Kedua jenis karang lunak tersebut dipilih sebagai organisme uji dikarenakan keberadaan spesies tersebut yang sangat melimpah di alam. Di Indonesia,
terutama di kepulauan Seribu jenis-jenis karang lunak didominasi berturut-turut oleh genus Sinularia, Sarcophyton, Lobophytum, Lobularia, dan Nephtea
Manuputty, 1986. Selain kelimpahannya yang sangat tinggi, karang lunak tersebut juga telah terbukti pada beberapa penelitian oleh adanya indikasi
kandungan senyawa bioaktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk biofilm dan penempelan teritip Radjasa et al., 1999. Sehingga
kemungkinan besar mengindikasikan bakteri yang hidup berasosiasi dengan karang lunak tersebut juga dapat menghasilkan senyawa bioaktif seperti
inangnya.
4.3. Isolasi Bakteri Asosiatif Karang Lunak Sd dan Ls