Ekonomi Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Penelitian Musyoka et al. 2014 dilakukan untuk menganalisis dampak kesejahteraan akibat pengurangan tarif impor biji-bijian di Kenya dengan menggunakan QUAIDS. Studi ini menemukan bahwa di perdesaan pangan yang bersifat elastis adalah pangan kelompok kacang-kacangan, susu, dan sorgum jawawut, sedangkan pangan kelompok daging termasuk barang inelastis. Adapun di daerah perkotaan pangan dengan elastisitas harga sendiri tinggi adalah pangan kelompok sorgum jawawut, susu, buah, dan gula. Peneliti menemukan bahwa rumah tangga di perkotaan dan perdesaan akan meningkatkan konsumsi gandum sebesar 1.04 persen dan daging sebesar 1.02 persen jika pengeluaran pangan meningkat sebesar 1.00 persen. Komoditas pangan lebih responsif terhadap harga sendiri own price elasticities daripada harga barang lain. Pengurangan tarif impor akan menguntungkan rumah tangga perkotaan, terutama bagi rumah tangga yang miskin. Rumah tangga miskin di perkotaan akan lebih diuntungkan daripada rumah tangga miskin di perdesaan, diduga diakibatkan tingkat partisipasi di pasar yang lebih tinggi. Pengurangan tarif impor jagung, gandum, dan beras tidak hanya meningkatkan konsumsi jenis biji-bijian tersebut, namun juga akan mengakibatkan peningkatan konsumsi daging dan ikan, serta buah-buahan dan sayur-sayuran, di segmen perdesaan dan perkotaan. Asikin et al. 2009 melakukan penelitian mengenai manfaat program bantuan langsung tunai terhadap ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kabupaten Karangasem dan Buleleng, Bali. Salah satu model yang digunakan oleh peneliti adalah model linear additif AIDS LAAIDS dengan menggunakan a second order Taylor approximation. Dalam penelitian ini peneliti hanya menerapkan restriksi adding up saja, sedangkan restriksi simetri dan homogenitas tidak diterapkan.

3. KERANGKA

PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan teori-teori yang digunakan dalam penelitian dan merupakan landasan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam dalam penelitian. Kerangka teoritis dalam penelitian ini terdiri yaitu Hukum Engel Hukum Bennet, Teori Permintaan Elastisitas Permintaan, dan Perilaku konsumen. 3.1.1 Hukum Engel Hukum Bennet Berdasarkan dua tulisan yang telah diterbitkannya pada tahun 1855 dan 1857, Engel menyimpulkan bahwa semakin miskin suatu keluarga, maka akan semakin besar proporsi total pengeluarannya yang digunakan untuk keperluan pangan provision of food. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai Hukum Engel Chakrabarty Hildenbrand 2009. Semakin kaya suatu rumah tangga, share pengeluaran mereka untuk pangan akan menurun hingga mencapai titik ‘jenuh’ setelah permintaan pangan hampir tidak responsif terhadap peningkatan pendapatan lagi Cirera Masset 2010. Engel menjelaskan bahwa hukum ini tidak sepenuhnya berlaku di setiap keadaan jika diaplikasikan pada satu rumah tangga, namun berlaku jika diaplikasikan pada kelompok rumah tangga Chakrabarty Hildenbrand 2009. Hukum Engel mengacu pada pendapatan atau total pengeluaran dan share anggaran untuk pangan food share pada rumah tangga yang berbeda dalam suatu populasi tertentu, pada suatu periode waktu tertentu dan tidak berubah berbeda pendapatan rumah tangga tertentu. Food share dapat didefinisikan sebagai pengeluaran konsumsi pada harga sekarang current prices untuk barang pangan dibagi dengan pendapatan, serta sebagai pengeluaran konsumsi untuk barang pangan dibagi dengan ‘total pengeluaran’, dimana ‘total pengeluaran’ didefinisikan sebagai pengeluaran pada suatu kelas besar konsumsi barang dan jasa Chakrabarty Hildenbrand 2009. Food share dapat digunakan sebagai indikasi tidak langsung dari kesejahteraan. Sehingga jika terdapat dua rumah tangga yang memiliki besaran food share sama maka harus memiliki tingkat pendapatan riil yang sama, terlepas dari perbedaan ukuran rumah tangganya Deaton Muellbauer 1983. Semakin kecil food share suatu rumah tangga maka menunjukkan semakin baik perekonomian rumah tangga tersebut, sebab jika terjadi kenaikan harga pangan rumah tangga tersebut tidak akan mengurangi atau menyubstitusi pangannya ke pangan yang kurang disukai barang inferior. Terdapat hukum ekonomi lain yang terkait dengan konsumsi pangan, yaitu Hukum Bennet. Hukum ini menyatakan bahwa semakin kaya suatu masyarakat, mereka akan mengubah pola konsumsi mereka, yang awalnya didominasi oleh simple starchy plant berubah menjadi lebih bervariasi, yaitu mengonsumsi sayuran, buah, produk susu, dan terutama daging 1 . Ilustrasi Hukum Bennet dapat dilihat pada Gambar 3. 1 Godfray HCJ. Food for Thought http:www.pnas.orgcontent1085019845.full diakses tanggal 07 Desember 2015.