Penentuan Jumlah Dosis dan Jenis Kemasan Bahan Penyerap Karakterisasi Buah Salak Pondoh

10

III. METODOLOGI

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Laboratoria Pengemasan, Dasar Ilmu dan Teknologi, Teknologi Kimia, dan Pengawasan Mutu Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian FATETA Institut Pertanian Bogor.

B. BAHAN DAN ALAT

Bahan baku utama yang digunakan adalah salak pondoh lumut yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara-Jawa Tengah, dengan tingkat kematangan 80, 90, dan hasil panen tanpa grading campuran. Buah salak didistribusikan menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan cold storage untuk menjaga kesegaran buah selama transportasi. Bahan lain yang digunakan yaitu zeolit, kemasan kertas berlapis multi polietilen, kemasan plastik polietilen dan polipropilen, dan bahan-bahan kimia sebagai bahan penunjang analisa kimia. Peralatan yang digunakan antara lain adalah ruang penyimpanan chamber, sealer, timbangan, gunting, mesin penggiling, dan refraktometer serta alat- alat gelas yang digunakan untuk analisa kimia.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, penelitian tahap awal dilakukan untuk menentukan kemasan bahan penyerap dan dosis zeolit. Sedangkan penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengaplikasikan penggunaan zeolit sebagai bahan penyerap etilen pada penyimpanan buah salak pondoh dengan beberapa jenis perlakuan pengemasan.

1. Penentuan Jumlah Dosis dan Jenis Kemasan Bahan Penyerap

Pemilihan dosis bahan penyerap dilakukan untuk mendapatkan dosis zeolit terbaik dan paling optimal dalam penyimpanan buah salak pondoh dengan menggunakan kemasan aktif. Sedangkan pemilihan kemasan bahan penyerap dilakukan untuk memilih kemasan bahan penyerap terbaik yang sesuai dengan karakteristik zeolit sebagai bahan penyerap yang digunakan dalam penelitian ini. Kombinasi dosis zeolit yang digunakan adalah 0, 5, 10, dan 15 dengan penyimpanan pada suhu ruang dan suhu dingin 17 º C. Sedangkan kemasan bahan penyerap yang digunakan yaitu kertas saring, kain kasa, dan kertas berlapis polietilen yang dibuat dalam bentuk sachet 7x9 cm. Pengamatan dilakukan selama 15 hari berdasarkan penilaian secara visual terhadap penampakan kemasan, penampakan buah salak secara keseluruhan, dan persentase kerusakan yang terjadi.

2. Karakterisasi Buah Salak Pondoh

Buah salak pondoh yang digunakan merupakan buah salak dengan tiga tingkat kematangan yang berbeda yaitu kematangan 80, kematangan 90 dan kematangan campuran. Buah salak kematangan 80 merupakan buah salak yang dipanen pada umur 5.5-6 bulan dari masa penyerbukan bunga. Buah salak kematangan 90 merupakan buah salak yang dipanen pada umur 6-7 bulan dari masa penyerbukan. Adapun buah salak kematangan campuran merupakan buah salak yang dipanen tanpa grading atau tanpa melihat umur panen buah. Buah salak kematangan 80 daging buah cenderung lebih berwarna putih kekuningan dibandingkan dengan buah salak kematangan 90 yang berwarna kuning. Rasa buah salak kematangan 80 manis dan getas, sedangkan buah salak kematangan 90 memiliki rasa yang manis dan masir. Buah salak kematangan campuran warna dan rasa buah cenderung lebih beragam. 11 Buah salak pondoh dikarakterisasi dengan cara pengujian berdasarkan masing-masing kematangan. Pengujian yang dilakukan antara lain kadar air, kadar serat, total padatan terlarut, Vitamin C, kadar protein, total asam, dan organoleptik. Prosedur-prosedur pengujian disajikan pada Lampiran 1.

3. Penyimpanan Buah Salak Pondoh dengan Kemasan Aktif Penyerap Etilen