40
memperoleh kesimpulan yang kuat Sumadi Suryabrata, 1994: 16. Berdasarkan teori-teori yang diungkapkan, maka penelitian harus dengan langkah-langkah
yang sesuai dan untuk menghasilkan penulisan sejarah yang valid maka harus mengumpulkan bahan-bahan yang sesuai dengan tema yang akan ditulis,
kemudian mengadakan kritik terhadap data yang diperoleh, selanjutnya menafsirkan makna yang saling berhubungan dengan data-data yang diperoleh
untuk selanjutnya menyusun suatu cerita sejarah. Sumber primer, peneliti dapatkan di Kedutaan Malaysia, Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia. Sedangkan sumber sekunder sebagian besar di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Monumen Pers, Perpustakaan Pusat
Universitas Sebelas Maret dan koleksi buku atau majalah pribadi serta perpustakaan lainnya.
C. Sumber Data
Sejumlah sumber yang tersedia pada dasarnya adalah data verbal, sehingga membuka kemungkinan bagi peneliti sejarah untuk memperoleh
pengetahuan tentang berbagai hal. Data sejarah berarti bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian dan pengkategorian. Adapun klasifikasi
sumber sejarah itu dapat dibedakan menurut bahannya, asal-usul atau urutan penyampaiannya, dan tujuan sumber itu dibuat. Sumber menurut bahannya dapat
dibagi menjadi dua yaitu tertulis dan tidak tertulis, sumber-sumber menurut penyampaiannya dapat dibedakan menjadi primer dan sekunder. Dudung
Abdurrahman, 1999: 31. Sumber data dalam penelitian historis dikelompokkan sebagai berikut :
a. Peninggalan material, antara lain berupa candi, piramid, fosil, monumen,
senjata, bangunan tempat tinggal, peralatan atau perlengkapan kehidupan, benda-benda budaya, tempat-tempat keramat dan lain-lain.
b. Peninggalan tertulis, antara lain berupa prasasti, relief, kitab, naskah-naskah
perjanjian, arsip negara dan lain-lain.
41
c. Peninggalan tak tertulis atau budaya antara lain cerita rakyat atau dongeng,
bahasa, adat-istiadat atau hukum, kepercayaan dan lain-lain. Hadari Nawawi, 1995: 79.
Secara garis besar sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu: dokumen, rekaman kuantitatif, rekaman oral lisan dan peninggalan-
peniggalan. Dokumen merupakan bahan tertulis dan bahan cetakan merupakan sesuatu yang paling umum digunakan sebagai sumber sejarah. Dokumen itu bisa
berupa buku harian, buku tahunan, surat kabar, majalah dan arsip. Tipe rekaman kuantitatif dikatakan bagian dari dokumen karena merupakan bagian dari suatu
rekaman atau data yang dapat dijadikan sebagai sumber. Sumber tertulis menurut Louis Gottshclak 1989: 35 berdasarkan urutan panyampaiannya, sumber tertulis
dibagi menjadi dua yakni sumber tertulis primer dan sumber tertulis sekunder. Sumber tertulis primer adalah hasil kesaksian dari seorang saksi yang dengan
panca indera yang lain atau dengan alat mekanis. Sedang sumber tertulis sekunder adalah hasil kesaksian dari orang yang tidak turut hadir pada peristiwa yang
diceritakan. Menurut Sumadi Suryabrata 1998: 17, penelitian historis tergantung
kepada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer, yaitu peneliti secara langsung melakukan observasi atau
penyaksian kejadian-kejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu
kali atau lebih lepas dari aslinya. Di antara kedua sumber tersebut, sumber primer dipandang memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama dan diberi prioritas
dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan berupa sumber tertulis
primer dan sumber tertulis sekunder. Sumber tertulis primer seperti; The Second Outline Perspective Plan 1991-2000
, koran dan majalah yang sejaman. Sedangkan sumber tertulis sekunder berupa buku-buku yang mempunyai relevansi
42
dengan tema penelitian. Buku-buku tersebut antara lain; Dilemma Melayu, The Malays Their Problems and Future, Penjajahan Malaysia Cabaran dan
Warisannya dan lain sebagainya.
D. Teknik Pengumpulan Data