Pengertian Value Faktor-Faktor Pembentuk Value

b. Weaknesses kelemahan adalah keterbatasan, toleransi ataupun cacat dari perusahaan yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. c. Opportunities peluang adalah situasi mendukung dalam suatu perusahaan yang digambarkan dari kecenderungan atau perubahan sejenis atau hal-hal yang memungkinkan organisasi untuk meningkatkan posisinya melalui kegiatan pemasaran sehingga mampu meningkatkan permintaan produkjasa. d. Threats ancaman adalah hambatan situasi yang tidak mendukung, kendala atau berbagai unsur eksternal lainnya dalam lingkungan perusahaan yang potensial merusak strategi yang telah disusun, sehingga menimbulkan permasalahan bagi perusahaan.

5. Penciptaan Value

a. Pengertian Value

Persaingan produk es krim memasuki era persaingan yang sangat ketat, hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk es krim dengan berbagai merk yang ditawarkan di pasar, dan untuk menguasai atau merebut pangsa pasar sebesar mungkin sangat tergantung pada bagaimana kemampuan dari perusahaan tersebut memberikan nilai manfaat yang lebih baik kepada pelanggan, dibanding perusahaan lainnya. Oleh karena itu, tidak heran kalau akhir-akhir ini perusahaan es krim begitu antusias dan berlomba-lomba untuk mempengaruhi benak pelanggan, dengan memoles atau mengemas produknya agar terlihat memiliki keunggulan atau nilai yang lebih baik di mata pelanggannya, dibanding produk yang sama dari perusahaan pesaing. Menurut Tunggal 2009, Value dalam makna persaingan adalah jumlah yang sedia dibayarkan pembeli untuk sesuatu yang diitawarkan perusahaan. Nilai diukur dengan pendapatan total, cerminan harga yang ditentukan perusahaan dan jumlah unit produk yang dapat dijualnya. Porter 1992 berpendapat bahwa Value dalam konteks pemasaran adalah selisih antara jumlah nilai bagi pelanggan nilai yang dinikmati pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan. Jumlah nilai bagi pelanggan adalah sekelompok keuntungan atau manfaat yang diharapkan pelanggan dari barang dan jasa tertentu.

b. Faktor-Faktor Pembentuk Value

Faktor utama dalam membentuk value adalah : 1 Marketing Mix 4P Marketing Mix mengacu pada paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran saling memuaskan dengan pasar yang dituju, sehingga dapat digunakan untuk merancang strategi produk pada setiap pasar sasaran Cravens, 2000; Lamb, dkk., 2001. Menurut Kotler dan Armstrong 1997, Marketing Mix atau bauran pemasaran adalah bauran dari empat jenis peubah atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yang terdiri dari peubah produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi atau yang lebih dikenal dengan istilah 4P Product, Price, Promotion dan Place. 4P merupakan salah satu faktor utama dalam membentuk value, artinya bagaimana kemampuan perusahaan dalam mengemas 4P tersebut sesuai dengan need, want dan expectation dari konsumen sehingga perusahaan mampu mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Rincian dari hal di atas sebagai berikut : i. Product Produk Produk adalah sesuatu yang ditawarkan yang dapat memenuhi harapan konsumen. Tjiptono 1999 mendefinisikan produk sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Peter dan Olson 2000 menjelaskan bahwa pengetahuan produk oleh konsumen dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pengetahuan tentang ciri atau karakteristik produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk, dan nilai yang akan dipuaskan oleh produk tersebut. Aktivitas pemasaran di bidang produk dapat berupa diversifikasi produk, penciptaan produk baru, penciptaan disain produk, pengemasan produk dan lain-lain. ii. Price Struktur Harga Menurut Lamb, dkk., 2001, harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen pembeli untuk mendapatkan suatu produk tertentu. Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya. Menurut Tjiptono 1999, strategi harga adalah satu-satunya strategi yang menghasilkan pendapatan langsung dari hasil penjualan suatu produk kepada konsumen. Walker, et.al., 2003 berpendapat bahwa dengan menerapkan kebijakan harga lebih rendah dibandingkan dengan pesaing dapat tercipta apabila perusahaan memiliki keunggulan bersaing pada biaya rendah low cost. Selain itu penetapan harga dan persaingan harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi oleh para eksekutif pemasaran Kotler, 2000. Aktivitas pemasaran dibidang harga dapat berupa penetapan harga produk, pemberian potongan harga, memprakarsai perubahan harga dan memodifikasi harga. iii. Promotion Strategi Promosi Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan setiap konsumen. Menurut Kotler 2000, promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengenalkan dan mengkomunikasikan produk yang dihasilkan kepada konsumen, membujuk dan mengingatkan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang dihasilkan. Sedangkan Cravens 2000 menjelaskan bahwa strategi promosi terdiri dari aktivitas penentuan 1 tujuan komunikasi, 2 peranan komponen-komponen pembentuk bauran promosi, 3 anggaran promosi dan 4 strategi setiap komponen bauran. Strategi pemasaran meliputi kegiatan periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas. Kegiatan periklanan dapat dilakukan dengan mengenalkan produk kepada konsumen melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan lain-lain. Kegiatan promosi penjualan dapat dilakukan dengan cara melakukan demonstrasi atau membagi-bagikan contoh produk kepada calon konsumen. Kegiatan personnal selling dapat dilakukan dengan cara direct selling, telephone selling, mail order atau door to door. Sedangkan kegiatan publisitas digunakan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen sehingga konsumen tertarik dengan produk yang dipasarkan, misalnya dengan mengikuti pameran, menyiarkan berita di surat kabar radio dan televisi. Dalam menetapkan kebijakan promosi, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan waktu yang tepat dalam penyampaian, menetapkan anggaran promosi, memilih media yang tepat dan mampu menetapkan tujuan komunikasi, sehingga dengan kegiatan promosi mampu meningkatkan pertumbuhan penjualan produk. Strategi pemasaran di bidang promosi sering dikenal dengan istilah promotional mix. iv. Place Saluran Distribusi Saluran distribusi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produk dapat dengan mudah diperoleh oleh konsumen. Produk yang sudah dikemas dengan baik, harus diikuti dengan sistem distribusi yang baik, agar produk tersebut benar-benar dapat dirasakan oleh konsumen memiliki keunggulan dibanding produk sejenis dari perusahaan pesaing. 2 Strategi STP Segmentation, Targeting and Positioning Kebutuhan dan keinginan setiap individu adalah berbeda satu sama lain unik. Majid 2008 menyatakan bahwa segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Manfaat dari segmentasi segmentation pasar bagi produsen adalah untuk mengetahui respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga produsen dapat mengalokasikan anggaran secara lebih tepat pada berbagai segmen. Setelah segmen pasar terbentuk, maka harus ditetapkan segmen mana yang akan dijadikan sebagai target market targeting. Dengan mengetahui target market maka strategi 4P yang dikembangkan akan lebih terfokus, dan produk yang ditawarkan akan memiliki posisi positioning yang jelas di benak konsumen Kasali, 1998. 3 Faktor penting lainnya yang harus diperhatikan dalam membentuk nilai bagi pelanggan adalah : i. Brand Equity Merk Penamaan merk produk yang kuat dan positif mengandung nilai kepercayaan dan akan tersimpan lama di benak konsumen. Lebih dari 50 keputusan pembelian dipengaruhi oleh merk. ii. Service Pelayanan Pelayanan yang memuaskan merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen dalam memilih produk, dan akan dirasakan konsumen ketika mereka mulai bertransaksi untuk membeli produk yang ditawarkan. Menurut Wilkie 1994, ada beberapa alternatif tindakan konsumen apabila merasa tidak puas, yaitu tidak melakukan pembelian ulang, berpindah pada merek lain, menceritakan kepada temankerabat dan komplain kepada penjual atau agen. iii. Process Proses Konsumen harus dapat merasakan bahwa apa yang dinikmatinya nilai adalah merupakan hasil dari suatu proses yang mampu menghasilkan mutu terbaik. Dalam implementasinya, faktor-faktor pembentuk nilai tersebut harus diselaraskan melalui analisa 4C Gambar 1, yaitu : i. Company Perusahaan Pemilik perusahaanpemegang saham, manajemen, pegawai, dan lain-lain merupakan salah satu lingkungan yang akan mempengaruhi faktor-faktor dalam pembentukan nilai tersebut di atas. ii. Customer Konsumen Harus terus digali dan diidentifikasi apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan. iii. Competitor Pesaing Tingkat aggressiveness pesaing dalam memasuki pasar dengan keunggulan- keunggulan yang ditawarkan. iv. Change Perubahan Perubahan yang begitu cepat dan sangat berpengaruh terhadap bisnis perusahaan, misalnya perubahan dibidang teknologi, lingkunganpasar dan kondisi ekonomi. Gambar 1. Strategi penciptaan value Soemantri, 2003 VALUE 1 Company 3 Competitor 2 Customer 4 Change Marketing Mix Segmentation Targeting Positioning Delivery Brand Equity Service Process

III. METODE KAJIAN

1. Kerangka Pemikiran Kajian

Dari skema kerangka pemikiran sebagaimana Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa proses kajian dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu kajian terhadap internal perusahaan dan kajian terhadap kondisi eksternal yang mempengaruhi atau berkaitan dengan kondisi perusahaan. Melalui kedua pendekatan tersebut diharapkan timbul suatu strategi yang mampu untuk menunjang keberhasilan perusahaan di bidang pemasarannya. Dalam melakukan suatu kajian terhadap strategi perusahaan di bidang pemasarannya, maka sebagai langkah awal harus mengetahui strategi atau sistem pemasaran yang sudah dan sedang dijalankan oleh perusahaan es krim Baltic saat ini existing condition. Dari kondisi perusahaan saat ini, maka akan digali permasalahan-permasalahan yang menjadi penyebab utama kurang berkembangnya sistem pemasaran yang ada. Hal ini dapat dilihat dari belum optimalnya pemakaian alat yang digunakan. Kajian terhadap permasalahan perusahaan di bidang pemasaran dilakukan melalui dua pendekatan, pertama melalui kajian kondisi dan permasalahan dari internal perusahaan, meliputi antara lain bagaimana kebijakan perusahaan di bidang Product, Price, Promotion dan Place 4P yang dilakukan saat ini, apakah perusahaan sudah mempunyai target market yang jelas atau apakah produk yang dihasilkan sudah dikenal dan diterima oleh pasar. Selanjutnya bagaimana budaya perusahaan tersebut dalam menunjang keberhasilan visimisi perusahaan mulai dari perencanaan, pengadaan bahan baku, proses produksi, sampai pada pemasarannya. Kedua melalui kajian eksternal perusahaan yang meliputi posisi pesaing di pasar, bagaimana perilaku dan tanggapan konsumen terhadap produk perusahaan maupun produk pesaing yang akan mempengaruhi perusahaan. Dari dua pendekatan tersebut di atas ditemukan formula yang terbaik untuk memberikan alternatif strategi bagi perusahaan es krim Baltic. Metode yang digunakan adalah pendekatan SWOT untuk melihat keseluruhan potensi yang ada,