9. Fasilitas-fasilitasnya harus membuat lahan menjadi seefektif mungkin
untuk menyediakan tempat sebaik-baiknya demi kenyamanan, keamanan dan kebahagiaan pengunjung.
2.3 Danau dan
Fungsinya
Situ, danau, atau lembah topografi merupakan bentukan alam atau buatan manusia yang berfungsi sebagai tempat penampung atau peresap air, baik air dari
mata air maupun langsung dari curah hujan Johan, 1996. Menurut Simonds 1983 lanskap perairan seperti sungai, danau, pantai, dan lain-lain memiliki
banyak potensi untuk dimanfaatkan antara lain: 1.
Sebagai penyedia air, irigasi, dan drainase. 2.
Sebagai sarana transportasi. 3.
Sebagai Pembentuk iklim mikro. 4.
Sebagai habitat bagi tumbuhan dan hewan. 5.
Sebagai sarana rekreasi. 6.
Memiliki nilai sebagai pemandangan yang indah. Ismaun 2008 menyatakan bahwa badan air seperti danau, waduk, situ,
kolam dan badan air lainnya yang tak berarus memiliki nilai ekologis yang tinggi karena dipenuhi oleh fitoplankton, algae dan tanaman air lainnya. Organisme
tersebut memegang peranan penting dalam proses perombakan bahan organik, perombakan bahan pencemar menjadi senyawa esensial seperti nitrogen N dan
phospor P, dan sebagai perombak karbondioksida CO
2
menjadi oksigen O
2
melalui proses fotosintesis.
2.4 Daya Dukung
Daya dukung merupakan konsep dasar yang dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan suatu sumberdaya alam dan lingkungan yang lestari Nurisjah, 2003.
Sedangkan menurut Mathieson dan Wall yang dikutip oleh Inskeep 1991 daya dukung adalah jumlah orang maksimal yang dapat menggunakan tapak tanpa
menyebabkan perubahan yang tidak bisa diterima pada lingkungan fisik, dan tanpa menyebabkan penurunan kulitas pengalaman yang diterima oleh
pengunjung.
Menurut Gold 1980 daya dukung rekreasi merupakan kemampuan suatu area rekreasi secara alami, fisik, dan sosial untuk dapat mendukung aktifitas
rekreasi dan dapat memberi kualitas pengalaman rekreasi yang diinginkan. Penentuan daya dukung ini sangat diperlukan untuk mencegah dampak
buruk bagi lingkungan sebagai akibat dari kegiatan wisata. Convention of Biological Diversity 2010 mengemukakan dampak negatif yang disebabkan oleh
pariwisata antara lain: 1.
Infrastruktur: kegiatan pariwisata membutuhkan banyak infrastruktur seperti tempat menginap, jalur akses yang baik, sumber air bersih, dan
lain-lain. Infrastruktur ini berdampak signifikan terhadap pengalihan fungsi lahan dari habitat alami menjadi lahan terbangun.
2. Penggunaan sumberdaya yang berlebihan: kegiatan pariwisata
membutuhkan energi dan sumberdaya. Apabila tidak terkontrol maka penggunaan sumberdaya, dan energi berlebihan akan berdampak buruk
bagi lingkungan. 3.
Polusi air: pembangunan infrastruktur biasanya menimbulkan peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan hal ini menimbulkan dampak negatif
terhadap kehidupan biota air. 4.
Perilaku dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan wisata: seringkali perilaku dari wisatawan dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
wisata dapat berdampak negatif seperti vandalisme, pengrusakan, dan lain-lain.
5. Sampah: kegiatan wisata selalu menghasilkan sampah bahkan menurut
data UNEP dan CI pada tahun 2003 jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata dunia mencapai 35 juta ton pertahun, jumlahnya sama
dengan jumlah sampah yang dihasilkan negara Perancis. 6.
Perubahan iklim climate change: karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata terutama dari sektor transportasi, akomodasi, dan
kegiatan lainnya telah mencapai sekitar 4-6 persen dari total emisi global UNWTO, 2007.
Untuk mencegah hal tersebut dibutuhkan sebuah perencanaan kawasan wisata yang sesuai dengan karakter lanskap dan daya dukung yang dimilikinya.
Dengan menentukan daya dukung kawasan maka akan mencegah terjadinya kelebihan beban pada kawasan sehingga mencegah terjadinya kerusakan. Bentuk
lain dari pengendalian kegiatan wisata adalah dengan membuat peraturan- peraturan yang bertujuan untuk melindungi kawasan dalam menunjang kegiatan
wisata.
III. METODOLOGI 3.1