Rencana Malaysia Kedua 1971-1975 New Economic Policy

66 Usaha mewujudkan perpaduan dan keutuhan rakyat maka pada tahun 1974 dibentuk Barisan Nasional Diane K. Mauzy, 1983: 48, yang merupakan koalisi dari 13 partai politik di mana salah satunya yang paling menonjol hingga saat ini adalah UMNO. Angkatan baru yang tidak ada hubungannya dengan UMNO tahun 1946 dibawa masuk untuk meneruskan perjuangan UMNO khususnya datuk Musa Hitam dan Mahathir Mohamad. Di zaman kepemimpinan Tun Razak ini keduanya duduk dalam kabinet, Mahathir menjadi menteri pendidikan serta Musa Hitam adalah menteri perindustrian Harold Crouch, Lee Kam Hing dan Michael Ong, 1980: 15. Dalam kepemimpinan Tun Razak pembangunan ekonomi di Malaysia dilanjutkan melalui Rencana Malasyia Kedua 1971-1975.

a. Rencana Malaysia Kedua 1971-1975

Formulasi dari rencana pembangunan ini amat dipengaruhi oleh terjadinya peristiwa rasial tahin 1969. Rencana ini merupakan upaya pemerintah untuk meninjau kembali perekonomian rakyat, akibatnya rencana ini lebih banyak mengutamakan pada distribusi pendapatan dan kekayaan. Bersamaan dengan itu dikeluarkan kebijakan ekonomi yang baru bagi Malaysia yang lebih dikenal dengan New Economic Policy NEP. R. S. Milne, 1986: 1364.

b. New Economic Policy

Kebijakan ekonomi baru bagi Malaysia mempunyai dua tujuan utama: 1 untuk menghapuskan kemiskinan dengan cara meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja bagi semua warganegara Malaysia tanpa memandang ras; 2 untuk mempercepat proses restrukturisasi masyarakat Malaysia guna memperbaiki ketidakseimbangan ekonomi sehingga tidak terdapat lagi pembedaan identifikasi menurut ras dalam fungsi ekonomi. Perubahan-perubahan ini direncanakan sebagai program jangka panjang lebih dari 20 tahun periode 1971-1990 dan pertama kali dibuat untuk 67 memformulasikan dan diimplementasikan selama periode ini. Strategi yang dilakukan pemerintah Malaysia dalam Rencana Malaysia kedua ini, berfokus pada dua masalah yaitu: memberantas kemiskinan dan restrukturisasi masyarakat. Berbeda dengan Rencana Malaysia pertama, pemerintah diharapkan lebih aktif dan langsung terjun dalam mengurangi ketidakseimbangan ekonomi di antara Melayu dan non-Melayu. Pembagunan lahan dengan partispasi Melayu dalam perdagangan dan binis terlihat dengan dibentuknya perusahaan-perusahaan bagi golongan Melayu dalam badan-badan resmi seperti Perbadanan Nasional Berhad PERNAS. Sritua Arief dan Raymond J. G. Wells, 1985: 48. Pada masa-masa sebelumnya program yang melibatkan Melayu di sektor pertanian modern terkonsentrasi pada penyediaan fasilitas pendidikan dan kredit. Program yang pasif ini gagal dan pemerintah saat ini memutuskan untuk berperan langsung secara aktif dalam program ini yaitu bahwa ada tahun 1990, 30 dari aktivitas perdagangan dan industri itu diharapkan ada dalam manajemen dan penguasaan Melayu. Bersamaan dengan berakhirnya pelaksanaan Rencana Malaysia Kedua, Tun Razak bercita-cita untuk mngemukakan diberlakukannya Rencana Malaysia Ketiga Sopiee Mohamed Noordin, 1976: 33. Namun sebelum hal in berhasil dilakukan pada tahun 1976 Tun Razak meninggal dunia dalam kedudukannya sebagai perdana menteri dan yang menjadi wakilnya adalah Tun Hussein Onn. Sehingga secara otomatis pada tanggal 15 Januari 1976 Tun Hussein Onn mengabil alih jabatan sebagai presiden UMNO keempat dan menjadi perdana menteri Malaysia ketiga setelah Tun Abdul Razak. J. Victor Morais, 1981: 33.

4. Masa Kepemimpinan Tun Hussein Onn 1976-1981