Kesimpulan Saran Respons Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal 1775) terhadap Tingkat Kebusukan Umpan Keong Emas (Pomacea canaliculata Lamarck 1822)
Moosa MKM, Aswandy I, Kasry A. 1985. Kepiting Bakau Scylla serrata Forskal, 1775 dari Perairan Indonesia. Jakarta: LON-LIPI.
Mulya MB. 2000. Kelimpahan dan Distribusi Kepiting Bakau Scylla sp serta Keterkaitannya dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove di Suaka
Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut Provinsi Sumatera Utara [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 96
hlm.
Shivik JA. 2006. Are vulture birds, and do snakes have venom, because of macro- and microscavenger conflict? Bioscience 56: 819-823.
Sivasubramaniam K, Angell CA. 1992. A review of the culture, marketing, and resources of the mud crab Scylla serrata in the Bay of Bengal Region. Di
dalam: Angell CA, editor. The Mud Crab: Report of the Seminar on the Mud Crab Culture and Trade; Surat Thani, Thailand, Nov 5
– 8, 1991. Madras: Bay of Bengal Programme. hlm 5
– 12. Tiku M. 2004. Pengaruh Jenis Umpan dan Waktu Pengoperasian Bubu Lipat
terhadap Hasil Tangkapan Kepiting Bakau Scylla serrata di Kecamatan Kubu, Kabupaten Pontianak [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. 62 hlm.
Triputra D, Suardi ML, Yusparianto. 2008. Pengaruh Perbedaan Umpan dan Waktu Penangkapan Alat Tangkap Pintor terhadap Hasil Tangkapan
Kepiting Bakau di Perairan Desa Kampung Laut Propinsi Jambi. Jurnal Mangrove dan Pesisir Vol. VIII No. 32008: 29-45.
Warner GF. 1977. The Biology of Crabs. London: Elek Science Books. 200 hlm. Webley JAC. 2008. The ecology of the mud crab Scylla serrata: their
colonisation of estuaries and role as scavengers in ecosystem processes [disertasi]. Griffith School of Envirnment Science, Griffith University.
Weissburg MJ, Zimmerfaust RK. 2008. Odor plumes and how blue crabs use them in finding prey. J Exp Biol 197: 349-375.
Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN
A. Prosedur uji TPC
1. Peralatan a. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g;
b. Autoklaf; c. Inkubator 35
o
C ± 1
o
C; d. Anaerobic jar;
e. Cawan petri 15 mm x 90 mm; f. Botol pengencer 20 ml;
g. Alat penghitung koloni; h. Stomacher;
i. Batang gelas bengkok diameter 3 mm – 4 mm, dengan panjang
tangkai 15 cm – 20 cm;
j. Pipet gelas: 0,1 ml; 1 ml; 5 ml; dan 10 ml. 2. Media dan pereaksi
a. Plate Count Agar dibuat dari tryptone 5 g, yeast extract 22,5 g, dextrose 1 g, agar 15 g, aquades 1 l yang dipanaskan hingga
mendidih kemudian disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121
o
C; b. Larutan b
utterfield’s phosphate buffered; c. Gas pack dan indikator air anaerob.
3. Prosedur a. Timbang contoh secara aseptis sebanyak 25 g.
b. Tambahkan 225 ml larutan b utterfield’s phosphate buffered,
homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan pengenceran 10
-1
. c. Dengan menggunakan pipet steril, ambil 1 ml homogenat di atas
dan masukkan ke dalam 9 ml larutan b utterfield’s phosphate
buffered untuk mendapatkan pengenceran 10
-2
. d. Untuk pengenceran selanjutnya 10
-3
ambil 1 ml contoh dari pengenceran 10
-2
dan masukkan ke dalam 9 ml larutan b utterfield’s
phosphate buffered.
e. Hal yang sama dilakukan untuk pengenceran selanjutnya. Pada setiap pengenceran dilakukan pengosokan minimal 25 kali.
f. Pipet 1 ml dari setiap pengenceran dan masukkan ke dalam cawan petri steril. Lakukan duplo untuk setiap pengenceran.
g. Tambahkan 12 ml – 15 ml PCA yang sudah didinginkan dalam
waterbath hingga mencapai suhu 45
o
C ± 1
o
C ke dalam masing- masing cawan yang sudah berisi contoh. Supaya contoh dan media
PCA tercampur sempurna lakukan pemutaran cawan ke depan ke belakang dan ke kiri ke kanan.
h. Setelah agar menjadi padat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dalam posisi terbalik dalam inkubator selama 48 ± 2 jam pada suhu 35
o
C ± 1
o
C. i. Catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah total koloni.
Perhitungan Angka Lempeng Total sebagai berikut:
d n
n C
N
2 1
1 ,
1
Keterangan: N: jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per g;
ΣC: jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung; n
1
: jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung; n
2
: jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung; d: pengenceran pertama yang dihitung.
B. Prosedur uji TVBN
1. Peralatan a. Blender;
b. Buret; c. Corong gelas;
d. Erlenmeyer; e. Gelas piala;
f. Kertas saring kasar; g. Labu takar;
h. Seperangkat alat destilasi uap;
i. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 g. 2. Pereaksi
a. Asam perklorat 6; b. NaOH 20;
c. H
3
BO
4
3; d. Na
2
B
4
O
7
0,02 N; e. Silicon anti-foaming;
f. Indikator fenolftalein; g. Indikator tashiro;
h. Indikator metil merah. 3. Prosedur
a. Ekstraksi 1. Timbang 10 g contoh ± 0,1 g dengan menggunakan gelas piala;
2. Tambahkan 90 ml asam perklorat 6; 3. Homogenkan contoh dengan menggunakan homogenizer selama
2 menit; 4. Saring contoh dengan menggunakan kertas saring kasar.
b. Destilasi 1. Masukkan ekstrak sebanyak 50 ml ke tabung destilasi;
2. Tambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein. Tambahkan beberapa tetes silicon anti-foaming;
3. Pasangkan tabung destilasi pada peralatan destilasi uap. Tambahkan 10 ml NaOH 20 pada tahap ini campuran bersifat
basa yang ditandai dengan warna merah; 4. Siapkan penampung erlenmeyer yang berisi 100 ml H
3
BO
4
3 dan 3 tetes
– 5 tetes indikator tashiro; 5. Lakukan destilasi uap kurang lebih 10 menit sampai
memperoleh destilat 100 ml sehingga pada volume akhir terdapat kurang lebih 200 ml larutan berwarna hijau;
6. Lakukan destilasi larutan blanko dengan mengganti ekstrak contoh dengan 50 ml asam perklorat 6, pengerjaan selanjutnya
sama dengan contoh.
c. Titrasi 1. Lakukan titrasi terhadap destilat contoh dan blanko dengan
menggunakan larutan HCl 0,02 N; 2. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya kembali warna
ungu. d. Perhitungan
W N
V V
g mg
N TVB
b c
100 2
007 ,
14 100
Keterangan: V
c
: volume larutan HCl pada titrasi contoh; V
b
: volume larutan HCl pada titrasi blanko; N: normalitas larutan HCl;
W: berat contoh g; 14,007: berat atom nitrogen;
2: faktor pengenceran.
Lampiran 2 Score sheet organoleptic daging keong emas mentah
Deskripsi organoleptik Nilai
Bau Segar spesifik keong emas mentah
10 Basi
7 Sangat basi
5 Busuk
3 Sangat busuk
1 Kenampakan
Coklat cerah spesifik keong emas mentah 10
Coklat dan sebagian kehitaman 7
Kehitaman, masih ada kekuningan 5
Kehitaman 3
Sangat kehitaman 1
Tekstur Kenyal, liat, kompak
10 Sebagian masih kenyal, sebagian melunak
7 Lebih banyak bagian lunak, sedikit bagian yang kenyal
5 Lunak, kebanyakan hancur
3 Hancur menjadi cairan kental
1 Rerata
Total3
Lampiran 3 Uji t lebar karapas kepiting bakau uji
One-Sample Statistics
N Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
lebar 21
11.8238 .41461
.09048
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. 2-tailed Mean Difference 99 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper lebar
130.684 20
.000 11.82381
11.5664 12.0812
Kesimpulan: Lebar karapas kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99 tingkat kesalahan
1 adalah tidak berbeda nyata dengan 12 cm. Ini bisa dilihat dengan nilai t hitung sebesar 130,7; lebih besar dari nilai t tabel
0,012; 21-1
sebesar 2,845.
Lampiran 4 Uji t berat tubuh kepiting bakau uji
One-Sample Statistics
N Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
berat 21
3.4933E2 11.98054
2.61437
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. 2-tailed Mean Difference 99 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper berat
133.621 20
.000 349.33333
341.8946 356.7721
Kesimpulan: Berat tubuh kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99 tingkat kesalahan
1 adalah tidak berbeda nyata dengan 350 gram. Nilai t hitung untuk berat adalah 133,6, lebih besar dari nilai t tabel
0,012; 21-1
sebesar 2,845.
Lampiran 5 Nilai pH sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan
Ulangan ke- pH pada 5 umur simpan
U U
3
U
6
U
9
U
12
1 7,22 6,82 7,29 7,26 7,14
2 7,43 6,96 7,36 7,33 7,14
3 7,42 6,95 7,35 7,32 7,14
4 7,36 6,94 7,30 7,27 7,10
5 7,40 6,93 7,31 7,30 7,11
Rerata 7,37 6,92 7,32 7,30 7,13
SD 0,08 0,05 0,03 0,03 0,02
Keterangan: Metode uji: pH meter 220 Merk Corning
Lampiran 6 Nilai TVBN sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan mg100 gr sampel bahan umpan
Ulangan ke- TVBN mg100g pada 5 umur simpan
U U
3
U
6
U
9
U
12
1 16,0144 536,3973 883,1123
931,8942 1050,5823
2 16,0365 531,2085 891,1562 1014,9026 1128,1306
3 16,7801 533,8356 888,2124 1005,6533 1070,1672
4 16,6722 533,5217 890,4631
945,7321 1132,4862
5 16,1302 535,4019 884,1781
987,5014 1040,3040
Rerata 16,3267 534,0730 887,4244
977,1367 1084,3341
SD 0,3692
1,9833 3,6371
36,6743 43,3454
Keterangan: Metode uji: SNI 2354.8:2009
Lampiran 7 Uji homogenitas kadar TVBN sampel umpan keong emas
Descriptives
TVBN
N Mean
Std. Deviation Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound 5
16.3267 .36922
.16512 15.8682
16.7851 16.01
16.78 3
5 5.3407E2
1.98331 .88696
531.6104 536.5356
531.21 536.40
6 5
8.8742E2 3.63709
1.62656 882.9084
891.9405 883.11
891.16 9
5 9.7714E2
36.67431 16.40125
931.5996 1022.6739
931.89 1014.90
12 5
1.0843E3 43.34539
19.38465 1030.5136
1138.1545 1040.30
1132.49 Total
25 6.9986E2
397.17207 79.43441
535.9144 863.8035
16.01 1132.49
Test of Homogeneity of Variances
TVBN Levene Statistic
df1 df2
Sig. 21.817
4 20
.000
Kesimpulan: Hasil uji Homogenity-of-Variances Box menunjukkan nilai Sig. P-value sebesar
0,000. Ini mengindikasikan bahwa kita menolak H , berarti cukup bukti untuk
menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama homogenitas tidak terpenuhi.
Lampiran 8 Uji normalitas kadar TVBN sampel umpan keong emas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TVBN N
25 Normal Parameters
a
Mean 6.9986E2
Std. Deviation 3.97172E2
Most Extreme Differences Absolute
.278 Positive
.157 Negative
-.278 Kolmogorov-Smirnov Z
1.389 Asymp. Sig. 2-tailed
.042 a. Test distribution is Normal.
Kesimpulan: Data tidak menyebar secara normal karena nilai Sig. 0,042 0,05.
Lampiran 9 Uji Kruskal-Wallis kadar TVBN sampel umpan keong emas
Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation Minimum
Maximum TBVN
25 6.998590E
2 397.1720670
16.0144 1.1325E3
UmurSimpanUmpan 25
6.00 4.330
12
Ranks
UmurSi mpanU
mpan N
Mean Rank TBVN
5 3.00
3 5
8.00 6
5 13.00
9 5
18.00 12
5 23.00
Total 25
Kesimpulan: Nilai P-value sebesar 0,000 nilai kritis 0,05, karena itu hipotesis nol ditolak,
bahwa terdapat cukup bukti dimana terdapat perbedaan dari kelima umur simpan umpan terhadap TBVN.
Test Statistics