Tamulawak Mahkota Dewa Tamulawak

4 persegi. Komoditi non rimpang seperti mengkudu, kejibeling, dan sambiloto juga mengalami penurunan luas panen, sedangkan yang mengalami peningkatan luas panen adalah kapulaga, mahakota dewa, lidah buaya, temukunci, laoslengkuas, temulawak, dan lempuyang. Perbandingan luas panen tanaman biofarmaka ini juga dapat dilihat perbandingan produksi pada tanaman biofarmaka. Perbandingan produksi tanaman biofarmaka untuk 15 komoditi utama tanaman biofarmaka dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan Produksi Tanaman Biofarmaka di Indonesia Tahun 2008 dan 2009 No. Komoditi Produksi kg Peningkatan Penurunan Tahun 2008 Tahun 2009 1. Jahe 154.963.886 122.181.084 -21,16 2. LaosLengkus 50.092.846 59.332.313 18,44 3. Kencur 38.531.160 43.635.311 13,25 4. Kunyit 111.258.884 124.047.450 11,49 5. Lempuyang 7.621.045 8.804.375 15,53

6. Tamulawak

23.740.105 36.826.340 55,12 7. Temuireng 8.817.235 7.584.022 -13,99 8. Temukunci 3.096.643 4.701.570 51,83 9. DringoDlingo 687.008 1.074.901 56,46 10. Kapulaga 21.230.881 25.178.901 18,60 11. MengkuduPace 16.306.163 16.267.057 -0,24

12. Mahkota Dewa

17.089.485 12.066.850 -29,39 13. Kaji Beling 1.202.453 943.721 -21,52 14. Sambiloto 7.716.432 4.334.768 -43,82 15. Lidah Buaya 2.903.138 5.884.352 102,69 Keterangan : Luas Panen mengkudu dan mahkota dewa dalam satuan pohon Sumber : Direktorat Jendral Holtikultura, 2010 Peningkatan luas panen pada beberapa tanaman biofarmaka juga diikuti dengan peningkatan produksi tanaman biofarmaka tersebut. Secara umum tanaman biofarmaka jenis rimpang mengalami peningkatan produksi sebesar 2,35 persen dari tahun 2009. Komoditi tanaman biofarmaka yang mengalami peningkatan diataranya mahkota dewa, lidah buaya, temulawak, temukunci, kapulaga, dan laoslengkuas. Namun ada beberapa tanaman biofarmaka jenis rimpang yang mengalami penurunan seperti jahe dan temuireng. Produktivitas tanaman biofarmaka mengalami fluktuatif produksi setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari total produksi per luas lahannya setiap 5 tahunnya. Tanamana biofarmaka jenis rimpangan umumnya mengalami peningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2009 kecuali temuireng dan temukunci mengalami penurunan produkstivitas. Tanaman biofarmaka jenis lainya yang mengalami peningkatan produktivitas adalah mengkudu, sambiloto dan lidah buaya. Produktivitas 15 tanaman biofarmaka dari tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produktivitas Tanaman Biofarmaka Indonesia pada Tahun 2008 dan 2009 No. Komoditi Produktivitas kgm 2 Tahun 2008 Tahun 2009 1. Jahe 1,78 1,78 2. LaosLengkus 2,13 2,49 3. Kencur 1,31 1,70 4. Kunyit 1,88 2,27 5. Lempuyang 1,54 1,61

6. Tamulawak

1,47 1,76 7. Temuireng 1,59 1,90 8. Temukunci 1,69 1,89 9. DringoDlingo 1,91 3,02 10. Kapulaga 7,86 1,34 11. MengkuduPace 16,56 23,36

12. Mahkota Dewa