Sumber: Penulis 2016
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat
rendah
Ketergantungan pada Beras
Diversifikasi Pangan
Berkaitan erat dengan Pendapatan dan Harga
Pangan Aspek Akses Pangan
Permasalahan Ekonomi: Harga beras tinggi
Inflasi oleh pangan tinggi Tingginya impor beras
sehingga menguras devisa Defisiensi mikronutrien
yang berdampak pada angkatan kerja dan
pembangunan ekonomi di masa depan
Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga di
Provinsi Jawa Barat Analisis Derajat
Diversifikasi Pangan Rumah Tangga di Provinsi Jawa
Barat
Analisis Pengaruh Perubahan Pendapatan dan Harga Pangan thdp
Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Barat
Analisis Pengaruh Pendapatan dan Harga Pangan thdp
Diversifikasi Pangan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Barat
Saran
4. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus yang menggunakan data Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data dilakukan di Badan Pusat Statistik BPS yang memiliki
data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2016.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini membutuhkan data sekunder berupa data cross section. Data sekunder yang dibutuhkan merupakan data SUSENAS Konsumsi dan Pengeluaran
2015. Data ini mencakup 22 847 rumah tangga di Provinsi Jawa Barat. Data-data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS.
SUSENAS merupakan kepanjangan dari survei sosial ekonomi nasional. Susenas merupakan kegiatan survei untuk mengumpulkan informasidata di bidang
kependudukan, kesehatan, pendidikan, Keluarga Berencana, perumahan, serta konsumsi dan pengeluaran. Susenas didesain memiliki tiga modul, yaitu Modul
KonsumsiPengeluaran Rumah Tangga, Modul Sosial, Budaya, dan Pendidikan, dan Modul Perumahan dan Kesehatan.
Sejak tahun 2011 pengumpulan data Susenas konsumsi pengeluaran rumah tangga dilaksanakan secara triwulan, namun mulai tahun 2015 pelaksanaan
pengumpulan data dilakukan dua kali setahun. Pengumpulan data tahun 2015 dilaksanakan pada bulan Maret untuk pengumpulan data kor dan konsumsi
pengeluaran rumah tangga, dan bulan September untuk pengumpulan data Modul dan konsumsi pengeluaran rumah tangga. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
data, khususnya mengenai angka tingkat kemiskinan, yang lebih akurat.
Besaran sampel Susenas dalam satu tahun kegiatan mencakup 300 000 rumah tangga yang tersebar di 34 provinsi dan 511 kabupatenkota di Indonesia. Data
konsumsipengeluaran yang dikumpulkan pada Susenas 2015 dibagi menjadi dua kelompok, yaitu konsumsi makanan dan bukan makanan. Terjadi perubahan jumlah
komoditas makanan, pada tahun 2014 berjumlah 215 komoditas berkurang menjadi 111 komoditas pada tahun 2015. Pengumpulan data tersebut masih mencakup data
banyak dan nilainya.
Terdapat beberapa keterbatasan dari data SUSENAS, yaitu tidak tersedianya data pendapatan rumah tangga dan harga pangan. Data pendapatan rumah tangga
didekati melalui data total pengeluaran rumah tangga SUSENAS, sedangkan data harga pangan didapatkan melalui pembagian antara pengeluaran pangan rumah
tangga untuk komoditas i dengan harga komoditas i tersebut. Adapun pemilihan jenis komoditas pangan yang digunakan sebagai variabel dilakukan berdasarkan
jenis pangan yang paling banyak dikonsumsi dari masing-masing kelompok pangan, yang didasari pada publikasi Pola Konsumsi Penduduk Jawa Barat Tahun
2012 yang disesuaikan dengan daftar kuesioner SUSENAS 2015.
4.3. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif. Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS 21, SASETS 9.1, dan Ms. Excel 2013. 4.3.1.
Analisis Pola Alokasi Pengeluaran Pangan Rumah Tangga
Pola alokasi pengeluaran pangan rumah tangga menggambarkan perilaku umum kelompok rumah tangga dengan
karakteristik tertentu dalam mendiversifikasi konsumsi pangan mereka. Analisis ini akan dilakukan secara
deskriptif. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai food share rumah tangga yaitu:
ℎ =
� �
........................................ . 4 Keterangan:
X
i
: total pengeluaran pangan rumah tangga sebulan EXP
i
: total pengeluaran rumah tangga sebulan Analisis akan dilakukan berdasarkan penggolongan tipe daerah dan
pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan. Tipe daerah adalah berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan. Penggolongan berdasarkan pengeluaran rumah
tangga per kapita dilakukan mengikuti penggolongan yang digunakan oleh BPS dan diberikan kode untuk memudahkan analisis, sebagai berikut:
Tabel 4 Kode golongan per kapita sebulan
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan Rupiah
Kode
100 000 - 149 999 G-1
150 000 - 199 999 G-2
200 000 - 299 999 G-3
300 000 - 499 999 G-4
500 000 - 749 999 G-5
750 000 - 999 999 G-6
1 000 000 dan lebih G-7
4.3.2. Analisis Derajat Diversifikasi Pangan Rumah Tangga
Diversifikasi pangan merupakan aspek kuantitatif penting terkait pangan. Evaluasi diversitas pangan rumah tangga diukur menggunakan Indeks Berry
Alexandri et al. 2015. Thiele Weiss 2013 menyebutkan meskipun terdapat beberapa index untuk mengukur variasi dalam konsumsi pangan, namun alternatif
yang paling tepat adalah indeks Berry. Indeks Berry dapat dirumuskan sebagai berikut:
� = − ∑
� =
....................................... . 5 Keterangan:
BI : Indeks Berry untuk rumah tangga i s
ij
: Share pengeluaran untuk produk j pada anggaran makan rumah tangga i