konsentrasi  tertentu,  metabolit  volatil  yang  dihasilkan  oleh  mikroba  dapat berperan untuk memberikan isyarat keberadaan bangkai kepada pemakan bangkai
Shivik  2006.    Sementara  itu  jika  digunakan  umpan  dengan  kadar  TVBN  yang lebih tinggi yaitu  977 mg100g umur simpan 9 hari atau 1.084 mg100g umur
simpan  12  hari  sebagai  pembanding,  umpan  tersebut  sudah  hancur  tekturnya. Dalam penelitian ini fokus hanya pada umpan padat karena percobaan dilakukan
dengan menggunakan media air.   Tekstur umpan  yang hancur  juga  menjadi  sulit digunakan  dalam  operasi  penangkapan  menggunakan  perangkap.    Meskipun
demikian,  penelitian  lanjutan  dengan  menggunakan  umpan  berkadar  TVBN  977 mg100g  umur  simpan  9  hari  atau  1.084  mg100g  umur  simpan  12  hari  yang
bentuknya  telah  berubah  menjadi  cair  dapat  dapat  dilakukan.    Penelitian  ini misalnya  dengan  menggunakan  umpan  yang  diolesi  cairan  tersebut  atau
menggunakan umpan padat yang bersifat menyerap cairan tersebut. Lokkeborg  1990  dalam  Ferno  1994  menyatakan  bahwa  asam  amino
merupakan attractant utama  yang menarik ikan pada perikanan long line dengan umpan  ikan  mackerel.    Perubahan  kuantitatif  akibat  pelepasan  attractant  dari
umpan memungkinkan terjadinya perubahan kualitas kimiawi  Daniel  dan Bayer 1987  dalam  Ferno  1994.    Aktivitas  mikroba  dan  degradasi  autolisis  jaringan
termasuk  dekarboksilase  asam  amino  dapat  menurunkan  ketertarikan  ikan terhadap umpan Lehninger 1975 dalam Ferno 1994.  Peningkatan kadar TVBN
akan  diikuti  oleh  peningkatan  kadar  asam  amino  bebas  free  amino  acidFAA Bolumar et al. 2001.
Peningkatan  kadar  TVBN  pada  umpan  keong  emas  akan  diikuti  dengan peningkatan  kadar  asam  amino  bebas.    Kepiting  bakau  diduga  lebih  tertarik
kepada  umpan  busuk  atau  umpan  berkadar  TVBN  tinggi  karena  dia  adalah scavenger.    Selain  itu,  jika  pola  ketertarikan  ikan  kepada  asam  amino    yang
dikandung umpan juga dijumpai pada kepiting bakau maka diduga dengan makin tingginya  FAA  pada  umpan  maka  ketertarikan  kepiting  bakau  juga  akan  makin
meningkat.  Respons yang tidak berbeda nyata diduga karena ketertarikan kepiting bakau  adalah  pada  kandungan  tertentu  komponen  penyusun  TVBN.    TVBN
tersusun  atas  ammonia,  dimetilamin,  dan  trimetilamin.    Pada  penelitian  ini  tidak dilakukan pemisahan ketiga komponen tersebut.  Jika ketertarikan kepiting bakau
hanya pada salah satu  komponen tersebut  maka  respons  kepiting  bakau terhadap TVBN menjadi tidak berbeda nyata.  Penelitian lanjutan dengan memisahkan tiga
komponen  TVBN  dan  mengujicobakannya  kepada  kepiting  bakau  perlu dilakukan.
Penentuan  jenis  asam  amino  bebas  yang  dihasilkan  umpan  keong  emas belum dilakukan pada penelitian ini.  Fujaya 2004 menyatakan bahwa ada jenis
asam  amino  yang  menurunkan  respons  makan  ikan.    Peningkatan  kadar  asam amino  bebas  yang  sejalan  dengan  peningkatan  kadar  TVBN    justru  dapat
memberikan  stimulus  yang  negatif  bagi  kepiting  bakau  jika  asam  amino  yang dihasilkan  adalah  yang  menurunkan  responsnya.    Penelitian  lanjutan  untuk
melihat  kadar  asam  amino  bebas  pada  umpan,  memisahkan  komponen- komponennya dan mengujicobakannya kepada kepiting bakau perlu dilakukan.
4.2.4 Pola dan Arah Gerakan Kepiting Bakau Menuju Umpan Keong Emas
Selain waktu dan kecepatannya yang berbeda-beda, gerakan kepiting bakau saat  mendekati  umpan  keong  emas  antar  perlakuan  dan  ulangan  menunjukkan
pola yang berbeda-beda. Tampak  bahwak  kepiting  bakau  menuju  umpan  keong  emas  tidak  dalam
pola  1  garis  lurus  dari  posisi  awal  tetapi  melalui  pola  acak  dan  tidak  teratur. Setelah umpan dimasukkan ke dalam kotak, kepiting juga tidak spontan mengejar
atau  bergerak  menuju  umpan  tetapi  bertahap  melewati  area-area  yang  dibagi dengan  wind  rose.    Melalui  beberapa  tahapan  pergerakan  kepiting  akhirnya
menyentuh umpan keong emas.  Pergerakannya khas yaitu pindah dari suatu titik ke titik lain kemudian berdiam diri untuk beberapa saat.  Area D adalah area yang
umumnya tidak digunakan kepiting bakau untuk  berdiam diri.   Kebanyakan pola menunjukkan  gerakan  kepiting  bakau  menuju  umpan  tersebut  melalui  rute  dekat
atau merapat dinding kotak. Jika  melihat  tiga  kelompok  pola  gerakan,  tampak  bahwa  pola  B  yaitu
gerakan deviasi ke kanan atau ke kiri dilanjutkan gerakan menuju ke arah umpan tanda  nol  dan  positif  adalah  paling  dominan.    Deviasi  ke  kanan  atau  ke  kiri
adalah  gerakan  menuju  dinding  kotak  percobaan.    Kepiting  bakau  tampaknya merasa aman untuk bergerak jika dekat dengan dinding.
Jika dikelompokkan berdasarkan umur simpan kadar TVBN, maka umpan umur  simpan  0  hari  memiliki  6  pola  gerak  B  dan  1  pola  gerak  A;  umpan  umur
simpan 3 hari memiliki 5 pola gerak B, 1 pola gerak A dan 1 pola gerak C; serta umpan umur simpan 6 hari memiliki 4 pola  gerak B, 2 pola  gerak A dan 1 pola
gerak  C.    Gerakan  menjauh  orientasi  negatif  hanya  terjadi  pada  umpan  umur simpan 3 dan 6 hari.
Dengan  bermacam  pola  yang  dapat  dikelompokkan  menjadi  tiga  golongan, semuanya  menunjukkan  bahwa  kepiting  bakau  menyentuh  umpan.    Ini
mengandung  arti  bahwa  stimulus  umpan  keong  emas  dapat  direspons  oleh kepiting  bakau  sehingga  mereka  bergerak  mendekat.    Hanya  saja  periode  yang
diperlukan untuk mendekat antar semua perlakuan adalah tidak berbeda nyata.
4.2.5 Strategi Penangkapan Kepiting Bakau
Meskipun  tidak  cukup  bukti  untuk  menyatakan  bahwa  perlakuan  nilai TVBN  yang  berbeda  berarti  menunjukkan  kualitas  umpan  yang  berbeda  akan
memberikan  respons  yang  berbeda  terhadap  feeding  behaviour  kepiting  bakau, kita  tidak  dapat  menyimpulkan  bahwa  kepiting  bakau  bukan  pemakan  bangkai.
Perlu penelitian lanjutan untuk melihat komponen TVBN dan FAA apa saja yang menarik respons kepiting bakau untuk mendekat.
Attractant  yang  efektif  dan  spesifik  untuk  species  tertentu,  dalam  hal  ini kepiting  bakau,  sangat  diperlukan  untuk  mendukung  operasi  penangkapan  yang
efektif,  efisien dan bertanggung jawab.  Jika penelitian lanjutan dapat  menjawab kandungan attractant apa pada umpan yang sangat menarik kepiting bakau tetapi
tidak  menarik  bagi  spesies  lain  maka  operasi  penangkapan  yang  selektif  dapat dilakukan.    Penangkapan  yang  selektif  terhadap  spesies  tertentu  adalah
prasyaratan operasi penangkapan yang bertanggung jawab. Jika attractant kepiting bakau tersebut  di  atas telah ditemukan dan terbukti
efektif  dan  efisien  untuk  menangkap  kepiting  bakau  maka  kita  dapat memprediksikan  waktu  operasi  penangkapan  bubu  untuk  kepiting  bakau  secara
lebih akurat. Melakukan  hauling  begitu  alat  tangkap  bubu  memerangkap  kepiting  bakau
adalah  penting.  Jika  bubu  sudah  memerangkap  kepiting  bakau  kemudian  masih
dibiarkan berada di dalam air maka akan terjadi dua kemungkinan. Yang pertama, mengingat hubungan antar kepiting bakau adalah unfriendly Warner 1977 maka
jika  ada  seekor  kepiting  bakau  telah  berada  di  dalam  bubu,  maka  kemungkinan kepiting  bakau  yang  lain  akan  menghindar  untuk  masuk  ke  dalam  bubu.    Yang
kedua,  kepiting  bakau  yang  telah  terperangkap  dapat  menjadi  sasaran  predator yang akan segera mendekat ke alat tangkap.
Meskipun  efisiensi  dan  efektivitas  penangkapan  penting,  operasi penangkapan  yang  bertanggung  jawab  adalah  persyaratan  mutlak.    Penangkapan
hanya dilakukan untuk spesies kepiting bakau  yang layak tangkap lebar karapas lebih  besar  daripada  12  cm.    Induk  kepiting  bakau  baik  jantan  atau  betina  juga
harus disisakan dari kegiatan penangkapan.  Dengan waktu operasi penangkapan yang  diprediksikan  dengan  tepat,  maka  prediksi  waktu  hauling  juga  akan  lebih
tepat.  Jika ada kepiting bakau  yang tidak layak tangkap dan atau induk kepiting bakau  masuk  ke  dalam  bubu  kemudian  kita  dapat  secepat  mungkin  melakukan
hauling dan kemudian melepaskannya, artinya kita telah menghindarkan kepiting bakau tersebut dari stres akibat terlalu lama di dalam alat tangkap.  Pengurangan
kadar stres dapat meningkatkan peluang kepiting bakau untuk bertahan hidup.
4.2.6 Rekomendasi Penelitian Lanjutan
Beberapa penelitian lanjutan yang perlu dilakukan antara lain: 1.
Penelitian  dengan  menggunakan  umpan  padat  yang  diolesi  umpan  cair berkadar TVBN lebih tinggi  atau menggunakan  umpan padat  yang bersifat
menyerap umpan cair tersebut. 2.
Penelitian untuk
memisahkan tiga
komponen TVBN
dan mengujicobakannya kepada kepiting bakau.
3. Penelitian untuk melihat kadar asam amino bebas pada umpan, memisahkan
komponen-komponennya dan mengujicobakannya kepada kepiting bakau.