25 prosedur, b mengembangkan sumber daya manusia, dan c memasang atau
memperbaiki fasilitas fisik. 2. Mitigasi
Startegi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko
yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi adalah sebagai berikut :
a Diversifikasi Diversifikasi adalah cara menempatkan komoditi atau harta dibeberapa
tempat sehingga jika salah satu terkena musibah maka tidak akan menghabiskan semua komoditi yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara
pengalihan risiko yang paling efektif dalam mengurangi dampak risiko. b Penggabungan
Penggabungan ini merupakan salah satu cara penanganan risiko yang dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan kegiatan penggabungan dengan
pihak perusahaan lain. Contoh strategi ini adalah perusahaan yang melakukan merger atau dengan melakukan akuisisi.
c Pengalihan risiko Pengalihan risiko transfer of risk merupakan cara penangan risiko
dengan mengalihkan dampak risiko ke pihak lain. Cara ini bertujuan untuk mengurangi kerugian yang dihadapi oelh perusahaan. Cara ini dapat dilakukan
melalui aruransi, leasing, autsourcing, dan hedging.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Usaha tanaman obat merupakan salah satu jenis usaha yang sangat berpotensi saat ini dan dimasa yang akan datang karena perubahan pola hidup
masyakat yang kembali alam back to nature, mengkonsumsi obat herbal yang minim efek samping dan lebih murah dari obat berbahan kimia. Hal ini dapat
dilihat dari meningkatnya permintaan dari dalam negeri maupun di luar negeri setiap tahunnya. Selain itu, meningkatnya jumlah industri yang mengolah
tanaman obat menjadi obat herbal atau jamu juga menjadi bukti bahwa usaha tanaman obat sangat memiliki peluang yang sangat besar.
26 Peluang usaha masih terbuka luas tersebut harus dihadapkan dengan
beberapa masalah dalam menjalankan usahanya. Salah satunya adalah risiko yang dihadapi oleh perusahaan agribisnis, terutama dalam proses pasca panen tanaman
obat atau yang sering disebut simplisia. Indikasi adanya risiko dalam proses pasca panen tanaman obat itu adalah faktor cuaca sinar matahari yang tidak menentu
sehingga proses pengeringan tidak maksimal dan tidak mampu standar yang diberikan oleh Badan POM yaitu simplisia yang layak digunakan adalah yang
memiliki kadar air dibawah 10 persen . Penyusutan untuk simplisia kering dari tanaman rimpang mencapai 18 dari total berat simplisia basah. Penyusutan
simplisia kering yang berasal dari tanaman daun dapat mencapai 19 dari total berat simplisia basah.
Selain itu, peralatan pencucian yang kurang memadai juga akan menimbulkan risiko. Salah satu peralatan pencucian yang digunakan adalah bak
pencucian yang digunakan sebanyak tiga buah. Pada kebun UKBB, bak pencucian yang digunakan hanya satu. Hal ini akan mennyebabkan hasil pencucian yang
kurang maksimal dan lama sehingga menyebabkan kandungan yang dibutuhkan dalam simplisia tersebut akan berkurang. Penyimpanan yang dilakukan terlalu
lama dan ruang penyimpana yang tidak memiliki pengaturan kelembaban ruangan, akan menyebabkan simplisia rusak seperti jamuran ataupun busuk.
Kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka UKBB merupakan salah satu kebun yang budidaya tanaman obat dan mengolah tanaman obat menjadi obat
herbal. Walaupun menghadapi permasalah dalam menjalankan usahanya, kebun UKBB masih tetap menjalankan usahanya khususnya penanganan pada saat
pengolahan pasca panen bahan baku obat herbal atau jamu pada Temulawak, Pegagan, dan Mahkota Dewa. Keadaan ini menjadi daya tarik sebagai
pembelajaran dalam manajemen risiko. Analisis risiko pasca panen ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pada tahap pertama dilakukan identifikasi
risiko apa saja yang dihadapi oleh perusahaan dalam proses pasca panen tanaman biofarmaka dan apa sumber risikonya.
Analisis selanjutnya adalah pengukuran terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Pengukuran risiko dilakukan pada kegiatan spesialisasi dan portofolio
pada simplisia temulawak, pegagan, dan mahkota dewa. Selanjutnya
27 mengidentifikasi strategi manajemen risiko yang dilakukan oleh kebun UKBB.
Analisis ini menggunakan analisis deskriptif melalui observasi, wawancara, dan diskusi dengan pihak perusahaan mengenai manajemen risiko yang dilaksanakan
oleh perusahaan. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3.
28
Keterangan : cakupan penelitian manajemen kebun UKBB Gambar 3.
Kerangka Pemikiran Operasional Pengolahan pascapanen bahan baku obat herbal pada
Kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka UKBB
Indikasi sumber risiko : Kondisi cuaca cahaya matahari
Proses pencucian Ketebalan perajangan
Proses penyimpanan Fluktuasi rendemen simplisia di
Kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka UKBB
Analisis kuantitatif : Identifikasi variance. Standar
deviation, coefficient variance
Strategi manajemen risiko kebun UKBB
Penilaian risiko kegiatan spesialisasi
Temulawak, Pegagan, dan Mahkota Dewa
Penilaian risiko pada kegiatan diversifikasi:
Temulawak dan Pegagan Temulawak dan Mahkota Dewa
Pegagan dan Mahkota Dewa
29
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian