4 Analisa SWOT
i. Matriks EFE dan IFE
Dalam mengambil keputusan, matriks EFE digunakan untuk membantu pengambil keputusan meringkas dan mengevaluasi informasi
lingkungan eksternal perusahaan sedangkan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama yang
dihadapi perusahaan. Menurut David 1997, langkah-langkah yang diperlukan untuk
menyusun matriks EFE dan IFE adalah : i Membuat daftar faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap perusahaan. ii Memberikan pembobotan untuk setiap faktor yang menunjukkan
kepentingan relatif setiap faktor. Skala Pembobotan berkisar antara 0,0 tidak penting hingga 1,0 sangat penting.
iii Menentukan rating setiap faktor untuk menunjukkan keefektifan strategi perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Rating
tersebut adalah 1 lemah, 2 rataan, 3 di atas rataan dan 4 superior.
iv Menggandakan setiap rating dengan masing-masing bobot untuk setiap peubahnya.
v Menjumlahkan skor yang diperoleh yang menggambarkan total skor organisasi.
vi Total skor berkisar antara 1,0 – 4,0 dengan rataan 2,5. Total skor 4,0 menunjukkan organisasi merespon peluang maupun ancaman yang
dihadapinya dengan sangat baik. Sedangkan total skor 1,0 menunjukkan organisasi tidak dapat memanfaatkan peluang dan
mengatasi ancaman yang ada.
Tabel 1. Penilaian bobot faktor strategi eksternal perusahaan
Faktor Strategik Eksternal A
B C
D …. Total
A B
C D
…….. Total
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategi internal perusahaan
Faktor Strategik Internal A
B C
D …. Total
A B
C D
…….. Total
Tabel 3. Matriks EFE
Faktor Strategis Eksternal Bobot
a Rating
b Skor
axb
A. Peluang : 1.
2. .
Dst
Jumlah A
B. Ancaman : 1.
2. .
Dst
Jumlah B Total A+B
Tabel 4. Matriks IFE
Faktor Strategik Internal Bobot
Rating Skor
A. Kekuatan : 1.
2. .
dst
Jumlah A
B. Kelemahan : 1.
2. .
Dst
Jumlah B Total A+B
ii. Matriks Internal dan Eksternal IE
Matriks EFE dan IFE digunakan untuk mengumpulkan informasi pada tahap pemaduan. Matriks IE Gambar 3 didasarkan pada dua
dimensi, yaitu total skor EFE dan total skor IFE, yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu nilai 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah,
nilai 2,0-2,99 menunjukkan kondisi eksternal rataan dan nilai 3,0-4,0 menunjukkan kondisi eksternal yang kuat.
Daerah pada matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai implikasi strategi berbeda. Tiga daerah tersebut terdiri dari :
i. Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV termasuk dalam daerah grow and build. Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif,
misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan strategi integratif.
ii. Daerah 2 meliputi sel III, V, atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam
strategi ini adalah pengembangan produk dan penetrasi pasar.
iii. Daerah 3, meliputi sel VI, VIII, atau IX adalah daerah harvest dan divest.
iii. Matriks SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yang dapat dilihat pada Tabel 5.
I F E
Kuat Rataan
Lemah 4,0
3,0 2,0 1,0
Tinggi I II III
THE 3,0
E XTERNAL
F A
Sedang IV V VI
E VA
2,0
Rendah VII VIII IX
1,0 Gambar 3. Matriks IE Kotler, 2000
Tabel 5. Matriks SWOT Faktor Internal
Faktor eksternal
Kekuatan Strengths
Kelemahan Weaknesses
Peluang Opportunities
Strategi S-O: Menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk meraih keuntungan
dari peluang eksternal Strategi W-O :
Mengembangkan kelemahan internal
perusahaan dengan meraih keuntungan dari peluang
eksternal
Ancaman Threats
Strategi S-T : Menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk menghindari
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal
Strategi W-T : Mengarahkan taktik
bertahan untuk mengurangi kelemahan
internal perusahaan dan menghindari ancaman
lingkungan
Sumber : Pearce and Robinson, 1997
4. Aspek Kajian