1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia WHO dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di
bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosisTBC. Sebagaimana diketahui, masyarakat modern menempatkan transportasi sebagai kebutuhan turunan, akibat
aktivitas ekonomi, sosial dan sebagainya. Bahkan dalam kerangka ekonomi makro, transportasi menjadi tulang punggung perekonomian, baik di tingkat
nasional, regional dan lokal. Oleh karena itu, kecelakaan dalam dunia transportasi memiliki dampak signifikan dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan
potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun - Rp 217 triliun per tahun 2,9 - 3,1 dari Pendapatan Domestik BrutoPDB Indonesia.
1
Secara umum kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kelalaian manusia, kondisi jalan, kelayakan kendaraan dan belum optimalnya penegakan hukum lalu lintas.
1
Artikel diakses pada tanggal 21 Maret 2013 http:www.badanintelijennegara.go.id
Tabel 1.1 Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Tahun 2010-2011
Faktor Penyebab 2010 2011 Fluktuasi
Lengah 35,82
37,1 22,37
Tidak Tertib 35,96
36,4 19,56
Tidak Terampil 22,39
15,81 16,56
Mengebut 1,78
3,61 138,93
Lelah 1,91
2,16 33,88
Mengantuk 1,83
1,94 25
Memegang HP 0,14
1,67 1288,88
Mabuk 0,17
1,31 790,9
100 100
10,12
Sumber: Wawan Muzakkir 2012
Berdasarkan Outlook 2013 Transportasi Indonesia, terdapat empat faktor penyebab kecelakaan, yakni kondisi sarana dan prasarana transportasi, faktor
manusia dan alam. Namun demikian, di antara keempat faktor tersebut, kelalaian manusia menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas.
2
Perkembangan jumlah kendaraan yang terus meningkat mengakibatkan peluang terjadinya risiko juga akan semakin meningkat. Suatu antisipasi dapat
2
Artikel diakses pada tanggal 21 Maret 2013 http:www.badanintelijennegara.go.id
diperlukan untuk mengurangi risiko yang terjadi serta tidak semua orang mampu mengatasi risiko yang terjadi, maka usaha mengalihkan risiko itu baru dirasakan
sasarannya setelah tujuan mengalihkan risiko itu dilakukan melalui suatu perjanjian yang khusus diadakan untuk itu, yaitu perjanjian pertanggungan atau
dalam praktek perusahaan pertanggungan lebih banyak dikenal dan dipakai dengan kata asuransi.
3
Di Negara-negara yang telah maju tingkat perekonomiannya, asuransi sudah menyatu dengan kehidupan masyarakatnya. Hampir semua gerak dan
langkah masyarakat di dalam kehidupan sehari – hari diiringi dengan asuransi.
Menurut Sony Wahyu Brata Product Manager PT. Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN mengatakan bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih
rendah dibanding dunia. Tingkat penetrasi asuransi di Indonesia sebesar 1,3 persen hingga 1,4 persen, artinya masyarakat Indonesia yang memakai jasa
asuransi dari jumlah masyarakat Indonesia baru sebesar 1,3 persen hingga 1,4 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia
yang sudah menunjukkan tingkat penetrasi asuransi lebih 3 persen. Begitu pula dengan Singapura yang tingkat penetrasi asuransinya sudah mencapai 5 persen;
Taiwan sebesar 15 persen; dan Hongkong 10 persen.
4
Hal ini sudah menjadi bukti, bahwa asuransi merupakan hal penting dalam setiap langkah di dalam
hidup manusia. Maka dari itu, Perkembangan ekonomi masyarakat menjadi
3
Suparman Sastrawidjaja, Hukum Asuransi, Bandung: PT. Alumni, 2004, h.16.
4
Artikel diakses pada tanggal 21 Maret 2013 http:www.tribunnews.combisnis
penentu dan penggerak bagi perkembangan usaha perasuransian. Makin tinggi pendapatan per kapita masyarakat, maka makin dibutuhkan pula perlindungan
keselamatan harta, keluarga dan dirinya. Dengan demikian, semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka kemampuan pembayaran premi asuransi juga
meningkat. Hal ini yang menyebabkan usaha asuransi berkembang.
5
Salah satu lini bisnis usaha asuransi umum yang berkembang pesat adalah lini usaha asuransi kendaraan. Perkembangan industri asuransi kendaraan
bermotor di Indonesia khususnya untuk premi dan klaim dapat dilihat pada tabel 1.2 seperti berikut ini:
Tabel 1.2 Premi dan Klaim Bruto Asuransi Kendaraan Bermotor Di Indonesia
Kuartal 1 Tahun 2011-2012 S
Sumber: Asosiasi Asuransi Umum Indonesia aaui.or.id
Dalam tabel 1.2 yang bersumber dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia AAUI terlihat bahwa lini usaha kendaraan bermotor Motor Vehicle di
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2012 yaitu dari Rp
5
Muhammad Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia, Cet.IV, Bandar Lampung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006, h.5.
Lini Usaha
Premi bruto Dalam Milyar Rupiah
Klaim Bruto Dalam Milyar Rupiah
April 2011
Mei 2012
Selisih April
2011 Mei
2012 Selisih
MV 2319,92
3137,50 817,58 35,20
1125,90 1355,36
229,46 20,40
2.319.920.000.000 menjadi Rp 3.137.500.000.000. Hal ini menandakan bahwa perkembangan asuransi kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat.
Begitupula, klaim bruto y ang tercatat oleh
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia AAUI juga mengalami peningkatan sebesar
20,40 persen dari tahun 2011 hingga 2012 pada lini usaha kendaraan bermotor Motor Vehicle.
Asuransi syariah pada hakikatnya merupakan pengembangan dari industri keuangan yang berbasis syariah. Asuransi syariah sebagai perusahaan adalah
sebuah usaha atau bisnis yang menerapkan prinsip-prinsip syari ’I sehingga jelas
kehalalannya. Salah satu k eunggulan prinsip syari’I adalah terwujudnya keadilan
antarpihak yang bertransaksi sekaligus terdapatnya fleksibilitas atau kemudahan- kemudahan dalam bertransaksi. Dua hal yang ditawarkan dalam perusahaan
asuransi syariah adalah sistem bagi hasil terhadap hasil pengelolaan dana dan sistem bagi risiko sharing of risk diantara sesama tertanggung.
6
Asuransi syariah tidak hanya bersaing antar perusahaan asuransi syariah saja, namun juga
bersaing dengan perusahaan asuransi konvensional. Oleh karena itu, setiap perusahaan asuransi syariah harus mencari strategi untuk menjaring nasabah
sebanyak mungkin dan menjadikan dirinya market leader. PT. Asuransi Adira Dinamika merupakan salah satu pemain asuransi yang
fokus menggarap pasar asuransi kendaraan. Pada periode Januari – Oktober
2012, Adira Insurance telah memperoleh premi lebih dari 103 miliar untuk
6
Agus Edi Sumanto, Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, Bandung: Salamadani, 2009, h.10.
produk asuransi syariahnya. Perolehan tersebut telah melebihi target untuk tahun 2012. Perolehan premi pada periode tersebut meningkat 108 dari perolehan
premi pada periode yang sama pada tahun 2011 yang mencapai sekitar 36 miliar.
7
Kepala Divisi Syariah, Bimo Kustoro mengatakan bahwa tahun 2013 ini PT. Asuransi Adira Dinamika Adira Insurance menargetkan menghimpun
premi dari bisnis asuransi syariah sebesar Rp 178 miliar. Pada dasarnya hal ini dapat menjadi alternatif cara berasuransi yang menarik bagi para pelanggan
dengan prinsip bagi hasil yang dimilikinya. Akan Tetapi, hal yang harus diwaspadai apabila melonjaknya bisnis kendaraan berpotensi menaikkan klaim
kendaraan. Rata-rata untuk klaim asuransi produk kendaraan roda empat sepanjang
Januari-April 2012 meningkat 47 menjadi 126 unit dari rata-rata periode yang sama tahun lalu 86 unit. Kenaikan klaim dipengaruhi penambahan jumlah
kendaraan yang hilang sebesar 45,95 menjadi 505 unit dari 346 unit. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum yang berasal dari 20 perusahaan
asuransi umum di Indonesia, klaim untuk kendaraan roda empat naik 34,7 menjadi Rp 64 miliar hingga April 2012 dari Rp 47,5 miliar pada periode yang
sama 2011.
8
Klaim kehilangan dan bencana paling banyak terjadi di daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara. Meningkatnya klaim disebabkan oleh
melesatnya pertumbuhan bisnis kendaraan yang memang menjadi salah satu
7
Artikel diakses pada tanggal 09 Januari 2013 http:www.beritanusa.com
8
Artikel diakses pada tanggal 09 Januari 2013http:www.indonesiafinancetoday.com
fokus bisnis. Indonesia yang dinilai rawan bencana hendaknya juga menjadi catatan tersendiri sehingga bisa lebih cermat dalam memperhitungkan risiko.
Klaim merupakan salah satu alasan yang paling menentukan ketika seseorang memilih perusahaan asuransi, oleh karena itulah salah satu lembaga
pemeringkat perusahaan asuransi terkemuka di Negara-negara maju Amerika serikat, Inggris, Jepang, dan Singapura StandardPoor SP menjadikan
pembayaran klaim asuransi sebagai salah satu indikator penilaiannya dalam menetukan rangking suatu perusahaan asuransi.
9
Berdasarkan hasil keputusan menteri nomor 424KMK.062003 mengatakan bahwa klaim dikategorikan
sebagai risiko dari suatu perusahaan asuransi. Jumlah klaim secara keseluruhan bergantung pada besarnya klaim dan frekuensi klaim pada periode tertentu
dimana kedua permasalahaan tersebut dapat ditinjau.
10
Lambatnya pembayaran klaim atau mekanisme klaim yang cukup berbelit- belit sering kali menjadi pemicu masalah antara pemegang polis dan perusahaan
asuransi. Padahal teknik asuransi itu sendiri adalah menghimpun risiko. Fungsi ini mengandung kewajiban penting untuk perusahan dalam membayar kerugian-
kerugian klaim yang diderita oleh peserta dari dana yang terhimpun tersebut. Selain itu, yang lebih penting lagi bahwa klaim adalah hak peserta dan dananya
9
Sigit Riyarto, “Penetapan Premium Rate Benefit dalam Sistem Jaminan Kesehatan”, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Vol. 13,
No. 03, November 2010.
10
Jaffarus Sodiq, Setiawan dan Sutikno , “Pengukuran Risiko pada Klaim Asuransi “X”
dengan Menggunakan Metode
GeneralizedExtreme Value
dan Generalized
Pareto Distribution
”, Jurnal Sains Institut Teknologi Sepuluh Nopember
,
Vol. 1, No. 1, September 2012 ISSN: 2301-928X.
dari tabarru’ semua peserta. Karena itu, wajib bagi pengelola untuk melakukan
proses klaim secara cepat, tepat, dan efisien. Itu merupakan bagian dari amanat yang harus dijanjikan oleh pengelola sebagaimana yang diperjanjikan.
Klaim yang sah tidak boleh kurang dibayarkan underpaid oleh perusahaan asuransi. Kekurangan atas pembayaran klaim yang sah akan
menimbulkan reputasi yang buruk di mata publik. Sebaliknya adalah sama berbahaya bagi perusahaan asuransi jika membayar klaim secara berlebihan
overpaid. Apabila terus-menerus membayar klaim secara berlebihan, maka pada akhirnya ia akan mengalami kesulitan keuangan.
11
Oleh karena itu tujuan utama dari pengelolaan klaim claims management adalah untuk memastikan bahwa semua pembayaran manfaat yang dibuat oleh
perusahaan asuransi adalah untuk klaim yang valid atau layak untuk dibayarkan. Karena itu suatu klaim harus secara pasti memenuhi persyaratan dan definisi
yang ditetapkan di dalam polis.
12
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian lebih mendalam untuk menulis skripsi dengan judul
tentang
“Mekanisme Pengelolaan Dan Penyelesaian Klaim Pada Produk Autocillin Ikhlas
” Studi Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Unit Syariah.
11
A. Hasyim Ali, Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, h. 265.
12
Ketut Sendra dkk, Klaim Asuransi Gampang Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Jakarta: PT. BMAIPPM 2009, h.35.
B. Identifikasi Masalah