4.4. Isolasi bakteri pembentuk biofilm
Biofilm yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini berasal dari kelompok bakteri. Biofilm bakteri diperoleh dengan cara menjebak secara
langsung pada ekosistem karang lunak tempat karang lunak uji dikoleksi. Substrat jebakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa empat buah panel
kayu berukuran 3 x 6 cm
2
. Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, ditemukan adanya beberapa bakteri yang mampu membentuk biofilm pada
permukaan panel kayu di perairan pulau Pramuka kepulauan Seribu yang dipilih sebagai tempat penelitian. Sebaran koloni bakteri pembentuk biofilm yang
berhasil diisolasi dari balok kayu pada media agar SWC disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Penyebaran koloni bakteri pembentuk biofilm pada media SWC
Secara alami, hampir semua jenis biofilm bakteri terdiri dari campuran berbagai jenis bakteri. Semakin beragam bakteri yang tumbuh pada suatu
permukaan maka biofilm yang terbentuk akan semakin cepat dan kompetitif. Jumlah bakteri pembentuk biofilm yang berhasil terisolasi adalah sebanyak 6,3 x
10
7
cfuml . Bakteri tersebut menempel dan tumbuh pada substrat jebakan
dikarenakan substrat tersebut dibenamkan dalam perairan sehingga permukaan substrat menjadi lembab. Kombinasi permukaan yang lembab, air serta nutrien
yang cukup memicu bakteri pembentuk biofilm untuk tumbuh. Foto bawah air biofilm pada panel kayu disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Foto bawah air biofilm panel kayu a hari pertama perendaman dan b
seminggu setelah perendaman Berdasarkan Gambar 11 terlihat bahwa telah terjadi perubahan tekstur pada
permukaan panel kayu seiring dengan bertambahnya waktu pembenaman substrat. Hal tersebut dikarenakan ketika substrat dibenamkan dalam air laut, molekul-
molekul organik dan nutrien yang berada di dalam air laut tersebut langsung teradsorpsi oleh permukaan substrat sehingga memodifikasi permukaan substrat
Loeb dan Neihof, 1975. Adanya akumulasi molekul-molekul organik dan nutrien pada permukaan substrat memicu tersedianya sumber makanan dan
menarik mikroorganisme seperti bakteri untuk menempel. Hal tersebut terbukti setelah satu minggu pembenaman, permukaan substrat kayu menjadi lebih licin
seperti dilapisi oleh gel lendir yang diduga banyak mengandung bakteri pembentuk biofilm Gambar 11b. Alasan dilakukan penjebakan selama satu
minggu dikarenakan pembentukan biofilm pada suatu substrat di perairan membutuhkan waktu-waktu tertentu dalam setiap tahapannya. bakteri yang
b a
Bentuk koloni Elevasi koloni
Tepi koloni Warna koloni Bentuk sel
Gram A
Bulat Cembung
Licin Merah
Basil pendek +
B Bulat
Cembung Licin
Kuning Basil pendek
+ C
Bulat Cembung
Licin Putih
Basil pendek -
Isolat bakteri Morfologi bakteri
merupakan pembentuk dari biofilm tersebut memiliki waktu reproduksi yang sangat cepat. Sel induk bakteri melakukan reproduksi melalui pembelahan biner
dalam waktu 20-30 menit menjadi 2 sel anakan, lalu 20-30 menit berikutnya setiap sel anak tersebut berbagi diri lagi menjadi 4 sel anakan. Sel-sel tersebut
terus berbagi diri dalam jumlah eksponensial menjadi bermilyar-milyar sel anakan yang bertumpukan di atas dan di sampingnya membentuk satu koloni. Koloni
bakteri tersebut kemudian memproduksi sebuah lapisan eksopolisakarida EPS untuk memperkuat pelekatannya. Selanjutnya terbentuklah biofilm yang
pelekatannya sangat kuat. Berdasarkan Donlan 2002, usia 1 minggu merupakan waktu dimana biofilm mengalami proses maturasi 2 yaitu pematangan biofilm
tahap akhir. Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menentukan banyaknya jumlah bakteri pembentuk biofilm menempel dan membentuk lapisan biofilm pada substrat. Kondisi nutrien yang cukup rendah
pada lokasi penjebakan menyebabkan bakteri cenderung untuk melekat ke permukaan padat dalam hal ini adalah kayu. Dengan kondisi demikian,
kesempatan bakteri untuk mendapatkan nutrisi menjadi lebih tinggi Dewanti dan Haryadi, 1997. Berdasarkan hasil purifikasi, diperoleh tiga isolat bakteri
pembentuk biofilm dengan morfologi koloni berbeda Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik morfologi koloni bakteri pembentuk biofilm
Hasil pewarnaan Gram menunjukkan bahwa dua isolat bakteri pembentuk biofilm bakteri A dan B diantaranya adalah berasal dari bakteri Gram +, dan
satu isolat bakteri C berasal dari bakteri Gram -. Ketiga bakteri pembentuk biofilm tersebut akan dijadikan sebagai bakteri uji untuk mengetahui kemampuan
bakteri asosiatif karang lunak dalam menghambat pertumbuhan biofilm yang merupakan rantai utama terbentuknya biofouling di laut.
4.5. Uji Hambat Uji Antagonisme Bakteri Asosiasi Karang Lunak terhadap Pertumbuhan Bakteri Pembentuk