Metode Pengambilan Data Metode Analisis

30 seperti Direktorat Jendral Holtikultura, Perpustakaan Pertanian, PSESK, dan Lembaga Studi Indonesia LSI.

4.3 Metode Pengambilan Data

Proses pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan diskusi secara tertutup dengan pihak manajer, pembimbing lapang dan tenaga kerja untuk analisis risiko dan analisis manajemen risiko kebun. Observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan pada kegiatan pasca panen tanaman obat pada kebun UKBB yang meliputi kegiatan panen, pencucian, penyortiran, pengeringan, dan penyimpanan. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko pada proses pasca panen serta pananggulan risiko yang dilakukan oleh kebun UKBB. Sumber data sekunder diperoleh dari pihak perusahaan dan kebun berupa informasi yang berupa data produksi, proses pasca panen dan data terkait yang mendukung penelitian.

4.4 Metode Analisis

4.4.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran pada fenomena-fenomena, menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang akan dipecahkan Nasir, 2005. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko dan untuk menganalisis manajemen risiko yang diterapkan oleh kebun UKBB. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan penilaian beberapa pengambil keputusan di kebun secara subjektif. Analisis deskriptif untuk menganalisis strategi manajemen risiko perusahaan dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan diskusi dengan manajer kebun serta tenaga kerja produksi khususnya yang menangani proses pasca panen tanamana obat. 31

4.4.2 Pengukuran Risiko

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh pelaku bisnis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kegiatan bisnis yang bersifat spesiaRismawatisasi tunggal dan bersifat diversifikasi portofolio. Dalam menjalankan kegiatan produksi, pelaku bisnis menghadapi produktivitas yang tinggi, rendah, dan normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat tiga kejadian yang dihadapi pelaku bisnis, kemudian dari kejadian-kejadian tersebut dihitung peluang kejadiannya. Pengukuran peluang pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Nilai peluang dapat dihitung dengan menggunakan rumus : P = ft Dimana : f = frekunsi kejadian kondisi tinggi, normal, dan rendah. t= periode waktu proses pasca panen pada masing-masing komoditi simplisia temulawak, simplisia pegagan, dan simplisia mahkota dewa. P = peluang. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Penyelesaian pengambilan keputusan dalam risiko dapat dilakukan dengan menghitung expected return, yaitu jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi peluang dari masing-masing kejadian. Rumus Expected return adalah sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995: Dimana : Ř = Besarnya return yang diharapkan dari setiap komoditi P ij = Peluang dari suatu kejadian R ij = Return produksi simplisia i = 1,2,3 1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa j = 1,2,3 1=kondisi tinggi, 2=kondisi normal, 3=kondisi rendah m = 12 observasi 32 Penilaian untuk kedua bisnis tersebut memiliki perbedaan, yaitu : 1 Penilaian Risiko pada Kegiatan Spesialisasi Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan deviation terhadap return dari suatu komoditi. Beberapa pengukuran yang dapat digunakan untuk pengukuran penyimpangan diantaranya adalah varian variance, standar deviasi standard deviation, dan koefisien varian coefficient variance. Ukuran- ukuran tersebut merupakan ukuran statistik. Menurut Elton dan Gruber 1995, penilaian risiko terhadap kegiatan spesialisasi adalah sebagai berikut :  Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadran dari return dengan Expected Return dikalikan dengan peluang setiap kejadian. Nilai variance dapat ditulis dengan rumus Elton dan Gruber, 1995: σ² = ∑piRi-Ři 2 Dimana : Dimana : σ 2 = Variance dari return komoditi p ij = Peluang suatu kejadian setiap bulannya R ij = Return pada masing-masing kejadian Ř i = Expected Return dari setiap komoditi i = 1,2,3 1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa j = 1,2,3 1=kondisi tinggi, 2=kondisi normal, 3=kondisi rendah Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variane maka semakin kecil penyimpangan sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan tersebut.  Standard Deviation Standard Deviation dapat diukur dari akar kuadran dari nilai variance. Risiko dalam penilaian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995: 33 Dimana : σ 2 = Variance atau penyimpangan dari masing-masing komoditi σ = Standars deviantion dari setiap komoditi i = 1,2,3 1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa  Coefficient Variation Coefficient Variation diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan expected return. Semakin kecil coefficient variation maka akan semakin tinggi risiko yang akan dihadapi. Rumus coefficient variation adalah Elton dan Gruber,1995: CV = σŘ i Dimana : CV = Coefficient variation dari setiap komoditi σ = Standard deviation dari setiap komoditi Ř i = Expected return dari setiap komoditi i = 1,2,3 1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa 2 Penilaian Risiko pada Kegiatan Diversifikasi Kegiatan usaha diversifikasi tidak terlepas dari risiko. Risiko yang dihadapi dalam usaha diversifikasi dinamakan risiko portofolio portofolio risk. Pengukuran untuk risiko portofolio dapat dilakukan dengan penggabungan variance dari beberapa kegiatan usaha. Jika investasi digunakan untuk dua komoditi maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995: Cavariance antara kedua aktiva i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Keterangan : σ 2 p =Variance portofolio untuk investasi dua simplisia yang digabungkan σ ij = Covariance antara investasi dua komoditi yang digabungkan k = Fraction portofolio pada investasi komoditi i simplisia temulawak 1-k = Fraction portofolio pada investasi komoditi j simplisia pegagan 34 ρ ij = Nilai koefisien korelasi diantara komoditi i dan j Nilai koefisien korelasi investasi komoditi diantara i dan j ρ ij mempunyai nilai maksimum positif satu +1 dan minimum negatif -1. Beberapa kemungkinan korelasi diantara dua komoditi diantaranya sebagai berikut : 1. Nilai koefisien korelasi positif satu +1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j selalu bergerak bersama-sama. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j selalu berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi sam dengan nol 0 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j tidak ada hubungan satu sam lain. 4. Nilai koefisien korelasi sama dengan 0,5 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j tidak ada hubungan sama sekali. Beberapa nilai koefisien korelasi tersebut dapat menunjukkan bagaimana risiko portofolio yang dihadapi dibandingkan dengan risiko masimg-masing komoditi atau spesialisasi. Jika terdapat tiga komoditi, yaitu komoditi 1, 2 dan 3 maka bobot untuk ketiga komoditi adalah wa, wb dan wc dengan jumlah ketiga bobot adalah satu wa+wb+wc = 1. Besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditi dapat dituliskan sebagai berikut Diether, 2009 : Erp = w 1 Era + w 2 Erb + w 3 Erc Dimana : Erp = Expected return gabungan ketiga investasi 1, 2 dan 3 W 1 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 1 W 2 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 2 W 3 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 3 Er 1 = Expected return dari investasi komoditi 1 Er 2 = Expected return dari investasi komoditi 2 Er 3 = Expected return dari investasi komoditi 3 i = 1,2,3 1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa Nilai variance gabungan ketiga komoditi dapat dituliskan sebagai berikut Diether 2009 : σ 2 r p = w 1 2 σ 2 r 1 + w 2 2 σ 2 r 2 + w 3 2 σ 2 r 3 + 2w 1 w 2 covar r 1 , r 2 + 2w 1 w 3 covar r 1 ,r 3 + 2w 2 w 3 covar r 2 , r 3 Dimana : σ 2 r p = Variance portofolio untuk investasi komoditi 1, 2 dan 3 35 σ 2 r 1 = Variance investasi komoditi 1 σ 2 r 2 = Variance investasi komoditi 2 σ 2 r 3 = Variance investasi komoditi 3 w 1 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 1 w 2 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 2 w 3 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 3 covar r 1 , r 2 = Covariance antara investasi 1 dan 2, diperoleh dengan rumus : ρ 12 σ 1 σ 2 dimana ρ 12 diasumsikan nilainya +1 covar r 1 , r 3 = Covariance antara investasi 1 dan 3, diperoleh dengan rumus : ρ 13 σ 1 σ 3 dimana ρ 13 diasumsikan nilainya +1 covar r 2 , r 3 = Covariance antara investasi 1 dan 3, diperoleh dengan rumus : ρ 23 σ 2 σ 3 dimana ρ 23 diasumsikan nilainya +1 σ 1 = Standar Deviation komoditi 1 σ 2 = Standar Deviation komoditi 2 σ 3 = Standar Deviation komoditi 3 i = 1,2,3 1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa Perhitungan fraction portofolio untuk diversifikasi tiga komoditi pada penelitian ini berdasarkan alokasi investasi kebun yaitu besarnya lahan yang digunakan untuk masing-masing komoditi yaitu temulawak, pegagan, dan mahkota dewa dengan total lahan 160 m 2 . Komposisi lahan untuk ketiga komoditi adalah 100 m 2 untuk komoditi temulawak, 60 m 2 untuk komoditi pegagan, dan 900 m 2 komoditi mahkota dewa. 36 V GAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA UKBB

5.1 Sejarah Perusahaan