Status kawasan Aspek pengelola

• Berperahu Berperahu mengarungi danau merupakan kegiatan utama bagi pengunjung. Ada beberapa pilihan yang dapat diambil oleh pengunjung untuk mengarungi danau yaitu perahu motor, sepeda air dan rakit. Gambar 18. Kegiatan Berperahu di kawasan DMHB • Bermain Kegiatan bermain adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung usia anak-anak dan remaja. Hal ini didukung dengan adanya arena bermain yang tersebar di kawasan wisata DMHB ini. Gambar 19. Kegiatan Bermain di kawasan DMHB

4.7 Status kawasan

Berdasarkan SK Bupati No.461 Tahun 2002 menetapkan kawasan DMHB sebagai Kawasan Otorita Khusus Wisata. Hal ini berarti kawasan DMHB menjadi kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan kepariwisataan dan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong terus melakukan pembangunan fasilitas pendukung dan infrastruktur lainnya untuk pengembangan objek wisata tersebut. Dengan dikeluarkannya SK tersebut maka kawasan DMHB menjadi kawasan wisata yang pengelolaannya diatur oleh Pemerintah Daerah Pemda kabupaten Rejang Lebong dan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Rejang Lebong. Dalam pengelolaannya kawasan DMHB ini dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar Kabupaten Rejang Lebong.

4.5 Aspek pengelola

Kawasan DMHB merupakan Kawasan Otorita Khusus Wisata yang merupakan milik Pemkab Rejang Lebong. Pengelolaan kawasan ini ditangani oleh Disbudpar Kabupaten Rejang Lebong, namun sejak tahun 2008 dilakukan kerja sama dengan pihak swasta dalam mengelola kawasan DMHB. Bentuk kerjasama ini ialah berupa kontrak kerja. Dalam kontrak tersebut pihak swasta diberikan kuasa untuk mengelola kawasan DMHB dan harus membayar uang sewa yang telah ditetapkan dalam kontrak ke Disbudpar Kabupaten Rejang Lebong. Pada tahun 2010 jumlah uang sewa yang harus diberikan ialah sebesar Rp. 31.500.000,- setahun dan uang tersebut menjadi PAD Kabupaten Rejang Lebong. Pihak swasta yang mengelola kawasan DMHB ialah Bapak Budi Prayitno. Beliau menggunakan 12 karyawan tetap untuk mengelola kawasan DMHB ini. Namun pada hari libur jumlah karyawan dapat bertambah terutama karena beberapa atraksi yang hanya ditawarkan pada hari libur seperti banana boat dan flying fox. Pengelolaan yang dilakukan belum terorganisir dengan baik dan bersifat insidentil sehingga kondisi kawasan tidak terawat dengan baik. Adapun pembagian kerja karyawan dalam mengelola kawasan DMHB adalah sebagai berikut: • Penjaga loket Loket penjualan tiket yang terletak di pintu gerbang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai tempat penjualan tiket masuk sekaligus menjadi pos penjagaan pintu masuk. Hal ini menambah rasa aman kepada pengunjung yang datang ke kawasan DMHB. Selain itu petugas yang menjual tiket juga melakukan penghitungan jumlah pengunjung harian yang datang mengunjungi kawasan DMHB. • Penjaga lapangan parkir Kawasan DMHB memiliki lapangan parkir yang cukup luas. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai kawasan wisata ini. Penjagaan dilakukan dengan sistem tiket sehingga keamanan kendaraan lebih terjamin dan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian kendaraan. Adapun tugas dari penjaga lapangan parkir adalah mengatur keluar masuknya kendaraan, mengatur posisi parkir kendaraan untuk memudahkan jalur keluar masuk kendaraan, membantu pengunjung dalam memarkirkan kendaraannya, menjaga keamanan kendaraan yang diparkirkan. Tarif yang dikenakan lebih tinggi daripada tarif parkir rata- rata di sekitar kawasan yaitu Rp. 2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp. 3.000 untuk kendaraan roda empat. • Petugas kebersihan Petugas kebersihan bertugas untuk menjaga kebersihan kawasan. Hal tersebut dilakukan dengan mengadakan penyapuan kawasan pada pagi dan sore hari dan pengosongan kotak sampah setiap sore hari. • Pengemudi perahu motor Petugas ini bertugas untuk mengoperasikan perahu motor dan membawa pengunjung mengelilingi danau sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. • Petugas penjaga sepeda air Petugas penjaga sepeda air bertugas untuk menyewakan sepeda air. Apabila penyewa menginginkan maka petugas dapat menjadi pengemudi sepeda air yang mereka sewa. Selain itu petugas ini juga mengawasi penggunaan sepeda air agar penyewa tetap berada pada daerah perairan yang aman untuk bersepeda air. Petugas ini juga berkewajiban untuk memperhatikan kondisi sepeda air dan merawatnya agar tigak membahayakan pengunjung. • Operator Banana Boat Operator Banana Boat ini bertugas untuk mengemudikan Speed Boat yang menarik Banana Boat dan memastikan penyewa menggunakan peralatan keamanan seperti tali pengaman dan pelampung. • Operator Flying Fox Tugas yang dilakukan oleh operator Flying Fox ini berupa memasang peralatan keselamatan seperti helm, pelindung siku dan lutut, dan tali pengaman. Ada juga petugas yang bertugas untuk mengoperasikan Flying Fox, dan ada petugas yang meredam laju pengunjung yang meluncur ketika ia sampai agar tidak menabrak pohon. Tabel 7. Jumlah karyawan berdasarkan pembagian kerja. No Jenis pekerjaan Jumlah karyawan 1. Penjaga loket 1 2. Penjaga lapangan parkir 3 3. Petugas kebersihan 3 4. Pengemudi perahu motor 3 5. Petugas penjaga sepeda air 2 6. Operator Banana Boat 2 7. Operator Flying Fox 3 Jumah 17 Ket: hanya bertugas saat hari libur.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis 5.1.1 Aspek fisik

5.1.1.1 Lokasi dan aksesibilitas tapak

Terdapat dua akses utama yang dapat digunakan sebagai akses menuju kawasan DMHB. Hal tersebut sering menimbulkan kesulitan terutama dalam mengatur lalu lintas pengunjung. Hal ini dapat diatasi dengan membuat jalur akses yang lebih lebar atau dengan mengubah arah lalu lintas keluar masuk kawasan menjadi satu arah dengan menjadikan satu pintu masuk dan satu keluar. Hal ini akan memudahkan pengaturan lalu-lintas menuju kawasan. Keberadaan signage penanda di sekitar pintu masuk perlu ditambah. Hal ini dilakukan untuk menambah daya tarik kawasan dan serta memberi identitas bagi kawasan. Selain itu keberadaan signage juga memberi peringatan kepada pengguna jalan agar lebih berhati-hati karena mendekati pintu masuk kawasan DMHB. Keberadaan pintu masuk kawasan yang berada tepat di area cekungan dan jalan disekitar kawasan ialah jalan menikung cukup membahayakan pengunjung yang ingin masuk menuju kawasan DMHB. Selain itu gerbang yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pembelian karcis posisinya terlalu dekat dengan jalan raya sehingga antrian yang terbentuk dapat menimbulkan kemacetan. Untuk itu perlu diadakan pengubahan letak pintu masuk kawasan.

5.1.1.2 Tanah

Tanah andosol yang memiliki tekstur gembur sangat mudah diolah dan dimanfaatkan untuk bercocok tanam BAPEDDA 2007. Namun teksturnya ini juga menyebabkan tanah andosol rentan terhadap erosi. Untuk itu perlu diadakan perlindungan terhadap erosi terutama pada area dengan kemiringan 15 terutama pada bagian tepi danau. Hal ini dilakukan untuk mencegah erosi yang dapat mengurangi kesuburan tanah sekaligus mencegah sedimentasi yang dapat mengakibatkan pendangkalan danau.