Ekonomi Diversifikasi Pangan PENDAHULUAN

3. KERANGKA

PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan teori-teori yang digunakan dalam penelitian dan merupakan landasan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam dalam penelitian. Kerangka teoritis dalam penelitian ini terdiri yaitu Hukum Engel Hukum Bennet, Teori Permintaan Elastisitas Permintaan, dan Perilaku konsumen. 3.1.1 Hukum Engel Hukum Bennet Berdasarkan dua tulisan yang telah diterbitkannya pada tahun 1855 dan 1857, Engel menyimpulkan bahwa semakin miskin suatu keluarga, maka akan semakin besar proporsi total pengeluarannya yang digunakan untuk keperluan pangan provision of food. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai Hukum Engel Chakrabarty Hildenbrand 2009. Semakin kaya suatu rumah tangga, share pengeluaran mereka untuk pangan akan menurun hingga mencapai titik ‘jenuh’ setelah permintaan pangan hampir tidak responsif terhadap peningkatan pendapatan lagi Cirera Masset 2010. Engel menjelaskan bahwa hukum ini tidak sepenuhnya berlaku di setiap keadaan jika diaplikasikan pada satu rumah tangga, namun berlaku jika diaplikasikan pada kelompok rumah tangga Chakrabarty Hildenbrand 2009. Hukum Engel mengacu pada pendapatan atau total pengeluaran dan share anggaran untuk pangan food share pada rumah tangga yang berbeda dalam suatu populasi tertentu, pada suatu periode waktu tertentu dan tidak berubah berbeda pendapatan rumah tangga tertentu. Food share dapat didefinisikan sebagai pengeluaran konsumsi pada harga sekarang current prices untuk barang pangan dibagi dengan pendapatan, serta sebagai pengeluaran konsumsi untuk barang pangan dibagi dengan ‘total pengeluaran’, dimana ‘total pengeluaran’ didefinisikan sebagai pengeluaran pada suatu kelas besar konsumsi barang dan jasa Chakrabarty Hildenbrand 2009. Food share dapat digunakan sebagai indikasi tidak langsung dari kesejahteraan. Sehingga jika terdapat dua rumah tangga yang memiliki besaran food share sama maka harus memiliki tingkat pendapatan riil yang sama, terlepas dari perbedaan ukuran rumah tangganya Deaton Muellbauer 1983. Semakin kecil food share suatu rumah tangga maka menunjukkan semakin baik perekonomian rumah tangga tersebut, sebab jika terjadi kenaikan harga pangan rumah tangga tersebut tidak akan mengurangi atau menyubstitusi pangannya ke pangan yang kurang disukai barang inferior. Terdapat hukum ekonomi lain yang terkait dengan konsumsi pangan, yaitu Hukum Bennet. Hukum ini menyatakan bahwa semakin kaya suatu masyarakat, mereka akan mengubah pola konsumsi mereka, yang awalnya didominasi oleh simple starchy plant berubah menjadi lebih bervariasi, yaitu mengonsumsi sayuran, buah, produk susu, dan terutama daging 1 . Ilustrasi Hukum Bennet dapat dilihat pada Gambar 3. 1 Godfray HCJ. Food for Thought http:www.pnas.orgcontent1085019845.full diakses tanggal 07 Desember 2015. Produk pangan yang secara proporsional konsumsinya meningkat lebih kecil daripada pendapatan disebut dengan “barang pokok”, sedangkan produk pangan yang secara proporsional konsumsinya meningkat lebih besar daripada pendapatan disebut “barang mewah”. Pada contoh rumah tangga, share pengeluaran pangan yang kecil untuk daging merupakan contoh dari perbedaan selera atau kemiskinan rumah tangga. Sehingga jika persentase share pengeluaran pangan untuk daging meningkat lebih besar daripada persentase peningkatan pendapatan, maka daging dapat dikategorikan sebagai barang mewah Cirera Masset 2010. Sumber: Cirera Masset 2010 Gambar 3. Ilustrasi Hukum Bennet Konsekuensi logis dari hukum Engel adalah bahwa elastisitas pendapatan dari permintaan untuk makanan-kurang dari satu rata-rata untuk masyarakat- kemungkinan akan relatif besar bagi konsumen berpenghasilan rendah dan menurun ke tingkat yang sangat kecil untuk konsumen berpenghasilan tinggi. Hukum Bennett menunjukkan bahwa pola tersebut akan lebih tajam untuk makanan pokok tepung karena dua alasan. Pertama, hukum Bennett mengacu sumber kalori, asupan yang dibatasi oleh psikologi manusia untuk tingkat aktivitas dan berat yang stabil tertentu. Kedua, hukum Bennett mencerminkan keinginan yang universal untuk variasi dalam diet dan protein berkualitas tinggi dan gula halus Timmer et al. 1983.

3.1.2 Teori Permintaan Elastisitas Permintaan

Fungsi permintaan Marshallian atau ordinary demand function menujukkan jumlah komoditas yang akan dibeli sebagai fungsi dari harga komoditas dan pendapatan konsumen. Ciri penting dari fungsi permintaan ini yaitu 1 permintaan untuk masing-masing komoditas merupakan fungsi nilai-tunggal dari harga dan pendapatan; dan 2 fungsi permintaan adalah homogen derajat nol pada harga dan pendapatan, yaitu jika semua harga dan pendapatan berubah dengan proporsi yang sama maka jumlah yang diminta akan tetaptidak berubah. Adapun fungsi permintaan konsumen dikompensasi fungsi permintaan Hicksian menunjukkan kuantitas komoditas yang dibeli sebagai fungsi dari harga komoditas di bawah kondisi kondisi meminimalkan pengeluarannya dan memenuhi tingkat utilitas tertentu Henderson Quandt 1980. Bentuk dari fungsi permintaan bergantung pada sifat fungsi utilitas konsumen. Umumnya diasumsikan bahwa kurva permintaan berkemiringan negatif: semakin rendah harga maka semakin tinggi barang yang diminta. Beberapa kasus tertentu hubungan yang sebaliknya dapat terjadi Henderson Quandt 1980. Elastisitas harga sendiri untuk permintaan Q 1 ε 11 didefinisikan sebagai laju proporsional dari perubahan q 1 dibagi dengan laju proporsional dari perubahan harga barang itu sendiri, dengan harga barang lain, p 2 , dan pendapatan y konstan Persamaan 1. Nilai elastisitas yang besar menunjukkan bahwa kuantitas barang tersebut secara proporsional sangat responsif pada perubahan harga. Komoditas yang memiliki elastisitas tinggi ε 11 -1 sering disebut dengan barang mewah, sementara komoditas dengan elastisitas rendah ε 11 -1 sering disebut dengan barang pokok. Elastisitas ε 11 bernilai negatif jika kurva permintaan yang digunakan downward sloping. Pengeluaran konsumen untuk Q 1 akan meningkat oleh p 1 jika ε 11 -1, tidak berubah jika ε 11 = -1, dan menurun jika ε 11 -1 Henderson Quandt 1980. � = � � � � = � � ………………….. 1 Elastisitas permintaan harga silang untuk ordinary demand function berhubungan dengan perubahan proporsi satu kuantitas barang terhadap perubahan proporsi harga barang lain Persamaan 2. Elastisitas harga silang dapat bernilai positif atau negatif. � = � � � � = � � ………………………….. 2 Adapun elastisitas pendapatan untuk ordinary demand function adalah perubahan proporsi dalam pembelian suatu komoditas secara relatif akibat peubahan proporsi pendapatan dengan harga konstan Persamaan 3. Elastisitas pendapatan dapat bernilai positif, negatif, atau nol, namun secara normal diasumsikan bernilai positif Henderson Quandt 1980. � = � � � � = �� , , � ………………………… 3

3.1.3 Perilaku Konsumen

Konsumen diasumsikan untuk memilih diantara alternatif yang tersedia sedemikian rupa sehingga kepuasan didapatkan dari mengonsumsi komoditas sebesar mungkin. Hal ini berimplikasi bahwa konsumen sadar adanya alternatif yang harus ia hadapi dan mampu untuk mengevaluasi alternatif tersebut. Semua informasi yang berkaitan dengan kepuasan konsumen yang berasal dari berbagai komoditas dimuat dalam fungsi utilitasnya. Postulat rasionalitas tersebut membutuhkan kemampuan konsumen untuk mengurutkan rank komoditas sesuai preferensinya dengan ukuran utilitas ordinal Henderson Quandt 1980. Pada kasus sederhana dimana konsumen hanya membeli dua komoditas, maka fungsi utilitas marjinalnya adalah: U = f q 1 , q 2 dimana q 1 dan q 2 adalah jumlah dari dua komoditas Q 1 dan Q 2 yang dikonsumsi. Diasumsikan f q 1 , q 2 kontinyu, memiliki turunan pertama dan kedua yang kontinyu, dan berbentuk fungsi strictly quasi-concave. Selain itu turunan parsial fungsi U strictly positive, sehingga konsumen akan selalu menginginkan lebih kedua komoditas tersebut Henderson Quandt 1980. Lokus kombinasi semua komoditas yang menunjukkan kepuasan konsumen yang sama membentuk kurva indiferens Gambar 4. Adapun peta indiferens adalah kumpulan kurva indiferens yang menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda Henderson Quandt 1980. Gambar 4 menggambarkan dua pilihan barang, yaitu pangan food dan non pangan nonfood. Teori konsumen mengasumsikan konsumen yang rasional akan selalu memilih bundle B daripada bundle A jika diberikan pilihan yang bebas dan tidak dibatasi, karena mengonsumsi lebih banyak lebih baik. Pada setiap ray meningkat dari titik asal, misalnya OAB, semakin jauh titik dari asal akan semakin disukai daripada poin yang lebih dekat ke titik asal. Sumber: Timmer et al. 1983 Gambar 4. Pilihan barang pangan dan non pangan bagi konsumen Pilihan yang tersedia bagi konsumen “didikte” oleh pendapatan konsumen – garis anggaran- dan harga barang yang tersedia untuk dibeli oleh konsumen. Jika konsumen menghabiskan semua pendapatannya untuk barang pangan dan non pangan, diasumsikan tabungan merupakan bagian non pangan, maka garis anggaran CD melewati titik A mencerminkan dua kendala yang berbeda bagi konsumen, yaitu total pendapatan yang tersedia dan harga relatif dari komoditas yang dapat diperjual-belikan. Garis CD adalah batas luar dari pilihan yang tersedia untuk konsumen tertentu dalam menghadapi harga relatif makanan untuk non makanan. Preferensi konsumen ditunjukkan dengan bentuk kurva indiferens. Untuk mencari tingkat kepuasan yang paling maksimal dari mengonsumsi barang pangan dan non pangan dengan kendala anggaran CD, konsumen akan mencari kemungkinan kurva indiferens yang paling tinggi. Kemungkinan kepuasan tertinggi konsumen ditunjukkan pada titik singgung, yaitu pada titik A Timmer et al. 1983. Peningkatan pendapatan konsumen secara alami dapat diperkirakan bahwa jumlah masing-masing barang yang dibeli akan meningkat pula. Berdasarkan besar proporsi perubahan permintaannya, q 1 y dan q 2 y jika bernilai positif ketika pendapatan meningkat menunjukkan bahwa q 1 dan q 2 merupakan barang normal. Sebaliknya, barang dengan nilai negatif merupakan barang inferior, yaitu untuk kenaikan dalam pendapatan dalam kisaran yang diperlihatkan maka jumlah barang yang dipilih berkurang Nicholson 1995. Pengaruh perubahan harga menyebabkan perubahan posisi batasan dan kemiringan garis anggaran. Selain itu perubahan harga juga akan menyebabkan perubahan marginal rate of substitution MRS. MRS menunjukkan tingkat dimana seorang individu akan rela melepaskan sejumlah tertentu dari satu barang q 2 jika ia dikompensasi dengan menerima satu unit tambahan untuk barang lainnya q 1 . Ketika harga berubah terjadi dua pengaruh yang berbeda, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Efek substitusi terjadi ketika konsumen mempertahankan pendapatan “riil” yaitu utilitas tetap konstan, sehingga pola konsumsi akan dialokasikan ulang untuk menyamakan MRS. Adapun efek pendapatan timbul karena perubahan harga mengubah pendapatan “rill” seseorang sehingga konsumen tersebut tidak akan tetap berada dalam kurva kepuasanindeferen yang semula. Jika q 1 merupakan barang normal konsumen akan meminta lebih banyak sebagai tanggapan terhadap peningkatan daya beli Nicholson 1995.

3.2. Kerangka Operasional

Dalam indeks ketahanan pangan global Indonesia merupakan ranking ke 74 dari 109 negara, dengan skor 46.7100. Skor tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih harus memperbaiki kondisi pangannya agar masyarakat makin tahan pangan. Salah satu indikasi ketahanan pangan rumah tangga adalah diversifikasi pangan. Salah satu yang memengaruhi diversifikasi pangan rumah tangga adalah pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga, maka semakin terdiversifikasi pangan yang dikonsumsi rumah tangga tersebut, dan sebaliknya rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah maka hanya akan mengonsumsi beberapa produk pangan tertentu saja. Diversifikasi pangan tidak hanya berkaitan dengan nutrisi rumah tangga, namun juga dengan pola konsumsi yang akan memengaruhi pemasaran dan pembangunan ekonomi, sehingga perlu dipelajari agar dapat dirumuskan kebijakan dan strategi yang tepat. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6. Jumlah q 2 Jumlah q 1 � U 2 U 1 Efek Substitusi Efek Pendapatan Peningkatan Total dalam q 1 Sumber: Nicholson 1995 Gambar 5 Efek pendapatan dan efek substitusi dari penurunan harga q 1